Home / Romansa / RELATIOXIC RULES / BAB 3: MENGEJAR RESOLUSI

Share

BAB 3: MENGEJAR RESOLUSI

last update Huling Na-update: 2022-10-03 14:13:20

“Akhirnya liburannya selesai!” Alexa berteriak gembira.

Alexa berusaha menyemangati dirinya sendiri yang masih sangat mengantuk. Hari ini adalah hari pertama kembali ke sekolah di semester 2 kelas XI alias kelas 2 SMA jurusan IPA. Semester 1 telah berlalu dan Alexa mendapatkan nilai rapor yang luar biasa bagus karena rajin belajar tanpa mengenal lelah. Alexa berhasil menjadi juara 1 di kelasnya. Otomatis, resolusi menjadi murid paling pintar di sekolahnya sudah hampir diraihnya. Namun, Alexa masih berpikir cara untuk meraih resolusi lainnya.

“Alexa,bangun,dong! Ayo belajar!” kata Belle sambil mengejek Alexa.

“Apa, sih? Ngantuk tau!” Alexa menjawab asal.

“Eh,Ra,kapan ekskul modelling kamu dimulai lagi?” tanya Kayla.

“Hmmm, sepertinya minggu depan.” Alexa menjawabnya dengan ragu.

            Alexa masih berusaha mengingat-ingat tentang ekskul modelling yang pernah diikutinya. Alexa sebenarnya malu bercerita pada Belle dan Kayla kalau Alexa hanya mengikuti ekskul tersebut selama 2 pertemuan saja.

“Hmmm, iya bener minggu depan. Emangnya ada apa?” Alexa penasaran.

“Ini, loh!” Kayla menunjukkan ponselnya kepada Alexa dengan antusias.

            Alexa mengambil alih ponsel Kayla dan kedua matanya tertuju pada sebuah posting feed I*******m tentang seleksi model Wear Me Clothing. Alexa nampak begitu antusias membacanya.

“Aku gak bakat, loh!” seru Alexa sambil cemberut.

“Haduh, namanya juga dicoba. Siapa tau berhasil.” Kayla berusaha memberi semangat untuk Alexa. 

“Iya, Ra! Dicoba aja!” Belle ikut memotivasi Alexa.

“Hmmm, gimana cara ikutannya?” tanya Alexa.

            Ternyata, cara mengikuti seleksi tersebut sangat mudah, yaitu tinggal mengirimkan foto ke panitia seleksi. Memang, Alexa merasa belum berbakat dalam dunia modelling, tetapi Alexa ingin mencoba mengikuti seleksi tersebut demi resolusi ingin jadi terkenal dan jadi paling cantik di sekolahnya.

--

“Akhirnya pulang juga!” Alexa merasa sangat senang.

            Alexa membereskan barang-barangnya kemudian belari secepat kilat, lalu masuk ke dalam mobilnya. Alexa menyalakan mesin mobilnya dan radio untuk memecah keheningannya saat menyetir.

“Mari kita sambut bintang tamu kita, Danish Adelio!” Seorang penyiar radio bernama Aditya membuka acara Bincang Sore.

“Aaduh, acara apa ini? Radio engga ada lagunya. Gak asik!” Alexa protes.

            Alexa memindahkan siaran radio mencari lagu yang cocok dengan suasana hatinya. Alexa pasti mengantuk kalau mendengarkan talkshow di radio. Apalagi, tadi penyiar radio tersebut berkata bahwa bintang tamunya adalah Danish Adelio yang jelas-jelas tidak dikenal oleh Alexa.

            Sesampainya di rumah, Alexa segera berganti baju, kemudian melemparkan tubuhnya di atas tempat tidurnya sambil memegang ponselnya. Waktunya memilih foto terbaiknya untuk dikirimkan kepada panitia seleksi Wear Me Clothing. Alexa senyum-senyum sendiri karena telah membayangkan kalau dirinya akan berhasil mendapatkan banyak sekali uang jika terpilih dan bisa belanja sepuasnya di marketplace.

