Share

Bab 135

Penulis: Si Kecil Tangguh​
Adik kandung? Ratih? Andini menatap Ratih dengan bingung, pikirannya kacau karena pengakuan Dianti barusan.

Kirana juga tidak berkata apa-apa, hanya tertegun dengan ekspresi penuh keterkejutan.

Hanya Laras yang tidak memercayai semua ini. Dia langsung berteriak, "Nggak mungkin! Ratih sama sekali nggak mirip dengan Nona Andini! Mana mungkin mereka adik kandung?"

Mungkin memang benar, pengamat selalu punya pikiran yang lebih jernih. Setelah mendengar ucapan Laras, Andini mulai memperhatikan Ratih. Kulitnya putih, sedangkan kulit Ratih gelap. Matanya besar, sedangkan mata Ratih. Bahkan hidung, bibir, dan telinga, tidak ada yang mirip.

Dianti langsung menjawab, "Itu karena Ratih mirip ayahnya! Ratih mirip sekali dengan ayahnya, sementara Kakak ... Kakak lebih mirip ibunya."

Ibunya? Andini menatap Dianti dengan ekspresi dingin. Ibunya adalah bidan yang membantu Kirana melahirkan, tetapi Andini sendiri belum pernah melihatnya.

Dia hanya mendengar cerita bahwa Kirana saat itu jatuh saat beper
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Indah Kusumaningtyas
Jadi, kemungkinan Andini ini sebenernya anak kandung kirana tapi Dianti si anak bidan ini dan keluarganya memanfaatkan ketidak tauan keluarga adipati untuk berpura2 jadi anak kandungnya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 1311

    Mendengar itu, Agos sangat gembira dan segera menyuruh para pelayan di luar ruangan membawa masuk hidangan obat itu.Andini secara refleks menerima mangkuk giok yang hangat itu, lalu duduk di tepi dipan empuk berlapis kulit harimau putih yang berada di sisi Ganendra. Dia menyendok satu sendok hidangan obat yang kental dan hangat, lalu menyuapkannya ke bibir pucat Ganendra seolah-olah sudah sangat terbiasa. Gerakannya begitu lancar dan tidak ragu sedikit pun.Ganendra benar-benar tidak menyangka Andini bisa menyuapi seorang pria dengan sangat mahir. Dalam sekejap, dia pun tertegun.Melihat Ganendra tidak membuka mulut, Andini pun membujuk dengan lembut, "Pangeran harus menjaga kesehatanmu. Meskipun nggak punya selera, tetap harus makan sedikit."Saat itu, Ganendra baru membuka mulut dan memakan sesuap. Jika dipikir-pikir, dia juga sudah puluhan tahun ini tidak pernah makan dengan disuapi orang lain. Meskipun kali ini dia sengaja berpura-pura lemah untuk mendapat belas kasihan dari Andi

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 1310

    Agos membawa Andini ke kamar pribadi Ganendra.Tirai pintu dari kain brokat tebal terangkat sedikit tanpa suara. Di dalam ruangan, bara api di sudut terdengar berletupan, membuat seluruh kamar terasa hangat.Aroma obat yang samar seolah-olah ikut mengepul, menyebarkan hawa sakit yang tipis tetapi nyata.Ganendra bersandar miring di sebuah dipan besar dekat jendela yang dilapisi kulit harimau putih tebal. Dia mengenakan pakaian tidur berwarna putih kebiruan yang longgar. Rambut panjangnya yang hitam tidak diikat, terurai begitu saja di bahunya, membuat wajahnya tampak semakin pucat hingga hampir transparan. Benar-benar tidak ada sedikit pun rona darah.Satu tangan terkulai lemah di atas lutut yang ditekuk, sementara tangan lainnya menekan erat bagian dada kirinya, tepat di atas jantung. Buku jarinya memucat karena menahan terlalu kuat. Dia seperti sedang berusaha keras menekan sesuatu.Mendengar suara langkah kaki, Ganendra perlahan mengangkat kepala. Di dalam matanya tersimpan sedikit

