“Akhirnya liburannya selesai!” Alexa berteriak gembira.
Alexa berusaha menyemangati dirinya sendiri yang masih sangat mengantuk. Hari ini adalah hari pertama kembali ke sekolah di semester 2 kelas XI alias kelas 2 SMA jurusan IPA. Semester 1 telah berlalu dan Alexa mendapatkan nilai rapor yang luar biasa bagus karena rajin belajar tanpa mengenal lelah. Alexa berhasil menjadi juara 1 di kelasnya. Otomatis, resolusi menjadi murid paling pintar di sekolahnya sudah hampir diraihnya. Namun, Alexa masih berpikir cara untuk meraih resolusi lainnya.
“Alexa,bangun,dong! Ayo belajar!” kata Belle sambil mengejek Alexa.
“Apa, sih? Ngantuk tau!” Alexa menjawab asal.
“Eh,Ra,kapan ekskul modelling kamu dimulai lagi?” tanya Kayla.
“Hmmm, sepertinya minggu depan.” Alexa menjawabnya dengan ragu.
Alexa masih berusaha mengingat-ingat tentang ekskul modelling yang pernah diikutinya. Alexa sebenarnya malu bercerita pada Belle dan Kayla kalau Alexa hanya mengikuti ekskul tersebut selama 2 pertemuan saja.
“Hmmm, iya bener minggu depan. Emangnya ada apa?” Alexa penasaran.
“Ini, loh!” Kayla menunjukkan ponselnya kepada Alexa dengan antusias.
Alexa mengambil alih ponsel Kayla dan kedua matanya tertuju pada sebuah posting feed I*******m tentang seleksi model Wear Me Clothing. Alexa nampak begitu antusias membacanya.
“Aku gak bakat, loh!” seru Alexa sambil cemberut.
“Haduh, namanya juga dicoba. Siapa tau berhasil.” Kayla berusaha memberi semangat untuk Alexa.
“Iya, Ra! Dicoba aja!” Belle ikut memotivasi Alexa.
“Hmmm, gimana cara ikutannya?” tanya Alexa.
Ternyata, cara mengikuti seleksi tersebut sangat mudah, yaitu tinggal mengirimkan foto ke panitia seleksi. Memang, Alexa merasa belum berbakat dalam dunia modelling, tetapi Alexa ingin mencoba mengikuti seleksi tersebut demi resolusi ingin jadi terkenal dan jadi paling cantik di sekolahnya.
--
“Akhirnya pulang juga!” Alexa merasa sangat senang.
Alexa membereskan barang-barangnya kemudian belari secepat kilat, lalu masuk ke dalam mobilnya. Alexa menyalakan mesin mobilnya dan radio untuk memecah keheningannya saat menyetir.
“Mari kita sambut bintang tamu kita, Danish Adelio!” Seorang penyiar radio bernama Aditya membuka acara Bincang Sore.
“Aaduh, acara apa ini? Radio engga ada lagunya. Gak asik!” Alexa protes.
Alexa memindahkan siaran radio mencari lagu yang cocok dengan suasana hatinya. Alexa pasti mengantuk kalau mendengarkan talkshow di radio. Apalagi, tadi penyiar radio tersebut berkata bahwa bintang tamunya adalah Danish Adelio yang jelas-jelas tidak dikenal oleh Alexa.
Sesampainya di rumah, Alexa segera berganti baju, kemudian melemparkan tubuhnya di atas tempat tidurnya sambil memegang ponselnya. Waktunya memilih foto terbaiknya untuk dikirimkan kepada panitia seleksi Wear Me Clothing. Alexa senyum-senyum sendiri karena telah membayangkan kalau dirinya akan berhasil mendapatkan banyak sekali uang jika terpilih dan bisa belanja sepuasnya di marketplace.
Alexa memilih satu per satu foto di ponselnya sambil cemberut. Dari sekian ribu foto yang ada, Alexa merasa tidak puas sama sekali. Ada yang dirasa angle fotonya tidak tepat. Ada yang dirasa pose Alexa terlalu kaku atau kurang natural. Ada pula yang dirasa make up maupun busana yang dikenakannya kurang cocok.
“Ih, foto aku kenapa jelek semua,sih? Dasar aku emang gak bakat jadi model!” Alexa cemberut.
Sekali lagi, Alexa memilih satu per satu fotonya dengan lebih teliti. Aha! Pada akhirnya, Alexa berhasil menemukan sebuah foto yang menurutnya sangat bagus. Alexa nampak tersenyum puas melihatnya.
