Home / Pendekar / Putra Langit Tak Tertandingi / Bab 9. Kakak Tian Kau Jahat Sekali, Kau Sengaja Menggodaku.

Share

Bab 9. Kakak Tian Kau Jahat Sekali, Kau Sengaja Menggodaku.

last update Last Updated: 2025-05-21 16:51:18

Jika seorang pria biasa bertemu mereka, setidaknya mereka harus menundukkan kepalanya.

Dan jika pria kaya yang bertemu mereka, setidaknya mereka harus siap dipermalukan jika mereka berani sembarangan mendekati para gadis itu.

Karenanya Luo Shi Su merasa tidak tertarik dengan perjodohan ini. Bukankah jika dia ingin menikah, dia hanya perlu berdiri di depan pintu, maka seluruh pria di kota Xia akan mengantri untuk menjadi suaminya?!

Jadi ia merasa perjodohan ini bukanlah hal yang perlu dilakukan, lagi pula pria yang akan dijodohkan dengannya tidak pernah terdengar nama dan reputasinya, jika ternyata pria itu hanya berpura-pura hebat, bukankah nantinya pria itu hanya akan menjadi benalu dalam hidupnya?!

Sebenarnya, Shi Su bukan lah gadis yang sombong. Dia hanya wanita yang realistis. Dengan kemampuannya, dia sama sekali belum pernah melihat ada pria yang begitu hebat, yang mampu menarik perhatiannya.

Karena itu, dia sama sekali tidak pernah Memiliki ketertarikan pada pria, meskipun banyak pria disekitarnya yang mencoba mendekatinya dan berusaha menarik perhatiannya, dia sama sekali tidak pernah menggubrisnya.

"Aku tidak mau tau, Kakek. Aku tidak ingin menikah sekarang, aku juga tidak ingin bertemu dengan pria itu." Ujar Shi Su berapi-api.

Luo Shen hanya bisa tersenyum pasrah mendengar perkataan cucu kesayangannya.

...

Di tempat lain di Pulau Lian Yu.

Empat orang tua itu sedang makan siang bersama namun tidak satupun dari mereka berempat yang tampak memiliki selera untuk makan. Bukan karena mereka merindukan Tian Fan, tapi karena mereka baru sadar jika tidak ada dari mereka yang bisa memasak makanan se-enak masakan Tian Fan.

"Sial, bocah itu baru pergi setengah hari, tapi rasanya sudah seperti 100 tahun." Yang berbicara adalah nenek Yu.

"Kau benar adik kedua, tampaknya bukan dia yang butuh pertolongan kita, tapi kitalah yang selalu bergantung pada bocah itu." Kata Shu Tian Dao, seraya tersenyum pahit.

...

Saat ini di Camp Militer kota Xia.

"Jendral Ni, kamu pergilah ke kediaman keluarga Ruo, kamu harus mengurus perjanjian kerja sama pendistribusian bahan obat untuk Camp Militer kita dengan Tuan Ruo Shin Chi, Tuan Shin Chi merupakan perwakilan perusahaan Ruo untuk kerja sama ini. Karena mereka mengirimkan petinggi keluarga mereka, jadi untuk menghormatinya kita tidak bisa hanya mengirim prajurit biasa untuk melakukan penandatanganan kontrak kerja sama ini." Ujar seorang pria yang sama ini." Ujar seorang pria yang mengenakan pakaian militer, dengan Lima bintang di Bahunya.

"Laksanakan Jendral!" Jawab seorang Gadis cantik yang juga menggunakan pakaian militer, hanya saja bintang di bahunya hanya ada tiga.

...

Kediaman keluarga Ruo.

Ruo Qi Jian sedang duduk di bangku taman, ia menyandarkan kepalanya di bahu pria tampan yang duduk disebelah nya. Siapa lagi kalau bukan Tian Fan.

"Kakak Tian, apakah penyakit ku benar-benar bisa disembuhkan?"

"Tentu saja, Nona Qi Jian tidak usah khawatir tentang itu."

Qi Jian lalu mengangkat kepalanya dan menatap Tian Fan, "Kakak Tian, bisakah kau jangan memanggil ku Nona lagi! Kita ini sekarang adalah tunangan. Panggil saja aku adik, atau apa pun yang kakak Tian suka, asal jangan Nona." Kata-katanya begitu tegas dan mantap, hanya saja rona merah di pipinya tidak bisa disembunyikan.

