Inicio / Fantasi / QI ABADI : Kebangkitan Wu Xuan / Bab 5: Persiapan dan Perpecahan

Compartir

Bab 5: Persiapan dan Perpecahan

Autor: Just B
last update Última actualización: 2025-06-20 18:07:04

Tiga hari setelah serangan penyusup dari Klan Iblis, Sekte Langit Timur memasuki tahap pengamanan ketat. Patroli diperbanyak, formasi pelindung diperkuat, dan para tetua melakukan pertemuan tertutup hampir setiap malam. Namun di balik dinding-dinding tebal dan aula megah itu, pergerakan besar telah dirancang: pengumuman peserta untuk Festival Gunung Xuan.

Bai Zhong berdiri di tengah aula utama, di hadapan seluruh murid inti dan tetua muda. Suaranya menggema lantang.

“Dalam dua minggu, Sekte Langit Timur akan mengirim utusan ke Festival Gunung Xuan — pertemuan besar antara sekte-sekte utama di wilayah timur dan utara. Akan ada pertarungan murid inti, kompetisi alkemis, dan ujian formasi kuno.”

Matanya menyapu hadirin. “Mereka yang mewakili sekte harus siap mempertaruhkan harga diri dan nama baik. Dan di antara peserta… salah satunya adalah Wu Xuan.”

Riuh rendah terdengar. Beberapa murid terdiam kaget. Liang Chen (Tingkat Kultivasi: Alam Qi Murni – Tahap 4) berdiri dari barisan dan menatap Bai Zhong.

“Mohon maaf, Tetua Bai. Apakah tidak terlalu dini menugaskan Wu Xuan yang bahkan baru memasuki Alam Dasar Qi – Tahap 3?”

Beberapa murid lain mengangguk setuju. Bahkan beberapa tetua muda saling berpandangan.

Namun Bai Zhong tak bergeming. “Meski Wu Xuan masih di Alam Dasar Qi, kekuatan Qi Kuno-nya melebihi rata-rata. Ia akan mewakili sekte dalam kompetisi alkemis pemula. Ia telah diakui oleh Alkemis Agung Hua Ranyi sebagai Alkemis Perunggu – Pemula dengan potensi langka.”

Di sudut aula, Wu Xuan berdiri tenang. Meskipun tudingan dan keraguan mengarah padanya, ia tetap menatap lurus.

Liang Chen menggertakkan gigi. “Kalau begitu, izinkan aku menguji kemampuannya. Agar kita semua yakin dia layak mewakili kita.”

Bai Zhong mengangguk. “Ujian sparing dua hari lagi. Siapkan dirimu.”

Sementara itu, Mo Lao dan Hua Ranyi membawa Wu Xuan ke ruang api dalam sekte — sebuah tempat suci yang hanya dibuka menjelang festival besar. Di sana, aura panas dan spiritual menyatu, menciptakan lingkungan ideal untuk alkemis tingkat tinggi.

“Tempat ini digunakan hanya oleh alkemis Emas dan Kristal,” kata Hua Ranyi (Alkemis Emas – Tingkat Menengah, Alam Inti Roh – Tahap 5). “Tapi dengan Qi Kuno-mu, kau bisa menahan suhu ruang ini. Kita akan latih kemampuan dasar pembuatan pil dalam tekanan tinggi.”

Wu Xuan menggenggam bahan-bahan yang diberikan: Akar Petir Hitam, Esensi Bambu Qi, dan Air Murni Giok.

Kali ini, ia mencoba meracik Pil Pencerah Tulang — pil kelas menengah Perunggu yang biasanya membutuhkan alkemis setidaknya tingkat Perunggu – Mahir.

Tangan Wu Xuan membentuk formasi api. Aura ungu menyala, menelan bahan perlahan-lahan. Butuh lebih dari dua jam, namun saat tungku terbuka, tiga pil menggelinding keluar, berwarna hijau jernih dengan semburat ungu di tengah.

“Pil Perunggu tingkat tinggi…” gumam Mo Lao. “Kau… hampir setara Perunggu – Mahir.”

