Share

BAB 3: MENGEJAR RESOLUSI

“Akhirnya liburannya selesai!” Alexa berteriak gembira.

Alexa berusaha menyemangati dirinya sendiri yang masih sangat mengantuk. Hari ini adalah hari pertama kembali ke sekolah di semester 2 kelas XI alias kelas 2 SMA jurusan IPA. Semester 1 telah berlalu dan Alexa mendapatkan nilai rapor yang luar biasa bagus karena rajin belajar tanpa mengenal lelah. Alexa berhasil menjadi juara 1 di kelasnya. Otomatis, resolusi menjadi murid paling pintar di sekolahnya sudah hampir diraihnya. Namun, Alexa masih berpikir cara untuk meraih resolusi lainnya.

“Alexa,bangun,dong! Ayo belajar!” kata Belle sambil mengejek Alexa.

“Apa, sih? Ngantuk tau!” Alexa menjawab asal.

“Eh,Ra,kapan ekskul modelling kamu dimulai lagi?” tanya Kayla.

“Hmmm, sepertinya minggu depan.” Alexa menjawabnya dengan ragu.

            Alexa masih berusaha mengingat-ingat tentang ekskul modelling yang pernah diikutinya. Alexa sebenarnya malu bercerita pada Belle dan Kayla kalau Alexa hanya mengikuti ekskul tersebut selama 2 pertemuan saja.

“Hmmm, iya bener minggu depan. Emangnya ada apa?” Alexa penasaran.

“Ini, loh!” Kayla menunjukkan ponselnya kepada Alexa dengan antusias.

            Alexa mengambil alih ponsel Kayla dan kedua matanya tertuju pada sebuah posting feed I*******m tentang seleksi model Wear Me Clothing. Alexa nampak begitu antusias membacanya.

“Aku gak bakat, loh!” seru Alexa sambil cemberut.

“Haduh, namanya juga dicoba. Siapa tau berhasil.” Kayla berusaha memberi semangat untuk Alexa. 

“Iya, Ra! Dicoba aja!” Belle ikut memotivasi Alexa.

“Hmmm, gimana cara ikutannya?” tanya Alexa.

            Ternyata, cara mengikuti seleksi tersebut sangat mudah, yaitu tinggal mengirimkan foto ke panitia seleksi. Memang, Alexa merasa belum berbakat dalam dunia modelling, tetapi Alexa ingin mencoba mengikuti seleksi tersebut demi resolusi ingin jadi terkenal dan jadi paling cantik di sekolahnya.

--

“Akhirnya pulang juga!” Alexa merasa sangat senang.

            Alexa membereskan barang-barangnya kemudian belari secepat kilat, lalu masuk ke dalam mobilnya. Alexa menyalakan mesin mobilnya dan radio untuk memecah keheningannya saat menyetir.

“Mari kita sambut bintang tamu kita, Danish Adelio!” Seorang penyiar radio bernama Aditya membuka acara Bincang Sore.

“Aaduh, acara apa ini? Radio engga ada lagunya. Gak asik!” Alexa protes.

            Alexa memindahkan siaran radio mencari lagu yang cocok dengan suasana hatinya. Alexa pasti mengantuk kalau mendengarkan talkshow di radio. Apalagi, tadi penyiar radio tersebut berkata bahwa bintang tamunya adalah Danish Adelio yang jelas-jelas tidak dikenal oleh Alexa.

            Sesampainya di rumah, Alexa segera berganti baju, kemudian melemparkan tubuhnya di atas tempat tidurnya sambil memegang ponselnya. Waktunya memilih foto terbaiknya untuk dikirimkan kepada panitia seleksi Wear Me Clothing. Alexa senyum-senyum sendiri karena telah membayangkan kalau dirinya akan berhasil mendapatkan banyak sekali uang jika terpilih dan bisa belanja sepuasnya di marketplace.

            Alexa memilih satu per satu foto di ponselnya sambil cemberut. Dari sekian ribu foto yang ada, Alexa merasa tidak puas sama sekali. Ada yang dirasa angle fotonya tidak tepat. Ada yang dirasa pose Alexa terlalu kaku atau kurang natural. Ada pula yang dirasa make up maupun busana yang dikenakannya kurang cocok.

“Ih, foto aku kenapa jelek semua,sih? Dasar aku emang gak bakat jadi model!” Alexa cemberut.

            Sekali lagi, Alexa memilih satu per satu fotonya dengan lebih teliti. Aha! Pada akhirnya, Alexa berhasil menemukan sebuah foto yang menurutnya sangat bagus. Alexa nampak tersenyum puas melihatnya.

