Bab 6Apa Bibi Tidur Sendirian? Makanan yang dibawa oleh Lerina telah habis tertuang, kemudian dia pergi kesudut tempat itu. Di situ ada kran kecil tempat untuk mencuci tangan juga mengisi wadah tampat air minum kucing. Lerina mengajak Sean untuk mencuci tangannya, setelah itu dia mengisi wadah tempat minum para kucing asuhannya itu.Bermula saat dia menyeberang jalan dan ada seekor kucing yang tertabrak. Sejak saat itulah dia ingin menyediakan tempat tinggal untuk kucing yang tidak memiliki tuan. Dia masih kuliah waktu itu, Lerina menyisihkan sedikit demi sedikit uangnya lalu menyewa lapangan futsal yang sudah tidak digunakan lagi. Dia menaruh kucingnya di situ, saat itu jumlahnya hanya lima ekor, kemudian seiring berjalannya waktu kucing itu bertambah, ada yang melahirkan dan banyak yang di antar oleh orang lain hingga kini kucing itu berjumlah kurang lebih seratus ekor.Lerina senang melakukannya, melihat kucing itu tumbuh sehat, dan teratur dia bahagia. Ada kepuasan di dirinya da
Bab 7Suruh Bibi Lerina MenemanikuLerina kini bisa bernapas lega setelah kepergian Tuan muda dan bosnya itu. Meski sedikit memaksa akhirnya bocah itu mau juga di ajak pulang, itupun dengan syarat dia harus ikut ke kantor besok. Han tidak punya pilihan lain dan terpaksa menyetujuinya. Lerina memasak mie instan untuk santap malamnya. Dia sudah sangat lapar tadi, namun menahan sampai ayah dan anak itu pulang. Sedang untuk memasak, butuh waktu yang lama dan perutnya sudah minta di isi. Lerina sudah menyelesaikan pekerjaan malamnya, dia akan beranjak tidur. Dia memang selalu mengatur waktunya sedemikian rupa agar bangun pagi tubuhnya selalu fit untuk beraktivitas.Di luar gedung apartemen, dua orang sedang menatap pada jendela yang menyala, dialah Selena Smith dan sahabatnya Marsya. Mereka berada di dalam mobil. Dia mencari informasi tentang Lerina, sepupu yang paling ia benci itu. Selena hanya tidak menyangka, wanita itu bisa menjadi sekretaris di Zoku Holding. Ternyata mereka melewat
Bab 8 Beraninya Kau Menampar BibikuRupanya Selena ikut bersama ayahnya, namun dia datang bukan untuk ikut membicarakan masalah kerja sama, melainkan untuk mencari Lerina. Dia ingin memberinya hinaan agar wanita itu enyah dari kantor ini. Selena tidak terima Lerina sebagai sekretaris Han Zoku.Saat Han menuruni gedung dengan lift pribadinya, Selena melihat tidak ada Lerina bersamanya. Dia kemudian naik dengan lift karyawan. Dia sudah bertanya pada resepsionis di lantai berapa ruangan Presdir Han Zoku berada. Selena keluar dari lift, dia mulai menyusuri jalannya. Kemudian dia melihat papan meja bertuliskan sekretaris. Selena tersenyum, "tidak sulit" gumamnya pelan. Dia menatap pintu Presdir Zoku Holding. Bila Lerina tidak ada di sini berarti dia di ruangan direktur. Seketika dia merasa marah. Beruntung sekali hidup Lerina bisa dekat dengan Presdir Zoku. Selena tidak akan membiarkan itu. Dia punya cara untuk menyingkirkan Lerina.Tanpa mengetuk dia langsung membuka pintu itu. Hal pert
Bab 9Good Job Daddy, Aku MenyayangimuSepulang dari kantor Zoku Holding. Selena meminta di antar ke rumah sakit, dia merasa tubuhnya sakit semua, terutama di bagian pinggang dan bokong.Ini semua karena perempuan murahan itu. Dia selalu memaki dalam hati.Selena turun dan papanya melanjutkan perjalanan menuju kantor mereka. Dia sedikit kesal tadi dengan Han Zoku, namun dia tidak berani melawannya. Tentu Han Zoku bukanlah tandingannya.Rupanya Han sudah tahu kalau perusahaan itu sebenarnya masih atas nama orang tua kandung Lerina dan hanya Lerina pemilik aslinya setelah keduanya meninggal.Robin hanya memakai surat kuasa yang ia palsukan sendiri. Dia hanya takut Lerina mengambil semua harta milik orang tuanya, untuk itulah dia mengusirnya dengan keji.Lerina baru saja keluar dari ruangan presdir meninggalkan kedua orang berbeda generasi itu di dalam. Dia, harus menyelesaikan pekerjaannya.Sebisa mungkin Lerina selalu menyelesaikannya sebelum pukul lima, dia tidak ingin lembur, dia haru
