Share

Bab 2. Kecelakaan Maut!

Kemana ia harus pergi sekarang? Tuan Kusuma tidak pernah mengenalkan Casandra kepada sanak saudara, makanya tidak memiliki orang terdekat kecuali Ayahnya. Selama berada dikampus dia juga tidak pernah memiliki teman, karena susah untuk bergaul.

"Argh! Kemana aku harus pergi !!!" Teriak Casandra begitu kencang, tanpa memperdulikan penggunaan jalan saat melihat kearahnya.

Matanya yang kabur karena tidak mengerti bahwa tidak ada gangguan, ia tidak menyadari bahwa dari belakang ada sebuah truk melaju kencang. Supir truk sudah memberi klakson beberapa kali, namun tidak didengar oleh Casandra.

"Nak, awas!" Teriak seorang pria berusaha untuk menyelamatkan Casandra, tapi sayang semua itu sia sia karena truk lebih cepat dari pada langkah pria tua yang ingin menyelamatkan Casandra.

Brugg...

Tubuh Casandra terpental jauh dari tempat awal ia berjalan, kepalanya mengeluarkan darah dan seluruh pandangannya mulai kabur. Sebelum matanya tertutup ia melihat ada begitu banyak orang mengerumuni nya, pendengarannya juga sudah mulai samar samar.

"Hei, selamat tinggal tahun 2019. Terimakasih atas 19 tahun yang sudah kau berikan untukku, walaupun hanya perlakuan buruk yang kudapat." 

Mata Casandra sudah tertutup, bahkan dia sudah tidak dapat mendengar suara apapun lagi sekarang ini. 

***

Argh!

Tiba tiba Casandra berteriak, napasnya tersengal sengal seperti habis lari maraton. Ia meraba seluruh bagian tubuhnya yang masih mulus tanpa darah dan luka.

"Tidak, tadi ada sebuah truk yang menabrakku. Tapi kenapa aku bisa berada ditempat tidur kuno sekarang ini?!!" Tanya Casandra dalam hati, sambil memperhatikan seluruh ruangan tempat ia berada.

Dari luar terdengar suara riuh, dan ada isakan tangis juga. "Putriku, kau sudah sadar?!" Seorang pria bertubuh kekar memeluk erat tubuh Casandra, dibelakangnya berdiri dua orang pria tampan seumuran dengan Casandra juga.

"Ah, siapa kalian?" Tanya Casandra karena benar benar tidak tahu, bisa saja ketiga pria ini sedang melakukan penipuan kepada dirinya.

"Aku Ayahmu, Jenderal Wajendra Adhinatha." Jawab pria bertubuh kekar itu, sembari melepaskan pelukannya.

"Jendral?!" 

"Iya, nak."

"Tahun berapa sekarang?" Tanya Casandra lagi.

"1270 bulan kelima, masa pemerintahan Prabu Lakeswara Lingga." Jelas pria seumuran Casandra yang belum diketahui namanya itu.

Gadis itu langsung terdiam, ia memastikan sekelilingnya dengan lebih teliti "Ternyata benar, aku hidup lagi. Namun, ditahun dan zaman yang berbeda. Haruskah aku bersyukur sekarang? Ah, tentu saja aku harus bersyukur mungkin dikehidupan ini aku akan menerima perlakuan baik."

"Apa kau mengingat nama kami berdua?" Timbrung salah satu pria lagi.

"Tidak..." Jawab Casandra

Kedua pria itu pun saling bertatapan, entah karena kesal atau kasihan kepada ingatan adiknya.

"Aku Putra pertama Tuan Wajendra, Dewandaru Adhinatha. Lebih tepatnya lagi, kakak pertama kalian berdua." Jelas Dewandaru, berusaha tersenyum dengan wajah kejamnya.

"Hei, jangan tampilkan senyuman terpaksamu aku kesal melihatnya." Timbrung salah satunya lagi, Casandra masih belum mengetahui nama pria itu.