Tian Fan mengernyit, "Lalu Nona mau dipanggil apa?" Goda Tian Fan, sambil menyentuh hidung Qi Jian dengan ujung jarinya.

"Kakak tian kau jahat sekali, kau sengaja menggodaku." Kata Qi Jian dengan malu-malu, tapi didalam hatinya ia merasa sangat bahagia karena diperlakukan seperti itu oleh Tian Fan.

"Aku tidak sedang menggoda mu, aku akan memanggilmu adik Qi Jian tapi sebelum itu bisakah kau memberiku satu ciuman di sini." Kata Tian Fan kembali menggoda Qi Jian sambil menunjuk pipinya.

Bersambung. . .

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Putra Langit Tak Tertandingi   Bab 20. Bisakah Aku Juga Memintanya Sekarang?

    Padahal sejak tadi, ia memang memperhatikan Tian Fan dan Dan Ran, dengan sedikit rasa cemburu. "Tidak apa-apa, tidak penting kau melihat atau tidak. Karena kau sudah berani curiga dan menuduh ku, apa lagi kau ingin jadi yang pertama, maka malam ini aku akan penuhi keinginanmu." Goda Tian Fan. "Ja... jangan, jangan kakak Tian aku belum si..." Belum selesai kalimatnya terucap, bibir merah itu sudah dicium lagi. Kali ini, bahkan ciuman itu makin ganas sudah tidak selembut seperti sebelumnya. Qi Jian hanya bisa pasrah, bukan karena tidak punya tenaga untuk melawan, tapi gejolak dihatinya seakan menolak untuk melawan perlakuan Tian Fan padanya. la menutup kedua matanya dan menikmati apa yang dilakukan Tian Fan dengan suka rela, ia bahkan berinisiatif meremas rambut Tian Fan. la merasakan ada gerakan tangan masuk kedalam baju tidurnya, lalu tiba-diba ia melenguh saat tangan itu meremas lembut puncak bukit seputih salju yang ia punya. Saat itu ciuman mereka terlepas, lalu Tian Fa

  • Putra Langit Tak Tertandingi   Bab 19. Bukankah Menjadi Yang Pertama Melakukannya Dengan Mu Adalah Hak Ku?

    Sepuluh menit kemudian, Tian Fan sudah keluar dari tempat cuci piring. la hendak memapah Dan Ran untuk naik ke kamarnya. Siapa sangka, Dan Ran sangat kesulitan berjalan, akhirnya Tian Fan memutuskan untuk menggendong Dan Ran menuju kamarnya. Begitu tubuhnya di angkat, Dan Ran makin gugup, debaran jantungnya makin menderu seperti genderang perang, namun entah kenapa dalam hatinya hanya ada rasa nyaman. Bahkan sekarang ia sedikit bersyukur kakinya terluka, karena berkat itu dia bisa mendapatkan perlakuan spesial ini dari calon suaminya. Sesampainya di depan pintu, Tian Fan hendak menurunkan Dan Ran, namun Dan Ran dengan malu segera berkata, "Suami, bisakah kau gendong aku sampai di ranjang." Dalam hatinya, dia mengira Tian Fan tidak jadi melakukannya karena tidak tega melihat luka di kakinya, akhirnya dia berinisiatif menyerahkan dirinya. Tian Fan yang tidak merasa ada hal aneh, langsung membuka pintu dan mengantar Dan Ran ke ranjang lalu membaringkannya dengan lembut. Saat su

  • Putra Langit Tak Tertandingi   Bab 18. Suamiku Tolong Pelan-pelan.

    "Tentu saja, semua yang ada di meja ini, adalah sajian spesial untuk Adik manis, dan istri kecil ku. Kalian makan lah yang lahap." Perkataan Tian Fan, seketika memunculkan kembali rona merah di wajah dua gadis cantik itu. Dengan cepat, hidangan di atas meja telah berkurang setengahnya. Ini pertama kalinya nasu makan kedua gadis itu begitu besar, mereka mencicipi semua hidangan itu satu persatu. Sampai akhirnya isi piring terakhir pun telah habis. Tian Fan yang sudah selesai makan lebih dulu suda mengumpulkan piring kotor untuk di cuci, Dan Ran juga ikut berdiri dan membantu Tian Fan. Melihat itu Qi Jian juga hendak bangkit, tapi dengan cepat Dan Ran menghentikannya. Dan Ran berkata, "Kakak, biar aku saja yang membantu kakak suami, kakak naik dan istirahat saja. Kata Dan Ran dengan senyum manis. Qi Jian hanya mengangguk, lalu ia menatap kedua orang itu membawa semua piring kotor ke dapur. Setelah selesai ia lalu bangkit dan naik ke kamarnya untuk beristirahat. Sementara di

  • Putra Langit Tak Tertandingi   Bab 17. Sajian Spesial Untuk Adik Manis, Dan Istri Kecil Ku.

