Beranda / Romansa / RAHASIA WASIAT PUTRI YANG TERTUKAR / Bab 2 Putri Yang Tersingkirkan

Share

Bab 2 Putri Yang Tersingkirkan

last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-21 09:06:35

Hidup gadis berkacamata tipis itu tidak seindah seperti bayangan para tetangga di sekitar rumahnya. Sejak masih kecil, dia merasa terasing di keluarganya sendiri. Awalnya dia tidak pernah tahu alasan kedua orang tua dan sang kakak enggan peduli padanya.

Lunara Danastri Wirajaya nama yang disematkan dan hanya sang kakek dari pihak sang ayah yang memberi nama saat dia terlahir di dunia. Kasih sayang dan perhatian hanya Danastri peroleh dari sang kakek juga beberapa pelayan di rumah megahnya termasuk pengasuh yang merawatnya ketika bayi.

Danastri tak pernah mendapatkan perhatian maupun kasih sayang. Kedua orang tuanya cuek, tak banyak bicara dan sering meninggalkannya bersama pelayan ketika mereka pergi untuk berdinas. Sedangkan sang kakak laki-laki pun sama. Hingga suatu hari dia memahami alasan kedua orang tuanya.

"Mulai sekarang Dinara akan tinggal bersama kita," ujar sang ayah dengan suara tegas.

"Kita sudah menceritakan kepadamu mengenai Dinara, bukan? Jadi kamu akan memiliki saudara," sambung sang ibu memperkenalkan gadis bergaun biru dengan rambut sebahu.

Kebenaran yang menyakitkan yang harus dia dengar di usianya ke sepuluh tahun. Ternyata dia adalah bayi yang tertukar. Mereka baru mengetahui saat Danastri berusia lima bulan saat tes darah. Sejak itulah mereka terus mencari keberadaan sang putri kandung sementara Danastri perlahan diabaikan.

"Dia adikku. Adikku yang sebenarnya," timpal sang kakak bangga.

"Selamat datang di rumah ini, Dinara. Senang berjumpa denganmu," kata Danastri dengan mengulurkan tangan untuk bersalaman.

"Oh tentu saja aku senang berjumpa dengan keluarga asliku." Dinara menyindir dan menangkis tangan Danastri untuk berkenalan.

"Sudah jangan pedulikan dia. Ayo ayah tunjukkan kamarmu."

Danastri hanya dapat tersenyum. Keluarganya sekarang sudah menemukan putrinya yang asli. Dengan langkah pelan, dia mengikuti keempat orang tersebut menuju lantai atas. Di sana ada tiga kamar. Kamar dirinya, kamar alm sang kakek dan kamar tamu.

"Ibu ... ayah aku ingin kamar yang ini," rengeknya saat melihat kamar yang ada balkon dan berhadapan langsung di taman.

"Iya ini bagus untuk kesehatannya Dinara, Yah," usul sang kakak menyetujui kamar itu dipakai oleh adiknya.

"Boleh kok sayang. Apapun untukmu, akan kami berikan," sahut sang ibu sembari membelai rambut Dinara.

"Tapi Yah ... ibu. Ini kamarku. Bukankah kalian sudah menyediakan kamar Dinara di sebelah kamarku?" Danastri berusaha untuk membela kamar.

"Ih ... ibu. Aku mau yang ini bagus sekali kamarnya. Boleh ya Yah ... Ibu?" Nada bicara Danastri dibuat manja.

"Kamu pindah saja ke kamar belakang dan ---" ucapan Bagas terpotong akan kedatangan sang ayah. Semua terdiam kecuali Dinara memberi tatapan tak suka.

"Atas ijin siapa kalian merebut kamar cucuku?" Dengan tongkat di tangan kanannya, suara Daru terdengar tegas.

"Yah, maksud kami. Biar Danastri dan Dinara sekamar," ucap Vero terbata-bata.

"Aku nggak mau, Bu," kata Dinara ketus. Mata Vero menatap Dinara agar diam.

"Baru datang sudah berbuat ulah," sindir Daru tak pernah menyukai Dinara.

"Apa salah sih aku yang di kamar ini? Dia kan bukan cucu kandung kakek!" Dinara marah tak terima. Genta menyenggol lengan Dinara agar diam.

"Hei kau! Jangan pernah berkata jika Danastri bukan cucuku! Sekali kau berucap lagi, kubatalkan surat kelahiranmu!" Daru marah besar sambil mengangkat tongkat tepat ke wajah Dinara.

