Home / Pendekar / Putra Langit Tak Tertandingi / Bab 73. Ibuku Sudah Tiada Sejak Aku Berusia Tiga Tahun.

Share

Bab 73. Ibuku Sudah Tiada Sejak Aku Berusia Tiga Tahun.

last update Last Updated: 2025-08-16 17:25:32

"Sebenarnya aku tidak sengaja melakukan kesalahan, ayah. Gadis yang di culik itu adalah Lu Qian, sementara temannya segera menghubungi master Lin Jia dan juga tunangan Lu Qian, sehingga mereka datang dan menghajar kami semua." Jelas San Ji yang kembali gemetaran saat membayangkan kejadian tadi siang itu.

"Lalu dimana master Bao Zhang dan yang lainnya?"

"Aku juga tidak tau ayah, yang aku tau, tunangan Lu Qian itu, menendang adik Master Bao Zang hingga tak sadarkan diri, hanya dengan satu tendangan dan hanya membutuhkan waktu beberapa detik saja. Setelahnya aku bahkan sempat melihat master Bao Zhang berlutut ketakutan di depannya, master Lin Jia juga terlihat begitu menghormati pria itu." Lanjut San Ji lagi.

"Siapa pria itu, bagaimana bisa dua orang ahli bela diri begitu hormat padanya?!" Kata Shang Guan sambil berpikir keras.

...

Dalam perjalanan ke keluarga Lin.

Tian Fan membawa serta Qi Jian dan Xiao Yu bersamanya, sementara Mei Ling dan Dan Ran berangkat dengan mobil Mei
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
makin seru
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Putra Langit Tak Tertandingi   Bab 247. Gelombang Dari Lembah Timur

    "Kakak Tian, kau sangat jahat... kau selalu saja menggoda kami." Lu Jiyi mencubit lembut pipi Tian Fan, yang tidak tertutupi topeng. Bai Hua hanya tersenyum, sementara Shen Yue menatap Tian Fan dengan malu. Dia yang sekarang sedang memakai pakaian Tian Fan bisa mencium sisa aroma tubuh Tian Fan pada pakaian itu, aroma yang mengingatkannya pada malam intimnya bersama Tian Fan. Dia merasakan seluruh tubuhnya panas, dan energinya mengalir cepat. "Kakak Tian, setelah kita kembali ke rumah aku akan berterima kasih dengan baik," ujar Shen Yue mencoba mencairkan suasana. Namun saat Lu Jiyi dan Bai Hua mendengarnya, mereka menampilkan ekspresi aneh. "Adik kedua puluh, tentu saja kita akan berterima kasih dengan baik. Kita juga akan bawa Kakak Zi Ning, kita akan buat Kakak Tian kelelahan," timpal Lu Jiyi yang selalu ceplas-ceplos. Menyadari sedikit kesalahan dalam kalimatnya, Shen Yue langsung kelabakan dengan wajah yang kembali memerah, begitu pula dengan Bai Hua yang masih malu-malu deng

  • Putra Langit Tak Tertandingi   Bab 246. Tiga Hukuman Surgawi

    Tiga hari telah berlalu sejak Tian Fan menutup diri di dalam ruang spasialnya. Api spiritual yang ia kendalikan kini padam perlahan, menyisakan aroma obat yang lembut namun pekat. Di hadapannya, lima butir pil berwarna biru kehijauan berputar pelan, mengeluarkan cahaya lembut seperti sinar bulan. “Pil pembersih roh... sempurna,” ucapnya perlahan sambil menutup wadah batu giok di hadapannya. Begitu ia melangkah keluar dari ruang spasial, udara di sekitar langsung terasa berbeda. Proses penyerapan energi spiritual benar-benar terjadi secara gila-gilaan. Tian Fan sangat puas dengan kecepatan mereka menarik energi spiritual dari pohon roh ungu tersebut. Dengan sabar Tian Fan menunggu, sampai kemudian dua belas hari berlalu. Tiga awan petir muncul di langit, pertanda tiga orang akan menerobos tingkat kultivasi ke ranah Langkah Langit dan mengundang Hukuman Surgawi. Tiga orang itu tentu saja ketiga istri Tian Fan. Sementara itu, Ling Wu baru berhasil menstabilkan kultivasinya di ranah T

