Share

11. Pertemuan dan Perpisahan

"Tidak Mas, jangan sentuh saya."

Bulir air mata berderai dari sudut mata Arini. Abi yang menyaksikan merasa begitu terluka.

"Jangan menangis, Arini."

"Jangan sentuh saya, Mas."

"Tapi Mas rindu sama kamu. Tujuh tahun Mas menanti, apa salah ketika bertemu Mas menginginkannya."

"Saya ingin kita berpisah, Mas."

"Kamu ingin Naina terluka?"

"Bukankah ia sudah terluka semenjak dahulu?"

"Tapi kita bisa memperbaikinya."

"Bukan kita, Mas. Tapi kamu saja!"

"Baik, benar Mas yang salah. Maka itu ijinkan Mas memperbaiki semuanya. Mas ingin membahagiakan kamu dan Naina."

Abi terlihat begitu memohon.

"Bagaimana jika Mama tetap tak merestui, Mas? Bukankah sejak dahulu kamu ingin menjadi anak yang berbakti?"

"Mas sudah pernah menuruti keinginan, Mama. Sekarang Mas ikhlas menjadi durhaka asalkan bisa bertanggung jawab padamu dan Naina."

Arini memejamkan matanya, jujur ia bahagia mendengar ketegasan itu akhirnya keluar dari mulut Abi. Tapi entah kenapa ia masih saja merasa takut.

Sebuah kecupan diberikan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status