Beranda / Romansa / Diam-diam Menikahi Bos Besar / Bab 166. Salah naik mobil (Special Bonus Part 2)

Share

Bab 166. Salah naik mobil (Special Bonus Part 2)

Penulis: Any Anthika
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-05 14:24:39

Dia berkata dalam hati, 'Sial! Aku mengakui kalau kakakku memang sangat tampan hingga membuat perempuan manapun ingin mendekatinya, tapi ini pertama kalinya aku melihat ada perempuan yang langsung memeluknya seperti ini... Dia adalah perempuan pertama!'

Dia melihat wajah cantik gadis itu, tapi sorot matanya sangat dingin. Dia ingin bercanda untuk mencairkan suasana tapi dia sama sekali tidak menyangka kalau akan terjadi adegan seperti ini.

Tapi untung saja mobil ini kedap suara dan kaca jendelanya juga gelap hingga orang luar tidak bisa melihat bayangan di dalam jika tidak...

"Blacky!” Aaron memelototi anjingnya.

Saat mendengar namanya disebut, anjing itu langsung bersuara dan mengangkat kedua kaki depannya.

Rania semakin ketakutan hingga dia hampir pingsan rasanya.

Dia memang tidak takut apapun tapi karena pengalaman pahit yang dia miliki saat masih kecil, dia trauma. Dia sekarang sangat takut dengan anjing, apalagi anjing yang ada di hadapannya sekarang ini sangat besar.

Dia sama sekali tidak berani untuk mengangkat kepalanya, dia hanya bisa merintih dan berusaha untuk menghindari anjing itu. Dia memeluk erat-erat Aaron Widjaja tanpa rasa sungkan dan malu sedikit pun.

Sedangkan Aaron…

Dia tetap duduk di tempatnya dan sama sekali tidak bergerak, bibirnya tertutup rapat.

Rania kembali mendengar gonggongan anjing itu, seluruh tubuhnya langsung gemetar.

Saat dia mau memberontak, kedua pundaknya langsung ditahan oleh dua tangan besar Aaron.

Rania di dorong ke samping.

Lalu terdengar suara yang berat dan pelan berkata lagi, "Blacky, kembali ke tempatmu!"

Anjing itu berhenti menggonggong kemudian dengan patuh kembali ke tempatnya.

Pintu mobil yang tertutup itu terbuka.

Saat ini Rania benar-benar merasa sangat malu dan berantakan.

Lalu tanpa mengatakan apapun dia langsung turun dari mobil itu kemudian dia langsung menutup pintu mobil itu lagi.

Setelah hening beberapa detik, Ken tidak bisa menahan tawa dan dia tertawa terbahak-bahak, "Kak, anjingmu benar-benar keren? Dia bisa tahu perempuan yang cantik ya? Apa kamu ingin aku membantumu? Tadi aku hampir saja melihat dalaman..."

Aaron langsung melempar tatapan dingin, membuat Ken menutup mulutnya.

Tapi...

"Tapi Kak, lihat bajumu." Ken menunjuk ke arah Aaron.

Aaron langsung menundukkan kepalanya. Dia mengerutkan alisnya tanda kesal.

Bajunya yang sebelumnya rapi itu, sekarang kusut karena cengkeraman tangan gadis tadi. Selain itu, juga terdapat bercak samar lipstik merah di sana.

Rona merah di atas baju putih... tentu saja terlihat sangat jelas.

"Kak." Saat Ken melihat Aaron terlihat sedikit tertegun, dia kembali bertanya dengan sedikit ragu, "Menurutmu bagaimana gadis tadi?"

Aaron melihat ke arahnya, raut wajahnya dingin dan suaranya terdengar lebih dingin, "Apanya yang bagaimana?"

Saat melihat raut wajah Aaron yang dingin dan berbahaya, Ken merasa sedikit takut. Dengan suara sedikit pelan, dia berkata, "Itu... itu... Menurutmu, cantik tidak?"

Aaron memicingkan kedua matanya yang berwarna hitam itu.

