Share

Membuang ludah di wajah Fatih

"Apaan ini, Fatih? Kenapa laporan yang kamu buat tidak sama dengan laporan yang saya terima dari sekertarismu lewat email?" tanya Pak Brata menatap penuh curiga.

Fatih terdiam, sesaat dia berpikir. 'Astaga, kenapa aku bisa lupa jika aku menggunakan uang kantor untuk membayar biaya pengobatan Mbak Sarah tempo hari,' gumam Fatih dalam hati.

"Ma-maaf, Pak. Tempo hari saya meminjam uang kantor untuk membayar biaya rumah sakit untuk Kakak saya, tapi Bapak tidak usah khawatir, uangnya akan saya ganti, Bapak bisa potong dari gaji saya," ucap Fatih menjelaskan.

Pak Brata menggelengkan kepala, kemudian menghempaskan bokongnya di kursi kebesarannya.

"Saya menyesal telah mengangkat kamu sebagai manager, Fatih! Ternyata selama ini saya salah memilih orang. Bisa hancur perusahaan saya jika kamu yang memimpin, kamu itu tidak bisa diandalkan," ucap Pak Brata dengan nada kecewa.

"Maafkan saya, Pak. Saya janji tidak akan melakukan ini lagi,"

"Cukup, Fatih. Saya tidak butuh janji kamu, yang saya butuh
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status