共有

Putri Terbuang Dimanja Pangeran Tampan
Putri Terbuang Dimanja Pangeran Tampan
作者: Faiz bellzz

Bab 1. Dibeda-bedakan

作者: Faiz bellzz
last update 最終更新日: 2025-07-20 20:39:20

“Papa, senang karena Papa pulang dengan selamat.” Leta menyambut hangat kepulangan Rafqi–papanya setelah dinas di luar kota. 

Sayang, pria paruh baya itu bersikap tak acuh kepada Letha dan malah menyapa kedua anaknya yang lain.

“Lihat, apa yang papa bawa!” ujar Rafqi mengangkat paper bag yang sejak tadi ia jinjing.

Risha dan Rasya lantas saling pandang, lalu menatap Rafqi dengan antusias. “Papa, apa yang Papa bawa?” 

“Kalian akan mengetahuinya setelah melihatnya.” Rafqi kemudian menyerahkan paper bag tersebut kepada kedua saudara Letha. Sedangkan Letha sendiri, Rafqi abaikan.

Perempuan itu hanya bisa berdiri di tempat, melihat kedua saudaranya mendapatkan oleh-oleh dengan miris. 

Tak bisa Letha pungkiri, dibeda-bedakan, apalagi oleh orang tuanya membuat ia iri. Tapi sayangnya ia harus berpura-pura terlihat baik-baik saja. 

“Woah, ini gaun yang indah!” Risha berdecak kagum saat melihat gaun yang dibelikan oleh Rafqi begitu indah.

“Papa sengaja membelikannya untuk kalian. Dan pakailah saat datang ke pesta nanti malam!” 

“Pesta?” Rasya semakin antusias. 

“Ya, keluarga Hazard mengadakan pesta. Di sana akan ada banyak pria tampan dan kaya. Jadi mama berharap, kalian tampil cantik dan menarik!” Kali ini Geisha–istri Rafqi yang berbicara.

“Ini luar biasa, aku akan tampil secara maksimal!” 

“Dan aku akan menggunakan gaun yang ini!” 

Risha dan Rasya lantas pergi ke kamar untuk bersiap, sebab ingin tampil maksimal. Sementara Letha yang belum mendapatkan gaun, berdiri mematung–berharap Rafqi membelikan juga untuknya. 

“Untuk apa kau diam di situ?” tanya Geisha dengan nyalang. 

“Papa … jika Kak Risha dan Rasya mendapatkan gaun, lalu bagaimana dengan aku?” Letha bertanya dengan ragu. 

“Ck! Menyusahkan. Kau bisa menggunakan gaun yang ada saja.” Bukan Rafqi yang menjawab, melainkan Geisha. 

“Tapi—” 

“Mamamu benar, di lemari pakaianmu, banyak gaun dari mendiang ibumu. Jadi kau bisa memakai salah satunya,” potong Rafqi cepat, membuat Letha tak lagi dapat berkutik. Terlebih pria itu memilih berlalu bersama istrinya–meninggalkan Letha seorang diri dengan rasa kecewa.

Mendesah pelan, Letha kemudian berbalik–membawa langkahnya menuju kamar yang berada di bagian belakang. 

Iya, bahkan untuk tempat tidur pun Letha dibeda-bedakan. Jika yang lain mendapatkan kamar layaknya putri, ia diperlakukan seperti anak pembantu. 

“Baju mana yang harus kupakai?” Letha membuka lemari pakaiannya, menatap jejeran pakaian jadul milik mendiang ibunya. 

Tampak masih bagus karena Letha merawatnya dengan baik–sebagai kenang-kenangan. Hanya saja, modelnya ketinggalan jaman untuk dipakai ke sebuah pesta megah yang diadakan oleh keluarga Hazard. 

Meski begitu, Letha tak memiliki pilihan. Perempuan itu mengambil salah satu pakaian yang dirasa paling bagus, lalu memakainya.

Tak lama setelah Letha bersiap, pintu kamarnya diketuk dari luar. Lekas ia membuka pintu, dan tampaklah Risha dan Rasya dengan gaun yang indah. 

Bukan hanya itu, kedua saudara Letha juga memakai perhiasan yang mencolok. Sangat berbeda dengannya. Dan hal itu membuat Letha minder. 

“Kau lama sekali!” 

“Kami sudah menunggu dari tadi!” 

“Maaf,” ucap Letha saat kedua saudaranya mencerca.