            Alexa memilih satu per satu foto di ponselnya sambil cemberut. Dari sekian ribu foto yang ada, Alexa merasa tidak puas sama sekali. Ada yang dirasa angle fotonya tidak tepat. Ada yang dirasa pose Alexa terlalu kaku atau kurang natural. Ada pula yang dirasa make up maupun busana yang dikenakannya kurang cocok.

“Ih, foto aku kenapa jelek semua,sih? Dasar aku emang gak bakat jadi model!” Alexa cemberut.

            Sekali lagi, Alexa memilih satu per satu fotonya dengan lebih teliti. Aha! Pada akhirnya, Alexa berhasil menemukan sebuah foto yang menurutnya sangat bagus. Alexa nampak tersenyum puas melihatnya.

            Tanpa pikir panjang lagi, Alexa langsung mengirimkan foto tersebut pada panitia seleksi melalui email. Alexa tentunya tidak lupa memberikan kata pengantar yang dirasa cocok. Setelah menekan tombol kirim, Alexa kembali tersenyum puas. Hanya tinggal menunggu dihubungi oleh panitia kalau Alexa lolos.

            Alexa melirik jam dinding di kamarnya. Hari ternyata sudah sore. Alexa kaget dan merasa memilih foto memakan waktu sangat lama. Alexa bergegas mengerjakan pekerjaan rumahnya daripada besok dimarahi oleh guru.

--

Acara talkshow di Star Radio masih terus berlangsung bersama bintang tamu bernama Danish Adelio. Acara yang dibawakan ini bernama acara Bincang Sore, bersama seorang penyiar radio bernama Aditya. Aditya tersenyum dan memulai siaran on air pada sore hari yang cerah ini.

“Halo, selamat sore pendegar setia Star Radio. Kembali lagi bersama gue Aditya, penyiar favorit di acara Bincang Sore. Hari ini gue gak sendiri, karena sudah hadir bintang tamu istimewa, yaitu seorang aktor dan model yang sedang naik daun. Langsung saja kita sambut Danish Adelio!” Aditya berkata dengan penuh semangat.

“Hai, seluruh pendengar setia Star Radio. Pastinya kalian udah kenal gue,kan? Gue Danish Adelio. Kalo yang belum kenal, mending kenalan dulu sama gue.” Danish membuka pembicaraan dengan hangat.

“Langsung saja, nih! Saya mau bertanya kepada Mas Danish. Apa sih resolusi Mas Danish di tahun ini?” Aditya bertanya kepada Danish dengan penuh rasa penasaran.

            Danish terdiam sejenak mendengar pertanyaan Aditya. Bisa-bisanya seorang Aditya menanyakan pertanyaan tersebut sebagai pertanyaan pembuka di acara Bincang Sore hari ini. Danish akhirnya berusaha berpikir keras untuk menjawab pertanyaan tersebut. Namun, tiba-tiba tantangan dari Garry dan Theo terlintas dalam benak Danish.

“Resolusi tahun ini, gue pengen karier gue semakin sukses. Semakin banyak main film dan dapat tawaran endorsement atau modelling gitu. Pokoknya semuanya yang serba positif dan bertujuan untuk mengembangkan diri gue.” Danish menjawab pertanyaan Aditya dengan santai.

“Wow, keren sekali, Mas Danish! Satu lagi yang mau gue tanyakan… Mas Danish apakah berniat untuk mencari pacar di tahun ini?” tanya Aditya polos.

“Hmmm,kalau gue menemukan wanita yang tepat.” Danish menjawabnya dengan asal.

            Aditya memandangi Danish dan akhirnya tersenyum mendengar jawaban Danish. Sekarang, giliran Danish yang bingung karena Danish tiba-tiba bisa pandai merangkai kata untuk menjawab pertanyaan Aditya perihal percintaannya. Lamunan Danish terhenti saat mendengar kalimat selanjutnya dari Aditya.

