Share

Chapter 7: Jeritan Bisu

"Terjangkit sebuah wabah!?" Thalassa mengerutkan keningnya, wajah cantik itu tampak serius. "Bagaimana dengan keadaannya?"

"Situasi wabah saat ini, masih dapat di kendalikan." Silas Blake menarik nafas dalam-dalam berkata, "Tetapi kondisi saat ini, saya takutkan ini hanyalah konspirasi seseorang!"

Mengulang kata-kata Silas Blake di dalam hatinya, Thalassa memejamkan matanya:

'Di abad pertengahan terbelakang ini jika benar-benar terjadi wajah ...'

Kondisi saat ini, Thalassa menyadari betapa seriusnya keadaan ini! Zaman di mana standar medis, masih terlalu terbelakang. Menghadapi ancaman dari wabah, seperti bertarung dengan dewa kematian.

'Satu orang terjangkit, lalu sepuluh orang, seratus orang, dan sepenuhnya tidak terkendali!'

Membuka matanya, Thalassa menajamkan matanya dan berkata dengan tegas. "Pergi! Saya ingin langsung melihat situasi saat ini!"

Menarik kudanya, Thalassa bergerak pergi tanpa menunggu! Membuka Peta Dewa, mencari pinggiran selatan dari Kota Valeria yang terjangkit wabah. Dan dengan cepat, Thalassa menemukan lokasinya.

Menunggangi kudanya, 3,5 mil ke arah selatan Kota Valeria. Thalassa dapat melihat sebuah pedesaan di sana! Dan dengan pasti, menghitung jumlah dari bangunan.

'Terdapat lebih dari 50 bangunan di sana yang di perkirakan adalah rumah warga!'

Menghitung secara acak, populasi di desa itu. Thalassa memperkirakan di sana terdapat lebih dari 300 orang! Jumlah ini, cukup besar untuk sebuah desa di abad pertengahan.

Memacu kudanya, Thalassa menyipitkan matanya dengan tajam:

'Saya tidak akan membiarkan wabah di sana, menghancurkan desa dan tempat lainnya.'

Melewati jalanan setapak di pinggir hutan, tidak rata dan berbatu. Desa ini, berada di pinggiran hutan dekat dengan pantai. Terlihat cukup dekat, tetapi jauh karena medan jalannya.

Beberapa saat kemudian, Thalassa dan rombongannya berhenti. Melihat pintu masuk dari desa itu, dan keheningan di dalamnya. Jantung Thalassa seakan berhenti berdetak.

'Apakah saya terlambat? Orang-orang di desa ini ... apakah mereka semua meninggal dunia?'

Menarik nafas dalam-dalam, Thalassa menatap para prajuritnya dan berkata dengan tegas. "Ingatlah dengan jelas untuk tidak melepaskan kain di wajah Anda!"

Perintah dari Thalassa ini, Holden Ford menatap para prajuritnya. Jelas menaati perintah dari Thalassa. Hal ini jelas, menyakinkan Thalassa.

Melihat ini, Thalassa mengangguk dan berkata, "Bagi beberapa kelompok dan cari tahu kondisi desa ini!"

Begitu kata-kata ini keluar, Holden Ford dan Silas Blake berpencar! Abel Seth melihat Thalassa bergerak maju, dan mengikutinya. Di sana, Abel Seth mengerutkan keningnya.

"Yang Mulia Ratu, desa ini terlihat seperti desa mati!" Abel Seth dapat melihat tidak terdapat tanda-tanda kehidupan. "Mungkin orang-orang dari desa ini telah ...?"

Thalassa juga melihatnya, kekosongan di desa ini. Tetapi ini penuh dengan keanehan. "Terdapat keanehan di sini dan itu adalah ..."

Mengalihkan pandangannya, Thalassa dapat melihat! Selain kekacauan di desa ini, sesuatu yang lain terjadi. Dan hal itu adalah ...

"Abel Seth! Periksa rumah-rumah itu dan lihatlah, apakah memiliki tanda perampokan!" Thalassa segera berkata dan Abel Seth tampak terkejut.

Mengamati lebih dalam, Abel Seth di sana tampak sadar! Sesuatu yang di lewatkan olehnya. Kejanggalan dari desa ini.

Bergerak bersama para prajurit, Abel Seth segera memeriksakan sebelum ia terkejut. "Yang Mulia Ratu, terdapat tanda-tanda perampokan di sini!"

Mendengar kata-kata ini, Thalassa di sana menyipitkan matanya:

'Jika ini benar-benar perampokan, di mana para warganya?'

Tidak ada tanda-tanda kehidupan, dan bahkan tidak ada mayat! Seolah-olah orang-orang di desa ini, menghilang tiba-tiba. Tetapi itu tidak mungkin.

