Share

Kamu Licik, Aku Bermain Cantik

Kinan menepuk dahinya. Tak menyangka, sudah menjadi rahasia umum tentang perangai almarhum mertuanya. Tak guna ditutupi, dirinya saja yang terlalu polos dan lugu sampai tak mengetahui rahasia bersama warga di dekat rumahnya ini.

Ternyata sifat perhitungan suaminya ini bukanlah sesuatu yang menjadi rahasia rumah tangganya. Jika Mang Ijal saja tahu, bukan tak mungkin jika sebagian masyarakat kampung ini pun tahu.

"Ya sudah, Mang. Kinan balik dulu, mau masak. Titipan Kinan jangan lupa! Mamang tak perlu mengantarnya ke rumah. Nanti pulang dari sekolah, Kinan akan singgah mengambilnya sendiri. Terima kasih ya, Mang!" ucap Kinan sembari mengembangkan senyumnya.

Tak perlu merasa malu atas sikap suaminya itu. Yang penting bukan dirinya yang bersikap memalukan seperti itu.

Lagi-lagi Mang Ijal hanya mengacungkan jempol kanannya sebagai tanda persetujuan. Bahkan lelaki itu sempat mengucapkan kalimat yang cukup mengejutkan Kinan.

"Sering-sering saja
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status