“Wow, Mas Danish masih single! Ayo para wanita Indonesia, siapa tau ada yang pengen jadi pacarnya Mas Danish,” kata Aditya.

            Danish hanya tertawa getir mendengar kalimat Aditya. Wanita yang tepat? Seganteng-gantengnya Danish, Danish merasa sangat kesulitan untuk menemukan seorang wanita yang tepat untuknya. Pertama, karena Danish ini adalah orang yang sangat pemilih dalam hal memilih teman wanitanya. Sepanjang hidup di dunia lebih dari 20 tahun, Danish sangat pemilih, walaupun untuk urusan makan bareng teman wanitanya.

Sudah banyak sekali wanita yang mencoba mendekati Danish, namun banyaknya ditolak mentah-mentah oleh Danish. Lagi pula, Danish itu masih ingin banyak bersenang-senang, walaupun pada akhirnya dikatai playboy oleh banyak orang.

“Mas Danish, gue lanjut ke pertanyaan selanjutnya, ya!” kata Aditya sopan.

            Danish mengangguk dan menghentikan terlebih dahulu semua lamunannya tentang wanita. Danish tersenyum dan melanjutkan acara Bincang Sore yang berlangsung selama kurang lebih 2 jam.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • RELATIOXIC RULES   BAB 200: THE END

    Langit Kota Jakarta sudah benar-benar gelap sekarang. Alexa masih duduk sendirian di kamarnya. Sekali lagi, Alexa melirik gaun cantik yang telah dibelinya di butik untuk acara promnight esok hari. Alexa meliriknya berkali-kali, lalu kembali menghela napasnya. Alexa melirik jam dinding di kamarnya. Ternyata, waktu sudah menunjukkan pukul 00:00 dan Alexa masih mampu mendengar sayup-sayup suara rintik hujan di Kota Jakarta. Hujan sepertinya memang tidak berhenti. Alexa berusaha menyakinkan dirinya lagi dengan cara berjalan menuju jendela kamarnya. Dugaan Alexa benar. Suara rintik hujan terdengar semakin jelas. Alexa mulai tersenyum tipis. Alexa yakin dirinya akan menang taruhan sekarang. Walau demikian, Alexa belum ber

  • RELATIOXIC RULES   BAB 199: TARUHAN

    Danish tersenyum saat masih banyak wartawan yang mengambil fotonya dan masih banyak wartawan lainnya yang bertanya kepada Danish. Danish merasa senyumnya hari ini adalah senyum yang tulus, bukan senyum yang dipaksakan alias senyum palsu. Danish tidak peduli dengan banyaknya pertanyaan wartawan pada hari ini.“Mas Danish, apa berita yang dimuat di Lambe Dojen itu benar?” tanya seorang wartawan.“Mas Danish, apa betul Mas Danish tidak jadi bertunangan?” tanya wartawan lainnya. Danish masih saja tersenyum dan masih berusaha untuk merangkai kata-kata yang tepat untuk menjawab semua pertanyaan dari para wartawan. Sementara itu, para wartawan juga tidak segan untuk mulai bertanya kepada Frey.“Mas Frey, apa bisa bantu jawab pertanyaan kami? Apa semua berita yang dimuat di Lambe Dojen itu benar?” tanya seorang wartawan.“Mas Frey, apa betul Danish

  • RELATIOXIC RULES   BAB 198: KABAR TERBARU DANISH

    Danish menatap Reina sambil tersenyum lebar. Danish berjabat tangan dengan Reina sambil terus memamerkan senyum tulusnya, hingga membuat Reina sedikit heran. Reina sangat jarang melihat Danish tersenyum seperti ini. “Gue benar-benar engga menyangka loe mau bantu gue,” kata Danish. Kedua mata Reina membulat karena kaget. Dengan penuh rasa canggung, akhirnya Reina membalas senyuman Danish.“Iya, sama-sama, Lio! Aku pikir bahwa sudah selayaknya aku melakukan semua ini,” kata Reina.“Loe dan gue engga pernah saling cinta. Buat apa dua hati yang engga saling cinta harus dipaksakan untuk bersatu?” tanya Danish. Reina masih berusaha untuk tersenyum di balik rasa canggungnya. Sementara itu, Reina kembali bertanya kepada Danish untuk menghilangkan rasa penasarannya.“Jad

