Short
Psikopat itu Adik Pacarku

Psikopat itu Adik Pacarku

Oleh:  Rafiah HasanatulTamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
2 Peringkat. 2 Ulasan-ulasan
10Bab
3.3KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Sewaktu dikejar oleh pembunuh, telepon terakhir demi bertahan hidup, kutujukan kepada pacarku. Pacarku mengira aku bercanda dan menutup teleponnya. Hal itu memutus kesempatan terakhirku untuk bertahan hidup. Saat aku dibunuh dengan kejam, pacarku tengah merayakan ulang tahun kekasih masa kecilnya. Kemudian, sebagai ahli perbaikan mayat, pacarku mengambil alih sebuah mayat. Kepala yang hancur itu perlahan-lahan menampakkan wajahku. Pacarku pun langsung menjadi gila.

Lihat lebih banyak

Bab 1

Bab 1

Mayatku ditemukan oleh petugas kebersihan, tiga hari setelah aku meninggal.

Kecuali kepalaku yang tidak pernah ditemukan, bagian tubuh lainnya, semuanya sudah ditemukan.

Gio Jatmika mengambil alih mayatku untuk diperbaiki.

Ini adalah proyek besar. Tubuhku dimutilasi menjadi delapan bagian yang mengerikan dan proses perbaikannya sangat sulit.

Gio menghela napas dalam-dalam. "Wanita ini sangat tragis. Ini pertama kalinya aku melihat mayat yang begitu mengerikan."

Asisten muda itu menyatukan perutku dan menghela napas. "Anak di perut wanita ini sudah terbentuk. Satu mayat, dua nyawa. Janin ini meninggal dalam kandungan. Benar-benar tragis."

Aku melayang di udara dan diam-diam memperhatikan punggung Gio.

Gio tidak mengenaliku.

Tujuh tahun menjalin cinta. Perasaan yang mendalam dan hasrat penuh kegilaan yang terjadi berulang kali, tetap saja Gio tidak mengenali mayatku.

Tiba-tiba saja, aku bertanya-tanya ekspresi seperti apa yang akan muncul di wajahnya ketika Gio mengenaliku setelah kepalaku ditemukan nanti.

Gio membalik bagian tubuh di punggungku dan menjahit bekas luka tebasan yang melintang di punggungku.

Jantungku berdebar-debar.

Kenangan di malam itu, malam di mana hujan sedang turun, kembali terlintas di benakku.

Pembunuh itu mengejarku dan menebas punggungku dengan parang.

Darah mengalir di punggungku, bercampur dengan air hujan dan menghilang dalam kegelapan malam.

Telepon terakhir demi bisa bertahan hidup, kutujukan kepada Gio.

Namun, yang kudapatkan malah kata-katanya yang sedingin es. "Bisakah kamu berhenti membuat keributan? Untuk apa kamu bersandiwara seperti ini? Aku nggak akan mau mengalah. Aku akan mengakhiri perang dingin ini, hanya kalau kamu mau minta maaf pada Zoya."

Suara "bip" dari telepon yang ditutup, menjadi elegi terakhirku.

Kemudian, suara yang mengerikan datang dari arah belakang. "Kena kamu!"

Aku menjerit dan berteriak minta tolong dengan panik.

Namun, yang kudapatkan adalah pisau tajam yang menusuk tenggorokanku.

Saat aku jatuh ke dalam kegelapan, wajah Gio muncul di benakku.

"Gio, aku benar-benar kesakitan."

Malam tiba. Gio bekerja lembur untuk menjahitku menjadi bentuk manusia kembali.

Ketika Gio pulang kerja, hujan gerimis mulai turun.

Gio tidak membawa payung. Jadi, dia berdiri di bawah atap dan menunggu hujan reda.

Asisten muda itu bertanya dengan ragu-ragu, "Apa Kak Celia belum datang menjemput Anda?"

Selama bertahun-tahun, selalu aku sendiri yang menjemput Gio dari tempat kerja.

Namun, sekarang, selama tiga hari berturut-turut, aku tidak muncul. Asisten muda itu pasti penasaran.

Gio menunduk dan melihat tetesan air hujan yang jatuh ke tanah dan menimbulkan percikan-percikan air itu. Kemudian, Gio berkata dengan acuh tak acuh, "Hmm. Kami bertengkar dan sedang perang dingin."

Asisten muda itu merasa sudah salah bicara dan buru-buru berkata, "Kak Gio, biar kupanggilkan taksi. Hujan ini mungkin akan lama turunnya."

Gio menolaknya. "Aku akan menunggu sebentar lagi."

Gio menungguku menjemputnya, memberinya kesempatan dan mengakhiri perang dingin.

Namun, aku tidak akan pernah lagi muncul di hadapannya.

Hujan turun makin deras. Sebuah mobil menerobos rinai hujan.

Gio menengadah dan matanya menyiratkan sedikit kegembiraan.

Namun, detik berikutnya, senyum tipis di bibir Gio langsung membeku.

Itu karena dia tidak melihatku seperti yang dia inginkan.

Zoya Yuwanto berjalan tertatih-tatih menghampiri Gio sambil memegang payung, bagaikan anak burung yang penuh semangat.

"Kak Gio, aku datang untuk menjemputmu pulang."

"Kudengar sudah tiga hari berturut-turut Kak Celia nggak menjemput Kak Gio pulang dari kerja. Jadi, tugas ini cuma bisa diserahkan padaku."

Zoya tersenyum cerah dan manis. Namun, kata-katanya itu secara halus mengisyaratkan menyingkirkanku.

Kesuraman di wajah Gio langsung menghilang dan dia mengusap kepala Zoya.

"Oke, kalau begitu biar Zoya saja yang menjemputku mulai sekarang."

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Nia Juli
... bagussssss
2024-12-03 20:17:37
0
user avatar
Suharyati Ihsan
ceritanya terlalu sedikit. masa udah tamat di bab 10
2024-12-03 10:39:36
0
10 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status