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 1309

    Seolah-olah baru saja mengalami siksaan yang paling ekstrem, napas Rangga terengah-engah.Jelas, seluruh tubuhnya sudah tak punya sedikit pun tenaga, tetapi dia tetap bersikeras bertanya, "Bagaimana?"Wajah Andini tampak tegang, tetapi dia berkata, "Nggak apa-apa, kamu istirahat dulu yang baik."Selesai berbicara, dia menarik selimut dan menyelimuti tubuh Rangga. Rangga memejamkan mata. Tubuhnya jelas sudah letih sampai ke batasnya, tetapi dia masih tidak bisa tenang. "Jangan berkeliaran sembarangan .... Berhati-hatilah dengan ... Ganendra."Andini menarik sudut bibirnya, mengangguk. Melihat Andini menyetujui, barulah Rangga tenang dan tertidur.Senyuman tipis yang susah payah terangkat di sudut bibir Andini pun menghilang tepat saat Rangga menutup matanya.Racun dalam tubuh Rangga bernama Belenggu Tulang, khusus digunakan untuk menghadapi orang yang sedang terluka berat.Setelah meminumnya, meskipun orang yang terluka tidak akan kehilangan nyawa, racun itu akan seperti duri yang melek

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 1308

    Tubuh Andini tiba-tiba menegang, seolah-olah kalimat ringan itu menusuk suatu sudut yang telah lama berdebu. Bahkan napasnya pun terhenti sejenak.Rangga sama sekali tidak menyadarinya. Pandangannya tetap jatuh pada Andini. Dia berkata pelan seolah-olah berbicara pada dirinya sendiri, "Kamu selalu nggak bisa fokus membaca buku, seperti seekor burung kecil yang terus berkicau. Hanya saat memegang kue-kue ini kamu bisa diam sebentar."Karena itu, Rangga yang berusia 17 tahun selalu merasa bahwa Andini sangat menyukai kue.Andini perlahan mengangkat kelopak matanya. Kedua matanya seperti danau dalam, menyimpan emosi yang rumit dan sulit dibaca, dan beradu dengan tatapan penuh selidik dari Rangga.Rangga akhirnya menyadari ada sesuatu yang aneh. Kelembutan di wajahnya perlahan membeku, alisnya sedikit berkerut. Di dasar matanya melintas bayangan keraguan. "Ada apa?"Suaranya mengandung sedikit ketegangan yang sulit ditangkap dan tatapannya tak lepas dari setiap perubahan halus di wajah And

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 1307

    Dia akhirnya menurunkan kelopak matanya perlahan. Bulu mata yang tebal memunculkan dua bayangan berat di atas wajahnya yang pucat.Seolah-olah seluruh tenaganya tersedot habis, Rangga tenggelam di sandaran kursi yang dingin. Seluruh dirinya seperti sedikit demi sedikit ditelan kegelapan tak berwujud, semakin dalam, hingga akhirnya jatuh ke lautan keputusasaan yang sunyi."Pasti ...." Suaranya serak dan lirih, seperti helaan napas yang melayang di udara beku, membawa rasa sesak seakan-akan sedang tenggelam. "Pasti telah terjadi banyak sekali hal, 'kan?"Di luar jendela, cahaya fajar tampak semakin berkilau indah. Namun, dua orang di dalam ruangan itu seperti sejak lama sudah tenggelam ke danau yang begitu dingin dan menusuk tulang.Andini mengerahkan tenaga, mencubit pergelangan tangannya sendiri. Kuku-kukunya menancap dalam ke kulit. Rasa sakit yang tajam itu membuatnya dengan susah payah mendapatkan sedikit kejernihan kembali.Dia menarik napas panjang, menekan rasa sesak di tenggorok

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 1306

    Andini mengerutkan alis. Rasa aneh yang muncul di hatinya semakin membesar.Dia menatap Rangga dengan tatapan selidik, dan akhirnya tak bisa menahan diri untuk bertanya, "Rangga, kenapa kamu ada di sini?"Rangga menarik kembali tangannya, lalu perlahan-lahan menyeret langkah masuk ke ruangan. "Aku nggak tahu."Saat berbicara, dia sudah kembali duduk di kursi itu. Seolah-olah akhirnya tak perlu lagi memaksakan diri, dia mengembuskan napas berat, mengangkat tangan dan menekan pelipisnya yang masih terasa nyeri. Gerakannya membawa sedikit sikap keras kepala dan ketidaksabaran yang hanya dimiliki oleh Rangga saat masih muda.Dia perlahan membuka mulut. Suaranya rendah dan serak, mengandung kebingungan. "Aku hanya ingat kalau aku terluka sangat parah. Seluruh tulangku seperti hancur, rasanya sangat sakit. Setelah itu, semuanya menjadi kacau dan gelap. Aku nggak tahu siang atau malam, nggak tahu berada di mana."Dia terhenti, terengah-engah beberapa kali, seakan-akan sekadar mengingat rasa s

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status