  • RELATIOXIC RULES   BAB 197: MENENTUKAN TAKDIR CINTA

    Danish memasang ekspresi datar dan dinginnya di hadapan Reina. Reina sudah berbicara panjang lebar, tetapi Danish tampak tidak memedulikannya sama sekali. Reina masih berusaha untuk tidak ambil pusing dengan sikap Danish. Namun, Reina akhirnya merasa kesal lama-kelamaan melihat sikap Danish. Reina mulai berbicara dengan nada tingginya kepada Danish.“Jadi, gaun untuk pertunangan kita lebih bagus yang mana? Ini atau itu? Danish, kamu dengar aku bicara engga, sih?” tanya Reina kesal.“Reina, pilih saja gaun yang loe mau! Gue engga mau ikut campur. Gue engga mengerti masalah seperti ini,” kata Danish angkuh.“Danish! Sekali ini saja, tolong kamu dengarkan aku!” seru Reina. Danish masih saja bersikap tidak peduli dan malah menggelengkan kepalanya. Danish meraih ponselnya dan pura-pura sibuk memainkan ponselnya. Reina merasa semakin kesal dan memutuskan untuk

  • RELATIOXIC RULES   BAB 196: MASIH BERHARAP

    Ujian Akhir Sekolah telah berakhir. Alexa tidak menyangka bahwa hari-harinya yang paling berat selama duduk di bangku Sekolah Menengah Atas telah berhasil dilewatinya dengan baik. Alexa merasa jerih payahnya tidak sia-sia selama ini. Alexa tidak pernah menyesal karena selalu menghabiskan banyak waktunya untuk belajar, terutama menjelang Ujian Akhir Sekolah. Jerih payah dan kerja keras Alexa terasa semakin bermakna saat Alexa mengetahui bahwa dirinya berhasil meraih nilai yang sangat baik untuk Ujian Akhir Sekolah. Alexa merasa sangat senang. Alexa berpikir pasti kedua orang tuanya dan Bu Siti akan bangga terhadap prestasi yang telah diraihnya.Bukan hanya mereka, Alexa yakin Danish juga pasti bangga jika mengetahui prestasi Alexa. Alexa yakin Danish pasti akan berhenti menghinanya dan mungkin akan sedikit memberi pujian kepada Alexa.Setelah Ujian Akhir Sekolah selesai, Alexa masih harus datang k

  • RELATIOXIC RULES   BAB 195: HADIAH YANG TERTUNDA

    Alexa melirik jam tangannya. Alexa baru menyadari bahwa Hari Valentine akan segera berlalu sebentar lagi. Alexa memang sebenarnya tidak rela jika Hari Kasih Sayang yang diperingati setiap satu tahun sekali ini segera berlalu. Walau Alexa seperti tidak mendapatkan cintanya pada tahun ini, Alexa memilih untuk tidak peduli. Alexa hanya ingin waktu bergulir lebih lama lagi di Hari Valentine. Alexa hanya ingin lebih lama lagi mengenang saat-saat indahnya bersama Danish pada waktu itu. Semua itu hanya ada dalam pikiran Alexa, tetapi Alexa tetap tidak peduli. Kini, Alexa sedang duduk sendirian di kamarnya sambil menatap langit. Alexa menghela napasnya sebentar, lalu tersenyum tipis.“Apa ini adalah cara terbaik supaya aku bisa melupakan seorang Danish Adelio?” tanya Alexa dalam hatinya.&n

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status