공유

Bab 5

작가: Buchara
Septha termangu sejenak sebelum bereaksi. "Kok bisa terjebak di gunung?"

Gisella menangis sambil menceritakan apa yang terjadi. Ternyata tadi mereka melihat seekor rubah putih dan Karl nekat mengejarnya sendiri meskipun hujan. Tak disangka, terjadi longsor dan Karl pun terjebak di dalam gunung.

"Gila!" Wajah Septha langsung menegang. "Gunung ini sangat rawan longsor. Malam hari juga sering ada serigala. Karl cari mati ya?"

Salah satu teman pria Karl tidak terima dan membalas, "Kamu teriak-teriak buat apa? Kalau kamu punya solusi, bilang saja! Kami sudah tanya staf arena, tim penyelamat tercepat pun butuh waktu setengah hari untuk sampai ke sini .... Eh, Septha, kamu mau ke mana?"

Di tengah teriakan kaget itu, Septha sudah meloncat ke atas kuda dengan cekatan. Dia menjawab dengan dingin, "Tentu saja mau tolong dia."

Kemudian, dia mengayunkan cambuk dan melesat pergi, meninggalkan semua orang melongo. "Dia jago naik kuda? Tekniknya sebagus itu?"

Wajah Gisella langsung pucat, kedua tangannya mengepal erat.

....

Septha sangat mengenal medan gunung itu, jadi langsung memilih jalur alternatif yang tidak terdampak longsor. Alasannya menyelamatkan Karl sangat sederhana.

Pertama, arena berburu ini atas namanya. Jika terjadi kematian, namanya pasti akan terseret dan rencananya untuk meninggalkan Negara Tuvalu tak akan semudah itu. Kedua, karena dia masih berutang nyawa pada Karl.

Beberapa tahun lalu, tak lama setelah dia kembali ke Keluarga Salim, dia dan Gisella pernah diculik. Saat itu, orang tua mereka lebih memilih menyelamatkan Gisella yang tidak memiliki hubungan darah dengan mereka.

Saat dia hampir dibunuh, Karl yang menerobos ke markas penculik untuk menyelamatkannya. Demi menolongnya, dia tertusuk tiga kali dan menjalani operasi selama semalaman. Utang nyawa itu harus dibayar.

Septha menunggang kuda di tengah hujan lebat selama lima jam, sampai akhirnya menemukan Karl di sebuah gua. Dia pingsan dan sedang memeluk rubah putih itu erat-erat.

Di bibirnya, terdengar gumaman samar, "Gisella ... ini untukmu .... Aku bawa ini untukmu ...."

Mata Septha meredup. Demi memberi Gisella satu pengakuan cinta, pria ini rela mempertaruhkan nyawanya?

Septha tersenyum mengejek, lalu menunduk untuk mengangkat tubuh Karl. Namun, saat menoleh, dia melihat puluhan pasang mata hijau menyala di dalam kegelapan. Itu kawanan serigala.

Septha tak menyangka hari ini akan begitu sial. Namun, dia segera mengangkat senapan dan bersiap melindungi dirinya dan Karl.

Sejam kemudian, semua serigala tergeletak mati, tetapi Septha juga digigit di tiga tempat. Kebetulan sekali, jumlah luka itu sama dengan jumlah luka Karl saat menyelamatkannya dulu.

Dengan tubuh penuh darah, dia menggertakkan gigi dan mengangkat tubuh Karl ke atas pelana, lalu menunggang kuda kembali ke arena.

Saat kembali ke aula utama, semua orang terkejut melihat tubuh Septha bersimbah darah. Dia terjatuh dari kuda, lalu mendorong tubuh Karl ke arah Gisella dan memaksakan diri untuk berkata, "Katakan pada Karl, aku sudah bayar kembali nyawa yang dia selamatkan dulu."

Usai berbicara, pandangannya menggelap. Septha kehilangan kesadaran.

....

Ketika Septha sadar kembali, dia sudah berada di rumah sakit. Luka-lukanya telah ditangani dengan baik. Dia membuka mata dan langsung bertanya pada dokter:

"Di mana pria yang datang bersamaku?"

