Beranda / Fantasi / Putri Bunga Bangkai / 3. Sumpah Raja Arsen

Share

3. Sumpah Raja Arsen

Penulis: Elpit
last update Terakhir Diperbarui: 2022-12-27 19:30:00

Rombongan raja Arsen memacu kuda dengan kecepatan penuh. Lokasi lembah Ilusi yang jauh dari negeri Putih membuat rombongan membutuhkan waktu yang cukup panjang, dan raja Arsen ingin sampai di lembah Ilusi sebelum matahari kembali terbenam. Menurut patih Rouvin, waktu yang memungkinkan raja Arsen bisa bertemu dengan ratu Penelope adalah saat-saat terbenamnya matahari.

Patih Rouvin bertanggung jawab penuh di kerajaan selama sang raja melakukan perjalanan bersama panglima Felix dan beberapa prajurit pilihan. Penasehat Evander bertugas mendampingi patih Rouvin dan diberikan tanggung jawab untuk memberikan keputusan jika terjadi sesuatu hal yang diluar dugaan. Dua orang kepercayaan raja Arsen itu tidak pernah mengecewakan.

"Panglima Felix, kau sudah memastikan perjalanan kita aman, bukan? Aku tidak mau terjadi hambatan yang berarti sehingga membuat perjalanan kita tertunda. Aku tidak bisa menunda sedetik pun untuk menyelamatkan putriku, kau paham!" seru sang raja di sela kegiatannya menunggang kuda yang dipacu dengan kecepatan penuh.

"Hamba sudah mengirim beberapa prajurit ke beberapa titik untuk mengamankan perjalanan kita, Paduka. Hamba sudah memastikan perjalanan kita aman," jawab panglima Felix yakin.

"Bagus! Kau tidak pernah mengecewakan aku, Panglima Felix!"

"Kepuasan Paduka adalah kewajiban hamba."

"Dengar, Panglima Felix, jika sesuatu terjadi maka kau harus pulang dengan selamat ke kerajaan untuk melapor pada patih Rouvin dan juga Plpenasehat Evander, kau ingat itu!"

"Tidak akan terjadi apapun pada Paduka Raja. Kita pergi bersama maka harus pulang bersama pula," sahut panglima Felix yang secara halus menolak perintah sang raja. Tentu saja ia tidak tega meninggalkan junjungannya seorang diri.

"Ini perintah! Tidak ada diskusi, mengerti!" titah sang raja begitu tegas sehingga tak terbantahkan.

"Baik, Paduka!" Panglima Felix tak bisa berkata-kata selain mengiyakan perintah sang junjungan.

"Percepat pergerakan! Sebentar lagi sang surya akan kembali ke peraduan." Raja Arsen memberikan aba-aba dan semua rombongan kompak memacu kuda agar bergerak lebih cepat lagi.

***

Warna keemasan matahari di ufuk barat memberikan satu kehangatan. Rombongan raja Arsen telah tiba di lembah Ilusi dan kini mereka tengah menunggu saat-saat bangsa unicorn menampakkan diri, sebelum kembalinya sang surya ke peraduan kemudian digantikan oleh sang bulan.

Raja Arsen telah melakukan meditasi di posisinya, posisi di mana kala itu ia berdiri ketika ratu Penelope memberikan kutukan padanya, sedangkan Panglima Felix dan rombongannya mengawasi dari kejauhan.

Harum semerbak menelusup ke indera penciuman sang raja negeri Putih. Menurut informasi yang diberikan penasehat Evander, aroma seperti itu adalah pertanda kedatangan bangsa unicorn. Raja Arsen telah mempersiapkan diri untuk menghadap ratu Penelope dan ia akan berusaha meminta pengampunan kepada bangsa yang suci itu, agar ratu Penelope bersedia mencabut kutukan yang diderita putri Aludra.

"Sepertinya kita memiliki seorang tamu terhormat, Raja." Ratu Penelope yang menyadari keberadaan raja Arsen, bicara demikian pada sang raja.

"Sebaiknya kita temui Raja Arsen, Ratuku," sahut raja Eros.

Ratu Penelope mengangguk setuju. Perlahan mereka mulai menampakkan diri di hadapan raja Arsen, disusul para pengawal yang juga ikut menampakkan diri atas izin raja Eros.

