Share

Part 42

Author: Khakalara
last update Last Updated: 2025-04-25 16:24:06

Happy Reading

Pagi itu, Jakarta terlihat berbeda. Meski hujan masih mengguyur kota, langit mulai cerah seiring waktu yang berlalu. Rehan dan Nara memutuskan untuk menghabiskan pagi mereka bersama, menepi sejenak dari hiruk pikuk pekerjaan yang terus menerus datang. Mereka berdua sudah cukup lelah dengan semua yang telah mereka lewati. Keduanya ingin merasakan momen kedamaian yang seharusnya mereka miliki sejak lama.

Nara duduk di sofa sambil memandangi keluar jendela, melihat butiran hujan yang menari-nari di kaca. Rehan masuk dengan secangkir kopi hangat dan duduk di sampingnya, menyentuh tangan Nara dengan lembut.

"Apa yang kamu pikirkan, Nar?" tanya Rehan, suaranya penuh kelembutan.

Nara tersenyum tipis, menoleh pada Rehan. "Aku hanya berpikir tentang kita, tentang masa depan kita. Rasanya semuanya terlalu cepat, tapi juga terasa begitu tepat."

Rehan memegang tangan Nara lebih erat. "Kadang, kita hanya perlu berhenti dan merasakan setiap detik yang ada, Nar. Tidak semua hal harus d
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 43

    Happy ReadingHari itu hujan masih mengguyur Jakarta. Di sebuah kafe kecil yang hangat, Nara duduk di meja pojok dengan secangkir teh chamomile di tangannya. Di depannya, Kelly, sahabat sekaligus teman dokter Nara, sedang menatapnya dengan penasaran."Jadi, apa yang terjadi kemarin?" tanya Kelly, sambil mengaduk kopi di gelasnya. Wajah Kelly tampak antusias, seperti biasa, saat Nara tampak termenung atau membawa kabar penting.Nara tersenyum kecil, memandangi cangkirnya sejenak sebelum menatap Kelly dengan tatapan yang penuh makna. "Rehan memberi aku kejutan," kata Nara dengan suara yang lembut, namun ada kebahagiaan yang jelas terasa dalam kata-katanya.Kelly menatapnya dengan mata yang berbinar. "Rehan? Wow, kedengarannya seru banget. Apa yang dia lakukan? Surpri-senya seperti apa?"Nara terdiam sejenak, mengingat kembali momen itu. Hatinya berdebar-debar hanya dengan mengingatnya. "Jadi, setelah semua yang kami lewati... dia mengajak aku liburan. Ke Paris."Kelly hampir tersedak ko

    Last Updated : 2025-04-25
  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 44

    Happy Reading Suasana di kantor Rehan terasa lebih tegang dari biasanya. Hujan yang turun deras di luar seolah mencerminkan amarah yang sedang meluap di dalam dirinya. Rehan duduk di ruang kerjanya yang luas, dikelilingi oleh dinding kaca yang menghadap ke pusat kota Jakarta. Namun kali ini, pemandangan kota yang semula menenangkan kini tak mampu meredakan kegelisahannya.Pagi itu, beberapa proyek penting yang telah direncanakan selama berbulan-bulan terhenti akibat kelalaian yang tidak termaafkan dari timnya. Proyek besar yang semestinya telah selesai minggu lalu, kini terbengkalai karena kesalahan administrasi yang fatal. Itu adalah pekerjaan yang harusnya dikerjakan dengan sempurna, dan Rehan tidak pernah mentolerir kesalahan semacam itu.Seseorang mengetuk pintu ruang kerjanya, dan seorang staf senior, Adrian, masuk dengan langkah ragu. “Rehan, saya ingin melaporkan tentang kelanjutan proyek di divisi operasional. Namun, ada beberapa masalah yang—”“Masalah?” Rehan menyela dengan

    Last Updated : 2025-04-25
  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 45

    Happy Reading Hari-hari berlalu dengan cepat setelah kejadian di kantor itu. Rehan masih teringat betul betapa tegangnya suasana ketika ia marah besar pada stafnya. Namun, meskipun itu adalah tindakan yang penuh emosi, ia merasa sedikit lega setelah mendengarkan nasihat dari Nara. Keadaan di kantor memang belum sepenuhnya membaik, tetapi Rehan mencoba untuk lebih sabar.Keesokan harinya, Rehan datang ke kantor lebih pagi dari biasanya, seperti biasanya ia selalu ingin memulai hari dengan langkah pasti. Pagi itu, meski hujan masih turun, ia memutuskan untuk mengambil langkah pertama dalam memperbaiki keadaan. Ia mulai berbicara dengan setiap anggota tim secara pribadi, mendengarkan keluhan mereka, dan memberikan solusi yang lebih realistis.Namun, meskipun dia terlihat lebih tenang, ada satu hal yang mengganjal pikirannya: hubungan dengan Nara.Sejak kejadian itu, hubungan mereka menjadi sedikit canggung. Meskipun Nara selalu memberikan dukungan, Rehan merasa dia masih belum sepenuhny

