Share

Bab 20: Titik Balik

Author: Resya
last update Last Updated: 2025-03-15 01:05:43

Mentari pagi menyusup lembut melalui jendela kamar Aisyah, mengiringinya menyiapkan hati untuk hari yang tak mudah. Ia sudah memutuskan untuk bertemu Farhan sekali lagi. Ada banyak hal yang ingin ia sampaikan-kekhawatirannya, harapannya, dan terutama batasan yang ingin ia tetapkan jika hubungan ini masih bisa diperjuangkan.

Di sisi lain kota, Farhan sudah bersiap sejak subuh. Pikirannya penuh dengan berbagai kemungkinan. Ia tahu, kali ini ia harus benar-benar jujur dan memberikan Aisyah semua alasan untuk mempercayainya. Tidak ada lagi ruang untuk kesalahan.

---

Di taman yang menjadi saksi pertemuan mereka selama ini, Aisyah tiba lebih awal dari biasanya. Ia duduk di bangku yang sama, mencoba menenangkan degup jantungnya. Ia menatap bunga-bunga yang bermekaran, seolah mencari jawaban atas keraguannya.

Tak lama, langkah Farhan terdengar mendekat. Ia membawa sebuah buku catatan kecil, tampak seperti benda yang sangat berarti baginya. Setelah menyap
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Proposal Cinta Sang Miliarder    Bab 138: Konsultasi

    Setelah Farhan pergi, Aisyah tetap terdiam di kursi ruang makan. Dingin pagi itu terasa semakin menusuk, meskipun matahari sudah mulai naik perlahan. Ia menatap kosong ke piring sarapan yang masih menyisakan nasi dan telur yang belum ia habiskan. Perasaannya campur aduk. Ada rasa bersalah, namun juga kekecewaan yang tak bisa ia abaikan."Aku cuma butuh dia ada," gumamnya pelan, hampir seperti berbicara pada dirinya sendiri.Tangannya menyentuh perutnya yang mulai membesar. Ada kehidupan di dalamnya, sebuah keajaiban yang seharusnya menjadi kebahagiaan. Tapi kenapa semuanya justru terasa begitu berat? Ia merasa sendirian, meskipun Farhan selalu berusaha meyakinkannya bahwa ia tidak sendiri.Tiba-tiba, ponselnya yang tergeletak di meja berbunyi. Layar menunjukkan nama Farhan. Aisyah menghela napas dan mengangkatnya tanpa semangat."Mas?" suaranya terdengar datar."Aisyah, aku baru selesai sama Arman. Aku pulang sekarang," suara Farhan terde

  • Proposal Cinta Sang Miliarder    Bab 137: Ketegangan yang terjadi

    Malam itu, setelah hari yang begitu panjang, Aisyah akhirnya bisa tidur lebih awal. Farhan duduk di sisi tempat tidur, memandangi wajah tenang istrinya yang terlelap. Ada rasa lega yang perlahan mengisi dadanya. Sudah beberapa hari ini Aisyah terlihat begitu gelisah, bahkan sulit tidur. Tapi malam ini, untuk pertama kalinya, ia bisa tidur lebih cepat.Namun, ketenangan itu tidak berlangsung lama.Di tengah malam, Aisyah terbangun mendadak. Napasnya terengah-engah, tangannya mencengkeram perutnya dengan panik. Matanya terbuka lebar, penuh ketakutan. Farhan yang baru saja memejamkan mata langsung tersentak bangun."Aisyah!" panggil Farhan sambil meraih bahu istrinya. "Kamu kenapa? Mimpi buruk lagi?"Aisyah menggeleng cepat, tapi air matanya sudah mengalir. "Mas ... aku nggak bisa ... nggak bisa tenang. Aku takut, Mas. Aku takut banget." Suaranya bergetar, penuh kepanikan yang sulit dijelaskan.Farhan menarik napas panjang, menenangkan dirinya dulu sebelum mencoba menenangkan Aisyah. Ia