“Ck! Sebaiknya kita berangkat sekarang.” 

Risha dan Rasya kemudian berbalik, lalu pergi. Tapi Letha masih berdiri di tempat–merasa jika seharusnya tak ikut.

“Hei, kenapa kau masih saja diam?” Risha menegur saat tak mendapati Letha mengikutinya. 

“Maaf, Kak, sepertinya aku tidak ikut.” 

“Kau gila?” sentak Rasya. “Jangan membuang-buang waktu. Kecuali kalau kau ingin mendapatkan hukuman!” 

Mendengar kata hukuman, lantas membuat Letha melangkah. Perempuan itu tak ingin mendapatkan hukuman, meski merasa jika dirinya tak pantas berada di pesta nanti.

***

“Kau jangan membuat malu. Ketika di dalam, bersikaplah dengan manis!” Rafqi mewanti-wanti sebelum mereka turun dari mobil.

“Iya, Dad,” sahut Letha tak bisa berbuat banyak selain mengikuti kakak dan adiknya, kemudian ditinggalkan sendiri di pojok ballroom saat mereka sibuk sendiri-sendiri.

“Ini sangat membosankan,” gumam Letha merasa kurang nyaman saat berada dalam tempat yang mewah dan megah. 

“Mau minum?” Tiba-tiba seorang pria menghampiri, menyodorkan segelas soda kepada Letha.

Menoleh ke arah sumber suara, Letha cukup terkejut ketika pria yang menawarkan minum adalah Jasper–anak kedua keluarga Hazard–juga teman satu kampusnya, meski Aletha sendiri tak akrab. Bahkan tidak pernah bertegur sapa sebelumnya. 

“Jasper,” gumam Letha pelan. Tatapannya tertuju kepada Jasper yang tersenyum manis dengan khasnya yang tampak tengil.

“Kenapa diam saja? Kau tidak haus?” Jasper menggerakan tangannya yang tengah menyodorkan gelas, agar Letha menerima.

Tak langsung menerima, Letha melirik ke arah gelas tersebut lalu menggeleng pelan. “Terima kasih, tapi aku tidak suka alkohol.”

“Woaah, kau polos sekali! Jadi kau pikir ini anggur? Ini hanya soda, jadi kau tidak akan mabuk saat meneguknya.” Jasper terkekeh, merasa geli karena Letha tak bisa membedakan antara wine dan soda.

Refleks Letha menunduk dalam–menyembunyikan rona merah yang menghiasi pipinya.

“Letha, kau bodoh sekali …,” gumam Letha merutuk diri sendiri.

“Hei, ayo ambillah!” Jasper kembali menyerahkan gelas berisi soda kepada Letha yang tak kunjung menerimanya. “Aku tahu, kau pasti merasa asing di sini. Jadi aku berniat menemanimu.”

Terus didesak untuk menerima gelas tersebut, akhirnya Letha yang sudah berhasil mengontrol diri pun secara perlahan kembali menegakkan kepala, menatap Jasper yang terus meyakinkan. Hingga akhirnya Letha menerima dan meneguknya secara perlahan.

“Aku tidak berbohong, ‘kan?” ujar Jasper setelah melihat Letha meminumnya. 

Tersenyum malu, Letha kemudian mengangguk pelan. “Kau benar, aku yang salah mengira,” sahutnya membuat Jasper terkekeh.

“Aku tidak menyangka jika di kota ini masih ada gadis polos sepertimu,” ujar Jasper mencairkan suasana dengan gombalan mautnya. Tapi sepertinya hal itu tidak berlaku bagi Letha yang hanya menanggapinya dengan senyuman tipis. Senyum yang entah mengapa membuat Jasper semakin tertarik. Sehingga terus memandang Letha dengan tatapan berbeda.

“Letha, ternyata kau di sini!” Tiba-tiba Rasya datang. 

“Sejak tadi aku di sini,” balas Letha. 

“Benarkah? Padahal tadi aku mencarimu ke sini, tapi tidak ada!” kilah Rasya.

Kening Letha langsung mengkerut. “Untuk apa kau mencariku?” 

“Tadi papa memintaku mencarimu. Sepertinya ada yang ingin dibicarakan oleh beliau!”  

“Papa ingin bicara denganku?” gumam Letha cukup terkejut. “Berbicara mengenai apa?” 

