Share

Chapter 23 Kesurupan

Seketika mata Dewi melotot dan mengadah kelangit. Dewi kembali tertawa diiringi dengan tangis pillu.

“Sakit....” teriak Dewi pillu. Dia meronta-ronta seperti kesurupan. Menarik-narik rambutnya, memukul-mukul badannya dan mulutnya terus mengucapkan kata “ Tolong dan sakit….”

Nadira berlari memecah kerumunan dan memeluk Dewi, “Ulung!” teriaknya memanggil nama Ulungnya dan memeluk Dewi.

“Maafkan Ulung…. Maafkan Ulung…. Ulung tidak bisa menjagamu…. Maafkan Ulung….” ujar Dewi dengan suara serak. Suaranya berubah menjadi suara seorang pria. Dewi semakin erat memeluk Nadira.

“Aku yang membunuh para warga…. Aku yang membunuhnya…. Kecuali kematian pak Slamet, pak Slamet dibunuh pak Ahmad. Karena beliau adalah saksi dari peristiwa pengeroyokan tersebut, namun saat niat baik pak Slamet untuk melaporkan kejadian itu ke polis, pak Ahmad membunuh pak Slamet agar bapak tidak dipenjara atas kasus pengeroyokan itu….”

“Bohong….” sanggah pak Ahmad.

“Malam itu aku hendak meminta keadilan kepada oran
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status