Setelah mendapat nomor kamar rawat Karl, Septha pun berjalan ke sana untuk memastikan keadaan. Namun, sebelum sempat masuk, dia mendengar suara dari dalam.

Salah satu teman Karl sedang berbicara, "Karl, Gisella yang menyelamatkanmu! Dia nggak peduli pada bahaya dan langsung masuk ke hutan demi kamu. Gisella benar-benar mencintaimu!"
이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요

최신 챕터

  • Putri Tertukar Dambaan Suamiku   Bab 25

    Septha terpaku di tempatnya. Karl ternyata benar-benar telah meninggal dunia.Negara Tuvalu. Pemakaman.Septha menatap foto hitam putih Karl yang terpahat di batu nisan, ekspresinya sulit dijelaskan. Dia tidak menyangka, setelah perpisahan mereka enam bulan lalu, pertemuan berikutnya mereka telah berada di alam yang berbeda.Melihat ekspresinya, ibu angkat yang berdiri di sampingnya akhirnya berkata, "Septha, kamu marah padaku, nggak ?""Waktu itu Karl memang pernah menyuruh orang untuk menyampaikan pesan padamu. Dia bilang, kecuali kamu mau memberinya anak, dia nggak akan menjalani terapi sel punca.""Tapi, saat itu kamu bilang kamu nggak peduli apakah dia hidup atau mati, jadi aku mengambil keputusan sendiri dan nggak menyampaikan pesannya. Kalau kamu ingin menyalahkan seseorang, salahkan aku saja."Septha akhirnya tersadar dari lamunannya, lalu tersenyum pada ibu angkatnya."Kenapa Ibu bilang begitu? Waktu itu Ibu sudah menyampaikan semuanya dengan sangat jelas. Aku sendiri yang bil

  • Putri Tertukar Dambaan Suamiku   Bab 24

    Keesokan harinya.Di Idalia.Septha baru saja bangun dari tidurnya ketika ibu angkatnya tiba-tiba masuk ke kamar dengan raut wajah yang tampak rumit.Septha mengangkat kepala dan bertanya, "Ibu, ada apa?"Ibu angkatnya ragu sejenak, lalu akhirnya berkata dengan suara pelan, "Ada pesan dari Karl dari Negara Tuvalu. Dia memintaku menyampaikannya padamu."Septha tertegun sejenak. Namun di detik berikutnya, dia langsung berkata tanpa ragu-ragu, "Aku nggak mau dengar."Tatapan ibu angkatnya sedikit goyah. "Septha, kamu yakin?"Sejujurnya, saat pertama kali mendengar bahwa Karl menitipkan pesan untuk Septha, dia sendiri juga ingin langsung menolaknya. Namun saat dia mengetahui isi pesan itu, dia juga ikut tertegun.Tak disangka, Karl ternyata mengidap penyakit mematikan. Yang lebih mengejutkan lagi, pria itu berkata dengan kejam bahwa kecuali Septha bersedia kembali ke sisinya dan mau melahirkan anak untuknya, dia tidak akan menjalani terapi sel punca.Itu benar-benar seperti mengancam Septh

  • Putri Tertukar Dambaan Suamiku   Bab 23

    Karl langsung dibawa untuk menjalani pemeriksaan dan hasilnya mengejutkan semua orang. Karl didiagnosis mengidap kanker. Jenis kankernya sangat tersembunyi, sehingga saat ditemukan, kondisinya sudah berada di stadium akhir.Wajah dokter tampak sangat serius."Pak Karl, untuk kanker ini, metode pengobatan terbaik saat ini adalah terapi sel punca. Idealnya, Anda memiliki seorang anak. Dalam proses kehamilan, kami bisa mengambil sejumlah sel punca untuk digunakan dalam pengobatan Anda.""Tenang saja, prosedur ini tidak akan membahayakan kesehatan sang anak."Karl tertegun. Sementara itu, kedua orang tua kandungnya telah datang bersama Gisella.Begitu Gisella mendengar bahwa Karl mengidap penyakit mematikan, dia langsung panik dan nyaris kehilangan kendali. Dia tidak lagi memedulikan segala pertengkaran mereka sebelumnya dan buru-buru berkata, "Aku yang akan melahirkan untukmu!"Gisella mencengkeram tangan Karl erat-erat. "Karl, kamu nggak perlu menikah denganku, nggak perlu memberiku janj