    Last Updated : 2025-04-25
  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 46

    Happy Reading Hari itu, langit Jakarta masih kelabu sejak pagi. Hujan semalam belum benar-benar reda, menyisakan genangan dan udara lembap yang mengendap di sela-sela jalan kota. Nara berdiri di depan kaca ruang ganti rumah sakit dengan jas putih yang sudah lusuh oleh waktu. Tangannya merapikan name tag yang tergantung lesu di dada. “dr. Nara A. Putri – Sp.KJ.”Ia menarik napas panjang sebelum melangkah masuk ke ruang konseling. Sudah dua minggu terakhir ia menangani pasien baru, seorang pria usia 30-an yang mengidap OCD (Obsessive Compulsive Disorder) dengan tingkat kecemasan yang sangat tinggi. Dan hari ini, adalah sesi keempat.“Selamat pagi, Dok,” sapa sang pasien dengan nada ragu, sebelum duduk. Jemarinya sibuk merapikan tisu di meja—meluruskannya sejajar dengan pena, lalu menyentuhnya lagi, lalu lagi.Nara duduk perlahan, mencatat tanpa memotong. “Pagi juga, Mas Dani. Mau cerita dulu apa yang dirasakan belakangan ini?”Selama 45 menit berikutnya, ruangan itu dipenuhi cerita ten

    Last Updated : 2025-04-25
  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 47

    Happy Reading Pagi Jakarta belum sepenuhnya terang ketika Nara terbangun dari tidurnya. Tubuhnya masih terasa berat, tapi pelukan hangat semalam dari Rehan menyisakan rasa tenang yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Walau tak banyak kata, kehadiran pria itu seperti penawar kelelahan yang tak terdefinisi.Ia belum sempat benar-benar beranjak dari tempat tidur saat sebuah pesan masuk.Rehan > “Pagi, dokter hebatku. Hari ini kamu cuti. Aku sudah minta izin ke rumah sakit lewat dr. Kelly. Jangan marah, aku cuma mau kamu istirahat. Siap-siap, aku jemput jam sepuluh. Pakai baju yang santai, ya.”Nara tersenyum kecil, antara terharu dan geli. *Kok bisa-bisanya dia konspirasi sama Kelly?* Tapi ada bagian dari dirinya yang diam-diam senang—akhirnya, ada yang cukup peduli untuk bilang, “Berhenti sebentar.”***Rehan datang tepat waktu, seperti biasa. Kali ini dengan mobil coupe favoritnya yang warnanya hampir semirip dengan matanya—hitam keabu-abuan, misterius, dan tajam.“Kenapa enggak

    Last Updated : 2025-04-25
  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 48

    Happy Reading Setelah menikmati waktu yang penuh kehangatan di restoran es krim itu, Rehan mengajak Nara untuk melanjutkan liburan mereka. Kali ini, tujuan mereka bukan hanya sekadar bersenang-senang, tetapi untuk benar-benar melarikan diri dari rutinitas dan menemukan kedamaian di tempat yang jauh dari hiruk-pikuk Jakarta.Mereka menuju Bandung, kota yang terkenal dengan keindahan alamnya yang memukau. Jalanan menuju Bandung dipenuhi dengan pemandangan pegunungan yang mempesona, dan udara sejuk mulai terasa menyelimuti mereka begitu mereka tiba di luar kota. Rehan mengemudi dengan santai, sementara Nara duduk di sebelahnya, matanya sesekali mengarah ke luar jendela, menikmati keindahan alam yang menghampar luas."Bandung selalu punya cara untuk membuat segalanya terasa lebih tenang," ujar Nara sambil menghirup udara segar dari luar mobil. "Aku bahkan hampir lupa betapa sibuknya aku sebelum ini."Rehan tersenyum tipis. "Terkadang, kita butuh jarak untuk menyadari apa yang sebenarnya

    Last Updated : 2025-04-25
  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 49

