Share

Bab 11

Semenjak kejadian itu, aku lebih banyak diam dan mengerjakan pekerjaan seperlunya. Sikap Nyonya Jovita dan suaminya tampak biasa saja, seperti tak pernah terjadi apa-apa. Saat akan sarapan pagi, Kevin menatap ke arahku. Sorot matanya memancarkan rasa bersalah. Aku tersenyum, mengisyaratkan seolah semua baik-baik saja. Dia membalas dengan senyuman, kemudian mulai mengambil makanan.

Seperti biasa, kami duduk di dapur, menunggu keluarga itu selesai makan.

“Hanya orang yang berhati baja bisa bekerja dengan Nyonya Jovita,” ungkap Bik Inah tiba-tiba.

Aku menatap perempuan tua itu sekilas. “Saya ingin keluar, Bik.” Ini sudah aku pertimbangkan tadi malam. Bekerja dengan keluarga ini hanya akan menyiksa batin. Sebelum terlambat, lebih baik mundur.

Bik Inah menatapku, kemudian kembali memandang keluarga bahagia itu yang sedang menikmati sarapan pagi. “Jangan keluar dulu. Tunggulah sebulan.”

“Lama-lama Wulan tidak kuat, Bik.”

“Nyonya Jovita itu akan bersikap kasar, jika kita melakukan kesalaha
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP
Mga Comments (2)
goodnovel comment avatar
Sukemi
ceritanya menggantung bikin penasaran....
goodnovel comment avatar
Nim Ranah
apa yang terjadi selanjutnya, terpaksa menunggu besok .........
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status