Beranda / Romansa / Diam-diam Menikahi Bos Besar / Bab 123. Mengambil apa yang menjadi haknya

Share

Bab 123. Mengambil apa yang menjadi haknya

Penulis: Any Anthika
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-08 18:43:30

Emily terkejut. Genggaman Kelvin mengingatkannya pada kejadian tak menyenangkan sebelumnya—saat ia dicium paksa oleh pria ini. Panik langsung merambat di tubuhnya. Ia mendorong Kelvin sekuat tenaga, lalu menampar wajahnya dengan keras.

"Jangan ganggu hidupku lagi, Kelvin! Atau aku akan memanggil pengawalku!" teriak Emily dengan mata tajam menyala.

Kelvin terpaku, lalu menoleh cepat saat mendengar derap langkah tergesa dari luar. Dua orang pengawal Emily berlari masuk begitu mendengar teriakan sang nyonya.

"Nyonya! Apa yang terjadi?"

Emily dan Kelvin saling pandang, saling menyembunyikan kekacauan yang baru saja terjadi.

"Tidak, aku hanya hampir jatuh tadi," jawab Emily cepat, berusaha tenang.

Emily buru-buru pergi meninggalkan tempat itu, kedua pengawalnya mengikuti di belakang.

Saat pintu tertutup, Kelvin menatap ruangan yang kini kosong. Sunyi. Tapi bagi Kelvin, kesunyian itu terasa seperti pisau dingin yang menembus tulangnya dan menghujam langsung ke lubuk hatinya.

Apa Emily menol
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Diam-diam Menikahi Bos Besar   Bab 139. Muntah

    Felix menghela napas panjang."Astaga... Kakek benar-benar serius ingin punya cicit rupanya," batinnya geli namun juga terharu.Ia tahu, semua ini dilakukan karena sang kakek sangat peduli dengan rumah tangganya—dan tentu saja, sangat menyayangi Emily.Felix membawa kotak itu ke dapur dan menemui Bibi Sun."Bibi, ini katanya Kakek. Dia bilang Bibi tahu apa ini dan harus apa."Bibi Sun hanya mengangguk tenang."Tuan Tua sudah mengabari saya tadi pagi. Saya akan siapkan ramuan ini malam ini juga."Felix tak banyak komentar dan segera naik ke kamar.---Saat malam tiba, Felix menuntun Emily ke ruang makan.Ia menarikkan kursi untuknya, kemudian mereka duduk menikmati makan malam bersama seperti biasa.Selesai makan, Bibi Sun datang dan meletakkan dua mangkuk yang masih mengepul hangat.Emily menatap mangkuknya heran. "Felix, ini apa?""Ramuan dari Kakek. Katanya ini bagus untuk kita."Emily mengangkat alis. "Ramuan bergizi?""Iya, dan kamu harus habiskan. Niat baik Kakek tak pantas kita

  • Diam-diam Menikahi Bos Besar   Bab 138. Titik Lemah

    "Itu semua karena keinginan Felix sendiri yang ingin membalas budi padaku. Tapi kenyataannya? Dia justru mengirim Ibuku ke luar negeri—ke tempat yang sangat menyedihkan dan mustahil untuk kembali! Aku sangat membencinya, dan istrinya pun tak kalah kubenci. Aku ingin membuat hidup mereka berakhir tragis. Aku ingin mereka menyesal telah bermain-main denganku."Adreno tertawa pelan, nada sinis menyertai senyumannya. "Sekarang aku mengerti. Kamu membenci Emily karena Kelvin mencintainya, bukan?"Alika mengangguk tanpa ragu. "Ya, Paman benar. Aku sangat sakit hati karena hal itu.""Jadi, apa pun caranya, aku ingin Emily jatuh. Kehancurannya adalah kepuasanku."Awalnya Adreno mengira akan sulit melawan Felix, apalagi setelah Emily menolak tawaran kerja samanya. Ia tidak menyangka akan muncul Alika—gadis yang tiba-tiba menawarkan diri menjadi sekutu.Adreno menatap Alika lebih dalam. "Lalu, apa rencanamu? Jangan anggap remeh, Felix bukan lawan yang mudah ditaklukkan."Senyuman sinis tersungg

