Home / Rumah Tangga / Pura-Pura Single / 5. Malam Penuh Kejutan

Share

5. Malam Penuh Kejutan

last update Last Updated: 2023-06-06 19:22:10

"Bi .. Bima?" Seketika ia menyesal setengah mati karena kebodohannya dengan terlalu menonjolkan diri.

Laki-laki itu mengangguk santai, mengedik ke arah Maudy yang begitu shock melihatnya di Singapura. "Bagaimana kau bisa ada di sini, hm?"

Maudy memikirkan banyak cara untuk menjawab pertanyaan Bima. Ia pun berpura-pura tidak terjadi hal apa pun selain hanya ingin pergi berlibur.

"Aku hanya ingin berlibur .. itu saja," pungkasnya singkat sambil berjalan keluar kafe diikuti oleh Bima.

"Lalu kenapa kau bisa berada di sini? Kau bukan sengaja mengikutiku kan, Tuan Bima?" Mata Maudy berusaha memberikan penekanan agar Bima tidak mencurigainya.

Sayang sekali yang di hadapinya adalah Bima, manusia yang hampir tak memiliki perasaan itu.

"Kau terlalu percaya diri, Maudy.” Laki-laki itu terkekeh pelan sebelum melanjutkan kalimatnya.” Aku hanya mengikuti naluriku, dan voila … aku menemukanmu."

Tanpa sadar keduanya telah berjalan menjauh dari keramaian. Maudy yang sadar ia telah terpancing masuk dalam perangkap Bima lantas buru-buru berpamitan. "Kalau begitu ... senang bertemu denganmu, Bima. Aku masih harus bertemu temanku. Semoga liburanmu menyenangkan."

Kenyataannya tidak semudah membalikan telapak tangan. Bima menghentikan Maudy dan mengunci pergerakannya dengan memeluknya.

"Bukankah kau terlalu terburu-buru?" bisik Bima tepat di telinga Maudy. "Siapa orang yang ingin kau temui itu? Seberapa penting dia buatmu?" lanjutnya.

Pertanyaan Bima seketika membuat Maudy mati kutu. Ia tidak tahu lagi harus menjawab apa. Sedikit saja salah menjawab, tamatlah riwayatnya. Untuk itu, hanya satu jawaban yang sekarang ia pikirkan … membuat laki-laki itu mendapatkan apa yang ia mau terlebih dahulu.

"Apa kau ingin menghabiskan waktu denganku?"

Bima mengangguk tanda setuju. “Kau memang gadis pintar, Maudy.”

**

Rumah bergaya modern classic itu langsung membuat Maudy terpesona, mengingatkannya pada rumah impian ia dan sang suami.

"Ini rumah keduaku. Bukan, tapi ketiga. Oh, atau keempat barangkali," ucap Bima sambil terkekeh.

'Kau cuma mau pamer saja kan, dasar cecunguk brengsek satu ini,' batin Maudy.

Namun yang terucap dari mulutnya hanyalah kebohongan untuk berpura-pura mengagumi semua yang dibicarakannya. "Rumah yang unik dan megah .. suatu saat aku juga ingin tinggal di rumah yang seperti ini."

"Nanti setelah kita menikah .. ini juga akan jadi rumahmu, jadi jangan khawatir Maudy!"

Mendengar perkataan Bima barusan membuat Maudy hampir tersedak. Ia hampir saja akan berkata kasar dan merutuk sebelum akal sehatnya kembali lagi menguasai dirinya.

Bagaimanapun juga, malam ini ia harus membuat Bima menceritakan banyak hal kepada Maudy agar segala informasi yang dibutuhkan dalam rencananya dapat berjalan lancar.

Sambil melihat Bima menyiapkan segelas cinnamon tea hangat, Maudy merasa jika di balik sifat brengsek dan kejamnya, ternyata Bima terlalu mudah untuk membuka diri pada orang baru seperti Maudy.

"Kau sudah lama bekerja untuk Sunday Media? Aku tahu jabatanmu sangat penting untuk perusahaanmu. Itu kenapa kau datang padaku begini kan?"

Dengan berpura-pura untuk malu-malu, Maudy hanya mengangguk merespons pertanyaan Bima. Ia ingin menggali informasi pribadi dari Bima.

"Kau .. pasti sudah bosan dengan taktik pasaran ini, kan? Sejujurnya aku memang mendekatimu untuk alasan bisnis tapi, secara pribadi aku juga seorang penggemar CEO Bimara Group sejak dulu."

Tak percaya dengan apa yang Maudy katakan, Bima langsung salah tingkah. Ia merasa sudah dipuji habis-habisan kali ini.

"Aku tidak menyangka jika kau mengagumiku, tapi tentu saja tidak semudah itu untuk mendapatkan perhatianku, bukan?"

Maudy tersenyum kikuk. Jauh di dalam hatinya ia ingin sekali meninju dan memaki-maki laki-laki brengsek yang ada di depannya ini.

