Share

Bab 10

Aku kaget. Dari tadi kami bicara, tak pernah sekali pun ia menyebutkan profesinya yang mulia itu. “Alhamdulillah.”

Pak Arya membopong Kevin, dan didudukkan di depan teras rumahnya yang tak jauh dari lokasi kejadian. Ia masuk ke dalam, lalu keluar membawa kotak P3K. Dengan hati-hati, Pak Arya membersihkan luka, dan mulai mengobatinya. Ia sangat terampil, bahkan beberapa kali laki-laki itu mengajak Kevin bercanda guna mengalihkan perhatian agar tak sakit.

“Sudah. Lain kali hati-hati, ya, Kevin.”

Kevin tersenyum.

“Terima kasih, Dokter … eh, Pak,” ucapku.

Pak Arya terkekeh pelan.

Kevin sudah diobati, tetapi aku masih cemas. Salah atau tidaknya aku, Nyonya Jovita pasti akan sangat marah.

“Jangan takut, nanti saya akan hubungi Pak Amar,” ungkap Pak Arya, seperti tahu kegelisahanku.

Aku pun meminjam kertas dan bolpoin pada Pak Arya.

“Untuk apa?” tanyanya, ketika menyerahkan benda itu.

“Pemilik mobil yang ditabrak Kevin tak ada di tempat, Pak. Wulan akan menulis surat di kertas kecil i
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Moelyanach Moelyanach
sabar ya wulan, semua akan indah pd wktunya,
goodnovel comment avatar
siti marwianti
bos perempuannya galak, mending wulan byka kartu sekalian!
goodnovel comment avatar
Dian Rahmat
knp gak cerita yg sebenernya sih
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status