Share

Bab 5. Jaden Hazard

Penulis: Faiz bellzz
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-26 15:24:27

“Anda ingin membawa saya ke mana?” Letha bingung saat Jaden memaksanya masuk ke mobil. 

“Kau akan mengetahuinya setelah kita tiba!” Pria itu kemudian ikut masuk, lalu meminta Max menjalankan mobil.

Tiba di tempat tujuan, Jaden meminta Letha mengikutinya.

“Tuan ….” Letha dibuat terkesima saat memasuki sebuah rumah megah nan mewah. 

“Hemm?” Jaden berhenti melangkah lalu berbalik.

“A-apa ini rumah Anda?”

“Tentu saja. Untuk apa saya membawamu ke rumah orang?” 

Letha hanya meringis, lalu kembali mengikuti Jaden yang menaiki undakan anak tangga.

“Tuan,” panggil Letha kembali, membuat Jaden berhenti dan menoleh.

“Tidak hanya ketika sedang bercinta, tapi saat seperti ini saja kau banyak bicara.”

Bibir Letha langsung terkatup dan kembali mengikuti Jaden yang membawanya ke salah satu kamar.

“Masuklah!” tegur Jaden saat Letha tak mengikutinya masuk. 

“Tapi untuk apa Anda meminta saya masuk?” 

“Untuk mengulang kejadian malam itu,” jawab Jaden tenang, tapi berhasil membuat wajah Letha merah.

“Tuan, untuk malam itu ….” Letha agak ragu mengatakannya. “Saya sungguh minta maaf. Tapi sejujurnya, saya dijebak.”

“Apapun alasannya, tapi kau sudah mengusikku,” balas Jaden tak mempedulikan alasan yang Letha berikan. Baginya, Letha sudah masuk dalam hidupnya, dan tak semudah itu untuk lepas darinya. “Kau masuk tanpa izin ke kamarku dan menggodaku. Jadi tidak semudah itu saya memaafkanmu!”

“Kalau begitu, apa yang harus saya lakukan untuk mendapatkan maaf darimu?” Letha menatap sejenak, lalu kembali menunduk. Sebab sorot mata Jaden dengan seringai tipis di bibirnya membuat perempuan itu takut. 

“Masuklah dulu, kau akan tahu!” 

Letha ragu, tapi tetap masuk. “Apa ini kamar Anda?”

“Tidak, ini kamarmu!” jawab Jaden seraya duduk di tepi ranjang. 

“Ka-kamarku?”

“Hemm.” Jaden mengangguk kemudian menggerakan dagunya sebagai isyarat untuk Letha duduk di sampingnya. “Wanitaku tidak boleh tidur di tempat kumuh!” 

Langkah ragu Letha langsung terhenti. Ia menatap Jaden dengan mata yang membola. “Wanitamu?” 

“Hemm, kau adalah wanitaku, Gadis kecil!” 

Letha menggeleng dengan cepat. “Tidak, sejak kapan saya menjadi wanitamu, Tuan!” 

“Sejak kau menginjakan kakimu di kamarku malam itu.” Tanpa aba-aba Jaden meraih tangan Letha, lalu menariknya hingga Letha terjerembab pada dadanya. 

“Tuan!” pekik Letha berniat bangkit, tapi Jaden menahannya dan memaksa Letha untuk duduk di pangkuannya. “Tolong lepaskan saya ….” 

“Itu hal yang mustahil,” balas Jaden sambil meraih tangan Letha lalu mengusapnya lembut. “Tanganmu kasar. Sepertinya kau sangat bekerja keras untuk mendapatkan uang jajan!” 

Letha tertegun, entah sejauh mana Jaden mengetahui tentangnya. Tapi ucapan Jaden barusan membuat sorotnya menjadi sendu.

“Jika kau tinggal bersamaku, kau akan dimanjakan!” Jaden menambahkan ketika Letha bergeming. “Aku bisa memberikanmu apapun yang kau mau.” 

Letha mulai terpengaruh. Matanya yang bergeming perlahan bergerak, menatap Jaden. 

“Apapun?” tanya Letha seolah memastikan. 

“Hemm.” Jaden mengangguk singkat lalu sedikit memajukan wajah dan berbisik tepat di telinga Letha. “Termasuk mendapatkan hakmu sebagai pewaris tunggal.” 

Letha membelalak, menatap Jaden tak percaya. “Sejauh apa kau mengetahui tentangku?” 

“Itu bukan hal yang penting,” balas Jaden. “Yang terpenting adalah kau bersedia menjadi wanitaku.” 

Cup!

Tanpa aba-aba Jaden mendaratkan sebuah kecupan singkat. Tapi berhasil membuat tubuh Letha tegang. 

“Tuan—” 

Tak membiarkan Letha protes, Jaden kembali mencium Letha. Kali ini lebih rakus, hingga membuat Letha kewalahan.