Menyipitkan matanya, Thalassa tampak berpikir dan memandang Abel Seth. "Orang-orang di desa ini, sepertinya di penjara di suatu tempat!"

Memikirkan sesuatu, Thalassa segera membuka Peta Dewa! Mengamati setiap bangunan di desa ini. Dan di sana, Thalassa menemukannya.

'Bangunan paling besar di dalam desa ini! Mungkin bangunan ini, tempat di mana penduduk desa di penjara!'

"Pergi ke arah timur dari desa ini!" Thalassa berteriak, menunggangi kuda dan pergi dengan cepat.

Bergegas mengikuti langkah Thalassa, Abel Seth tampak terkejut ketika ia melihat Holden Ford! "Apa yang terjadi di sini?"

Turun dari kudanya, Thalassa melihat rumah besar namun kumuh! Mengerutkan keningnya, Thalassa bergerak membuka pintu dan masuk. Di sana, Thalassa terkejut.

Rumah ini di penuhi dengan penduduk desa! Orang-orang yang tergeletak di tanah tampak sangat kurus dan pucat. Wajah setiap orang, tampak seperti menunggu kematian.

Berdiri di samping Thalassa, Holden Ford memandang orang-orang di sana berkata, "Orang-orang di ini adalah penduduk dari desa ini ..."

Mengatakan ini, Holden Ford melihat ekspresi wajah Thalassa. Kecemasan di dalamnya, tanpa adanya rasa jijik di dalamnya. Sepenuhnya khawatir.

"Banyak dari mereka, mengalami demam tinggi," Holden Ford melihat pada pojok lain dan berkata, "Dan di sana terdapat 56 orang telah meninggal."

Thalassa melihatnya, mayat-mayat di dalam ruangan itu. "Pergi dan ambil mayat-mayat itu, lalu kuburkan di belakang desa ini."

Berbalik dan memandang Abel Seth, di sana Thalassa berkata, "Pergi, pilih rumah-rumah yang cukup layak."

Thalassa menyipitkan matanya berkata dengan suara tenang. "Pastikan untuk bersih dan memiliki sirkulasi udara yang baik!"

Berjalan ke salah satu penduduk desa di sana, Thalassa melihat kondisinya dan bergumam, "Dari gejala penyakit ini ... terlihat seperti influenza?"

Mengucapkan kata-kata ini, Thalassa tampak terdiam. Butuh beberapa detik baginya untuk menyadari. Ini adalah abad pertengahan yang terbelakang.

Penyakit seperti influenza, di sini benar-benar mematikan! Menarik nafas dalam-dalam Thalassa segera memberi instruksi rinci:

"Dengarkan saya baik-baik!" Thalassa tiba-tiba berteriak, "Rebuslah air panas dan berikan penduduk desa air hangat yang cukup!"

"Perhatikan kondisi pasien, pastikan mereka beristirahat sebaik mungkin!" Thalassa tiba-tiba mengingat tanaman semak di dekatnya "Peppermint! Pergi dan ambil tanaman mint di pinggiran desa ini!"

Menatap para prajurit, yang bingung dengan 'tanaman mint' yang di sebut olehnya itu. "Berdaun kecil memiliki rasa dingin jika di makan!"

Menyelesaikan instruksinya! Thalassa melihat para prajurit berpencar. Dan dengan cepat bekerjasama.

Berbalik dan menatap Holden Ford, di sana Thalassa berkata, "Peppermint harus di bersihkan, rebus dengan air dan berikan pada orang-orang!"

Memandang penduduk desa, Thalassa di sana melirik Silas berkata, "Ambil pasukan Anda dan ikuti saya masuk ke dalam hutan."

Bangkit dan berbalik pergi, Thalassa

Jika ini hanyalah flu umum, Thalassa dapat yakin! Dirinya dapat membantu mengobati para penduduk:

'Semoga saja tanaman herbal yang di carinya, terdapat di hutan belakang desa ini!'

Perintah dari Thalassa, Silas Blake tampak tidak terkejut. Bahkan Silas Blake mengetahui, tujuan Thalassa. "Baiklah Yang Mulia Ratu!"

Melihat kepergian Thalassa, penduduk desa yang di lihat Thalassa terlihat ingin mengatakan sesuatu. Sayangnya tubuh itu terlalu lemah. Tidak dapat bergerak ataupun bersuara.

Bibir tipis yang pucat itu, bergetar ingin berteriak tetapi diam:

'Jangan pergi! Jangan pergi ke dalam hutan... tempat itu berbahaya!'

[Akhir dari bab ini]

Mga Comments (4)
goodnovel comment avatar
Maria Di vega
lanjut author
goodnovel comment avatar
Kultivator Sungai
tenang aja MC itu kuat koh hehehe
goodnovel comment avatar
Ratu Baca
Thalassa i love you pokoknya
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status