"Ya, aku memang mengagumimu sejak masih kuliah. Dulu aku punya teman dekat yang juga mengagumimu. Jadi kurasa aku akan punya saingan yang berat, tapi ternyata dia tidak mendapatkan hasil sebaik aku."

Bima terlihat diam dan seperti sedang memikirkan sesuatu. Maudy terus memancingnya untuk bercerita lebih banyak lagi mengenai masalah pribadinya.

"Aku juga pernah menyukai perempuan yang sama dengan teman dekatku."

Maudy berusaha untuk menyembunyikan senyuman di wajahnya. Ia tahu ini akan berhasil.

"Wah .. perempuan itu pasti sangat beruntung ya? Aku jadi iri, siapa perempuan itu?"

Tanpa disangka reaksi Bima mendadak berubah. Ia seperti menahan amarah yang dalam saat Maudy berusaha untuk menanyakannya. Maudy berpikir setelah ini ia akan mendapat masalah besar.

"Ma- maaf .. jika ini menyinggungmu, aku tak bermaksud ..."

"Dia sudah mati! Ada yang membunuh perempuan yang sangat aku cintai itu. Dan ... dia adalah teman dekatku sendiri."

Jantung Maudy terasa tertumbuk. Ia hampir terlonjak kaget sebelum akhirnya ia menguasai dirinya lagi. Maudy teringat kembali jika suaminya dan Bima pernah menjalin hubungan pertemanan yang sangat dekat sewaktu kuliah. Ia juga tahu jika Bima selalu berusaha menjatuhkan suaminya untuk alasan yang rasanya tidak masuk akal.

'Apakah ini alasannya? Lalu siapa perempuan itu sebenarnya?' batin Maudy.

Melihat perubahan Bima yang begitu berbeda, Maudy perlahan mendekat. Ia berusaha menghibur Bima yang terlihat masih terpukul kala mengingat kenangan tentang ‘wanita’-nya itu.

“Maafkan aku, aku berjanji aku tidak akan menanyakan hal itu lagi.”

Namun keberuntungan tidak serta merta bersama Maudy. Sebuah amplop berwarna peach yang ia dapat dari novel suaminya itu terjatuh dari kantong bajunya.

Sial, Bima juga memergoki kertas tersebut. Laki-laki itu mengerutkan dahi dalam, dan menatap Maudy dengan tatapan mengintimidasi.

"Kertas apa ini?"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pura-Pura Single   28. Rahasia Bukan Rahasia

    Bredy langsung bergegas menyembunyikan dirinya di balik pilar-pilar besar gedung perusahaan itu. Dirinya bersembunyi dari Bima dan juga istrinya yang berurutan melewatinya keluar dari gedung perusahaan."Apa yang sebenarnya terjadi? Apa aku melewatkan sesuatu? Lalu hal apa yang tidak aku ketahui selama ini?" gumam Bredy sambil terus berpikir keras, "apa Nyonya Maudy menyembunyikan sesuatu yang tidak aku ketahui? Karen pun?" lanjutnya.Sambil terus menerka, Bredy melanjutkan perjalanannya menuju tempat tujuan pertamanya hari ini. Di balik dirinya terdapat banyak pertanyaan yang belum menemukan jawaban dan ia sadar harus segera menemukan jawaban itu secepatnya.**Suasana rumah kala itu seperti sedang berada di dua dunia yang berbeda. Baik itu Maudy maupun Arga, keduanya kini membawa suasananya masing-masing. Keduanya sibuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang selama ini membebani jiwanya."Si brengs*k itu bilang jika ada perempuan yang memiliki tahi lalat di perutnya dan Mau

  • Pura-Pura Single   27. Tahi Lalat

    Maudy tak bisa berkomentar apa-apa lagi. Dirinya sudah terlempar ke dalam kebingungannya sendiri."Ayo pulang."Ajakan dari suaminya hanya bisa ia setujui tanpa mengucap apa pun.Begitu juga saat sampai di rumah. Maudy terus diam tanpa bisa mengucap apa-apa.Tanpa disangka, Arga datang dari belakang dan langsung memeluk dirinya.Maudy merasakan tepat di samping telinganya, suaminya membisikkan sesuatu, "maafkan aku sayang, aku benar-benar hanya terlalu antusias. Aku janji tidak akan mengulanginya lagi, kau juga tak perlu khawatir. Dia tak mengatakan ancaman apa pun padaku."Maudy tahu betul jika perkataan suaminya hanya kebohongan yang dimaksudkan untuk menenangkan hatinya. Namun tetap saja jika dirinya terus merasa khawatir."Baiklah aku mengerti .. maafkan aku juga karena telah membatasi pergerakanmu. Aku hanya takut hal buruk akan menimpamu lagi sayang."Keduanya berpelukan dengan hangat. Namun tiba-tiba saja Maudy merasa jika dadanya kembali sesak, jantungnya berdebar tak menentu,

