Share

BAB 4: PRIA MISTERIUS DI LIFT

“Astaga, Alexandra Adrienne Amora! Kenapa kamu senyum-senyum terus hari ini?” Kayla menatap Alexa dengan penasaran.

“Lagi nunggu buat dapet endorse dan jadi model terkenal, nih!” kata Alexa bersemangat.

Omaygad! Akhirnya ikutan juga,tuh? Good luck,ya! Aku yakin kamu pasti kepilih, deh! Kalo menang, jangan lupa traktir kita, oke?” kata Kayla antusias.

“Traktir ramen murah mangkok jumbo plus es teh manis aja,ya! Gak usah yang mahal-mahal. Sebagai generasi muda Indonesia kita itu harus irit dan rajin menabung.” Alexa tertawa meledek.

“Yah, kali-kali juga kan kita pengen makan enak kali.” Kayla memohon kepada Alexa.

            Alexa tidak menjawab pertanyaan Kayla, namun hanya memberikan isyarat dengan mengangguk sambil tersenyum. Kayla ikut tersenyum dan mengacungkan kedua jempolnya kepada Alexa. Akhirnya, sahabatnya ini bisa berani untuk mencoba hal baru yang bisa mengembangkan hobinya.

            Ponsel Alexa berdering. Rupanya, panggilan dari nomor tidak dikenal. Alexa mengangkat panggilan telepon tersebut.

“Halo, selamat siang! Apakah ini dengan Mbak Alexandra Adrienne Amora?” tanya penelepon di seberang sana.

“Iya betul saya sendiri.” Alexa menjawabnya dengan ramah.

“Baik, Mbak Alexa! Perkenalkan saya Dudu dari Wear Me Clothing. Selamat sebelumnya, Mbak Alexa lolos seleksi dan bisa ikut pemotretan kami minggu depan ya! Untuk alamat dan waktu pemotretan akan saya informasikan melalui pesan W******p,” kata Dudu.

“Hah? Beneran saya lolos? Ini bener Alexandra Adrienne Amora, kan?” tanya Alexa.

 “Iya betul, Mbak! Selamat ya sebelumnya!” kata Dudu.

“Wah, terima kasih banyak! Baik Mas Dudu, saya akan datang!” kata Alexa penuh semangat.

            Setelah panggilan telepon tersebut berakhir, Alexa tersenyum lebar ke arah Belle dan Kayla yang sedang duduk bersamanya di kantin sekolah. Belle dan Kayla seolah langsung memahami isyarat tersebut.

“Selamat! Alexa keren!” kata Belle.

“Ah, baru aja mulai. Ya udah, itu seblak dan bakso aku aja yang bayar!” kata Alexa.

            Belle dan Kayla sama-sama mengangguk dengan girangnya dan merasa bersyukur karena bisa ditraktir oleh si pelit Alexa. Pokoknya, Alexa benar-benar sudah tidak sabar untuk mengikuti pemotretan tersebut.

--

“Asik, resolusi taun ini jadi terkenal, jadi pacar pangeran ganteng, jadi paling cantik di sekolah, jadi paling pintar di sekolah, pasti semuanya bakal tercapai! Semangat Alexa!” seru Alexa sambil makan es krim rasa Oreo favoritnya.

            Sepulang sekolah, Alexa mampir dulu ke salah satu pusat perbelanjaan di pusat Kota Jakarta untuk sekedar membeli es krim dan window shopping. Cuaca Kota Jakarta sangat panas sehingga butuh kesegaran yang hakiki seperti es krim. Alexa sengaja pergi sendirian supaya Kayla dan Belle tidak minta ditraktir makan es krim. Masih sambil memegang es krim Oreo miliknya, Alexa masuk ke dalam lift untuk menuju ke lantai atas, tempat window shopping langganannya, yaitu butik-butik yang menyediakan aneka pakaian yang super cantik. Di situlah Alexa akan kembali berkhayal segera punya uang banyak agar bisa memborong semuanya.

            Sementara itu, di salah satu apartemen di Kota Jakarta juga, Danish sedang panik karena terlambat untuk pergi shooting. Alasannya begitu konyol, yaitu Danish terlalu lama main game hingga lupa waktu. Oleh karena itu, Danish jadi super buru-buru karena tidak mau dimarahi oleh Pak Damar jika terlambat datang ke lokasi shooting.