"Hahahaha, kalian lucu sekali." Casandra tertawa melihat tingkah keduanya, yang ia rasa itu sangat lucu untuk ditertawakan.

"Nak..." Tuan Wajendra dan kedua Putranya kaget, saat melihat Casandra tertawa begitu senang.

"Ada apa? Apa aku salah, karena tertawa?" 

"Tidak salah, Ayah hanya terharu baru kali ini Ayah merasa hubungan kita terasa sangat begitu hangat." Beberapa buliran air mata Tuan Wajendra jatuh keatas kasur.

"Tuan, tolong jangan menangis." Casandra memegang kedua belah pipi Wajendra, walaupun masih sangat begitu asing untuknya.

"Jangan panggil Tuan, aku ayahmu nak." Kata Tuan Wajendra 

"Baiklah Ayah, mulai kedepannya jangan menangis lagi untuk Putrimu ini, oke." Kata Casandra mengembangkan senyuman manis.

"Baiklah Putriku..."

Mereka semua pergi meninggalkan Casandra agar bisa beristirahat lebih lagi, demi memulihkan ingatannya yang hilang menurut pemikiran mereka.

***

Hari sudah tampak senja, setelah tabib selesai memeriksa keadaan Casandra seorang dayang langsung datang untuk membersihkan tubuhnya.

"Nona, mari aku bantu." Ujar Dayang tersebut, sambil membantu Casandra untuk berdiri.

"Terimakasih, siapa namamu?" Tanya Casandra 

"Dewi, Nona." Jawabnya begitu singkat.

"Kau tahukan bahwa aku lupa ingatan?" Kata Casandra lagi

"Iya, saya tahu Nona."

"Ceritakan kepadaku, bagaimana bisa aku sampai kehilangan ingatanku seperti ini." Madah Casandra, seraya melepaskan tusuk konde dari kepala.

"Ba-baiklah, Nona jika kau meminta."

Dayang itu pun mulai menceritakan dari awal apa yang terjadi, pemilik tubuh ini bernama Ajeng Adiwidya ia terkenal sangat pendiam dan jarang mau berbicara ataupun tersenyum kepada orang lain bahkan keluarganya sendiri. Dia lebih memilih untuk menyendiri, diruangan ataupun dipinggir kolam ikan hias.

Ajeng Adiwidya sering menyendiri karena Tuan Wajendra tidak pernah ada waktu luang untuk dihabiskan bersama, karena terlalu sibuk dengan urusan pemerintahan bersama dengan kedua kakaknya. Disaat hari ulang tahunnya, Tuan Wajendra sama sekali tidak mengingat hari itu. Ajeng Adiwidya tampak kesal, jadi ia berlari kearah tepian kolam namun karena licin akibat lumut dia kehilangan keseimbangan tubuhnya hingga terjatuh kedalam kolam. Tidak disangka, kepalanya menghantam keras bagian bawah kolam membuatnya kehilangan begitu banyak darah berserta ingatan nya juga. Para dayang dan pengawal langsung berusaha menyelamatkan Ajeng Adiwidya, tapi sayang sekali Ajeng Adiwidya kehilangan ingatannya.

"Ajeng bukan hilang ingatan, tetapi yang ada didalam tubuhnya adalah orang lain." Gumam Casandra

"Maksudnya, Nona?"

"Ah, tidak ada." Bantah Casandra

"Mari Nona, saya bantu." Kata Dayang membantu Casandra untuk masuk kedalam bak mandi yang terbuat dari batu indah.

"Ajeng Adiwidya, terimakasih meminjamkan tubuhmu untuk ku. Kedepannya aku akan berusaha untuk memperlakukan orang lain dengan baik, jangan khawatir aku juga akan menjaga Ayahmu." Batin Casandra.

Mulai kedepannya nama gadis itu akan berubah menjadi, Ajeng Adiwidya putri kecil dari Tuan Wajendra Adhinatha. 

Tolong dukung aku terus yah 🙏🙂

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status