    Melihat senyum ceria masih tersungging di wajah cantik Qi Jian, ia pun menarik napas lega. "Tidak usah, mulai sekarang aku sendiri yang akan memasak untuk adik Qi jian cantik ku, dan istri kecil ku tersayang." Jawab Tian Fan gombal. "Kakak Tian, kau mulai menggoda lagi dasar jahat." Kata Qi Jian malu dan segera berlari ke kamarnya. Dan Ran juga merasakan panas di pipinya, ia hendak ikut kabur namun suara Tian Fan segera menghentikannya. "Istri, aku sudah melakukan tanda persetujuan pernikahan dengan kakak pertama mu, segera aku juga akan melakukannya dengan mu jadi bersiaplah." Yang Tian Fan maksud adalah penandatanganan perjanjian, yang menyatakan mereka telah setuju untuk menikah. Namun di otak Dan Ran justru muncul adegan-adegan liar yang membuat rona merah di wajahnya makin tampak jelas. la tak bisa lagi menahan rasa malunya, ia mengira Tian Fan sengaja menggoda dirinya. la berkata sambil berlari, "Kapan pun suami akan memintanya, saat itu aku akan siap." Katanya t

  • Putra Langit Tak Tertandingi   Bab 16. Mulai Sekarang Kita Adalah Keluarga.

    ... Lima belas menit kemudian Mobil Mercedes Benz G-Class berwarna hitam, terlihat memasuki pekarangan villa paling mewah di Ganbu Mountain Villa. Inilah Villa nomor satu, yang merupakan kediaman Dan Ran. Jika dilihat dari segi kekayaan dan strata ekonomi, meskipun keluarga ni tidak berasal dari kota Xia, namun bisa dikatakan, keluarga Ni masih punya pengaruh yang cukup besar di kota Xia ini. Dapat dilihat dari posisi Dan Ran, sebagai Jendral bintang tiga di usianya yang masih begitu muda. Meskipun karir militer Dan begitu muda. Meskipun karir militer Dan Ran cukup cemerlang, namun jika tidak di tunjang dengan latar belakang yang kuat, juga tidak akan mudah untuk berdiri di posisi ini. Setelah membuka pintu, Dan Ran mempersilahkan, Tian Fan dan Ruo Qi Jian untuk masuk kedalam Villa mewahnya itu. la tersenyum ramah dan berkata, "Kakak Ruo. Silahkan masuk, anggap saja rumah sendiri, mulai sekarang kita adalah saudara, jadi kakak tidak perlu sungkan pada ku, benar kan su...

  • Putra Langit Tak Tertandingi   Bab 15. Sudah Ku Bilang, Kau Itu Gadis Bodoh.

    "Oh, dimana Itu?" Tanya Tian Fan penasaran. "Villa Nomor 1 di Ganbu Mountain Villa Jawab Dan Ran. "Bukankah itu Villa paling mewah di kota Xia?" Mendengar pertanyaan Tian Fan, Dan Ran hanya mengangguk membenarkan. Setelah hening sesaat ia lalu berkata "Jika kau bersedia, kita akan pergi bersama ke sana. Tapi sebelum itu, aku harus bertemu dengan mertua pertamamu 'Tuan Ruo Shin Chi' untuk menandatangani kontrak kerja sama pendistribusian obat." Jelas Dan Ran. "Baiklah, aku ikut dengan mu." Jawab Tian Fan setelah berpikir sejenak. ... Rumah sakit Hua Medica di bagian Timur kota Xia. Dua gadis dengan kecantikan mendekati sempurna yang hampir tampa cela, duduk mengobrol di sebuah bangku taman. Orang yang tidak tau mungkin akan mengira dua bidadari telah turun dari kahyangan Dua gadis itu yang satu berpakaian putih dan rok pendek hitam, kaki panjangnya yang putih terlihat kontras dengan warna roknya. Satunya lagi mengenakan pakaian formal serta rok mini berwarna hitam,

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status