  • Putri Tertukar Dambaan Suamiku   Bab 22

    Tentang penculikan yang terjadi waktu itu, sebenarnya sangat sedikit orang yang tahu kebenarannya. Bahkan saudara-saudara Karl pun mengira bahwa penculikan itu memang direncanakan oleh Karl sendiri. Namun, kenyataannya tidak sesederhana itu.Memang, awalnya Karl benar-benar merencanakan sebuah penculikan. Namun, yang tidak dia perkirakan adalah, rencananya disaabotase di tengah jalan.Sekelompok penculik sungguhan mengetahui rencana tersebut, lalu menyusup dan menggagalkan para penculik bayaran yang sudah disiapkan Karl. Mereka benar-benar menculik Gisella dan Septha.Jadi, ketika akhirnya pasangan Keluarga Salim memilih untuk menyelamatkan Gisella dan meninggalkan Septha, saat itu Septha memang benar-benar dalam bahaya. Para penculik itu kejam dan berniat membunuhnya.Saat Karl tahu, dia menerobos ke sarang penculik tanpa menghiraukan bahaya. Dia tertusuk tiga kali dan nyaris kehilangan nyawanya demi menyelamatkan Septha.Mengingat kejadian itu, Karl sempat termenung.Selama bertahun-

  • Putri Tertukar Dambaan Suamiku   Bab 21

    Wajah Karl akhirnya berubah saat ini."Tunggu, Septha, kamu tahu ....""Ya, aku tahu semuanya," potong Septha dengan dingin."Aku tahu kamau menikah denganku hanya demi kepentingan keluarga. Aku juga tahu sudah lama kamu ingin menceraikanku, ingin membuatku menjadi wanita yang dibuang, hanya untuk membalas dendam karena aku merebut posisi putri Keluarga Salim. Tapi, Karl ...."Septha menampilkan senyum getir."Aku hanya ingin bertanya satu hal. Dulu, saat aku tersesat, apa itu salahku? Empat tahun lalu waktu Keluarga Salim menemukanku kembali, apakah itu keinginanku?""Termasuk pertunangan kita ... semua itu adalah keputusan antara Keluarga Salim dan Keluarga Arisona, apa hubungannya denganku?"Sejak awal, setiap keputusan kalian paksakan padaku. Tapi kenapa, pada akhirnya malah aku yang disalahkan?"Septha menatap Karl dan akhirnya mengajukan pertanyaan yang selama ini membebani hatinya. "Karl, sebenarnya, apa kesalahan yang telah aku perbuat?"Karl menatap wajah wanita di depannya ya

  • Putri Tertukar Dambaan Suamiku   Bab 20

    "Apa kamu bilang?" Raut wajah Karl langsung berubah drastis. Barulah dokter itu mulai menceritakan apa yang sebenarnya terjadi hari itu dengan gugup.Setelah selesai menjelaskan, dia buru-buru mencoba membela diri. "Pak Karl, ini bukan karena aku nggak ingin memberi tahu Bapak. Nyonya langsung membeli rumah sakit kami. Aku benar-benar nggak berani melawan perintahnya, jadi aku nggak bisa menyampaikan hal ini kepada Bapak."Dokter itu mati-matian berusaha menjelaskan, tapi Karl sudah tidak mendengar apa-apa lagi.Tubuhnya goyah hingga melangkah mundur satu langkah. Dalam sekejap, dia seperti baru menyadari kenyataan sepenuhnya ....Septha ... sudah berniat bercerai sejak saat itu? Tapi kenapa? Kenapa dia begitu ngotot untuk pergi?Karl akhirnya tidak bisa lagi menahan diri. Dia berdiri di depan hotel tempat Septha menginap. Dia menunggu selama tiga hari tiga malam. Hingga akhirnya, saat Septha dan rombongannya hendak meninggalkan Negara Tuvalu, dia melihat mereka.Begitu melihat Karl, p

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status