Ya, bangsa unicorn adalah bangsa yang suci. Mereka tidak mudah untuk ditemui dan mereka juga tidak akan menampakkan diri di depan sembarang orang. Jika sekarang mereka menampakkan diri di depan raja Arsen maka mereka memang menginginkan dirinya dilihat oleh raja Arsen.

"Sebuah kehormatan raja dari negeri Putih singgah ke wilayah kami. Selamat datang, Raja Arsen." Raja Eros menyambut kedatangan raja Arsen dengan ramah.

"Terimalah salah hormatku, Raja Eros, Ratu Penelope." Raja Arsen menjura hormat.

"Tidak perlu sungkan, Raja Arsen," balas raja Eros. "Jika aku perhatikan sepertinya kau sedang gelisah. Apa yang membuatmu begitu gelisah, Raja Arsen?" lanjutnya.

"Aku memang sedang gelisah, Raja, dan aku sangat membutuhkan pertolongan kalian, terutama pertolongan ratu Penelope."

"Apa yang bisa aku lakukan untuk menolongmu, Raja Arsen?" tanya ratu Penelope tanpa basa-basi.

"Mohon ampuni dosaku dan hapuskan kutukan yang diterima putriku, Ratu," kata Raja Arsen memohon.

"Putri?" Raja Eros merapons.

"Benar, Raja. Aku baru saja dikaruniai seorang putri. Istriku telah melahirkan seorang putri yang sangat cantik dan beraroma sangat harum, namun seiring bergantinya siang menjadi malam, aroma harum itu pun berganti menjadi aroma bangkai. Mohon ratu Penelope untuk menghapus kutukan yang melekat pada putriku," jelas Raja Arsen panjang.

"Selamat atas kelahiran putri pertamamu, Raja Arsen. Aku turut senang karena kau telah memiliki keturunan. Tapi maaf sepertinya kedatanganmu kemari sia-sia, aku tidak bisa mencabut kutukan itu. Pantang bagiku untuk menarik kembali kata-kata yang pernah aku ucapkan." Ratu Penelope membalas ucapan raja Arsen sama panjangnya.

"Ampuni aku, Ratu."

"Aku telah mengampuni kesalahanmu, Raja Arsen, namun kutukan tetap berjalan. Aku hanya ingin memberimu peringatan bahwa sebagai raja kau seharusnya lebih berhati-hati dalam bertindak!" ucap ratu Penelope tegas.

"Tolonglah aku, Ratu, aku rela melakukan apapun demi putriku, tolong ...."

"Tidak ada yang bisa mengubah keputusan yang telah aku buat. Pergilah, karena kau tidak akan mendapatkan apa yang kau inginkan!" kata Ratu Penelope lalu membalikkan tubuhnya untuk segera kembali ke kerajaannya. "Kita pergi, Raja," lanjutnya sebelum ia menghilang dari pandangan raja Arsen.

"Raja, tolong. Bantulah aku." Raja Arsen kembali memohon.

"Aku minta maaf, Raja Arsen, tidak ada yang bisa aku lakukan untuk membantumu. Keputusan ratuku sudah bulat." Setelah mengucapkan itu raja Eros ikut berbalik dan menghilang dari pandangan Raja Arsen.

"Demi menebus dosaku, dan demi mendapatkan pengampunan dari Ratu Penelope, aku akan tinggal di sini sampai Ratu bersedia menghapuskan kutukan yang diderita putriku," ujar raja Arsen sungguh-sungguh. Meskipun raja dan ratu dari bangsa unicorn sudah tidak terlihat oleh pandangan matanya, namun raja Arsen masih bisa merasakan keberadaan mereka.

Dari kejauhan panglima Felix merasa was-was melihat perubahan mimik wajah sang junjungan. Firasatnya mengatakan bahwa sang raja tidak berhasil membujuk ratu dari bangsa unicorn tersebut.

Kali ini panglima Felix dan beberapa pengawal tidak bisa melihat bangsa unicorn yang berhadapan dengan raja Arsen tadi, berbeda dengan kala itu saat ratu Penelope mengucapkan kutukan, semua warga negeri Putih dapat melihat bangsa unicorn.

Panglima Felix segera berlari menghampiri sang raja ketika tiba-tiba saja raja Arsen duduk bersimpuh di atas tanah begitu saja.

"Paduka, bangunlah!"

"Jangan menggangguku! Biarkan aku tetap seperti ini!" Raja Arsen menepis tangan panglima Felix yang hendak membantunya berdiri.