  • Pura-Pura Single   26. Arga vs Bima

    "Apa-apaan ruangan ini, bahkan masih sama seperti terakhir kali aku ke sini, tidak berubah sama sekali," batin laki-laki itu setelah memasuki ruang tunggu VIP untuk tamu perusahaan.Beberapa detik kemudian si laki-laki itu berjalan-jalan berkeliling ke seluruh bagian ruangan itu. Pada salah satu dinding terdapat foto masa kecil sang CEO, Arga bersama dengan teman masa kecil yang tak lain adalah si laki-laki itu sendiri."Ternyata kau masih menganggap aku sebagai temanmu? Hebat betul si sial*n ini!" gumam si laki-laki sambil setengah memukul tembok.**Mobil mewah yang dikendarai Bredy akhirnya sampai di gedung Argawica. Sambil mempersilakan sang CEO turun dari mobil dan memasuki gedungnya sendiri, Bredy melihat ke sekeliling untuk berjaga-jaga jika ada sesuatu yang menurutnya mencurigakan."Silakan turun Tuan," ucap Bredy.Keduanya masuk beriringan menuju gedung megah Argawica Group itu.Arga berjalan sambil mengamati sekeliling. Terlihat jika Arga baru memahami kenapa orang-orang ker

  • Pura-Pura Single   25. Biar Waktu yang Jelaskan

    Sudah lebih dari satu jam Maudy hanya mondar-mamdir di dalam ruang kerjanya. Setelah menyuruh suaminya agar tetap diam di rumah, Maudy tiba-tiba kepikiran sesuatu. Bagaimana jika si brengs*k itu datang menemui suaminya tanpa ia ketahui?Di tengah kebingungannya, ia dikejutkan oleh Karen yang tiba-tiba masuk tanpa permisi. Terlihat jelas wajah paniknya saat masuk ke dalam ruang kerja Maudy."Nyonya .. begini .. jadi ..," Karen menghentikan kalimatnya, mencoba untuk menenangkan dirinya lebih dulu."Ada apa Karen? Apa yang terjadi? Tenangkan dirimu lebih dulu, baru kau mulai bicara ya?"Karen mengangguk, namun Maudy tetap dapat merasakan kepanikan di wajah asistennya itu."Oke .. bisa kau jelaskan sekarang? Apa yang terjadi?"Sambil sesekali memegang dan meremas ujung bajunya, Karen akhirnya mengatakan sesuatu yang tidak Maudy duga, "Nyonya Maudy .. sekarang perusahaan kita sedang gawat, nilai saham turun dan para calon investor sepenuhnya tidak akan melanjutkan investasi ke perusahaan k

  • Pura-Pura Single   24. Kecurigaan Lain

    Maudy memasang wajah setenang mungkin walaupun di dalam dirinya jelas sangat panik dan gelisah."Tidak sayang .. aku tidak tahu itu bunga dari siapa .. karena bisa saja itu orang iseng," ucap Maudy berusaha sedantai mungkin.Sedangkan Arga yang percaya dengan Maudy langsung membuang bouquet itu ke dalam tempat sampah.Sambil mengikuti langkah suaminya masuk ke dalam rumah, Maudy diam-diam mengambil amplop yang ada di antara selipan bunga-bunga pada bouquet itu."Apa kau mau makan? Aku akan membuatkanmu makanan yang enak."Maudy melihat suaminya hanya menggeleng sambil berkata, "tidak usah sayang .. lagipula kau kan pasti lelah. Aku mau mempersiapkan diri untuk mulai bekerja besok. Kau juga istirahat saja."Maudy menelan ludah. Perasaan gelisah tidak dapat membohongi dirinya.Alih-alih melakukan sesuatu yang konyol guna meyakinkan suaminya agar percaya kepadanya, Maudy lebih memilih untuk diam dan tidak terlalu memikirkan hal itu.Di sisi lain, hal yang tidak diketahui oleh Maudy sedan

  • Pura-Pura Single   23. Fuchsia Bouquet

    Kepanikan Maudy semakin menjadi-jadi saat suaminya tiba-tiba berteriak seperti orang yang sangat ketakutan."Sayang tenangkan dirimu .. jangan takut ya? Aku ada di sini bersamamu."Dipeluknya tubuh gemetar suaminya dengan penuh kehangatan. Maudy bahkan merasakan detak jantung suaminya yang berdetak sangat cepat seperti sedang melakukan lomba lari."Tenangkan dirimu, ada aku di sini .. kau tak perlu takut ya?"Dalam kungkungan Maudy perlahan tangan Arga dengan cepat menunjuk ke arah jendela, "aku tidak mau ada benda itu di ruangan ini! Ayo kita pulang saja!" teriaknya.Maudy tidak ingin kegaduhan yang terjadi di dalam kamarnya sampai diketahui oleh orang lain. Salah satu cara yang harus ia lakukan adalah dengan membungkam suaminya agar percaya jika dirinya aman bersama Maudy.CUP.Sebuah kecupan ringan mendarat di bibir Arga. Perlahan kepanikan suaminya itu mereda.Maudy menatap kedua bola mata suaminya yang juga sedang menatapnya dengan sayu.Kecupan ringan itu merupakan obat untuk ke

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status