Raut wajahnya datar dan auranya terasa sangat dingin.

Tapi sedetik kemudian dia malah menjawab, "Cukup cantik dan kulitnya sangat halus juga putih."

Ken tidak tahu harus berkata apa, "..." Wajahnya yang putih dan tampan itu sedikit bergerak, 'Astaga, kakak benar-benar hebat dalam berpura-pura! Dia berpura-pura begitu serius hingga membuatku mengira aku sudah salah bicara, membuatku takut saja.'

Tiga puluh menit kemudian, sebuah mobil Mercedes-Benz berwarna hitam mewah muncul.

Mirna, Nona dari keluarga Harmoko melihat Rania. Wajahnya terlihat aneh. Rania tampak seperti orang yang sedang kebingungan.

Tanpa bicara dulu, Rania yang melihat sahabatnya sudah datang, dia langsung masuk ke dalam mobilnya.

Mirna melihat Rania terus memperbaiki riasannya.

Rambutnya berantakan, dia terlihat panik dan lipstik di bibirnya terlihat berantakan seolah baru digigit seseorang...

"Sayangku, kamu benar-benar hebat ya.. Sudah mulai berubah sekarang. Memang biasanya mereka yang belajar di luar negeri bisa berubah. Bisa menjadi lebih terbuka. Aku juga tidak menyangka kalau sekarang kamu juga begitu, baru saja tiba di bandara langsung..."

"Mirna! Apanya yang berubah? Kamu tidak tahu insiden yang menimpaku tadi!" Kemudian terdengar Rania menutup kaca riasnya.

Mirna mengerutkan dahinya, ada perasaan cemas di wajahnya. “Apa yang terjadi? Kamu kecelakaan?”

“Ya.. Nyawaku hampir melayang!”

“Ya Tuhan!” Mirna langsung panik dan hampir memeluk Rania.

Rania justru mendorong sahabatnya dengan kasar. “Sudahlah! Yang penting aku tidak jadi mati. Tapi…”

“Sayangku.. tolong beritahu aku. Aku sungguh khawatir. Apa kamu terluka? Bagian mana? Kenapa sampai mengalami kecelakaan?” Mirna beneran khawatir dan memeriksa bagian tubuh Rania.

“Aku tidak apa-apa. Tidak ada luka! Tapi malunya setengah mati!”

“??” Mirna sedikit kebingungan. Dia belum mengerti.

Rania udah selesai merapikan lipstiknya, dia juga sudah merapikan rambutnya yang berantakan. Sekarang riasannya sudah menonjolkan fitur wajahnya dan dalam sekali lihat dia langsung akan membuat orang bilang kalau dia sangat cantik.

"Aku tadi salah naik mobil dan aku hampir saja digigit anjing di dalam sana, makanya penampilanku jadi seperti ini."

Saat mendengarkan penjelasannya, Mirna merasa lega dan sedikit memicingkan matanya, setelah itu menggoda Rania, "Anjing apa? Anjing mesum? Bagaimana penampilannya?”

"Ini hanya anjing! Beneran anjing!" Rania mengertakkan giginya, "Anjing besar! Ini benar-benar anjing, bukan manusia!"

Mirna terdiam, tapi dengan mimik tidak percaya."..."

Rania benar-benar tidak tahu harus mengatakan apa pada sahabatnya ini, 'Padahal dia sudah menikah, tapi masih saja... mesum!'

"Sudah berhenti bicara omong kosong, cepat antarkan aku pulang ke rumah keluarga Sanjaya."

"... Oh." Mirna mencibirkan bibirnya lalu memberikan perintah pada supirnya untuk pergi ke rumah keluarga Sanjaya.

Setelah mobilnya keluar dari area bandara, Mirna tidak tidak bisa menahan diri untuk berkata pada Rania, "Oh ya, aku dengar kakek Sanjaya sudah dirawat di rumah sakit begitu lama, sampai sekarang masih belum sembuh dan belum keluar dari rumah sakit."