"Apa yang terjadi, Paduka? Apakah ratu Penelope tidak mengabulkan keinginan Paduka?" tanya panglima Felix cemas.

Raja Arsen menggeleng.

"Pulanglah! Tinggalkan aku di sini. Perintahkan semua pasukan untuk pulang bersamamu!"

"Tidak, Paduka, itu sangat berbahaya jika Paduka seorang diri di sini!"

"Tidak ada yang akan menggangguku, Panglima Felix! Tidak ada yang berani menginjakkan kaki di lembah Ilusi."

"Jika hamba pulang maka Paduka harus ikut. Semua orang menunggu kabar dari Paduka." Panglima Felix masih mencoba membujuk sang raja untuk ikut pulang ke kerajaan negeri Putih.

"Sampaikan bahwa aku belum berhasil membujuk ratu Penelope, tapi aku tidak akan menyerah. Aku telah bersumpah untuk tidak beranjak dari tempat ini sampai ratu Penelope mengabulkan permintaanku!"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Putri Bunga Bangkai   31. Menemukan Cinta Sejati

    Setelah tiga hari kepergian Panglima Felix dan Tabib Cakara, akhirnya kini mereka kembali. Dan kembalinya mereka disambut meriah oleh seluruh warga negeri Putih karena mereka pulang bersama Putri Aludra.Kabar sembuhnya Putri Aludra dari kutukan seketika menyebar luas, dan semua berbahagia mendengar kabar tersebut.Ratu Cassandra menyambut kepulangan putrinya dengan penuh perasaan bahagia. Air mata bahagia tiada hentinya membanjiri pipi.“Terima kasih banyak atas kebaikan Anda. Aku berhutang nyawa kepada Anda, dan demi membalas kebaikan Anda, aku akan mengerahkan pasukanku untuk mencari keberadaan muridmu yang tidak diketahui keberadaannya. Aku juga akan meminta bantuan kenalanku dari beberapa negeri lain untuk ikut mencari muridmu sampai ia ditemukan,” tutur Raja Arsen panjang, berterima kasih serta berjanji untuk membantu Guru Arkatama menemukan Philip.“Alhamdulillah, aku sangat berterima kasih atas kesediaan Anda untuk membantu mencari keberadaan muridku yang hilang,” balas Guru

  • Putri Bunga Bangkai   30. Mencari Kebenaran

    Negeri Putih digegerkan dengan ditemukannya seorang pria tak sadarkan diri di perbatasan dengan luka-luka yang tidak bisa dikatakan biasa saja.Atas perintah raja, pria yang ditemukan terluka parah itu dibawa ke istana untuk diberikan pengobatan terbaik. Tabib Cakara bertugas untuk mengobati pria yang terdampar itu.“Bagaimana keadaannya, Tabib?” Raja Arsen turun tangan langsung untuk menanyakan keadaan pria malang itu.“Kondisinya sangat parah, Paduka Raja, luka-lukanya serius. Sepertinya dia baru saja melakukan pertarungan yang hebat,” jelas Tabib Cakara.“Lakukan yang terbaik, Tabib Cakara, siapa pun dia, karena dia terdampar di negeri kita, maka aku menganggap dia adalah warga kita,” titah sang raja.“Baik, Paduka, sesuai perintah Anda.”Baru saja Raja Arsen ingin meninggalkan ruangan, Pamglima Felix masuk membawa berita penting.“Ada apa, Panglima Felix?”“Adolf mengirimkan surat, Paduka Raja,” jawab Panglima Felix sambil menyerahkan sebuah gulungan kecil pada sang saja.“Semoga

  • Putri Bunga Bangkai   29. Putri Aludra Selamat, Philip Tewas?