“Kau akan tahu setelah bertemu dengan beliau. Jadi sebaiknya ikutlah dengan kami!” cetus Rasya kemudian menoleh ke arah Jasper. “Jasper, maaf karena mengganggu. Tapi aku harus membawa Letha!”

Sedikit menaikkan satu alisnya, Jasper tampak tak senang, sebab merasa terganggu. Tapi lelaki itu tetap mempersilakan. “Ya, kita bisa bertemu lain kali,” balasnya tertuju kepada Letha. 

Letha hanya tersenyum lalu mengikuti Rasya ke bagian belakang ballroom tanpa rasa curiga. 

この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード

最新チャプター

  • Putri Terbuang Dimanja Pangeran Tampan   Bab 7. Ancaman

    “Jangan berdekatan dengan pria lain, jika tidak ingin saya makan!”Sebuah peringatan Letha dapatkan saat ia bersiap turun dari mobil. Pergerakan Letha yang berniat membuka pun terhenti. Perempuan itu kemudian menoleh, lalu menunduk ketika tatapan penuh intimidasi didapatkan dari Jaden. “Maksud Anda, pria siapa? Saya tidak pernah berdekatan dengan pria manapun,” elaknya. Satu alis Jaden langsung terangkat, kemudian sedikit mencondongkan tubuhnya. “Jasper Hazard. Saya tahu dia sedang mendekatimu,” bisiknya.Letha membelalak, sedikit melirik ke arah Jaden yang masih mempertahankan posisinya. “Ja-jasper … adik Anda?”“Hemm.” Jaden menegakkan tubuhnya kembali. “Dia pria berbahaya, kau harus menjauhinya!”“Tapi saya rasa … jika dibanding dengan Anda, maka lebih bahaya Anda.”Air wajah Jaden langsung berubah, terlebih setelah mendengar penuturan Letha selanjutnya.“Dia hanya menyapa, dan sekali menemani saya saat di pesta malam itu. Tidak seperti Anda—” Ucapan Letha terpotong, sebab Jaden

  • Putri Terbuang Dimanja Pangeran Tampan   Bab 6. Mengulang

    “Kenapa reaksimu berlebihan seperti itu?”Satu alis Jaden terangkat saat melihat reaksi Letha yang berlebihan. “I-itu karena ….” Letha tak sanggup melanjutkan ucapannya, sebab takut jika Jaden tersinggung.Jaden tersenyum miring. “Kau tak percaya karena saya memiliki wajah yang tampan?” Dengan wajahnya yang lugu, Letha mengangguk. “Iya.” “Artinya kau mengakui jika saya memang tampan!” Jaden begitu percaya diri, sebab wajahnya memang tampan. Letha langsung menunduk malu, menyembunyikan rona merah di pipinya.“Seorang Jaden Hazard memang tampan. Dan hanya kau yang mengetahui ketampananku, sebab seperti yang kau tahu jika orang-orang mengatakan jika aku memiliki wajah yang buruk!” Perlahan Letha menegakkan kepala, lalu mendongak agar bisa melihat wajah Jaden dengan jelas. “Jadi, Anda benar-benar Jaden Hazard?” tanya Letha memastikan. “Ck! Kau memang gadis keras kepala.” Jaden berdecak sambil menyentil kening Letha. “Ssstthhh ….” Letha meringis sambil mengusap dahinya. “Kenapa And

  • Putri Terbuang Dimanja Pangeran Tampan   Bab 5. Jaden Hazard

    “Anda ingin membawa saya ke mana?” Letha bingung saat Jaden memaksanya masuk ke mobil. “Kau akan mengetahuinya setelah kita tiba!” Pria itu kemudian ikut masuk, lalu meminta Max menjalankan mobil.Tiba di tempat tujuan, Jaden meminta Letha mengikutinya.“Tuan ….” Letha dibuat terkesima saat memasuki sebuah rumah megah nan mewah. “Hemm?” Jaden berhenti melangkah lalu berbalik.“A-apa ini rumah Anda?”“Tentu saja. Untuk apa saya membawamu ke rumah orang?” Letha hanya meringis, lalu kembali mengikuti Jaden yang menaiki undakan anak tangga.“Tuan,” panggil Letha kembali, membuat Jaden berhenti dan menoleh.“Tidak hanya ketika sedang bercinta, tapi saat seperti ini saja kau banyak bicara.”Bibir Letha langsung terkatup dan kembali mengikuti Jaden yang membawanya ke salah satu kamar.“Masuklah!” tegur Jaden saat Letha tak mengikutinya masuk. “Tapi untuk apa Anda meminta saya masuk?” “Untuk mengulang kejadian malam itu,” jawab Jaden tenang, tapi berhasil membuat wajah Letha merah.“Tuan

  • Putri Terbuang Dimanja Pangeran Tampan   Bab 4. Mau ke mana?