Kebetulan, shooting hari ini dilaksanakan di salah satu pusat perbelanjaan di pusat Kota Jakarta. Danish yang sudah sangat terburu-buru sampai rela mengendarai motor sport miliknya agar tidak terkena macet di Kota Jakarta. Sesampainya di basement, Danish langsung memarkirkan motornya dan belum sempat membuka helm dan jaketnya.

“Aduh, bisa matoy gue! Bakal terlambat ini. Males banget kalo gue dihukum lagi sama Pak Damar!” Raut wajah Danish menunjukkan kepanikan yang luar biasa.

            Danish berlari dan langsung menekan tombol lift berkali-kali dan berharap pintu lift segera terbuka. Namun, lagi-lagi nasib buruk seperti menimpa Danish hari ini karena pintu lift tidak kunjung terbuka lama sekali.

Saat pintu lift terbuka, Danish bisa sedikit bernapas lega karena lift dalam keadaan kosong dan hanya ada seorang gadis yang masih mengenakan seragam SMA, berambut panjang diikat satu dan sedang asik makan es krim rasa Oreo. Tanpa permisi Danish langsung masuk ke dalam lift.

            Alexa yang sedang asik makan es krim rupanya menyadari keberadaan seorang pria yang masih mengenakan helm dan jaket seperti habis turun dari motor. Alexa tidak bisa melihat wajah Danish. Namun, Alexa sekilas bisa mencium aroma parfum yang sangat maskulin dan mempesona. Alexa sempat senyum-senyum sendiri sambil curi-curi pandang ke arah Danish. Danish hanya cuek saja tanpa sedikit pun curi-curi pandang kepada Alexa.

            Lift pun berjalan dan beberapa menit kemudian, pintu lift sudah terbuka kembali. Danish langsung keluar dari lift dan berlari sekencang mungkin agar bisa segera sampai di lokasi shooting. Alexa masih melamun selama sekian detik, serta langsung senyum-senyum sendiri karena teringat aroma parfum yang dipakai oleh Danish.

“Oh, ya ampun, pasti kayaknya itu cowok ganteng, deh. Sayangnya gak sempet kenalan sama dia. Aroma parfumnya aja, unchhhh … “ kata Alexa sambil kembali menikmati es krim rasa Oreo miliknya yang sudah mulai mencair.

            Es krim tersebut mencair layaknya hati Alexa yang langsung mencair setiap kali mengingat aroma parfum pria tersebut. Alexa langsung senyum-senyum sendiri dan tidak mampu melupakan kejadian menyenangkan di lift tersebut.

--

“Lio, dari mana saja kamu? Terlambat aja terus!” Pak Damar langsung menjewer telinga Danish.

“Aduh, Pak! Saya lupa nyimpen kunci mobil saya di mana. Karena gak ketemu-ketemu, akhirnya terpaksa kegantengan saya luntur karena saya harus nyetir motor di tengah panasnya Kota Jakarta ini,” kata Danish dengan polosnya.

“Saya engga percaya! Kamu pasti kebanyakan main game, kan? Cepat kamu siap-siap atau gak saya hukum kamu!” Pak Damar berteriak marah.

            Danish hanya mengangguk pasrah dan langsung bersiap-siap untuk shooting hari ini. Pak Damar memang mengakui Danish Adelio sebenarnya memiliki bakat istimewa dalam dunia akting, namun terkadang Danish itu sifatnya sangat tengil, bandel, dan sulit diatur.

            Setelah melihat Pak Damar sudah berjalan menjauh darinya, Danish langsung kembali cengar-cengir dan langsung menyemprotkan kembali parfum miliknya. Hanya sedikit saja, semerbak harum parfum maskulin Danish sudah memenuhi seisi ruangan. Beberapa kru wanita di sana langsung senyum-senyum, berbisik-bisik, dan memandangi Danish. Melihat kejadian itu, Danish malah memasang tampang sok kerennya kemudian pura-pura tidak melihat sekelilingnya.

“Emang susah kalau punya wajah super ganteng kayak gue!” Danish tersenyum dengan begitu percaya diri.

            Danish yang sedang asik senyum-senyum sendiri langsung kembali memasang tampang seriusnya saat kembali mendengar teriakan Pak Damar. Danish berharap semoga Pak Damar tidak memarahinya lagi.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status