Tanpa pikir panjang lagi, Alexa langsung mengirimkan foto tersebut pada panitia seleksi melalui email. Alexa tentunya tidak lupa memberikan kata pengantar yang dirasa cocok. Setelah menekan tombol kirim, Alexa kembali tersenyum puas. Hanya tinggal menunggu dihubungi oleh panitia kalau Alexa lolos.
Alexa melirik jam dinding di kamarnya. Hari ternyata sudah sore. Alexa kaget dan merasa memilih foto memakan waktu sangat lama. Alexa bergegas mengerjakan pekerjaan rumahnya daripada besok dimarahi oleh guru.
--
Acara talkshow di Star Radio masih terus berlangsung bersama bintang tamu bernama Danish Adelio. Acara yang dibawakan ini bernama acara Bincang Sore, bersama seorang penyiar radio bernama Aditya. Aditya tersenyum dan memulai siaran on air pada sore hari yang cerah ini.
“Halo, selamat sore pendegar setia Star Radio. Kembali lagi bersama gue Aditya, penyiar favorit di acara Bincang Sore. Hari ini gue gak sendiri, karena sudah hadir bintang tamu istimewa, yaitu seorang aktor dan model yang sedang naik daun. Langsung saja kita sambut Danish Adelio!” Aditya berkata dengan penuh semangat.
“Hai, seluruh pendengar setia Star Radio. Pastinya kalian udah kenal gue,kan? Gue Danish Adelio. Kalo yang belum kenal, mending kenalan dulu sama gue.” Danish membuka pembicaraan dengan hangat.
“Langsung saja, nih! Saya mau bertanya kepada Mas Danish. Apa sih resolusi Mas Danish di tahun ini?” Aditya bertanya kepada Danish dengan penuh rasa penasaran.
Danish terdiam sejenak mendengar pertanyaan Aditya. Bisa-bisanya seorang Aditya menanyakan pertanyaan tersebut sebagai pertanyaan pembuka di acara Bincang Sore hari ini. Danish akhirnya berusaha berpikir keras untuk menjawab pertanyaan tersebut. Namun, tiba-tiba tantangan dari Garry dan Theo terlintas dalam benak Danish.
“Resolusi tahun ini, gue pengen karier gue semakin sukses. Semakin banyak main film dan dapat tawaran endorsement atau modelling gitu. Pokoknya semuanya yang serba positif dan bertujuan untuk mengembangkan diri gue.” Danish menjawab pertanyaan Aditya dengan santai.
“Wow, keren sekali, Mas Danish! Satu lagi yang mau gue tanyakan… Mas Danish apakah berniat untuk mencari pacar di tahun ini?” tanya Aditya polos.
“Hmmm,kalau gue menemukan wanita yang tepat.” Danish menjawabnya dengan asal.
Aditya memandangi Danish dan akhirnya tersenyum mendengar jawaban Danish. Sekarang, giliran Danish yang bingung karena Danish tiba-tiba bisa pandai merangkai kata untuk menjawab pertanyaan Aditya perihal percintaannya. Lamunan Danish terhenti saat mendengar kalimat selanjutnya dari Aditya.
“Wow, Mas Danish masih single! Ayo para wanita Indonesia, siapa tau ada yang pengen jadi pacarnya Mas Danish,” kata Aditya.
Danish hanya tertawa getir mendengar kalimat Aditya. Wanita yang tepat? Seganteng-gantengnya Danish, Danish merasa sangat kesulitan untuk menemukan seorang wanita yang tepat untuknya. Pertama, karena Danish ini adalah orang yang sangat pemilih dalam hal memilih teman wanitanya. Sepanjang hidup di dunia lebih dari 20 tahun, Danish sangat pemilih, walaupun untuk urusan makan bareng teman wanitanya.
Sudah banyak sekali wanita yang mencoba mendekati Danish, namun banyaknya ditolak mentah-mentah oleh Danish. Lagi pula, Danish itu masih ingin banyak bersenang-senang, walaupun pada akhirnya dikatai playboy oleh banyak orang.
“Mas Danish, gue lanjut ke pertanyaan selanjutnya, ya!” kata Aditya sopan.
Danish mengangguk dan menghentikan terlebih dahulu semua lamunannya tentang wanita. Danish tersenyum dan melanjutkan acara Bincang Sore yang berlangsung selama kurang lebih 2 jam.