    [Nona kecil, kau mau kabur ke mana?]“Siapa dia?” gumam Letha dengan kening yang mengkerut setelah membaca pesan dari nomor yang tak dikenal. “Mungkin orang iseng!”Perempuan itu kemudian menaruh ponselnya di atas ranjang lalu melangkah menuju kamar mandi. Tubuhnya lelah setelah seharian membantu di kebun. Dan berharap malam ini bisa tidur nyaman meski bukan di kamar biasanya. Tapi ketika Letha akan rebahan, ponselnya kembali bergetar, dan nomor yang tak dikenal tadi kembali mengirimnya pesan.[Beraninya kau mengabaikanku setelah malam itu menggodaku dengan nakal!] Wajah Letha pucat seketika. Bayangan malam itu kembali menari-nari di kepalanya. “Apa mungkin dia—”“Oh, astaga!” Letha memekik secara refleks ketika ponselnya tiba-tiba berdering, dan menampilkan nomor tak dikenal tadi menelponnya. “Apakah benar ini dia?”Letha tampak ragu, dan berniat mengabaikan. Tapi orang yang menghubungi tak menyerah.[Jika kau tidak menerima panggilanku, aku akan masuk ke kamarmu sekarang juga!]M

  • Putri Terbuang Dimanja Pangeran Tampan   Bab 3. Sepucuk surat

    “Astaga, apa yang terjadi?” Letha memekik tertahan sambil bangkit, tapi kesulitan karena tangan kokoh Jaden melingkar erat pada perutnya. Perempuan itu baru saja membuka mata, dan hal yang pertama ia lihat adalah wajah tampan Jaden yang tertidur pulas. Refleks Aletha menunduk, melihat apa yang terjadi, dan mendapati jika dirinya dalam keadaan polos. “Oh, apa ini?” gumam Letha benar-benar dibuat bingung. Ia memijat pelipisnya yang berdenyut sambil berusaha mengingat apa yang terjadi. “Tidak mungkin!” Letha membelalak, tak habis pikir dengan dirinya sendiri ketika semua potongan ingatan tentang kejadian semalam sudah terkumpul dan tersusun dengan rapi. “Astaga, kenapa aku bodoh sekali?” Perempuan itu benar-benar merutuk diri sendiri. Tapi semua sudah terjadi, menyesal pun tak ada guna. Letha sadar akan hal itu, sehingga langkah yang diambil untuk sekarang adalah berusaha melepaskan diri dari belitan tangan Jaden dengan perlahan–berharap jika Jaden tidak terganggu dengan tindakannya.

  • Putri Terbuang Dimanja Pangeran Tampan   Bab 2. Malam panas

    “Kak Risha, kau juga di sini?” tanya Letha saat ia baru saja tiba.“Tentu saja. Aku juga anaknya daddy, dan beliau mengatakan agar kita menunggu di sini,” jawab Risha cepat. “Oh, begitu?” Dengan polosnya Letha percaya. Perempuan itu kemudian duduk di samping Risha. “Agar tidak bosan menunggu, aku sengaja membawa makanan dari ballroom. Apa kau mau?” Risha mengambil sebuah cake coklat di atas meja, lalu menyerahkannya kepada Letha, tapi Letha tak menerimanya begitu saja dan malah menatap kakaknya dengan dalam. Sehingga membuat Risha tersinggung. “Apa kau pikir aku menaruh racun di dalamnya?” Risha mendengus kesal, lalu tanpa aba-aba ia memakan cake tersebut. “Lihat, jika aku menaruhnya, maka aku sudah mati sekarang!” Perempuan itu berbicara dengan mulut yang penuh. Letha diam, memperhatikan, dan pada akhirnya merasa yakin jika Risha tak menaruh apapun di dalamnya. “Baiklah, terima kasih,” ucapnya seraya mengambil satu cake vanila.Perempuan itu memakannya tanpa rasa curiga, sedangk

続きを読む
無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status