"Yah, sudah ya. Iya nanti biar Bagas yang memberi pengertian pada Dinara."

"Selama aku hidup, aku tak akan membiarkan kalian menyakiti Danastri."

Dengan terpaksa Dinara menempati kamar sebelah yang sudah disediakan untuknya. Dinara berjanji akan merebut kamar Danastri kelak.

Kamar itu diinginkan Dinara sejak awal pertama dia datang ke rumah ini. Dia diberitahu jika dirinya anak yang hilang dua puluh tahun lalu dan kini dia telah menjadi sombong, tak mau lagi mengenal teman-teman di panti.

****

( Tiga bulan sebelumnya )

Tahun berlalu begitu cepat. Danastri telah tumbuh menjadi gadis yang kecantikannya melebihi Dinara yang membuat iri hati nona besar itu. Keseharian Danastri tak pernah berubah. Tak dianggap dan yang paling menyakitkan dia hanya diajak bicara sesekali saja.

Meskipun diperlakukan seperti layaknya patung, dia tetap ceria dan tak pernah berkeluh kesah bahkan saat sang ayah menyuruhnya berkuliah di dalam negeri saja dia menerimanya.

Namun semuanya berubah saat notaris kepercayaan sang tuan besar mengumumkan hak warisan, semua terkejut dan tak terima terutama Dinara yang jatuh pingsan lalu dilarikan ke rumah sakit.

["Saya Daru Wirajaya menyerahkan semua aset kekayaan kepada cucu perempuan saya yang bernama Lunara Danastri Wirajaya. Ketika usianya sudah dua puluh satu tahun, dia akan menerima warisan saya dan dia berhak untuk menggantikan posisi putra saya atau cucu laki-laki jika mereka tak bisa menjalankan bisnis."]

["Semua harta benda, perkebunan dan rumah sakit berhak dimiliki Lunara Danastri. Bagi siapa saja yang menentang maka mereka berhak keluar dari rumah saya."]

Pernyataan alm sang kakek membuat suasana tegang, dipenuhi kemarahan dan emosi. Mereka tidak menerima padahal Bagas sang putra satu-satunya pun tidak mendapatkan warisan.

Di tengah situasi yang membara, Danastri memilih menghindar sementara waktu. Dia berdiri di pinggir pusara sang kakek. Hujan gerimis menetes membasahi bahunya. Dia berdiri paling belakang, payungnya setengah rubuh tertiup angin.

"Kenapa kakek menyerahkan warisan kepada Danastri? Danastri tak pantas menerimanya, Kek. Danastri bukan bagian dari keluarga ini."

"Bukankah yang berhak Mas Genta dan Dinara?"

"Danastri tak akan mampu menjalani perusahaan itu, Kek."

Pada akhirnya Danastri menangis di pusara sang kakek. Dia tahu dirinya akan semakin dibenci oleh keluarganya terutama sang ayah. Apalagi Dinara kini tengah terbaring di rumah sakit.

"Maaf Kek. Danastri tidak akan menerima warisan tersebut. Danastri hanya ingin hidup tenang tanpa ada keributan di antara ayah ibu, Dinara dan Mas Genta."

Dengan keyakinan penuh Danastri memutuskan tak akan menerima warisan tersebut. Dia memilih menyerahkannya pada sang ayah, karena baginya kebahagian keluarganya lebih penting.

Danastri segera berlalu dari makam dan menemui kedua orang tuanya di rumah sakit. Meski dia tahu semua itu tak akan mengubah kasih sayang ayah ibunya terhadap dirinya yang telah lama terbuang.

"Bagaimana gadis itu mendapatkan warisan dari ayah? Tak masuk akal."

"Dia bukan dari bagian keluarga ini. Seharusnya Dinara yang berhak."

Danastri pikir saat dia bertemu dengan kedua orang tuanya, mereka akan senang akan keputusan yang diambilnya. Namun dia terkejut sesampai di depan pintu ruang rawat inap, keempat orang tersebut sedang membicarakan dirinya.

"Bagaimana jika dia menerima semuanya, Bu? Aku tidak mau itu terjadi. Dia akan menjadi sombong dan mengusir kita." Danastri mendengar suara Dinara yang merengek.

"Genta juga tidak terima, Yah. Enak saja bukan darah dari keluarga Wirajaya malah dia yang mengambil semuanya."

"Kita singkirkan saja dia selamanya." Kalimat yang dilontarkan sang ibu--Vero membuatnya mengatupkan bibir rapat.