“Tuan …,” ucap Letha dengan napas yang terengah. 

“Kau menyukainya?” Jaden tersenyum saat Letha diam. “Diam artinya iya,” tambahnya. 

Letha bergeming, tak menyangkal jika dirinya memang menyukainya. Tapi ia terlalu malu untuk mengakuinya.

“Kau memang polos!” Jaden gemas sendiri dan menjawil hidung Letha hingga merah.

“Tuan, sakit!” protes Letha tak diindahkan oleh Jaden. Meski begitu, Jaden tetap membiarkan saat Letha bangkit dan turun dari pangkuannya. 

Perempuan itu melangkah menuju jendela, lalu menatap lurus ke depan. Sehingga Jaden pun ikut bangkit dan mendekat. 

“Jadi, apa kau sudah memikirkannya?” 

Letha menoleh, menatap Jaden dengan serius. Kali ini ia mengabaikan rasa takutnya saat melihat sorot tajam dari Jaden. 

“Sebelum menjawab … saya juga ingin tahu siapa dirimu, Tuan.” 

“Ah, ternyata kau perhitungan.” Jaden menyeringai. 

“Saya hanya tidak ingin bersikap gegabah.” 

Jaden mengangguk paham. “Baiklah, saya mengerti,” balasnya kemudian melanjutkan. “Saya adalah Jaden Hazard.” 

“Jaden Hazard,” gumam Letha sambil menatap ke depan, tapi kemudian matanya melebar saat menyadari sesuatu. “Ja-jaden Hazard?” 

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Putri Terbuang Dimanja Pangeran Tampan   Bab 36. Tidak sabar

    "Kenapa harus membahas hal seperti itu? Yang terpenting sekarang kau mengandung, dan aku akan menikahimu!" Jawaban dari Jaden membuat Letha kecewa. Perempuan itu hanya bisa menahan napas sejenak, lalu mematikan panggilan tanpa mengatakan apapun lagi. "Yang dikatakan Tuan Jaden benar. Tidak seharusnya aku memikirkan bagaimana perasaan pria itu padaku," gumam Letha memilih merebahkan diri di ranjang. "Ayolah Letha, kau harus sadar jika kau bukanlah type wanita yang disukai Tuan Jaden!" *** "Tuan putri baru bangun? Enak sekali kau!" Rasya menatap Letha yang baru saja keluar dari kamar dengan tajam.Letha diam, memilih tak menyahuti. Sehingga Rasya kembali berujar, "Harusnya kau sadar diri---" Ucapan Rasya langsung terhenti ketika Risha menyikutnya."Kakak, apa maksudmu?" Rasya protes--tak terima dengan tindakan Risha padanya barusan."Kau tidak mendengar apa kata ibu tadi?" tanya Risha membuat Rasya memutar bola matanya dengan malas."Aku hanya memarahinya. Bukan menyiksanya!" ki

  • Putri Terbuang Dimanja Pangeran Tampan   Bab 35. Alat penghasil pewaris

    "Letha, jadi pria tua yang menjadi teman tidurmu adalah anak pertama dari keluarga Hazard?"Letha diam saja dengan kepala yang menunduk dalam saat ia mendapatkan cercaan dari kedua orang tua dan kedua saudaranya. Risha dan Rasya bahkan terlihat puas sekarang. "Aku tidak mengerti bagaimana bisa kalian berhubungan. Tapi bukankah itu baik, Papa?" ujar Risha lalu mengalihkan perhatiannya ke arah Rafqi. "Setidaknya dengan Letha mengandung anak dari keluarga Rafqi, kita akan mendapatkan keuntungan!" "Itu benar." Bukan Rafqi yang menyahut, melainkan Geisha. "Kali ini tindakanmu benar. Meski anak pertama dari keluarga Hazard terkenal dengan perangai dan wajahnya yang buruk, kau tetap menjadi menantu dari keluarga Hazard!" tambahnya."Dan kau harus bersikap manis. Jangan membuat masalah hingga membuat anak pertama dari keluarga Hazard murka di masa depan!" cetus Rafqi mewanti-wanti. "Karena andai kau melakukan kesalahan. Bukan hanya kau yang akan mendapatkan masalah, tapi kami juga!""Leth

