Share

Bab 134

Author: Si Kecil Tangguh​
Begitu mendengarnya, Dianti langsung berlutut di hadapan Kirana. "Tolong jangan, Ibu! Jangan usir Ratih! Dia nggak sengaja, dia nggak bermaksud mengatakan hal-hal itu!"

Andini yang berdiri di samping hanya merasa ini sangat lucu. "Apa maksudmu? Kamu menuduh aku yang mengajari Ratih bicara seperti itu?"

Dianti tertegun, air mata sudah membasahi wajahnya. Dia menggeleng, lalu memohon dengan sedih kepada Kirana, "Bukan begitu, aku ... aku nggak bermaksud begitu. Ratih masih muda dan nggak tahu apa-apa, jadi dia salah bicara. Ibu, tenang saja. Mulai sekarang aku pasti akan mengawasinya dengan baik! Kumohon, jangan usir Ratih ...."

Biasanya jika Dianti menangis seperti ini, Kirana pasti langsung merasa iba dan melunak. Namun, hari ini mungkin karena ucapan Ratih yang sudah melewati batas, Kirana sama sekali tidak tergerak. Sebaliknya, dia menatap Dianti dengan curiga. "Dia cuma pelayan biasa. Kenapa kamu sampai memohon untuknya?"

Untuk pertama kalinya, Kirana merasa tindakan Dianti untuk se
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Devie Jhael
hohoho...aplagi ini,,,kyk a si dianty bkn ank asli tp palsu.
goodnovel comment avatar
Ros Dianie
Jangan2 Andini adalah benar2 putri Adipati dan kidana. Sedang andita dan adiknnya ratih aalah memang anak si bidan yg membantu persalinan nya. Mungkin itu akal licik Ratih dan Andita ugk bs menjadi putri nya Adipati. Seblm si bidan meninggal dunia.
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 1313

    Andini baru saja hendak menjawab, tetapi sudut matanya yang tajam menangkap sekilas ujung pakaian berwarna gelap yang menghilang di balik pilar lorong di luar aula. Tatapannya langsung muram, tetapi senyuman malah makin ceria.Dia sengaja meninggikan suaranya dan nadanya terdengar menenangkan sekaligus pasrah, lalu berkata dengan lantang pada Rinun, "Baiklah. Aku tahu kamu nggak rela berpisah denganku, tapi ini menyangkut nyawa orang. Aku ini seorang tabib, mengobati dan menyelamatkan pasien adalah tugasku. Aku nggak bisa meninggalkan orang yang sedang sakit hanya karena ingin bersenang-senang."Rangga masih berada di sini, Andini tidak bisa pergi.Saat itu, terlintas tatapan mengerti di mana Rinun. Dia tidak bodoh, sehingga dia langsung mengerti situasi dan isyarat rahasia dari Andini. Dia mengalihkan pandangannya seperti sedang mengambek, tetapi dia tetap menggandeng tangan Andini dan membawanya duduk di sebuah kursi yang empuk.Mulut Rinun masih terus menggerutu dengan volume suara

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 1312

    Ekspresi Ganendra terlihat terkejut, seolah-olah ini adalah pertama kalinya dia mendengar tentang hal itu. "Belenggu Tulang? Jangan-jangan Jenderal Rangga juga terkena racun? Aku nggak tahu, mungkin saja ... ini ulah Keluarga Gutawa."Saat mengatakan itu, ekspresi Ganendra terlihat benar-benar kebingungan dan polos.Andini perlahan-lahan menganggukkan kepalanya, tetapi tidak menanggapi lebih lanjut.Ganendra pun segera bertanya kembali dengan ekspresi sangat khawatir, "Kenapa? Kondisi Jenderal Rangga sangat parah ya?""Ya, nggak bisa disembuhkan dalam waktu singkat," jawab Andini dengan jujur dan tatapan yang tenang.Ekspresi Ganendra terlihat sangat terkejut dan menghela napas. "Kalau Nona Andini pun sudah berkata begitu, sepertinya memang sangat sulit disembuhkan."Sebelum Ganendra sempat menyelesaikan kata-katanya, tiba-tiba terdengar suara seseorang yang melapor dari luar ruangan. "Pangeran, Nona Keenam dari Keluarga Gutawa ingin bertemu."Nona Keenam dari Keluarga Gutawa? Mendenga