"Kita buat seolah-olah dia kecelakaan setelah kita mengusirnya dari rumah." Itu suara sang ayah yang ikut memprovokasi.

"Tapi sebelum itu. Kita harus mencari surat warisan ayah yang kedua, Mas. Surat yang sampai sekarang hilang. Surat itu kata notaris adalah surat mengenai jati diri Danastri."

Danastri tak tahu jika sang kakek memiliki rencana lain dan keberadaan surat wasiat itu hanya kakeknya yang tahu, tetapi kini sang kakek sudah meninggal. Lalu di mana surat wasiat tersebut?

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Andre W Rico
untung si kakek masih sayang sama Danastri
goodnovel comment avatar
YOSSYTA S
ok, lanjut. smg aja Danasti nanti baik2 saja
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • RAHASIA WASIAT PUTRI YANG TERTUKAR   Bab 93 Mencari Keberadaan Dayu Ratna

    Langit mendung tak menyurutkan rencana Danastri untuk menemui Dayu Ratna. Ada berbagai banyak hal yang ingin dia tanyakan salah satunya mengenai jati dirinya. Apa Dayu Ratna tahu tentang keluarganya atau Dayu Ratna adalah ibu kandungnya?Dia sudah meminta ijin pada Arumi untuk keluar sebentar, tetapi tidak memberitahu yang sesungguhnya. Hanya Sagara yang bisa dia minta tolong untuk mengantarkannya sedangkan Widipa terlalu sibuk dengan dunianya."Maaf ya mas merepotkan," ucap Danastri saat masuk ke mobil."Apa sih yang kau katakan? Tidak merepotkan sama sekali kok lagipula kebetulan aku libur," jawab Sagara segera menyalakan mesin mobilnya."Kau masih menaruh curiga jika Dayu dia tahu tentang rahasia kelahiranmu?" Sagara melirik sejenak, raut wajah Danastri sudah tampak segar setelah keluar dari rumah sakit."Iya mas. Aku hanya ingin bertanya padanya karena dia seolah-olah begitu mengenaliku sejak aku bayi. Jika dia ibuku, kenapa dia meninggalkanku? Jika ayah memang ayah kandungku kena

  • RAHASIA WASIAT PUTRI YANG TERTUKAR   Bab 92 Kembali Ke Rumah Widipa, Dinara Buat Rencana

    Sama seperti dulu Danastri selalu sendiri. Tak ada seorang pun menemaninya bahkan di saat sakit pun. Hari ini waktu dirinya pulang dan Sagara hendak mengantar setelah pemeriksaan selesai, tetapi dia memilih untuk tidak merepotkan siapapun.Danastri sudah terbiasa melakukan semuanya sendiri. Baginya tak perlu dipermasalahkan toh dia sudah dewasa sekarang. Selesai menata pakaian, mengurus administrasi kepulangan dan siap untuk memanggil taksi. Dia ingin sampai apartemen lalu menyelesaikan tugasnya.Terdengar suara pintu diketuk, Danastri pikir perawat nyatanta yang muncul justru Arumi dengan wajah lembut dan di belakangnya berdiri Widipa. Danastri tertegun sejenak Tangannya berhenti memasukkan baju terakhir ke tas."Untung kami tidak terlambat menjemput, Sayang. Hari ini kau ikut bersama kami pulang dan sementara waktu tinggallah di rumah bibi ya," kata Arumi mendekat seraya memegang bahunya.Danastri cepat menggeleng. Ini pasti ulah Sagara lagi dan dia tak mau merepotkan orang dalam ha

  • RAHASIA WASIAT PUTRI YANG TERTUKAR   Bab 91 Apa Dayu Ratna Ibuku?

    Danastri dan Sagara melihat rekaman cctv kemarin malam. Ternyata Dayu Ratna yang menguping pembicaraan mereka, tetapi ketika mereka hendak pergi menemuinya Dayu sudah pulang.Padahal wanita itu tak diperbolehkan pulang terlebih dulu. Rasanya ada yang aneh, tetapi Danastri dan Sagara tak mau mengambil kesimpulan. Mungkin saja Dayu tak sengaja mendengar pembicaraan mereka.Namun Danastri akan tetap menemui Dayu setelah dia keluar dari rumah sakit, dia ingin memastikan semua hal yang dia ingat kembali peristiwa belasan tahun silam. Dia harus tahu alasan Dayu pernah datang dulu."Sebenarnya siapa Dayu Ratna selain istri kedua ayah?""Mungkinkah----? Ah tidak mungkin dia ibu kandungku?""Bukankah kakek sudah menunjukkan makam kedua orang tua kandungku dulu? Jadi tak mungkin Dayu Ratna ibu kandungku?""Atau dia mengenali keluargaku yang sesungguhnya?"Berbagai pikiran menyelimuti isi otak Danastri saat ini. Dia bahkan sampai menebak sendiri jati diri Dayu hingga membuat Sagara mengatakan ha