Rania tidak mengatakan apapun setelah mendengar itu.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Diam-diam Menikahi Bos Besar   Bab 176. Akan Kakek Carikan Pria terbaik

    Kamar rawat inap rumah sakit."Tuan besar, lihatlah siapa yang datang."Orang tua yang sedang duduk di atas ranjang dan membaca koran itu mengangkat kepalanya lalu dia memegang kacamatanya untuk melihat dengan jelas siapa yang datang.Rania dengan suara yang menahan tangisan berkata, "Kakek, ini aku."Setelah dua tahun tidak bertemu, Rega Sanjaya malah terlihat seperti sudah menua sepuluh tahun lebih. Kedua sisi rambutnya sudah menjadi putih, wajahnya terlihat keriput dan lesu, dan pakaian rumah sakit membuatnya terlihat semakin rapuh."... Rania?" Rega Sanjaya terlihat sangat terkejut, "Kamu adalah Rania?"Dua tahun yang lalu Rania masih berumur 18 tahun, saat itu adalah masa-masa muda dan memberontak bagi seorang remaja.Saat itu Rania berambut pendek, mewarnai rambutnya menjadi abu-abu, setiap hari dia menggunakan riasan yang tebal, dan pakaian cosplay yang tidak bisa dipahami oleh Kakek Sanjaya, tapi Rania tidak membuat tato ataupun menindik tubuhnya.Tapi hari ini, untuk tidak me

  • Diam-diam Menikahi Bos Besar   Bab 175. Apa hebatnya Dia?

    "Rania, setelah selesai menjenguk kakekmu, kamu pulang ke rumah ya, tidak baik jika kamu terus tinggal di rumah Nona Mirna. Aku sudah meminta Bibi untuk menyiapkan makan siang, semuanya adalah makanan kesukaanmu." Sinta bicara dengan suara yang keibuan."Tidak perlu." Rania bersikap dingin. "Berikan saja semua makan itu kepada menantumu yang tinggal di rumah itu."Saat Amelia mendengar itu, dia langsung merasa marah, "Rania, jaga bicaramu, sejak kapan Kak Rangga tinggal di rumah sebelum kami menikah?""Memangnya itu tidak akan terjadi?" Wajah Rania sama sekali tidak terlihat berbahaya, "Sekarang kalian belum menikah? Tapi dia setiap hari datang ke rumah bahkan tidur di atas ranjang kamar tidurmu, jadi aku berpikir kalau kemarin aku pulang ke rumah yang salah, bukan rumah keluarga Sanjaya melainkan rumah keluarga Mahendra.""Rania, kamu...""Amelia." Sinta menahan tangan anaknya itu.Hal itu karena pintu kamar rawat inap terbuka dan ada yang berjalan keluar dari dalam.Rania tidak memp

  • Diam-diam Menikahi Bos Besar   Bab 174. Siapa lagi dia?

    Pintu ruangan dengan cepat terbuka, Mirna kemudian berlari masuk, "Kenapa? Kenapa?"Rania menutup mulutnya dan melihat celemek berwarna merah muda yang Mirna gunakan di pinggangnya serta spatula yang ada di tangannya..."Kenapa aku bisa ada di rumahmu?"Rania berusaha mengingat-ingat, Aku ingat kemarin malam setelah dari rumah keluarga Sanjaya, aku pergi ke bar untuk minum. Akhirnya aku bertemu dengan manusia menyebalkan dan aku memukulnya, aku juga menghancurkan banyak barang kemudian…Rania mengusap pelipisnya, kepalanya terasa sangat sakit tapi dia masih tidak bisa mengingat apapun."Aku sudah bilang padamu jangan minum bir. Sekarang tahu kan tidak enaknya setelah mabuk? Kamu tunggu sebentar, aku akan membawa teh untukmu." Setelah Mirna mengatakan itu dengan kesal, dia dengan cepat membawakan secangkir teh untuk Rania.Rania melihat ke arah Mirna yang terlihat keibuan itu, tiba-tiba dia merasa ada yang janggal, "Mirna… sejak kapan kamu merubah kepribadianmu?"Mirna adalah satu-satu

  • Diam-diam Menikahi Bos Besar   Bab 173. Dikotori sebanyak Dua Kali!