    Philip panik, fokusnya terbagi antara harus menjaga kendi itu atau harus melakukan sesuatu agar racun yang ditebarkan oleh Raja Aristama tidak mengenai obat penawar yang dicari.Kutukan Putri Aludra tidak bisa dipatahkan dengan kematian raja Aristama, melainkan hanya bisa dipatahkan dengan obat penawar. Lalu bagaimana jika obat penawar itu tercemar? Maka tidak ada lagi harapan bagi Putri Aludra.Guru Arkatama segera menghampiri Philip, berusaha membantu mengamankan mata air itu. Semakin lama racun itu semakin mendekat ke arah mata air itu, hendak mencemari. Guru Arkatama berusaha menghalau racun namun tidak banyak yang biasa ia lakukan karena racun itu menyatu dengan air, sedangkan air terus mengalir."Guru ... aku rela menukar nyawaku demi obat penawar itu bisa aku lakukan. Selamatkan Aludra, Guru ...."Philip tidak tahu harus bagaimana, ia merasa putus asa, bahkan saat ini dirinya pun mulai merasa lemah karena menghirup racun yang ditebarkan oleh Raja Aristama terus-menerus. Ditamba

  • Putri Bunga Bangkai   28. Pertarungan Yang Sebenarnya

    Raja Aristama langsung menyerang Philip tanpa ampun. Philip tidak bisa diam saja. Terpaksa Philip menjauh dari letak matabair itu agar tidak rusak terkena serangan dari sang raja iblis.Philip terus bergerak melakukan perlawanan, sambil terus berpikir keras bagaimana ia bisa menghindari pertemuan dengan Raja Aristama dan mengambil obat penawar itu jika seperti ini terus sedangkan satu raganya yang lain masih disibukkan dengan pertarungan melawan para prajurit pilihan sang raja iblis.Sepertinya Raja Aristama benar-benar ingin menggagalkan rencana Philip, bahkan mungkin ingin membunuh Philip."Kau seharusnya tidak ikut campur, anak muda! Kau menghalangi rencanaku maka kau akan aku habisi!" Ancaman Raja Aristama terdengar mematikan, bersamaan serangan telak yang mengenai Philip hingga pria itu terpental serta muntah darah.Philip memegangi dadanya yang terkena serangan telak, masih sambil terbatuk-batuk pria itu bangun, tidak mau menyerah."Rencanamu yang ingin menghancurkan perdamaian d

  • Putri Bunga Bangkai   27. Cinta Dan Keyakinan

    "Kau ingin menjadi muridku? Untuk apa? Dalam hal apa?" tanya Guru Arkatama berbondong."Aku ingin belajar tentang keyakinan yang Guru yakini, dan semua hal yang berhubungan dengan itu," balas Putri Aludra.Guru Arkatama terdiam sesaat. "Apa yang membuatmu ingin belajar tentang hal yang kami yakini? Apakah hanya karena Philip semata?" tanya Guru Arkatama dengan tatapan menyelidik.Kini giliran Putri Aludra yang terdiam mendengar pertanyaan Guru Arkatama.Sejujurnya Putri Aludra mulai goyah dan takut ketika Guru Arkatama mengatakan ia dan Philip tidak bisa bersatu karena berbeda keyakinan. Ini kali pertama Putri Aludra merasa jatuh cinta pada seorang pria. Tentu saja Putri Aludra berharap bisa memperjuangkan cintanya. Maka ketika mendengar pernyataan Guru Arkatama, Putri Aludra bertekad harus memperjuangkan Philip apalagi Philip bahkan rela melawan bahaya demi dirinya."Aludra, jangan terlalu terburu-buru, pikirkan dulu baik-baik sebelum kau mengambil keputusan. Karena setiap keputusan

  • Putri Bunga Bangkai   26. Keputusan Philip

    Philip memikirkan baik-baik kemungkinan keberhasilan usaha yang bisa dia lakukan, memperhitungkan segalanya. Mulai dari jarak pendopo dengan laut Perak yang tidak bisa dikatakan dekat, kemudian kedalam laut yang mencapai lebih dari 15.000 meter serta rintangan yang harus dihadapi. Semua itu diperhitungkan oleh Philip hingga terdengar suara sang guru yang menegurnya."Semakin kau banyak berpikir maka waktumu semakin habis. Putuskan, Philip!" seru sang guru."Aku tetap akan maju, Guru!" jawab Philip cepat dan tegas.Guru Arkatama mengulas senyum tipis. "Baik. Gunakan kendi ini sebagai wadah obat yang aku jelaskan tadi. Kau sudah cukup mampu untuk membelah diri, Philip, tapi kau hanya memiliki kesempatan satu kali, jadi pergunakan kesempatan itu sebaik mungkin. Jangan lupa selalu niatkan semua atas nama Allah. Pergilah, waktu terus berjalan, jangan membuang waktu!"Philip menerima kendi kecil itu, menyimpannya dan tanpa banyak kata ia segera bersiap untuk pergi karena waktu semakin berjal

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status