“Astaga, Alexandra Adrienne Amora! Kenapa kamu senyum-senyum terus hari ini?” Kayla menatap Alexa dengan penasaran.“Lagi nunggu buat dapet endorse dan jadi model terkenal, nih!” kata Alexa bersemangat.“Omaygad! Akhirnya ikutan juga,tuh? Good luck,ya! Aku yakin kamu pasti kepilih, deh! Kalo menang, jangan lupa traktir kita, oke?” kata Kayla antusias.“Traktir ramen murah mangkok jumbo plus es teh manis aja,ya! Gak usah yang mahal-mahal. Sebagai generasi muda Indonesia kita itu harus irit dan rajin menabung.” Alexa tertawa meledek.“Yah, kali-kali juga kan kita pengen makan enak kali.” Kayla memohon kepada Alexa. Alexa tidak menjawab pertanyaan Kayla, namun hanya memberikan isyarat dengan mengangguk sambil tersenyum. Kayla ikut tersenyum dan mengacungkan kedua jempolnya kepada Alexa. Akhirnya, sahabatnya ini bisa berani untuk mencoba hal baru yang bisa mengembangkan hobinya. Ponsel Alexa berdering. Rupanya, panggilan dari nomor tidak dikenal. Alexa mengangkat p
Alexa sudah tiba di kantor Wear Me Clothing. Di sana, Alexa disambut oleh Sisi sebagai salah satu kru yang bertugas pada pemotretan hari ini“Selamat sore, Mbak Alexa! Saya Sisi salah satu kru yang bertugas hari ini.” Sisi menyapa Alexa ramah.“Halo,salam kenal, Mbak Sisi!” Alexa tersenyum ramah. Alexa menjabat tangan Sisi, lalu Sisi memberikan pengarahan kepada Alexa. Setelah memastikan Alexa paham, Sisi mempersilahkan Alexa untuk bersiap-siap. Sementara itu, di ruangan lain Danish sedang marah-marah tidak jelas.“Aduh, bajunya jelek banget!” Danish menatap Sisi dengan tatapan sadisnya segalak setan.“Eh, Mas Lio! Emang begini kali. Ya udah deh, Mas Lio pilih aja pakaian yang dirasa cocok. Saya gak akan berkomentar lagi.” Sisi hanya menunduk pasrah.“Hmmm, Ya udah, gue pilih dulu! Awas, loe jangan komentar atau gue gak mau ikut pemotretan!” Danish semakin sadis memberikan ancaman kepada Sisi. Danish marah-marah karena pakaian yang dipilihkannya untuk pemotreta
Danish sedang duduk berhadapan dengan Lyra di sebuah restoran. Lyra adalah seorang gadis yang diduga kuat salah satu korban aksi playboy kelas lele Danish Adelio. Lyra menatap Danish dengan kesal dan tiba-tiba menamparnya.“Kamu jahat, Lio!” Lyra sudah tidak mampu menahan emosinya.“Loe bilang gue jahat? Eh, selama ini kita engga pacaran. Makanya, jangan kebanyakan halu, deh!” Danish terlihat santai.“Udah berapa cewek yang kamu deketin dan engga pernah dijadiin pacar. Dasar playboy kelas lele! Aku benci kamu, Lio!” Lyra benar-benar marah pada Danish.“Eh, gue terlalu tampan buat cewek biasa aja kayak loe! Terserah loe mau pergi atau apa, gue masih punya sejuta cewek lagi yang cinta mati sama gue,” kata Danish dengan santainya. Lyra sudah tidak mampu menahan emosinya lagi dan hendak kembali menampar pipi Danish. Danish masih nampak santai dan tidak menunjukkan sedikit pun rasa bersalahnya. Tiba-tiba, terdengar suara seorang gadis lagi bernama Kiara yang diduga kuat adalah
Alexa masih tidak mengerti dengan dirinya sendiri sekarang. Alexa selalu saja senyum-senyum sendiri saat terbayang aroma parfum yang dikenakan oleh Lio. Alexa juga menyadari bahwa Lio memiliki wajah yang sangat tampan dan layak dikategorikan sebagai pangeran. Lamunan Alexa terhenti saat Belle memanggilnya.“Ra, gimana pemotretannya kemarin?” tanya Belle.“Seru! Terus aku juga ketemu sama …” kata Alexa. Alexa belum sempat menyelesaikan kalimatnya dan memilih untuk diam sejenak. Belle menatap Alexa heran dan menyadari perubahan raut wajah Alexa.“Ketemu sama siapa, Ra?” tanya Belle penasaran.“Ah, engga-engga. Gak ketemu sama siapa-siapa,” kata Alexa. Belle masih menatap Alexa. Belle berpikir pasti Alexa sedang menyembunyikan sesuatu dan tidak ingin menceritakannya. Alexa nampak salah tingkah. Untungnya, Kayla datang membawa cireng yang dibelinya di kantin.“Nih, cireng. Kalian mau, kan?” Kayla menyimpan cirengnya di atas meja.“Mau, ya! Makasih banyak.” Alexa me