            Tanpa pikir panjang lagi, Alexa langsung mengirimkan foto tersebut pada panitia seleksi melalui email. Alexa tentunya tidak lupa memberikan kata pengantar yang dirasa cocok. Setelah menekan tombol kirim, Alexa kembali tersenyum puas. Hanya tinggal menunggu dihubungi oleh panitia kalau Alexa lolos.

            Alexa melirik jam dinding di kamarnya. Hari ternyata sudah sore. Alexa kaget dan merasa memilih foto memakan waktu sangat lama. Alexa bergegas mengerjakan pekerjaan rumahnya daripada besok dimarahi oleh guru.

--

Acara talkshow di Star Radio masih terus berlangsung bersama bintang tamu bernama Danish Adelio. Acara yang dibawakan ini bernama acara Bincang Sore, bersama seorang penyiar radio bernama Aditya. Aditya tersenyum dan memulai siaran on air pada sore hari yang cerah ini.

“Halo, selamat sore pendegar setia Star Radio. Kembali lagi bersama gue Aditya, penyiar favorit di acara Bincang Sore. Hari ini gue gak sendiri, karena sudah hadir bintang tamu istimewa, yaitu seorang aktor dan model yang sedang naik daun. Langsung saja kita sambut Danish Adelio!” Aditya berkata dengan penuh semangat.

“Hai, seluruh pendengar setia Star Radio. Pastinya kalian udah kenal gue,kan? Gue Danish Adelio. Kalo yang belum kenal, mending kenalan dulu sama gue.” Danish membuka pembicaraan dengan hangat.

“Langsung saja, nih! Saya mau bertanya kepada Mas Danish. Apa sih resolusi Mas Danish di tahun ini?” Aditya bertanya kepada Danish dengan penuh rasa penasaran.

            Danish terdiam sejenak mendengar pertanyaan Aditya. Bisa-bisanya seorang Aditya menanyakan pertanyaan tersebut sebagai pertanyaan pembuka di acara Bincang Sore hari ini. Danish akhirnya berusaha berpikir keras untuk menjawab pertanyaan tersebut. Namun, tiba-tiba tantangan dari Garry dan Theo terlintas dalam benak Danish.

“Resolusi tahun ini, gue pengen karier gue semakin sukses. Semakin banyak main film dan dapat tawaran endorsement atau modelling gitu. Pokoknya semuanya yang serba positif dan bertujuan untuk mengembangkan diri gue.” Danish menjawab pertanyaan Aditya dengan santai.

“Wow, keren sekali, Mas Danish! Satu lagi yang mau gue tanyakan… Mas Danish apakah berniat untuk mencari pacar di tahun ini?” tanya Aditya polos.

“Hmmm,kalau gue menemukan wanita yang tepat.” Danish menjawabnya dengan asal.

            Aditya memandangi Danish dan akhirnya tersenyum mendengar jawaban Danish. Sekarang, giliran Danish yang bingung karena Danish tiba-tiba bisa pandai merangkai kata untuk menjawab pertanyaan Aditya perihal percintaannya. Lamunan Danish terhenti saat mendengar kalimat selanjutnya dari Aditya.

“Wow, Mas Danish masih single! Ayo para wanita Indonesia, siapa tau ada yang pengen jadi pacarnya Mas Danish,” kata Aditya.

            Danish hanya tertawa getir mendengar kalimat Aditya. Wanita yang tepat? Seganteng-gantengnya Danish, Danish merasa sangat kesulitan untuk menemukan seorang wanita yang tepat untuknya. Pertama, karena Danish ini adalah orang yang sangat pemilih dalam hal memilih teman wanitanya. Sepanjang hidup di dunia lebih dari 20 tahun, Danish sangat pemilih, walaupun untuk urusan makan bareng teman wanitanya.

Sudah banyak sekali wanita yang mencoba mendekati Danish, namun banyaknya ditolak mentah-mentah oleh Danish. Lagi pula, Danish itu masih ingin banyak bersenang-senang, walaupun pada akhirnya dikatai playboy oleh banyak orang.

“Mas Danish, gue lanjut ke pertanyaan selanjutnya, ya!” kata Aditya sopan.

            Danish mengangguk dan menghentikan terlebih dahulu semua lamunannya tentang wanita. Danish tersenyum dan melanjutkan acara Bincang Sore yang berlangsung selama kurang lebih 2 jam.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status