    Aaron yang melihat Rania tidak mau melepaskan dirinya terlihat mulai merasa kesal, 'Apa dia mau mengulangi trik yang sama seperti saat di bandara?'Bola matanya yang berwarna hitam itu menjadi muram. Dia mengulurkan tangannya dan memegang lengan Rania lalu dengan tenaga yang lebih besar dan tanpa berperasaan, dia melepaskan Rania dari tubuhnya.Rania terjatuh di atas lantai, lantai yang dingin itu membuatnya merasa lebih segar tapi satu detik kemudian...Dia berlutut di atas lantai kemudian dia memeluk 'selimut' yang ada di depan matanya itu dengan kedua tangannya, dia langsung menyandarkan wajahnya di atas 'bantal' lalu dia memejamkan matanya dan menghela nafas dengan nyaman.Aaron berdiri di tempat dan melihat kepala kecil Rania...Raut wajahnya yang sebelumnya terlihat dingin perlahan berubah menjadi rumit, 'Perempuan ini...!’Dia mengangkat tangannya lagi, awalnya dia mau langsung mendorong Rania tapi tiba-tiba terdengar suara dari belakangnya..."Tuan muda Aaron!"Aaron terdiam,

  • Diam-diam Menikahi Bos Besar   Bab 172. Wajah Familiar

    Pemilik bar mendengar suara dan langsung menghampiri mereka, "Aku beritahu ya, adikmu ini dan nona ini berkelahi, mereka menghancurkan seluruh isi barku, aku sudah menghitungnya, totalnya 486 juta…”"Bukan aku yang menghancurkannya!" Teriak Kimy."Tapi Tuan Muda Kimy, jelas-jelas tadi nona ini mengatakan kalau kamu yang mentraktirnya minum, jadi semua yang dia pecahkan tentu saja kamu yang harus membayarnya...""Mentraktir apanya?! Kamu buta ya? Tidak lihat dia memukulku hingga seperti ini?!""Tapi dia jelas-jelas mengatakan...""Siapa yang tidak mengenalku, Kimy di seluruh kota X? Apa kamu masih percaya dengan perempuan itu?""Tuan muda Kimy, kamu tidak bisa melepaskan diri dari ganti...""Aku tidak mau bicara omong kosong denganmu!""Tuan muda Kimy, tidak bisa.."Mereka berdua jadi beradu mulut dengan hebatnya…"Haduh! Berisik!"Entah kapan Rania bangkit berdiri, dia memicingkan matanya dan wajahnya yang seperti telur itu terlihat merah, jelas sekali dia mabuk.Pakaian yang dia guna

  • Diam-diam Menikahi Bos Besar   Bab 171. Berkelahi di Bar

    Kimy terdiam, "..."Ia merasa kesal, "Sial, dia benar-benar berani mengusirku lagi?""Aku tidak salah dengar kan Kimy? Dia menyuruhmu pergi.""Kimy, malang sekali dirimu.""Kamu, seorang pangeran dari keluarga Widjaja, ternyata tidak bisa mendapatkan perempuan ya?""Hari ini mataku baru terbuka."Kedua temannya itu saling bergantian bicara dan mengolok serta menertawakan Kimy, membuat Kimy merasa sangat malu.Dia tiba-tiba menahan pergelangan tangan Rania, "Cepat minta maaf padaku!"Rania meletakkan botol birnya kemudian melihat mata Kimy dengan sorot mata yang tajam.Dia sebenarnya sudah memiliki wajah yang cantik, tapi di bawah cahaya lampu bar wajahnya terlihat semakin cantik seperti sebuah lukisan. Kedua matanya terlihat berbinar, lalu bibirnya terlihat merona dan wajahnya yang cantik itu benar-benar mampu memikat orang yang melihatnya.Kimy dapat merasakan tangan lembut Rania hingga membuat Kimy semakin goyah, nada suaranya bahkan berubah menjadi lebih lembut, "Rania, sebenarnya

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status