Share

RATU YANG DINGIN
RATU YANG DINGIN
Author: putrizakh 11

Bab 1. Penolakan Hadiah

Sepulang dari kampus Casandra menyempatkan diri untuk mampir ke toko pakaian demi membeli sebuah hadiah kecil untuk sang Ayah, yang sedang berulang tahun hari ini.

Ia melirik kearah dasi kupu-kupu yang begitu keren dan elegan jika dikenakan tapi ia merasa infil, jika sang Ayah mengenakan dasi itu kekantor pasti akan menjadi bahan tertawaan.

Akhirnya Casandra memilih sebuah dasi formal berwarna hitam, menurutnya dasi itu akan cocok jika digunakan dengan kemeja yang sering dikenakan Tuan Kusuma.

"Terimakasih Nona, selamat datang kembali." Ucap pelayan toko begitu ramah.

"Sama sama..."

Casandra berlari menuju tempat penungguan bus, dan langsung naik ketika ada sebuah bus yang berhenti. 

"Semoga, Ayah suka dengan hadiah kecilku ini." Gumam Casandra dalam hati.

Ibu Casandra sudah meninggal saat dia berumur 14 tahun, penyebab kematian Ibu nya masih belum bisa dipastikan sekarang ini. Apakah karena sakit atau keracunan. Semenjak saat itu lah, kasih sayang Ayah nya berubah. Apapun yang Casandra lakukan Tuan Kusuma tidak akan memperdulikan hal itu, tetapi jika Casandra berani melawan perintah ia akan menerima konsekuensi dari sang Ayah.

"Ayah, selamat ulang tahun. Terimalah, hadiah kecil dariku ini." Ucap Casandra tersenyum hangat, sambil menyodorkan sebuah paper bag kecil kehadapan Tuan Kusuma.

Beberapa mata memandang kearah Casandra yang terlihat semerawut, berbeda dengan Kakak Tiri disebelah sang Ayah.

Plak...

Sebuah tamparan keras melayang kepipi Casandra, ia langsung kaget dengan reaksi Tuan Kusuma. Bukannya menerima hadiah, tapi malah menampar Casandra.

"Ay-ayah, kenapa kau menamparku?" Tanya Casandra terbata bata, dengan mata yang sudah berkaca kaca.

"Aku bukan Ayahmu! Pergi kau anak Jalang!!" Teriak Kusuma Begitu Murka, sampai tidak memperdulikan reaksi para tamu undangan.

"Tapi kenapa? Apa aku membuat sebuah kesalahan Ayah?" Tanya Casandra tidak begitu berdaya.

"Bukan kau yang membuat kesalahan, tapi Aku. Aku membuat kesalahan karena telah membesarkan anak Jalang sepertimu!" Jelas Kusuma 

Casandra tidak bisa berkata kata lagi, mulutnya seakan tidak bisa mengeluarkan suara.

"Pergi kau anak Jalang! Jangan pernah injakan kakimu dirumah ini, bawa semua barang barang rongsokan mu itu berserta dengan peninggalan wanita sialan itu!!!" Teriak Tuan Kusuma tidak habis pikir melakukan hal itu kepada anak kandungnya, dihadapan semua orang.

"Ayah, tolong jangan usir aku! Aku tidak punya tempat tinggal selain disini!" Casandra menangis berderaian air mata, sambil memegang tangan Tuan Kusuma untuk memohon.

"Adik, jika Ayah sudah mengusirmu pergi sajalah." Tambah Bella kakak tiri Casandra, ia berjalan lenggok kearah gadis lemah itu sambil menggandeng tangan seorang pria.

"Rangga, kenapa kau..."

"Mulai sekarang kita putus, aku sudah bosan menjalin hubungan palsu denganmu. Aku muak dengan seluruh penampilanmu yang seperti gembel ketika bersamaku!" Ungkap Rangga langsung kepada Casandra, kakak tirinya hanya bisa tertawa penuh dengan kemenangan.

"Selama ini kau membohongiku!"

"Wah, gadis pintar akhirnya kau menyadari hal itu setelah sekian lama." Balas Rangga, tersenyum miring.

Seorang bodyguard berjas hitam datang menarik paksa tangan Casandra, padahal ia belum siap berbicara dengan Rangga. "Lepaskan aku, lepaskan aku!" Ia meronta ronta untuk dilepaskan, tapi bodyguard itu mencengkram tangannya begitu kuat.

Didepan pintu ia ditolak layaknya seorang pengemis saat meminta sumbangan.

"Argh! Sakit sekali" Casandra meringis kesakitan saat, lututnya menghantam keras bagian tanah.

"Nih, pergi jauh. Jangan pernah kembali lagi!" Linda, Ibu Tiri Casandra melemparkan sebuah kartu kehadapan gadis itu.

"Tunggu..." Casandra menahan Linda untuk tidak pergi, dan wanita tua itu pun berbalik.

"Ada apa?!"

"Kau, yang merencanakan ini semua kan?!" Tanya Casandra sambil berusaha untuk berdiri, walaupun lututnya masih terasa sakit.

"Iya, kenapa?" Tanya Linda, seperti orang tidak berdosa.

"Ingat saja, suatu saat aku akan membalasmu. Jika tidak dikehidupan ini maka dikehidupan sebelumnya, atau dikehidupan yang akan datang. Tunggu saja, Linda Hansel! Wanita P-E-L-A-K-O-R!"

Dengan berani Casandra mengatakannya, membuat emosi Linda memuncak! Wanita tua itu melempar sebuah pot bunga kecil kearah kaki Casandra!

"Hanya itu kemampuanmu?!" Tanya Casandra 

"Diam kau, anak Jalang!" Teriak Linda seperti orang gila, karena sudah diselimuti emosi mendalam.

"Baiklah..." Casandra memungut kartu yang Linda lempar, Linda berpikir bahwa dia akan pergi setelah mengambil kartu itu. Tapi ternyata tidak, ia malah melempar kembali kartu itu kebawah kaki Linda.

"Aku tidak perlu pemberian, dari wanita P-E-L-A-K-O-R sepertimu!"

"Kau!!..."

Casandra tidak ingin berlama lama lagi didepan rumah itu, setelah mengucapkan salam perpisahan dalam hati ia pun berlalu pergi meninggalkan rumah mewah milik Ibu nya dulu.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status