Beranda / Romansa / Diam-diam Menikahi Bos Besar / Bab 122. Apa kamu siap, Kalau Felix menendangmu pergi?

Share

Bab 122. Apa kamu siap, Kalau Felix menendangmu pergi?

Penulis: Any Anthika
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-08 16:07:17

Emily menghela napas pelan. Sebenarnya, ia ingin segera pergi. Tapi ketika matanya melirik ke sekeliling dan mendapati dua pengawal Felix tidak ada di sana, ia pun mengangguk.

"Tapi jangan lama-lama. Apa yang ingin kamu bicarakan?"

"Emily... Kamu serius dengan Felix? Maksudku, apa kamu sungguh mencintainya?"

Emily terdiam sejenak. Pertanyaan itu… lagi-lagi. Sudah berapa kali Kelvin mengangkat topik yang sama? Ia merasa batas kesabaran dan privasinya terus diganggu.

"Sepertinya aku tidak perlu menjawab itu lagi. Kamu sudah tahu jawabannya."

"Emily! Jangan keras kepala! Kamu harus tahu satu hal penting. Ada fakta yang belum kamu ketahui. Ini demi kebaikanmu!" ujar Kelvin, suara dan sorot matanya makin menekan.

Emily memandangnya dengan tenang. "Fakta? Fakta apa yang kamu maksud?"

"Aku nggak bisa langsung memberitahumu. Tapi kalau kamu penasaran dan ingin tahu kebenarannya, tanya pada Felix sendiri.”

“Tentang apa ini?”

“Tentang, siapa wanita idamannya yang sampai saat ini selalu ada diha
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Diam-diam Menikahi Bos Besar   Bab 230. Aku sepupumu

    Dengan cepat dia berdiri dan mencari baju tidurnya.Siang tadi Bibi Lili membawakan koper miliknya, Rania berjalan dan berjongkok di lantai, kemudian mengulurkan tangan untuk mengambil baju tidurnya di dalam koper.Rania tidak tahan dengan aroma rokok yang semakin menyengat, dia langsung berdiri lalu menutup koper dengan erat,"Apa kamu tidak bisa merokok di luar, kamu ini tidak punya etika ya?"Setelah mengatakan itu, Rania melambaikan baju tidur yang akan ia pakai,"Cepat kamu mandi saja, sekujur tubuh bau rokok!""Baiklah." Aaron mengangkat alisnya dan mematikan rokoknya,"Jangan pakai baju tidur dulu, tunggu aku, biar nanti aku bantu kamu mengoleskan obat."Rania hanya terdiam, "...."Rania benar-benar mengaku kalah dengan cara bicara pria ini yang kalau tidak cocok langsung tidak berbicara, raut wajahnya tidak berubah, malah pipi Rania yang jadi merah merona.Dalam permainan ekspresi ini, Rania benar-benar mengaku kalah!Akhirnya Aaron tertawa, dia tidak lagi bercanda dengannya k

  • Diam-diam Menikahi Bos Besar   Bab 229. Kita sudah keluarga

    Tahun ini ayahnya itu berumur 40 tahun lebih, wajahnya tegas dan serius, ketika tidak berbicara dia terlihat sangat galak."Ayah." Mirna berhenti dan menyapa Ayahnya dengan manis.Rudi Harmoko melihat putrinya dengan tidak senang dan marah lalu berkata,"Lain kali dengarkan perkataan Rio, kalau masih berani membuat onar maka aku akan membawamu pindah ke rumah Kakek keluarga Harmoko!""Iya aku tahu Ayah." Jawab Mirna dengan manja,"Ayah sudah ke luar negeri begitu lama, saat pulang tidak memberikan aku hadiah apapun, sekarang malah memarahi aku!"Rudi Harmoko mengerutkan kening melihat putrinya yang polos dan manja itu tanpa menjawab."Baiklah Ayah, kalau tidak ada masalah aku masuk dulu ya?" Tanya Mirna lalu melambaikan tangan kecilnya.Rudi Harmoko menggeleng kepala melihatnya pergi begitu cepat.Mirna dengan cepat menarik pintu ruang belajar dan memanggil,"Rio!"Ruangan itu penuh dengan bau asap yang menusuk.Hanya satu cahaya lampu yang dinyalakan di ruang belajar, lampu kuning ya

