Share

Bab 10a

Aku hilir mudik menunggu Bang Rasya.

Ke mana dia pergi? Kampung ini kan bukan tempat tinggalnya. Mana pergi tak bilang-bilang pula.

"Cari siapa, Lina?" tanya bapak yang melihat kekhawatiranku.

"Bang Rasya. Ke mana, ya, kok lama perginya."

"Bapak lihat ngobrol sama Wisnu tadi. Mungkin masih di sana."

"Di mana, Pak?" Aku mengernyit tegang.

"Di rumah Shena."

Ya Allah. Aku duduk dan memegangi dada. Jangan sampai hal yang dulu kejadian lagi Ya Allah. Jangan. Sungguh aku tidak akan bisa hidup jika itu sampai terjadi dua kali.

Jantungku berdetak tak beraturan, telapak tangan mulai dingin.

"Lin, kamu kenapa pucat sekali?" Bapak langsung duduk menyentuh lenganku.

"Alina takut kejadian yang dulu terjadi lagi, Pak. Bang Rasya kenapa pergi ke rumah Shena?"

Bapak mengusap-usap punggungku. "Tenang, tenang, istighfar, Rasya ngobrol sama Wisnu di depan rumah sambil ngopi ... Tenang, istighfar, tidak akan terjadi apa-apa. Atau bapak suruh Rasya pulang?" Bapak memiringkan wajah demi melihat r
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status