    Happy ReadingPagi di Bandung terasa segar, dengan kabut tipis yang menyelimuti pegunungan. Nara membuka matanya, menghirup udara pagi yang dingin dan menyegarkan. Di luar jendela, pemandangan hijau hutan pinus yang lebat terlihat jelas, membuatnya merasa seakan berada di dunia yang berbeda, jauh dari hiruk pikuk kota Jakarta.Rehan, yang sudah bangun lebih awal, sedang mempersiapkan sarapan ringan di meja makan villa mereka. "Selamat pagi, dokter hebat," ucap Rehan dengan senyum hangatnya. Nara mengangguk sambil merapikan rambutnya, merasa sedikit canggung karena baru saja bangun tidur. "Pagi, Rehan. Apa rencananya hari ini?" tanya Nara sambil duduk di meja makan."Jalan-jalan keliling Bandung, tentunya! Kita mulai dengan yang ringan, menikmati kuliner khas Bandung," jawab Rehan penuh semangat.Setelah sarapan sederhana, mereka memulai petualangan kuliner pertama mereka. Tujuan pertama adalah **Mie Kocok Mang Dadeng**, warung mie kocok legendaris yang selalu ramai dengan pengunjung.

    Last Updated : 2025-04-25
  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 50

    Happy Reading Sudah satu tahun berlalu sejak hari pertama Nara dan Rehan bersama, dan hubungan mereka semakin kuat. Banyak hal yang telah mereka lalui bersama, dari tawa hingga air mata, dari kebahagiaan sederhana hingga kejutan-kejutan luar biasa yang selalu Rehan siapkan. Hari ini, mereka merayakan momen penting itu: **anniversary mereka yang pertama**.Pagi itu, Nara terbangun dengan perasaan aneh. Sesuatu terasa berbeda, meskipun ia tak tahu pasti apa. Di sampingnya, Rehan sudah bangun lebih dulu dan duduk di dekat meja, dengan mata yang tampak penuh arti. Ia menatap Nara dengan senyum yang tak bisa disembunyikan. "Happy anniversary, my love," ucap Rehan dengan lembut, suara penuh kasih.Nara mengangkat alis, sedikit bingung. "Terima kasih, Rehan... Ada yang spesial hari ini?"Rehan tertawa pelan, lalu menyodorkan sebuah kotak kecil berwarna merah hati. "I have a surprise for you. Open it," kata Rehan dengan tatapan yang penuh makna.Nara membuka kotak itu, dan di dalamnya terdap

    Last Updated : 2025-04-25

Latest chapter

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 185

    Happy ReadingMatahari bersinar hangat di Zurich siang itu. Setelah berminggu-minggu penuh perjuangan, cemas, dan harapan, kini semuanya terbayar dengan manis. Nara sudah sepenuhnya pulih berkat pengobatan terbaik di Swiss. Wajahnya berseri, matanya bersinar penuh semangat yang baru, dan tawa kecilnya yang khas kembali memenuhi rumah.Hari itu, mereka semua berkumpul di halaman belakang villa kecil yang mereka sewa selama di Swiss. Sebuah perayaan kecil diadakan untuk merayakan kesembuhan Nara, keberhasilan Aiden dan Alea dalam ujian semester mereka, dan rencana besar yang mulai membentuk masa depan keluarga mereka.Alea berlarian kecil di taman, tertawa saat Aiden mengejarnya dalam permainan ringan mereka. Sesekali, Aiden dengan nakalnya mencolek pinggang Alea, membuat gadis itu berteriak geli sambil berusaha melarikan diri.Di bawah pohon apel yang rindang, Nara duduk di kursi rotan sambil menikmati teh hangat. Rehan duduk di sampingnya, menggenggam tangan istrinya dengan lembut, se

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 184

    Happy ReadingPagi yang cerah di Zurich terasa begitu sempurna. Aiden, yang biasanya serius dan terkadang terlihat sangat sibuk dengan pekerjaan dan urusan lainnya, tampak lebih santai hari ini. Setelah menikmati sarapan bersama Alea dan Nara, serta mendengarkan rencana liburan mereka yang semakin menyenangkan, Aiden merasa ada sesuatu yang ingin dia bicarakan.Nara, yang sedang mempersiapkan diri untuk pergi berbelanja dengan Alea, duduk di kursi ruang tamu, memandangi pemandangan luar jendela yang indah. Rehan, yang sedang mengatur jadwal pertemuannya lewat telepon, terlihat sibuk dengan pekerjaannya, namun tetap mencuri waktu untuk berbicara dengan keluarga.Aiden menatap Nara dan Rehan, dengan niat untuk meminta sesuatu yang cukup besar. Melihat momen yang pas, dia mengambil napas panjang dan akhirnya berkata, "Mami, papi, ada sesuatu yang ingin aku bicarakan."Nara yang baru saja selesai memeriksa ponselnya, menoleh dan tersenyum pada Aiden. "Ada apa, Nak? Kamu kelihatan serius,"