  • Diam-diam Menikahi Bos Besar   Bab 228. Undangan

    Makan malam itu akhirnya selesai, Kimy meletakkan sumpit dan menjadi yang pertama pergi dari ruang makan.Kakek Widjaja berkata dengan suara yang dalam, "Aaron, nanti kamu ikut aku ke ruang belajar.""Sudah aku katakan, jangan berdiskusi tentang bisnis di dalam rumah, ini sudah begitu malam, kamu ini bisa lihat keadaan tidak?" Nenek Widjaja jadi sangat tidak senang.Kakek Widjaja benar-benar salut dengan istrinya ini, di depan begitu banyak cucunya dia tidak bisa mengatakan apapun, dia hanya menatap sekilas dengan galak, lalu pergi.Aaron meletakkan tisunya dan berkata kepada Rania, "Kamu kembali ke kamar dulu ya."Kemudian Rania berdiri."Setelah mandi nanti tunggu aku."Kata-kata itu seperti ledakan yang membuat Rania menjadi kaku, kedua pipinya langsung memerah."Sialan! Apa pria ini tidak bisa mengatakan hal yang tidak terdengar cabul dan membuat orang lain begitu mudah salah paham?"Lalu ia mendapati Nenek Widjaja yang menatapnya dengan hangat, Rania mencoba menjelaskan, "Eh, mak

  • Diam-diam Menikahi Bos Besar   Bab 227. Berjalan kaki Hingga 2 Jam

    Rania hanya terdiam, "...."‘Sialan, kenapa mendengarnya seperti ini semakin lama semakin terdengar salah ya…’"Apa Aaron dan Rania sudah pulang?" Tanya Nenek Widjaja yang mendengar suara dari luar.Rania dengan cepat mendorong Aaron lalu memanggil, "Nenek."Nenek Widjaja dengan sangat cepat muncul di depan pintu, lalu melihat di depannya ada sepasang suami istri yang begitu mesra, dan dia tersenyum bahagia, "Bagus, bagus sekali, akhirnya cucuku sangat tahu cara menyayangi istri ya, cepat masuk, makan malam sudah dibuatkan."Ketika mereka baru memasuki ruang tamu, tiba-tiba terdengar suara 'Dang dang' dari belakang.Kemudian diikuti suara pelayan yang berkata, "Ya Tuhan, tuan ketiga, apa yang terjadi denganmu?"Rania membalikkan badan."Puhh...." Kemudian dengan cepat dia menutup mulutnya."Kimy, kenapa kamu bisa begini?" Tanya Nenek Widjaja sangat terkejut.Di halaman terlihat Kimy terbaring di lantai, dia seperti baru keluar dari kolam renang. Kemeja dan celananya basah kuyup, sepat

  • Diam-diam Menikahi Bos Besar   Bab 226. Tentang Ibu Rania

    Harun Sanjaya tidak membalas. Perlahan ia membuka mulutnya, "Lisa, apakah dia benar-benar sudah mati?”Kedua tangan Kakek Sanjaya memegang erat kursi rodanya, tapi suaranya masih tetap tenang, "Bukannya kamu sudah memeriksanya sendiri di rumah sakit?"Harun Sanjaya tidak menjawab.Dia hanya berdiri di sana mengerutkan keningnya, ekspresi wajahnya sangat kacau dan agak bingung.Saat itu Kakek Sanjaya tiba-tiba keluar dari ruang bayi membawa Rania dan mengatakan Lisa telah meninggal karena kekurangan darah dan kontraksi ketika melahirkan. Karena Lisa tidak memiliki banyak teman dan saudara di sana, pihak rumah sakit hanya bisa menyerahkan bayi itu ke rumah yatim piatu dan mencari keluarganya selama setengah tahun.Saat ini Harun Sanjaya adalah orang yang sangat penting, dia sama sekali tidak menyangka dirinya tiba-tiba bisa memiliki anak haram.Harun Sanjaya didiskualifikasi dari penelitiannya di Amerika, lalu dia juga sempat diinterogasi seperti narapidana.Masa lalunya bersama Lisa be

  • Diam-diam Menikahi Bos Besar   Bab 225. Dia anak kandungmu sendiri

    Setelah pintu ruang belajar ditutup, Ibu Rangga berkata, "Paman, kalau sudah tidak ada hal yang ingin dibicarakan, maka kami pulang dulu ya."Yunita berkata, "Ibu, aku masih belum mencoba gaunnya....""Bawa pulang saja untuk dicoba di rumah." Ibu Rangga memotongnya lalu menatap Rangga, "Rangga, ayo pulang."Rangga berdiri dan tidak berkata apapun, tapi dia langsung berjalan keluar. Amelia ingin mengejar tetapi ditarik dan ditahan oleh Sinta."Bibi." Popi juga baru sadar, "Aku juga pulang ya, tadi aku sudah mencoba dan gaunnya sangat cocok, jadi aku langsung bawa gaun itu pulang ya.""Baiklah."Semua orang sudah berada di luar, saat itu juga mereka melihat mobil Bentley yang lewat di depan mereka. Terlihat sekilas wajah Aaron yang indah dan tampan dari dalam mobil itu.Popi seperti kehilangan jiwanya dan tatapannya mengikuti arah Aaron pergi, bahkan Ibu Rangga harus menarik tangannya ketika ingin berbicara dengannya."Nona Popi?"Popi dengan cepat menjawab, "Maaf, barusan aku sedang me

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status