  • Putri Terbuang Dimanja Pangeran Tampan   Bab 34. Melamarkan

    "Jangan lupa untuk memberiku kabar," ujar Jaden sebelum membiarkan Letha turun."Iya, aku akan mengingatnya." Setelah mengatakan itu, Letha turun dari mobil, lalu masuk ke rumah yang terlalu memiliki banyak kenangan di dalamnya. "Bukankah dia anak nakal itu?" cetus Geisha begitu Letha masuk.Sontak pandangan semua orang langsung teralih kepada Letha yang kini berdiri di ambang pintu."Dasar anak nakal!" Rafqi langsung bangkit, pria paruh baya itu kemudian mendekat, lalu mendaratkan sebuah tamparan yang membuat pipi Letha merah. Refleks Letha langsung memegang pipinya dengan mata yang berkaca-kaca. "Papa ...." "Selama ini kau ke mana saja, huh?" tanya Rafqi dengan nada tinggi. "Kau tidak berada di gudang, juga tidak masuk ke kampus. Benar-benar anak menyebalkan!" cercanya semakin menjadi, sedangkan Letha hanya bisa diam dengan kepala tertunduk dalam. Melihat hal itu lantas membuat Rafqi semakin geram. "Kau tidak ingin menjelaskan sesuatu, huh?" "Maaf," ucap Letha, tapi tak di

  • Putri Terbuang Dimanja Pangeran Tampan   Bab 33. Dimarahi

    "Oh, ini sungguh menyebalkan," keluh Rafqi sambil memijat pelipisnya yang terasa berdenyut. Jelas hal itu membuat Geisha menatap suaminya dengan heran. "Ada apa dengan dirimu? Pulang-pulang mengeluh seperti itu!" Rafqi mendesah pelan, lalu memilih untuk duduk terlebih dahulu. Sontak Geisha pun melakukan hal yang serupa sambil menunggu penjelasan dari suaminya itu. "Aku baru saja ke desa untuk memeriksa hasil panen yang selalu berkurang. Tapi coba tebak apa yang aku dapatkan di sana?" "Kenapa bertanya padaku? Aku bahkan tidak tahu apa-apa," jawab Geisha membuat Rafqi mendengus kesal. Pria paruh baya itu memilih untuk menyandarkan punggungnya terlebih dulu pada sandaran kursi sebelum berkata, "Letha tidak ada di sana. Dan menurut pekerja, anak itu tidak pulang dalam beberapa hari ini!" "Apa?" Geisha membelalak, lalu menatap Rafqi serius. "Anak itu memang selalu membuat masalah. Dasar anak nakal!" Tentu saja hal itu semakin membuat Rafqi geram. "Panggilkan Risha dan Rasya!"

  • Putri Terbuang Dimanja Pangeran Tampan   Bab 32. Status

    "Jadi dia anak kedua dari keluarga Rafqi?"Hazard menunjuk Letha, lalu mengalihkan perhatiannya ke arah Jaden, dan menatap anak sulungnya dengan tatapan tak percaya. "Hemm. Namanya Aletha Ephnaan, wanita pilihanku." Jaden menjawab dengan penuh percaya diri.Bahkan pria itu bergerak meraih tangan Letha, menggenggamnya, lalu mengecup punggung tangan perempuan itu tanpa sungkan. Sehingga membuat Jasper yang menyaksikannya pun diam-diam mengepalkan tangannya di bawah meja. Sementara Elisa dan Hazard terperangah karena selama ini Jaden telah menjelma menjadi pria yang kaku. "Hhaha ...." Hazard tertawa lepas melihat tingkah anak sulungnya. "Baiklah, baiklah, papa akan meminta Rafqi untuk berkunjung ke rumah kita!" ujarnya begitu menghentikan tawa. Pria paruh baya itu kemudian meminta mereka untuk menikmati makan malam. "Sebagai perayaan karena sebentar lagi kita akan memiliki pewaris, maka nikmatilah makan malam ini!" "Letha, jangan sungkan. Kau harus makan yang banyak agar calon cucuk

  • Putri Terbuang Dimanja Pangeran Tampan   Bab 31. Calon pewaris

    Jaden diam, menatap Letha yang tengah menatapnya dengan penuh harap sekaligus cemas. Lalu dengan pelan pria itu mengembuskan napas."Menikah?" Jaden mengulangi, dan Letha mengangguk dengan gerakan patah-patah sebagai jawaban. "Tentu saja kita akan menikah! Aku tidak mungkin membiarkan calon pewarisku tidak memiliki status yang jelas," sambungnya membuat Letha menahan napas sejenak."Ma-maksudnya, kau benar-benar akan menikahiku?" Letha masih tak percaya dan berpikir jika ia salah mendengar."Hemm. Kita akan menikah. Jadi kau harus beristirahat karena nanti malam saya membawamu bertemu dengan keluarga saya!" terang Jaden semakin membuat mata Letha melebar."Ja-jadi aku akan bertemu dengan Tuan Hazard?""Yes, Baby. Nanti malam saya berniat memperkenalkanmu dengan mereka sebagai calon istriku!" Letha diam, tak mengira jika Jaden benar-benar akan bertanggung jawab. Terlepas dari perasaan pria itu padanya."Ada apa dengan wajahmu?" Jaden menaikkan satu alisnya, menatap Letha dengan hera

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status