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 183

    Happy ReadingMinggu pertama liburan mereka di Swiss dimulai dengan suasana yang penuh kebahagiaan. Setelah ujian semester selesai dan kabar baik tentang pemulihan Nara yang semakin membaik, Aiden, Alea, Nara, dan Rehan memutuskan untuk menikmati liburan panjang di negeri yang terkenal dengan pegunungannya yang megah dan pemandangan yang menakjubkan ini. Mereka memutuskan untuk menjelajahi keindahan alam Swiss, menikmati kebersamaan mereka setelah melewati banyak tantangan.Pagi itu, mereka tiba di Zurich, kota terbesar di Swiss, dan langsung disambut dengan cuaca yang cerah dan udara segar yang begitu menyegarkan. Rehan, yang selalu merencanakan setiap perjalanan dengan teliti, memesan penginapan di sebuah hotel mewah yang terletak di tengah kota, dekat dengan banyak tempat wisata terkenal. Setelah check-in dan beristirahat sejenak, mereka semua berkumpul untuk merencanakan petualangan mereka hari itu."Bagaimana kalau kita mulai dengan jalan-jalan di sekitar Zurich dulu?" Rehan meng

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 182

    Happy ReadingAiden dan Alea duduk bersama di meja belajar, keduanya sangat fokus pada buku-buku mereka. Meskipun ujian semester sudah semakin dekat, mereka tidak bisa mengabaikan kabar bahagia yang baru saja mereka terima. Nara, yang sempat terbaring lemah di rumah sakit, kini mulai pulih berkat perawatan yang diterima di Swiss. Kabar ini membuat hati mereka sangat lega. Sejak mengetahui kondisi Nara membaik, mereka merasa seolah-olah beban yang ada di pundak mereka sedikit berkurang."Alea, kamu dengar kabar tentang Nara kan?" Aiden memecah keheningan sambil memandang wajah Alea, yang tampak lebih ceria dari biasanya.Alea mengangguk sambil tersenyum lebar. "Iya, aku senang sekali mendengar bahwa Mami Nara mulai pulih. Aku bahkan tidak sabar untuk bisa bertemu dengan dia lagi. Mami Nara benar-benar wanita yang kuat, Aiden. Aku percaya dia akan kembali sehat seperti sediakala."Aiden mengangguk, matanya tampak penuh dengan kehangatan. "Aku juga merasa lega mendengarnya. Setelah semua

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 181

    Happy ReadingSetelah keputusan untuk membawa Nara ke Swiss, perjalanan pengobatan dimulai dengan penuh harapan. Nara, yang sebelumnya sangat terpuruk karena kondisinya, kini merasakan sedikit perubahan positif berkat pengobatan yang intensif dan tepat sasaran. Di bawah pengawasan dokter ahli di salah satu rumah sakit terkemuka di Zurich, setiap hari menjadi langkah kecil menuju kesembuhan.Rehan, yang selama ini setia menemani Nara, merasakan betapa beratnya perasaan sang istri, tetapi ia tidak pernah menunjukkan kelelahan atau keputusasaan. Ia selalu berusaha memberikan dukungan terbaik untuk Nara, bahkan ketika terkadang dirinya sendiri merasakan kelelahan luar biasa. Namun, melihat Nara perlahan mulai pulih membuat hatinya tenang. Proses pemulihan Nara tidak hanya mempengaruhi tubuhnya, tetapi juga hatinya. Sinar kebahagiaan kembali menerangi wajahnya, meski masih ada sisa-sisa kelelahan yang harus dihadapi.Hari-hari di Swiss bagi Rehan dan Nara terasa sangat berbeda. Di tengah k