Hua Ranyi mengangguk. “Kita akan kirimkan hasil ini ke dewan penguji. Jika mereka setuju, kau bisa mendapat pengakuan resmi sebagai Alkemis Perunggu – Mahir sebelum festival.”

Tingkat Alkemis Wu Xuan: Perunggu – Mahir (dalam pengajuan)

Sementara itu, di bagian lain sekte, Liang Chen berlatih di bawah air terjun batu giok. Ia tidak akan membiarkan dirinya kalah dari Wu Xuan, apalagi di depan seluruh sekte.

Namun tanpa ia sadari, seorang pemuda berambut biru berdiri di balik bayangan. Ia adalah Han Ziyang (Tingkat Kultivasi: Alam Inti Roh – Tahap 1), murid senior dari Sekte Darah Malam — yang menyamar sebagai murid tamu Sekte Langit Timur.

Matanya bersinar merah redup. Ia mencatat semua tentang Wu Xuan. “Festival Gunung Xuan akan menjadi medan pembantaian,” bisiknya pelan. “Dan kita akan menyambutnya… dengan darah.”

Dua hari kemudian, ujian sparing digelar.

Wu Xuan berdiri di arena, mengenakan jubah ungu muda. Di hadapannya, Liang Chen memutar tombaknya dengan aura emas samar.

“Dengan ini, aku buktikan siapa yang pantas berdiri mewakili Sekte Langit Timur.”

Wu Xuan tak berkata apa-apa. Ia membentuk segel, dan Qi Kuno ungu kehitaman mengalir di sekeliling tubuhnya.

Baku hantam pun dimulai.

Liang Chen meluncur cepat, tombaknya melesat seperti ular. Wu Xuan menghindar dengan gesit, memutar tubuh dan melepaskan gelombang Qi naga, menahan serangan secara langsung.

Setelah beberapa pertukaran serangan, Liang Chen mulai frustasi. “Kenapa… Qi-mu tidak bisa kutembus?!”

Wu Xuan menatapnya dalam-dalam. “Karena Qi-ku tidak menembus… ia menelan.”

Dengan satu gerakan, ia menyuntikkan Qi Kuno ke tanah arena, membentuk jurus dasar Warisan: Segel Naga Dalam. Segel ungu muncul di bawah kaki Liang Chen, membuatnya kehilangan keseimbangan.

Tombaknya terpental. Liang Chen jatuh terduduk, napasnya terengah.

Wu Xuan berdiri tegak.

“Cukup,” kata Bai Zhong. “Wu Xuan menang.”

⋆⋆⋆

Malam itu, di bawah langit penuh bintang, Wu Xuan merenung di puncak bukit di luar aula sekte.

Pilar Darah Pembersih dalam tubuhnya aktif perlahan. Aura tubuhnya menjadi lebih padat, dan luka-luka ringan dari sparing telah menghilang seluruhnya.

Tingkat Kultivasi Wu Xuan: Alam Dasar Qi – Tahap 4

Pilar Kedua — Pilar Darah Pembersih: Aktif

Ia mengepalkan tinjunya, menatap langit.

“Langkah demi langkah. Dunia belum melihat siapa aku.”

Continúa leyendo este libro gratis
Escanea el código para descargar la App
Comentarios (1)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
mulai menarik
VER TODOS LOS COMENTARIOS

Último capítulo

  • QI ABADI : Kebangkitan Wu Xuan   Bab 117 – Jejak Bayangan di Balik Retakan Spiral