  • RAHASIA WASIAT PUTRI YANG TERTUKAR   Bab 90 Kunjungan Arumi Dan Sailendra

    Cahaya matahari menembus tirai tipis, jatuh lembut ke wajah pucat Danastri yang masih terbaring lemah. Di kursi sebelahnya Sagara duduk sambil menatap layar monitor dengan ekspresi tenang, tetapi mata itu menyimpan kelelahan dan iba yang dalam.Obat tidur membuat Danastri terlelap seolah tidak terganggu dengan suara di lorong yang tampak ramai ketika para perawat hilir mudik bersama kunjungan dokter. Hari ini Sagara bebas tugas hingga dia bisa menemani Danastri sejak semalam."Kau pasti menginginkan kehadiran ayah ibumu, bukan? Sayang mereka bukan manusia, Danastri.""Maaf aku telah berlaku kurang ajar karena tak meminta ijin mendatangkan paman Sailendra dan bibi Arumi. Hanya mereka yang peduli padamu."Terdengar suara langkah terhenti di depan pintu. Pintu perlahan terbuka. Arumi dan Sailendra melangkah masuk dengan hati-hati seolah takut membangunkan Danastri yang belum terbangun."Bagaimana keadaannya?” tanya Arumi pelan, suaranya lembut penuh sarat kekhawatiran.Sagara berdiri sam

  • RAHASIA WASIAT PUTRI YANG TERTUKAR   Bab 89 Permainan Seseorang Menghancurkan Usaha Bagas

    ["Pak, perwakilan perusahaan dari Singapore tidak akan mengambil lagi bahan kain dari kita."]Bagas melempar semua kertas, dokumen dan apa saja yang ada di meja. Kabar dari sekretaris barusan membuatnya emosi. Dia sudah menunggu perusahaan Sky Blue yang terkenal memproduksi pakaian bagus dan dikenal tidak lagi mengambil kain dari perusahaannya.Sepuluh tahun perusahaan tersebut selalu memesan kain di tempatnya, tetapi kini mereka tak mau lagi dengan alasan tak masuk akal. Kualitas kain mereka tak sebagus dulu dan hal tersebut berakibat kerugian."Bagaimana ini, Pak Bagas? Jika begini terus kita akan mengalami kegagalan dalam menjual kain-kain.""Hal yang paling kami takutkan jika perusahaan lainnya akan melakukan hal yang sama.""Kami tidak mau tahu. Anda harus mencari solusinya!"Para dewan direksi memberi pernyataannya ketika berada di rapat pemegang saham. Dalam sebulan mereka sudah mengalami kerugian besar ketika perusahaan besar Singapore memutus kontrak kerjasama.Jika itu terja

  • RAHASIA WASIAT PUTRI YANG TERTUKAR   Bab 88 Dia Bukan Lagi Bagian Dari Wirajaya

    Sagara menghela napas berat. Setelah membawa Danastri ke rumah sakit dan memberi penanganan pertama hingga membuat kondisi perempuan itu stabil. Kini Danastri sudah berada di ruang perawatan.Namun bukan masalah kondisi Danastri yang dia pikirkan, sekarang Sagara pikirkan bagaimana memberitahu keluarga Danastri agar memberi pernyataan setuju untuk Danastri jalani operasi bulan depan.Suara detak jam dinding di ruangannya terdengar pelan.Sagara duduk di balik mejanya sambil menatap berkas medis milik Danastri. Di pojok berkas itu tertulis dengan tinta biru 'Pasien pasca trauma — operasi ditunda, kondisi stabil.'"Kenapa kau harus terlahir tanpa mengenal orang tua kandungmu, Danastri?""Andai saja orang kandungmu masih hidup, akankah mereka menerimamu?"Ada berbagai hal yang Sagara tanyakan pada Danastri mengenai orang tua kandungnya, tetapi Danastri mengatakan kalau mereka sudah meninggal karena kecelakaan. Itu yang dikatakan Daru dulu."Maaf Danastri, untuk kali ini biarkan aku membe

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status