  • Proposal Cinta Sang Miliarder    Bab 136: Bayangan Masa Lalu

    Farhan memijat pelipisnya, mencoba menjelaskan situasi tanpa terdengar terlalu khawatir. "Dia masih ... gitu, Man. Banyak kecemasan. Gue nggak tahu harus gimana lagi. Kayak semua yang gue lakuin nggak cukup buat bikin dia tenang."Arman terdiam sejenak sebelum menjawab. "Gue ngerti, Bang. Tapi lo juga harus sabar. Kehamilan tuh pasti bikin dia lebih sensitif. Lo ingat nggak dulu waktu Ibu hamil gue? Bapak juga sering cerita, Ibu jadi sering cemas. Apalagi Aisyah ini kehamilan pertama, kan?"Farhan terdiam. Ia ingat cerita itu. Tapi rasanya apa yang dialami Aisyah jauh lebih berat dari sekadar kehamilan biasa. Ia tahu ada sesuatu yang lebih dalam, sesuatu yang belum Aisyah ungkapkan."Tapi ini beda, Man," balas Farhan akhirnya. "Dia sampai nggak bisa tidur, nggak mau keluar rumah. Tiap hari cuma khawatir soal bayi. Gue takut dia terlalu stres.""Kalau gitu, lo harus ajak dia bicara lebih dalam, Bang. Mungkin ada sesuatu yang dia pendam. Kadang, kit

  • Proposal Cinta Sang Miliarder    Bab 135: Bayangan Kecemasan

    Aisyah duduk di sofa ruang tamu, kedua tangannya menggenggam erat secangkir teh hangat yang sudah mulai dingin. Pandangannya tidak fokus, terus tertuju pada jendela besar yang menghadap ke taman kecil di depan rumah. Di luar, hujan rintik-rintik membasahi dedaunan, menciptakan irama menenangkan. Tapi dalam hati Aisyah, tidak ada ketenangan. Hanya kecemasan yang terus merongrong pikirannya."Masih hujan, ya?" Suara Farhan memecah keheningan. Lelaki itu muncul dari dapur dengan segelas kopi di tangan, lalu duduk di sebelah Aisyah. Ia menatap istrinya, mencoba membaca ekspresi yang sejak beberapa hari terakhir terasa sulit ia pahami.Aisyah hanya mengangguk kecil tanpa menoleh. "Iya, Mas. Hujan," jawabnya singkat.Farhan menghela napas pelan. Ia tahu ada sesuatu yang tidak beres. Sejak kehamilan Aisyah memasuki trimester kedua, istrinya itu mulai berubah. Semakin sering termenung, memilih tinggal di rumah, dan kadang terlihat seperti orang yang sedang dihantu

  • Proposal Cinta Sang Miliarder    Bab 134: Awal yang Baru

    Aisyah memandang kotak kecil di tangannya dengan napas tertahan. Tangannya sedikit gemetar saat ia membukanya perlahan. Di dalamnya, ada alat tes kehamilan yang baru saja dia gunakan beberapa menit lalu. Farhan berdiri tak jauh darinya, menatap dengan campuran rasa khawatir dan harapan yang tadi sempat terlukis di matanya. "Aku lihat hasilnya, Mas?" tanya Aisyah dengan suara pelan, hampir seperti bisikan. Farhan mendekat, lalu duduk di sebelahnya. Dia meraih tangan Aisyah, menggenggamnya erat, seolah ingin memberikan kekuatan. "Bareng aja, Sayang. Kita lihat bareng." Aisyah mengangguk kecil. Ia menarik napas panjang dan berusaha menenangkan debaran jantungnya yang terasa semakin kencang. Dengan tangan yang masih bergetar, ia mengangkat alat tes kehamilan itu untuk melihat hasilnya. Dua garis merah. Mata Aisyah membelalak. Ia menatap alat itu, memastikan apa yang dilihatnya benar. "Mas ... ini ... dua garis,"

  • Proposal Cinta Sang Miliarder    Bab 133: Harapan Baru

    Matahari mulai memancarkan sinarnya, mengintip dari sela-sela tirai kamar. Suara burung di luar jendela terdengar ceria, seolah menyambut hari baru dengan semangat. Namun, di dalam kamar, suasana masih hening. Farhan membuka matanya perlahan, merasa berat untuk bangun dari kasur. Ia menoleh ke samping, melihat Aisyah yang masih terlelap. Wajah istrinya terlihat tenang, meski ada jejak kelelahan yang sulit disembunyikan. Farhan menarik napas panjang. Dalam hatinya, ia berjanji akan melakukan apa saja untuk membuat Aisyah bahagia. Ia tahu, perjalanan mereka tidak akan mudah. Namun, ia juga tahu bahwa cinta mereka lebih kuat dari segala rintangan. Sekitar setengah jam kemudian, Aisyah mulai menggeliat pelan. Matanya perlahan terbuka, dan ia tersenyum tipis saat melihat Farhan sudah bangun. "Mas, udah bangun duluan?" tanyanya dengan suara serak khas pagi. Farhan tersenyum balik. "Iya, aku nggak mau bangunin kamu. Kamu kelihatan capek semalam." Ais

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status