"Rania, setelah selesai menjenguk kakekmu, kamu pulang ke rumah ya, tidak baik jika kamu terus tinggal di rumah Nona Mirna. Aku sudah meminta Bibi untuk menyiapkan makan siang, semuanya adalah makanan kesukaanmu." Sinta bicara dengan suara yang keibuan."Tidak perlu." Rania bersikap dingin. "Berikan saja semua makan itu kepada menantumu yang tinggal di rumah itu."Saat Amelia mendengar itu, dia langsung merasa marah, "Rania, jaga bicaramu, sejak kapan Kak Rangga tinggal di rumah sebelum kami menikah?""Memangnya itu tidak akan terjadi?" Wajah Rania sama sekali tidak terlihat berbahaya, "Sekarang kalian belum menikah? Tapi dia setiap hari datang ke rumah bahkan tidur di atas ranjang kamar tidurmu, jadi aku berpikir kalau kemarin aku pulang ke rumah yang salah, bukan rumah keluarga Sanjaya melainkan rumah keluarga Mahendra.""Rania, kamu...""Amelia." Sinta menahan tangan anaknya itu.Hal itu karena pintu kamar rawat inap terbuka dan ada yang berjalan keluar dari dalam.Rania tidak memp
Pintu ruangan dengan cepat terbuka, Mirna kemudian berlari masuk, "Kenapa? Kenapa?"Rania menutup mulutnya dan melihat celemek berwarna merah muda yang Mirna gunakan di pinggangnya serta spatula yang ada di tangannya..."Kenapa aku bisa ada di rumahmu?"Rania berusaha mengingat-ingat, Aku ingat kemarin malam setelah dari rumah keluarga Sanjaya, aku pergi ke bar untuk minum. Akhirnya aku bertemu dengan manusia menyebalkan dan aku memukulnya, aku juga menghancurkan banyak barang kemudian…Rania mengusap pelipisnya, kepalanya terasa sangat sakit tapi dia masih tidak bisa mengingat apapun."Aku sudah bilang padamu jangan minum bir. Sekarang tahu kan tidak enaknya setelah mabuk? Kamu tunggu sebentar, aku akan membawa teh untukmu." Setelah Mirna mengatakan itu dengan kesal, dia dengan cepat membawakan secangkir teh untuk Rania.Rania melihat ke arah Mirna yang terlihat keibuan itu, tiba-tiba dia merasa ada yang janggal, "Mirna… sejak kapan kamu merubah kepribadianmu?"Mirna adalah satu-satu
Aaron yang melihat Rania tidak mau melepaskan dirinya terlihat mulai merasa kesal, 'Apa dia mau mengulangi trik yang sama seperti saat di bandara?'Bola matanya yang berwarna hitam itu menjadi muram. Dia mengulurkan tangannya dan memegang lengan Rania lalu dengan tenaga yang lebih besar dan tanpa berperasaan, dia melepaskan Rania dari tubuhnya.Rania terjatuh di atas lantai, lantai yang dingin itu membuatnya merasa lebih segar tapi satu detik kemudian...Dia berlutut di atas lantai kemudian dia memeluk 'selimut' yang ada di depan matanya itu dengan kedua tangannya, dia langsung menyandarkan wajahnya di atas 'bantal' lalu dia memejamkan matanya dan menghela nafas dengan nyaman.Aaron berdiri di tempat dan melihat kepala kecil Rania...Raut wajahnya yang sebelumnya terlihat dingin perlahan berubah menjadi rumit, 'Perempuan ini...!’Dia mengangkat tangannya lagi, awalnya dia mau langsung mendorong Rania tapi tiba-tiba terdengar suara dari belakangnya..."Tuan muda Aaron!"Aaron terdiam,
Pemilik bar mendengar suara dan langsung menghampiri mereka, "Aku beritahu ya, adikmu ini dan nona ini berkelahi, mereka menghancurkan seluruh isi barku, aku sudah menghitungnya, totalnya 486 juta…”"Bukan aku yang menghancurkannya!" Teriak Kimy."Tapi Tuan Muda Kimy, jelas-jelas tadi nona ini mengatakan kalau kamu yang mentraktirnya minum, jadi semua yang dia pecahkan tentu saja kamu yang harus membayarnya...""Mentraktir apanya?! Kamu buta ya? Tidak lihat dia memukulku hingga seperti ini?!""Tapi dia jelas-jelas mengatakan...""Siapa yang tidak mengenalku, Kimy di seluruh kota X? Apa kamu masih percaya dengan perempuan itu?""Tuan muda Kimy, kamu tidak bisa melepaskan diri dari ganti...""Aku tidak mau bicara omong kosong denganmu!""Tuan muda Kimy, tidak bisa.."Mereka berdua jadi beradu mulut dengan hebatnya…"Haduh! Berisik!"Entah kapan Rania bangkit berdiri, dia memicingkan matanya dan wajahnya yang seperti telur itu terlihat merah, jelas sekali dia mabuk.Pakaian yang dia guna
Kimy terdiam, "..."Ia merasa kesal, "Sial, dia benar-benar berani mengusirku lagi?""Aku tidak salah dengar kan Kimy? Dia menyuruhmu pergi.""Kimy, malang sekali dirimu.""Kamu, seorang pangeran dari keluarga Widjaja, ternyata tidak bisa mendapatkan perempuan ya?""Hari ini mataku baru terbuka."Kedua temannya itu saling bergantian bicara dan mengolok serta menertawakan Kimy, membuat Kimy merasa sangat malu.Dia tiba-tiba menahan pergelangan tangan Rania, "Cepat minta maaf padaku!"Rania meletakkan botol birnya kemudian melihat mata Kimy dengan sorot mata yang tajam.Dia sebenarnya sudah memiliki wajah yang cantik, tapi di bawah cahaya lampu bar wajahnya terlihat semakin cantik seperti sebuah lukisan. Kedua matanya terlihat berbinar, lalu bibirnya terlihat merona dan wajahnya yang cantik itu benar-benar mampu memikat orang yang melihatnya.Kimy dapat merasakan tangan lembut Rania hingga membuat Kimy semakin goyah, nada suaranya bahkan berubah menjadi lebih lembut, "Rania, sebenarnya
Dia langsung bertanya dengan suara lembut, "Kak Rangga kenapa? Sakit, tanganku sakit...tolong jangan begini. Lepaskan!""Kenapa Rania bisa tiba-tiba kembali?" Rangga melihat Amelia dengan sorot mata yang sangat dingin dan muram."Aku tidak tahu." Amelia berpura-pura sedih, dia membuat suaranya terdengar semakin lembut, "Dia pulang dan langsung menamparku dua kali, dia juga mendorongku hingga jatuh, lihatlah wajahku bengkak dan kakiku juga sakit.""Begitu?" Rangga mengendus dinginlalu bertanya, "Lalu bagaimana dengan foto-foto itu?"Amelia berpikir, 'Dia melihat foto-foto itu?'Amelia merasa sedikit panik, dia kemudian berusaha untuk menjelaskan, "Aku... Aku tidak tahu bagaimana cara menjelaskan padanya dengan hubungan kita jadi aku mengambil foto-foto itu secara diam-diam, tapi aku juga tidak sengaja mengirimkannya, aku benar-benar tidak sengaja dan aku tidak menyangka...""Kamu pikir aku bodoh, ya? Kamu kira aku akan percaya dengan alasan tidak masuk akal seperti itu?!" Setelah sele