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 1311

    Mendengar itu, Agos sangat gembira dan segera menyuruh para pelayan di luar ruangan membawa masuk hidangan obat itu.Andini secara refleks menerima mangkuk giok yang hangat itu, lalu duduk di tepi dipan empuk berlapis kulit harimau putih yang berada di sisi Ganendra. Dia menyendok satu sendok hidangan obat yang kental dan hangat, lalu menyuapkannya ke bibir pucat Ganendra seolah-olah sudah sangat terbiasa. Gerakannya begitu lancar dan tidak ragu sedikit pun.Ganendra benar-benar tidak menyangka Andini bisa menyuapi seorang pria dengan sangat mahir. Dalam sekejap, dia pun tertegun.Melihat Ganendra tidak membuka mulut, Andini pun membujuk dengan lembut, "Pangeran harus menjaga kesehatanmu. Meskipun nggak punya selera, tetap harus makan sedikit."Saat itu, Ganendra baru membuka mulut dan memakan sesuap. Jika dipikir-pikir, dia juga sudah puluhan tahun ini tidak pernah makan dengan disuapi orang lain. Meskipun kali ini dia sengaja berpura-pura lemah untuk mendapat belas kasihan dari Andi

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 1310

    Agos membawa Andini ke kamar pribadi Ganendra.Tirai pintu dari kain brokat tebal terangkat sedikit tanpa suara. Di dalam ruangan, bara api di sudut terdengar berletupan, membuat seluruh kamar terasa hangat.Aroma obat yang samar seolah-olah ikut mengepul, menyebarkan hawa sakit yang tipis tetapi nyata.Ganendra bersandar miring di sebuah dipan besar dekat jendela yang dilapisi kulit harimau putih tebal. Dia mengenakan pakaian tidur berwarna putih kebiruan yang longgar. Rambut panjangnya yang hitam tidak diikat, terurai begitu saja di bahunya, membuat wajahnya tampak semakin pucat hingga hampir transparan. Benar-benar tidak ada sedikit pun rona darah.Satu tangan terkulai lemah di atas lutut yang ditekuk, sementara tangan lainnya menekan erat bagian dada kirinya, tepat di atas jantung. Buku jarinya memucat karena menahan terlalu kuat. Dia seperti sedang berusaha keras menekan sesuatu.Mendengar suara langkah kaki, Ganendra perlahan mengangkat kepala. Di dalam matanya tersimpan sedikit

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 1309

    Seolah-olah baru saja mengalami siksaan yang paling ekstrem, napas Rangga terengah-engah.Jelas, seluruh tubuhnya sudah tak punya sedikit pun tenaga, tetapi dia tetap bersikeras bertanya, "Bagaimana?"Wajah Andini tampak tegang, tetapi dia berkata, "Nggak apa-apa, kamu istirahat dulu yang baik."Selesai berbicara, dia menarik selimut dan menyelimuti tubuh Rangga. Rangga memejamkan mata. Tubuhnya jelas sudah letih sampai ke batasnya, tetapi dia masih tidak bisa tenang. "Jangan berkeliaran sembarangan .... Berhati-hatilah dengan ... Ganendra."Andini menarik sudut bibirnya, mengangguk. Melihat Andini menyetujui, barulah Rangga tenang dan tertidur.Senyuman tipis yang susah payah terangkat di sudut bibir Andini pun menghilang tepat saat Rangga menutup matanya.Racun dalam tubuh Rangga bernama Belenggu Tulang, khusus digunakan untuk menghadapi orang yang sedang terluka berat.Setelah meminumnya, meskipun orang yang terluka tidak akan kehilangan nyawa, racun itu akan seperti duri yang melek

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 1308

    Tubuh Andini tiba-tiba menegang, seolah-olah kalimat ringan itu menusuk suatu sudut yang telah lama berdebu. Bahkan napasnya pun terhenti sejenak.Rangga sama sekali tidak menyadarinya. Pandangannya tetap jatuh pada Andini. Dia berkata pelan seolah-olah berbicara pada dirinya sendiri, "Kamu selalu nggak bisa fokus membaca buku, seperti seekor burung kecil yang terus berkicau. Hanya saat memegang kue-kue ini kamu bisa diam sebentar."Karena itu, Rangga yang berusia 17 tahun selalu merasa bahwa Andini sangat menyukai kue.Andini perlahan mengangkat kelopak matanya. Kedua matanya seperti danau dalam, menyimpan emosi yang rumit dan sulit dibaca, dan beradu dengan tatapan penuh selidik dari Rangga.Rangga akhirnya menyadari ada sesuatu yang aneh. Kelembutan di wajahnya perlahan membeku, alisnya sedikit berkerut. Di dasar matanya melintas bayangan keraguan. "Ada apa?"Suaranya mengandung sedikit ketegangan yang sulit ditangkap dan tatapannya tak lepas dari setiap perubahan halus di wajah And

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status