  • Putra Langit Tak Tertandingi   Bab 245. Warisan Cahaya Abadi

    Setelah memasuki gua hingga bagian terdalam. Tian Fan mendapati sebuah ruangan yang sangat luas seperti kebun belakang sebuah rumah, energi disitu sangat pekat, bahkan hanya dengan berdiam diri disana Tian Fan merasakan energi sepiritual yang mengalir terus menerus ke dalam tubuhnya, terutama saat ia mendekati sebuah pohon besar yang akarnya menjuntai puluhan meter, batang pohon itu sendiri terlihat begitu besar dan tinggi, seolah-olah pohon itu menembus ruangan gua saking besar dan tingginya, namun tampaknya kebun itu adalah ruang rahasia lain yang tidak terbatas. Pohon itu memancarkan aura ungu pekat dan memberinya perasaan nyaman dalam jiwanya, karenanya Tian Fan dalam hatinya menyebut pohon itu dengan nama pohon roh ungu. Di bawah akar raksasa pohon roh ungu yang tumbuh menembus langit, ia merasakan sesuatu... aliran energi spiritual yang sangat murni, lembut, tapi kuat. Aura itu berdenyut seolah memanggilnya. “Tempat ini... warisan kuno,” gumamnya perlahan. Tian Fan segera

  • Putra Langit Tak Tertandingi   Bab 244. Keputusan Tian Fan

    Langit di atas Alam Rahasia Xuan Ting bergulung perlahan, membentuk pusaran cahaya yang menyebar di sepanjang lembah kristal. Ribuan pilar spiritual berpendar di tanah, menandakan betapa kunonya tempat itu. Setiap batu, setiap aliran udara, bahkan setiap percikan embun mengandung aura murni yang tak mungkin ada di dunia biasa. Tian Fan berdiri di tebing tertinggi, kedua tangannya bersedekap, menatap ke bawah pada para peserta yang mulai berkelompok. Wajahnya tenang... matanya memantulkan sinar keemasan dari formasi langit yang berputar. Ia tahu betul, pertempuran besar akan segera terjadi... tapi kali ini, ia tidak ingin turun tangan. "Aku ingin melihat... sampai di mana batas kemampuan mereka," ucapnya pelan. Suaranya nyaris tenggelam di antara desiran angin. Di bawah sana, Bai Hua dan Lu Jiyi telah bersiap. Shen Yue berdiri di samping Ling Wu, memperhatikan gerakan formasi energi yang terbuka di depan mereka. Tiga pintu bercahaya melayang di udara, menjadi jalan masuk ke tiga wi

  • Putra Langit Tak Tertandingi   Bab 243. Suasana Awal di Alam Rahasia Xuan Ting

    Kelompok Tian Fan melesat masuk ke dalam pusaran cahaya biru dari gerbang Alam Rahasia Xuan Ting. Begitu kaki mereka menjejak tanah, udara yang terasa di paru-paru berbeda... murni, segar, namun sarat energi yang berdenyut seakan hidup. Setiap napas terasa seperti memompa kekuatan ke dalam tubuh, dan aura spiritual di sekitar membuat semua anggota tim menegang penuh kewaspadaan. “Ini... indah sekali,” gumam Shen Yue, matanya menatap ke atas. Awan-awan biru muda melayang rendah di antara pepohonan bercahaya, sementara sungai kristal mengalir dengan gemericik yang menenangkan. Di kejauhan, Gunung Giok menjulang tinggi, berselimut kabut spiritual yang memantulkan sinar emas. “Tapi keindahan ini pasti menyimpan bahaya.” Lu Jiyi mencondongkan badan, menatap formasi alam yang tak biasa. “Aku sudah merasakan, energi di sini tidak stabil. Kita harus tetap waspada, bahkan saat hanya berjalan.” Bai Hua mengangguk. “Setiap tim harus membentuk formasi awal. Jangan sampai ada celah. Alam sepert

  • Putra Langit Tak Tertandingi   Bab 242. Gerbang Xuan Ting Terbuka, Babak Final dimulai

    Pagi itu, langit Kota Tianque berpendar lembut. Kabut spiritual perlahan tersingkir oleh sinar mentari keemasan yang jatuh di atas arena utama. Suasana yang semalam penuh sorakan kini berganti dengan ketenangan yang khidmat. Ribuan mata menatap ke arah panggung pusat, tempat juri agung berdiri bersama para tetua sekte besar. Di sisi barat arena, sebuah gerbang batu raksasa berukir naga dan burung phoenix perlahan terbuka, memancarkan cahaya putih kebiruan yang menjulang tinggi ke langit. “Dengan ini,” suara juri agung menggema, “kami umumkan dua puluh kelompok yang berhak memasuki Alam Rahasia Xuan Ting untuk menjalani babak final turnamen antar sekte dimensi tengah!” Suara sorakan bergema lagi, kali ini disertai aura antusias yang menekan dada. Nama-nama tim pemenang disebut satu per satu, hingga akhirnya tibalah giliran kelompok terakhir. “Tim nomor satu dari Aliansi Empat Sekte... dipimpin oleh Xiao Tian.” Seketika seluruh arena hening sejenak, sebelum kembali bergemuruh. Banya

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status