  • Diam-diam Menikahi Bos Besar   Bab 137. Bekerjasama

    "Felix tidak pernah benar-benar mencintaimu! Kalau nanti kamu disingkirkan, jangan pernah berharap aku akan membantumu. Sekali kamu menolak tawaranku, kamu tidak akan mendapatkannya untuk kedua kalinya."Emily tersenyum kecil."Tak apa, Paman. Sekalipun hidupku menjadi sulit, aku tidak akan pernah menyusahkan orang seperti Anda."Adreno mencibir, “Kamu benar-benar keras kepala.”Emily berdiri tanpa ekspresi. “Aku hanya melakukan apa yang harus aku lakukan—menjaga rumah tanggaku. Aku permisi, Paman.”Tanpa memberi waktu lebih, Emily melangkah keluar dari ruangan, membiarkan Adreno menatap punggungnya yang menjauh.Sambil menyesap sisa wine-nya, Adreno bergumam pelan, "Wanita itu terlalu sulit untuk dipengaruhi. Pendiriannya kuat. Dia berbeda… jauh berbeda dengan Alika."Andreno menghela napas berat. Ia telah lama menyimpan dendam pada Felix. Dulu ia merasa ayah Felix adalah penghalang utama baginya untuk menguasai seluruh kekayaan keluarga Widjaja. Kini, bangkitnya Felix justru menjadi

  • Diam-diam Menikahi Bos Besar   Bab 136. Tawaran kerja sama

    Perlahan ia kembali duduk.Melihat Emily mengambil tempat duduknya lagi, Adreno segera bicara lebih dalam.“Saat kalian menikah, aku tahu itu bukan kebetulan. Maaf kalau aku terdengar lancang, tapi aku tahu pernikahan kalian dibangun atas dasar kesepakatan. Felix saat itu hanya ingin membuat ayahku tenang. Kakekmu sangat khawatir karena trauma masa lalu Felix, dan tekanan itu membuatnya buru-buru menikah. Dan kamu... kamu saat itu hanya karena desakan ibumu.”Emily menahan napas. Kalimat itu seperti serangan yang dilapisi kehalusan. Ia tahu memang begitulah awal mereka bertemu. Tapi hubungan mereka sudah jauh melampaui awal yang rumit itu.Adreno melanjutkan, “Tapi kamu cukup cerdas, Emily. Dari semua pilihan, kamu menjadi yang paling bertahan di sisi Felix. Aku salut. Tapi percayalah, tidak semua orang di keluarga ini menyukai perubahan besar yang terjadi sejak kamu hadir…”Deg! Jantung Emily berdetak keras mendengar perkataan Adreno barusan. Bagaimana bisa pria itu tahu semua detail

  • Diam-diam Menikahi Bos Besar   Bab 135. Dipanggil Adreno

    Ia menatap Emily lurus-lurus. “Alika sudah hamil, padahal Kelvin belum menikahinya. Sekarang aku ingin tahu—kamu kapan, Emily? Kenapa sampai sekarang belum ada tanda-tanda?”Wajah Emily langsung memerah. “Kalau soal itu, aku sendiri tidak tahu, Kek…”Ia dan Felix memang sudah sah menikah. Hubungan mereka pun sangat baik—lebih dari cukup. Tapi tetap saja, belum ada tanda-tanda kehamilan. Emily sendiri bingung."Hm... itu dia yang Kakek curigai. Jangan-jangan kalian ini tidak berusaha sungguh-sungguh? Atau mungkin..." Tuan Tua Widjaja menggantungkan kalimatnya dengan ekspresi penuh makna.Emily buru-buru memotong, wajahnya makin merah. “Tidak, Kek! Kami… kami itu terus...” Ia terhenti. Rasanya malu sekali melanjutkan.Namun Tuan Tua Widjaja justru tertawa keras, puas melihat reaksi malu-malu Emily.“Baiklah, baiklah... Kakek mengerti. Maaf ya, mungkin Kakek yang terlalu terburu-buru. Bukan maksud menekan, hanya saja... Kakek merasa, jika kalian punya anak, rumah tangga itu akan semakin

  • Diam-diam Menikahi Bos Besar   Bab 134. Kekhawatiran Kakek

    “Aku mengerti sekarang, Felix. Kamu memang harus membalas budinya. Kalau aku di posisimu, mungkin aku juga bakal melakukan hal yang sama. Tanpa dia, kita mungkin nggak akan bisa bertemu seperti sekarang.”Felix memeluk Emily erat, memeluk seolah tak mau kehilangan. Pelukannya hangat dan menenangkan.“Katanya tadi mengantuk? Masih mau tidur nggak?” bisik Felix sambil menunduk melihat wajah istrinya di pelukannya.Emily menggeleng dengan pipi merona. “Mana bisa ngantuk dalam kondisi begini?”Felix tertawa lembut, lalu dengan sigap menggendong tubuh mungil Emily dan membawanya ke sofa. Mereka duduk berdua, menikmati waktu bersama, melepaskan rindu yang terpendam.---Sementara itu, di rumah besar Adreno.Pria paruh baya itu—ayah dari Kelvin—sedang berbicara serius dengan asistennya. Wajahnya tampak muram, penuh rasa iri yang sulit disembunyikan.“Aku benar-benar tidak habis pikir. Bagaimana bisa anak ingusan seperti Felix mengelola dua perusahaan besar sekaligus, dan malah sukses besar p

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status