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 180

    Happy ReadingHari-hari menjelang ujian semester semakin dekat, dan Aiden serta Alea semakin sibuk mempersiapkan diri. Meskipun banyak hal yang mereka hadapi dalam kehidupan pribadi, mereka tetap berfokus pada tujuan yang lebih besar—menyelesaikan ujian dengan hasil yang memuaskan. Alea, yang sudah beberapa kali terlibat dalam berbagai olimpiade, tahu betul bahwa persiapan yang matang adalah kunci. Sementara itu, Aiden, meskipun tertekan dengan keadaan keluarganya, tetap berusaha keras untuk belajar dan berfokus pada ujian.Setiap pagi, Aiden selalu menjemput Alea dengan mobil sport kesayangannya. Mobil itu, yang biasanya menjadi simbol kemewahan dan kesuksesan, kini menjadi alat untuk mendekatkan mereka berdua. Aiden tidak hanya mengandalkan mobilnya untuk mengantar Alea, tetapi juga untuk memberikan kesempatan bagi mereka untuk berbicara lebih banyak, bertukar pikiran, dan saling mendukung.“Alea, siap untuk belajar?” tanya Aiden sambil tersenyum, mengingatkan Alea tentang hari yang

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 179

    Happy ReadingMalam itu, setelah seharian penuh menjalani perawatan untuk Nara di rumah sakit, Rehan akhirnya memutuskan untuk pulang lebih awal. Nara masih terbaring lemah, meskipun ada sedikit kemajuan. Rehan tahu bahwa mereka harus menghadapinya dengan sabar, meskipun terkadang rasa cemas itu begitu besar. Namun, hari esok adalah hari ujian semester bagi Aiden. Rehan merasa sudah waktunya Aiden untuk kembali pulang dan bersiap-siap. Sebelum berangkat, Rehan mendekati Aiden yang sedang duduk di ruang tunggu rumah sakit, memegang ponselnya dengan tangan yang sedikit gemetar. Rehan tahu betul betapa berat beban yang harus dipikul oleh Aiden, tetapi dia juga tahu, sebagai seorang anak, Aiden perlu waktu untuk menenangkan pikirannya."Aiden, pulanglah bersama Alea. Sudah saatnya kamu istirahat," kata Rehan dengan nada lembut, mencoba memberikan ketenangan. "Nara butuh dukungan kita, tapi kamu juga harus fokus pada ujian semester yang semakin dekat. Jangan biarkan perasaanmu menguasai,

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 178

    Happy ReadingHari demi hari berlalu, namun keadaan Nara tak kunjung membaik. Meskipun telah mendapatkan perawatan terbaik yang bisa diberikan di Indonesia, kondisi tubuh Nara tetap lemah. Rehan dan Aiden semakin cemas, dan begitu banyak harapan yang terus digantungkan pada kesembuhan Nara. Namun, setiap pagi yang mereka lewati bersama Nara di rumah sakit semakin terasa berat. Nara masih terbaring lemah, tak banyak bergerak, dan wajahnya semakin pucat. Rehan bisa merasakan betapa tubuhnya tak lagi sekuat dulu.Suatu pagi, setelah berbicara dengan tim dokter di rumah sakit, Rehan merasakan ada sesuatu yang harus segera dilakukan. Dia tidak bisa terus berdiam diri menunggu perubahan yang tampaknya tak akan datang. Keputusan ini datang begitu mendalam, begitu mendesak. Dia tidak bisa hanya mengandalkan perawatan di Indonesia yang sepertinya sudah mencapai titik maksimal. "Saya rasa sudah waktunya kita mencari solusi lain," kata Rehan kepada Aiden, suaranya penuh dengan ketegasan dan kes

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 177

    Happy ReadingSudah hampir seminggu Nara terbaring di rumah sakit, dan keadaan tubuhnya belum juga membaik. Rehan, Aiden, dan Alea tidak pernah meninggalkannya. Mereka bergantian menjaga Nara, selalu berada di sisinya, mendampingi setiap detik yang penuh kekhawatiran. Meski mereka berusaha tetap kuat di hadapan Nara, ada rasa cemas yang tak bisa mereka sembunyikan.Setiap kali Rehan melihat Nara terbaring lemah, hatinya terasa perih. Dia merasa seperti tidak mampu berbuat banyak untuk menyelamatkan ibunya. Walaupun sudah diberi penjelasan tentang penyakit yang diderita Nara, tetap saja tidak ada yang bisa menenangkan rasa takut di dalam dirinya. Nara adalah sosok yang selalu hadir dalam kehidupannya—wanita yang penuh kasih, yang selalu memberi dukungan. Namun kini, ia harus berjuang melawan kondisi tubuhnya yang semakin lemah.Pagi itu, Rehan berdiri di samping jendela rumah sakit, memandangi langit yang mulai cerah, namun hatinya tetap terasa gelap. Di luar sana, dunia berjalan seper

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status