    Suasana di dalam Dimensi Spiral Qi semakin mencekam. Retakan-retakan bercahaya di langit menyerupai guratan petir yang membelah ruang, seakan dimensi itu sudah tidak mampu menahan beban benturan dua aliran Qi yang bertolak belakang: Qi Tanpa Bentuk yang diwarisi Wu Yao, dan Qi Sintetis yang dipaksa melebur dalam tubuh Ran Zhu.Aura dari kedua sumber kekuatan itu saling menekan, menciptakan badai energi yang membuat para peserta lain kesulitan bahkan untuk bernapas.“Kalau terus begini... kita semua akan hancur bersama dimensi ini,” gumam Liang Sheng (Alam Inti Roh puncak) dari Sekte Pedang Surya, wajahnya pucat.Wu Yao berdiri di tengah pusaran energi, tubuhnya bergetar hebat. Dalam dirinya, Qi Tanpa Bentuk beresonansi dengan retakan ruang, memanggil sesuatu yang lebih dalam—sebuah ambang batas menuju Alam Jiwa Langit. Tapi setiap kali ia mencoba mengendalikannya, energi itu terasa liar, menuntut pilihan yang bisa merenggut nyawanya bila salah langkah.Di sisi lain, Ran Zhu tampak sem

  • QI ABADI : Kebangkitan Wu Xuan   Bab 116 – Gerbang Spiral Terdalam

    Cahaya perak yang muncul di langit Spiral Qi tidak segera lenyap. Semakin lama, lingkaran itu membesar, memperlihatkan bayangan menara kuno yang dipenuhi ukiran simbol-simbol tak dikenal. Aura kuno menyebar, menekan jiwa setiap orang yang memandangnya.Wu Yao merasakan jantungnya berdegup keras. Aura itu tidak hanya menggetarkan roh, tapi juga menyeret Inti Roh-nya ke arah yang sama. Seakan ada sesuatu di dalam menara itu yang memanggilnya.> “Inikah warisan sejati yang disebut dalam catatan kuno…? Atau jebakan yang ditinggalkan dewa untuk menguji kita?”---Suara Para TetuaElder Mo Tian dari Jiwa Alir menatap ke atas dengan wajah serius. “Itu jelas warisan dimensi Spiral. Tapi kenapa ia muncul sekarang, setelah pertarungan besar?”Elder Danxu dari Tungku Langit Suci tersenyum samar. “Bisa jadi, kemunculannya dipicu oleh benturan Qi Tanpa Bentuk dan Qi sintetis. Dua jalur berbeda memaksa warisan kuno menampakkan diri.”Elder Jian Luo dari Pedang Surya menggenggam pedangnya erat. “Apa

  • QI ABADI : Kebangkitan Wu Xuan   Bab 115 – Bayangan yang Tersisa

    Langit Spiral Qi kini redup, seakan baru saja melewati badai besar. Retakan yang tadinya hampir menelan seluruh ruang, kini tampak seperti luka membeku di udara: tidak meluas, namun belum juga sembuh. Energi liar masih bergelora di celah-celahnya, mengeluarkan suara lirih yang membuat jiwa bergetar.Di tanah yang retak, para murid sekte tergeletak dalam lingkaran luka dan lelah. Beberapa masih berusaha duduk bersila, memulihkan diri dengan pil, sementara yang lain terdiam dalam ketakutan. Pertarungan barusan bukan hanya ujian fisik, tapi juga benturan batin yang menyisakan trauma.Wu Yao duduk bersila di pusat arena. Napasnya berat, namun matanya menatap lurus ke depan dengan tenang. Inti Roh di tubuhnya berdenyut pelan, seperti naga yang menunggu untuk bangkit.> “Aku belum menembus Jiwa Langit… tapi fondasiku kini lebih kokoh. Jalan yang kupilih jelas. Jalan menyeimbangkan dunia.”---Ketenangan PalsuTetua dari Sekte Jiwa Alir, Mo Tian, melangkah ke depan. Ia menatap Wu Yao dengan