Alexa sudah tiba di kamarnya, lalu melemparkan barang-barangnya secara asal ke seluruh penjuru kamar. Jantung Alexa berdebar sangat kencang dan Alexa tidak tahu apa yang harus dilakukannya sekarang.“Omaygad, omaygad, omaygad! Aku harus gimana sekarang? Apa aku telepon aja, ya? Danish Adelio si manusia super tampan itu. Astaga!” Kedua pipi Alexa bersemu kemerahan. Alexa hendak langsung menekan nomor ponsel Danish, namun menghentikan aksinya sejenak. Danish memang yang terlebih dahulu meminta nomor ponsel Alexa, namun Danish tidak pernah menghubungi Alexa. Sepertinya, Danish meminta nomor ponsel Alexa hanya sebagai formalitas saja.“Tapi, dia gak pernah nelepon atau chat aku,” kata Alexa kecewa. Alexa menghela napasnya dan bermaksud untuk melupakan Danish. Namun, Danish tetap saja sangat tampan dan sayang untuk dilewatkan begitu saja. Ini adalah peluang paling menyenangkan dan sangat sayang sekali untuk dilewatkan begitu saja. Hitung-hitung iseng-iseng berhadiah
Alexa sudah tiba di depan Warung Pecel Lele Pak Sabar yang dipilihnya sebagai tempat untuk kencan perdananya dengan Danish. Alexa berkali-kali melirik jam tangannya dan merasa ragu akan kehadiran Danish. Alexa takut kalau Danish menganggapnya aneh dan memilih untuk tidak datang menemui Alexa. Kecemasan Alexa berubah menjadi keceriaan saat terdengar sebuah suara maskulin menyebut nama lengkapnya.“Alexandra Adrienne Amora!” Danish berdiri di belakang Alexa. Alexa membalikkan badannya dan melihat Danish berdiri tepat di belakangnya. Alexa terdiam dan mengamati penampilan Danish yang sangat istimewa, serta wajahnya yang begitu tampan lengkap dengan aroma parfum maskulin yang dikenakannya. Alexa tidak mampu berkata apa-apa kepada Danish. Danish menatapnya heran.“Alexa? Ada yang salah dari gue?” tanya Danish.“Engga! Kak Danish cuma …” kata Alexa. Sial! Rupanya Alexa kehabisan kata-katanya dan tidak kuasa melihat ketampanan paripurna Danish. Alexa ingat kalau semal
Danish terus menarik lengan Alexa hingga tiba di depan mobilnya. Alexa mengerang kesakitan karena perlakuan Danish yang kasar dan tidak berakhlak seperti itu.“Kak Danish, lepasin!” Alexa kesal bukan main.“Salah sendiri loe yang bikin gue kesel duluan,” kata Danish.“Jadi, Kak Danish marah sama aku? Oke, aku bakal minta maaf. Maafin aku, ya, Kak Danish yang paling tampan dan paling keren sedunia,” kata Alexa. Danish hanya mampu menggelengkan kepalanya dan menghela napasnya berkali-kali. Danish menatap Alexa lekat-lekat. Alexa terdiam dan benar-benar takut kalau Danish marah padanya.“Alexa, ikut gue sekarang!” Danish kembali menarik lengan Alexa untuk masuk ke dalam mobilnya.“Hah?” Alexa hanya bisa pasrah.-- Danish menyalakan mesin mobilnya dan mulai mengemudi dalam diam. Alexa yang duduk di sebelah Danish tidak hentinya menatap Danish. Alexa takut kalau Danish marah padanya, apalagi Danish langsung diam seribu bahasa seperti ini. Alexa berdeham
Alexa berjalan keluar Nice Sushi sambil tidak hentinya tersenyum seperti habis meraih nilai sempurna untuk ujian Matematika. Danish menatap Alexa heran dan bertanya kepada Alexa.“Ra, ngapain loe senyum-senyum sendiri kayak gitu? Aneh banget!” Danish menatap Alexa heran.“Engga! Aku cuma terharu ternyata aku bisa pergi kencan sama Kak Danish dan dibayarin makan,” kata Alexa.“Hah? Loe pikir yang tadi gratis? Nih!” Danish memberikan struk Nice Sushi kepada Alexa. Alexa menerimanya dan balas menatap Danish bingung. Danish melayangkan tatapan sadisnya kepada Alexa hingga membuat Alexa langsung cemberut.“Loe lihat yang tadi loe pesan! Baked dragon roll sushi sama ocha dingin. Loe hitung jumlahnya jadi berapa terus loe transfer ke gue! Enak aja loe bilang ini gratis,” kata Danish.“Hah? Jadi aku harus bayar?” Alexa tidak percaya.“Iya, karena gue bukan pacar loe! Sekarang, loe tolong beliin gue kopi sama croissant di sana! Gue males antre,” kata Danish. Danish menu