Bab 10Secangkir Kopi Sepertinya Lebih BaikDisinilah mereka, di mini market untuk berbelanja makanan kucing. Lerina tidak membawa trolli, dia hanya mengambil keranjang karena dia tidak belanja banyak.Tanpa diduganya Han Zoku pun ikut ke dalam dan mengekori mereka. "Sean, jangan yang itu, ini saja!" ucapnya. Sean mengambil makanan kucing yang paling mahal dari rak."Aku suka bungkusnya Bibi. Gambar kucing yang lucu," jawab Sean sambil memperlihatkan gambar di bungkus makanan itu pada Lerina. Kucingnya memang cantik, tapi harganya tidak sesuai dengan uang Lerina."Mmm, lain kali saja ya. Hari ini kucingnya akan makan yang ini saja." Lerina menaruh lagi makanan kucing yang di pegang Sean tadi kembali ketempatnya."Sudah, kita bayar sekarang!" ajak Lerina sambil berdiri."Baiklah!" Sean tidak menolak, dia mengekori Lerina di belakang. Mereka berjalan menuju kasir. Kasir langsung menghitungnya dan mengucapkan berapa nominalnya. Lerina merogoh tasnya untuk mengambil dompetnya."Sekalian
Apa Jabatanku Sudah Turun Sekarang? Pukul sepuluh malam Han Zoku dan putranya baru tiba di rumah mereka. Pagar telah terbuka dan Han Zoku memasukkan mobilnya langsung ke garasi. Dia membuka pintu mobil lalu menggendong putranya yang telah tertidur. Han berjalan perlahan dan pintu di buka dari dalam. "Luar biasa! Kau sangat luar biasa, membawa putramu bekerja lalu pulang setelah pukul sepuluh, apa kau pikir itu pantas untuk anak seusianya? Hah, aku benar-benar marah padamu!" Laura tidak bisa menahan untuk tidak mengatai putra sulungnya itu. Dia mendengar putranya itu telah sampai dan dia sengaja menunggunya di balik pintu. "Ibu, cucumu sedang tidur, biarkan aku membawanya ke kamar!" Han bahkan tidak sakit hati atas repetan ibunya. "Cepat bawa dia ke kamar, setelah itu kembali ke sini, aku ingin membicarakan hal penting denganmu!" kata Laura. Dia berencana akan mengatakan maksudnya malam ini juga. "Laura! Ckckck! Putramu baru saja kembali kau sudah tidak sabaran dengan rencanamu i
Cantik Lerina membersihkan semuanya termasuk dua figura yang berada di dinding, juga beberapa guci yang ada di ruangan itu. Dia sebenarnya kurang nyaman dan leluasa karena presdirnya tidak beranjak dari situ. Dia hanya terus memperhatikan Lerina. Lerina mengembuskan napas hingga pipinya menggelembung, dia kegerahan meski ruangan ini ber ac. Dia sedikit mengibaskan kemeja bagian dadanya. Han memperhatikan itu dalam diam, namun Lerina tidak menyadarinya. "Tuan, aku rasa sudah bersih semua. Aku permisi!" Lerina berlalu. Dia mengantar alat pelnya ke bawah, di mana biasanya petugas kebersihan menyimpannya. "A'aw!" Bella menyenggol lengan Lerina hingga dia terhuyung sedikit. Dia lagi! Batin Lerina. "Apa aku tidak salah lihat, seorang Lerina menjadi petugas kebersihan? Memang sih, pekerjaan ini lebih cocok untukmu!" Bella seperti biasa senang mencibir Lerina. "Bukan urusanmu Bella," balas Lerina. Dia yang tengah lelah sangat muak melihat wanita nyinyir ini. "Wow, kau sudah berani me
Bab 13 Presdir Han Zoku? Lerina tidak percaya, mau apa bosnya itu datang malam-malam begini. Lerina berlari ke kamar, menyambar cardigan miliknya lalu memakainya, dia mencepol rambutnya asal sehingga tidak rapi. Ceklek "Selamat malam Nona Smith!" ucap Han begitu pintu dibuka. "Malam Tuan!" "Boleh aku masuk?" ucap Han setelah beberapa detik mereka diam. Lerina sebenarnya tidak enak menerima tamu malam-malam, apa lagi seorang pria. Dia harus, menjaga kesucian tempat ini. "Hei!" Han menggoyangkan tangannya, di hadapan Lerina yang melamun. "Oh, i-iya, tentu saja. Silahkan masuk Tuan!" Tidak ada pilihan lain. Mengusirpun rasanya tidak mungkin. Han langsung duduk tanpa di persilahkan, "Lerina, aku akan menghadiri acara temu ramah para pengusaha malam ini," kata Han. Perasaan Lerina jadi tidak enak. Dia takut bosnya ini akan mengajaknya, sementara dia sudah ingin tidur. "Kau harus menemaniku malam ini!" Han memberi perintah di kata harus. "Harus?" "Hm, dan kau tidak bisa menolak