  • QI ABADI : Kebangkitan Wu Xuan   Bab 114 – Riak Retakan Dunia Spiral

    Kegelapan pekat meliputi dunia Spiral Qi. Retakan yang semula hanya garis halus di langit kini menjalar bagaikan sarang laba-laba, memancarkan kilatan cahaya keperakan yang menekan jiwa setiap orang yang melihatnya. Suara gemuruh menyerupai teriakan ribuan jiwa terdengar samar, seakan dimensi ini bukan sekadar ruang buatan, melainkan penjara kuno yang menyimpan rahasia besar.Wu Yao berdiri dengan napas berat. Tubuhnya dipenuhi luka terbakar Qi sintetis Ran Zhu, namun matanya masih menyala dengan determinasi yang tak tergoyahkan. Inti Roh di dalam tubuhnya bergetar keras, seolah hendak meledak."Apakah ini saatnya aku menembus Jiwa Langit…?" gumamnya lirih.Qi Tanpa Bentuk yang diwariskan Wu Xuan berputar liar di meridian tubuhnya, menolak, menekan, dan pada akhirnya menyatu dengan Qi Inti Roh miliknya. Sebuah badai kecil terbentuk di sekeliling Wu Yao, membuat para murid sekte lain terhuyung mundur dengan wajah pucat.---⚔️ Ran Zhu: Kehilangan KendaliRan Zhu berdiri tak jauh dariny

  • QI ABADI : Kebangkitan Wu Xuan   Bab 113 – Luka Jiwa, Bayangan di Celah

    Langit Spiral Qi kembali tenang, namun suasananya bukanlah kedamaian, melainkan keheningan penuh tekanan. Retakan-retakan besar masih menggantung di udara, seolah-olah cermin dunia bisa pecah kapan saja. Cahaya redup yang sebelumnya membanjiri dimensi itu kini berganti warna kelabu pucat. Di tengah ruang kosong, Wu Yao berlutut dengan napas terengah, darah menetes dari mulutnya, dan aura Jiwa Langit yang baru lahir masih bergetar tidak stabil. “Wu Yao!” Li Qing dan Bai Sheng segera melesat menghampiri, menahan tubuh pemuda itu. Yan Mei buru-buru mengeluarkan pil penyembuh dari tungkunya, meski tangannya gemetar. “Cepat, telan ini!” Wu Yao tersenyum tipis, meski wajahnya pucat. “Tidak perlu terlalu khawatir. Luka tubuhku bisa sembuh dengan pil. Tapi luka jiwaku… itu harga yang sudah kupilih.” Yan Mei tertegun, matanya berkaca-kaca. “Luka jiwa…? Wu Yao, kau… benar-benar mengambil jalan itu?” Wu Yao mengangguk pelan, matanya menatap retakan di langit. “Kalau aku memilih jalan lain,

  • QI ABADI : Kebangkitan Wu Xuan   Bab 112 – Retakan Spiral, Jalan yang Terpilih

    Langit dimensi Spiral Qi yang semula biru pekat berkilauan kini berguncang hebat, seperti permukaan cermin yang retak satu demi satu. Setiap retakan memancarkan cahaya keperakan yang menembus ruang, mengiris aliran Qi di udara. Getaran itu membuat banyak peserta yang masih berjuang di medan bawah berjatuhan, tubuh mereka bergetar hebat karena tidak mampu menahan tekanan. “Retakan dimensi… ini buruk sekali,” gumam Elder Mei Lan dari Sekte Tungku Langit Suci. Wajahnya pucat, kedua tangannya terulur untuk membentuk penghalang pil spiritual, melindungi murid-murid yang ada di bawah pengawasannya. “Jika Spiral Qi runtuh, kita semua akan terseret ke dalam kehampaan.” Di tengah pusat retakan, dua sosok berdiri saling berhadapan. Wu Yao dengan napasnya yang berat namun tegak, tubuhnya diliputi aura Qi yang bergetar tak terkendali. Di sisi lain, Ran Zhu, dengan mata merah darah, tubuhnya penuh retakan halus yang bersinar kehijauan seperti kristal pecah—tanda bahwa tubuh eksperimen sintetisny

Más capítulos
Explora y lee buenas novelas gratis
Acceso gratuito a una gran cantidad de buenas novelas en la app GoodNovel. Descarga los libros que te gusten y léelos donde y cuando quieras.
Lee libros gratis en la app
ESCANEA EL CÓDIGO PARA LEER EN LA APP
DMCA.com Protection Status