“Astaga, Alexandra Adrienne Amora! Kenapa kamu senyum-senyum terus hari ini?” Kayla menatap Alexa dengan penasaran.
“Lagi nunggu buat dapet endorse dan jadi model terkenal, nih!” kata Alexa bersemangat.
“Omaygad! Akhirnya ikutan juga,tuh? Good luck,ya! Aku yakin kamu pasti kepilih, deh! Kalo menang, jangan lupa traktir kita, oke?” kata Kayla antusias.
“Traktir ramen murah mangkok jumbo plus es teh manis aja,ya! Gak usah yang mahal-mahal. Sebagai generasi muda Indonesia kita itu harus irit dan rajin menabung.” Alexa tertawa meledek.
“Yah, kali-kali juga kan kita pengen makan enak kali.” Kayla memohon kepada Alexa.
Alexa tidak menjawab pertanyaan Kayla, namun hanya memberikan isyarat dengan mengangguk sambil tersenyum. Kayla ikut tersenyum dan mengacungkan kedua jempolnya kepada Alexa. Akhirnya, sahabatnya ini bisa berani untuk mencoba hal baru yang bisa mengembangkan hobinya.
Ponsel Alexa berdering. Rupanya, panggilan dari nomor tidak dikenal. Alexa mengangkat panggilan telepon tersebut.
“Halo, selamat siang! Apakah ini dengan Mbak Alexandra Adrienne Amora?” tanya penelepon di seberang sana.
“Iya betul saya sendiri.” Alexa menjawabnya dengan ramah.
“Baik, Mbak Alexa! Perkenalkan saya Dudu dari Wear Me Clothing. Selamat sebelumnya, Mbak Alexa lolos seleksi dan bisa ikut pemotretan kami minggu depan ya! Untuk alamat dan waktu pemotretan akan saya informasikan melalui pesan W******p,” kata Dudu.
“Hah? Beneran saya lolos? Ini bener Alexandra Adrienne Amora, kan?” tanya Alexa.
“Iya betul, Mbak! Selamat ya sebelumnya!” kata Dudu.“Wah, terima kasih banyak! Baik Mas Dudu, saya akan datang!” kata Alexa penuh semangat.
Setelah panggilan telepon tersebut berakhir, Alexa tersenyum lebar ke arah Belle dan Kayla yang sedang duduk bersamanya di kantin sekolah. Belle dan Kayla seolah langsung memahami isyarat tersebut.
“Selamat! Alexa keren!” kata Belle.
“Ah, baru aja mulai. Ya udah, itu seblak dan bakso aku aja yang bayar!” kata Alexa.
Belle dan Kayla sama-sama mengangguk dengan girangnya dan merasa bersyukur karena bisa ditraktir oleh si pelit Alexa. Pokoknya, Alexa benar-benar sudah tidak sabar untuk mengikuti pemotretan tersebut.
--
“Asik, resolusi taun ini jadi terkenal, jadi pacar pangeran ganteng, jadi paling cantik di sekolah, jadi paling pintar di sekolah, pasti semuanya bakal tercapai! Semangat Alexa!” seru Alexa sambil makan es krim rasa Oreo favoritnya.
Sepulang sekolah, Alexa mampir dulu ke salah satu pusat perbelanjaan di pusat Kota Jakarta untuk sekedar membeli es krim dan window shopping. Cuaca Kota Jakarta sangat panas sehingga butuh kesegaran yang hakiki seperti es krim. Alexa sengaja pergi sendirian supaya Kayla dan Belle tidak minta ditraktir makan es krim. Masih sambil memegang es krim Oreo miliknya, Alexa masuk ke dalam lift untuk menuju ke lantai atas, tempat window shopping langganannya, yaitu butik-butik yang menyediakan aneka pakaian yang super cantik. Di situlah Alexa akan kembali berkhayal segera punya uang banyak agar bisa memborong semuanya.
Sementara itu, di salah satu apartemen di Kota Jakarta juga, Danish sedang panik karena terlambat untuk pergi shooting. Alasannya begitu konyol, yaitu Danish terlalu lama main game hingga lupa waktu. Oleh karena itu, Danish jadi super buru-buru karena tidak mau dimarahi oleh Pak Damar jika terlambat datang ke lokasi shooting.
Kebetulan, shooting hari ini dilaksanakan di salah satu pusat perbelanjaan di pusat Kota Jakarta. Danish yang sudah sangat terburu-buru sampai rela mengendarai motor sport miliknya agar tidak terkena macet di Kota Jakarta. Sesampainya di basement, Danish langsung memarkirkan motornya dan belum sempat membuka helm dan jaketnya.
“Aduh, bisa matoy gue! Bakal terlambat ini. Males banget kalo gue dihukum lagi sama Pak Damar!” Raut wajah Danish menunjukkan kepanikan yang luar biasa.
Danish berlari dan langsung menekan tombol lift berkali-kali dan berharap pintu lift segera terbuka. Namun, lagi-lagi nasib buruk seperti menimpa Danish hari ini karena pintu lift tidak kunjung terbuka lama sekali.
Saat pintu lift terbuka, Danish bisa sedikit bernapas lega karena lift dalam keadaan kosong dan hanya ada seorang gadis yang masih mengenakan seragam SMA, berambut panjang diikat satu dan sedang asik makan es krim rasa Oreo. Tanpa permisi Danish langsung masuk ke dalam lift.
Alexa yang sedang asik makan es krim rupanya menyadari keberadaan seorang pria yang masih mengenakan helm dan jaket seperti habis turun dari motor. Alexa tidak bisa melihat wajah Danish. Namun, Alexa sekilas bisa mencium aroma parfum yang sangat maskulin dan mempesona. Alexa sempat senyum-senyum sendiri sambil curi-curi pandang ke arah Danish. Danish hanya cuek saja tanpa sedikit pun curi-curi pandang kepada Alexa.
Lift pun berjalan dan beberapa menit kemudian, pintu lift sudah terbuka kembali. Danish langsung keluar dari lift dan berlari sekencang mungkin agar bisa segera sampai di lokasi shooting. Alexa masih melamun selama sekian detik, serta langsung senyum-senyum sendiri karena teringat aroma parfum yang dipakai oleh Danish.
“Oh, ya ampun, pasti kayaknya itu cowok ganteng, deh. Sayangnya gak sempet kenalan sama dia. Aroma parfumnya aja, unchhhh … “ kata Alexa sambil kembali menikmati es krim rasa Oreo miliknya yang sudah mulai mencair.
Es krim tersebut mencair layaknya hati Alexa yang langsung mencair setiap kali mengingat aroma parfum pria tersebut. Alexa langsung senyum-senyum sendiri dan tidak mampu melupakan kejadian menyenangkan di lift tersebut.
--
“Lio, dari mana saja kamu? Terlambat aja terus!” Pak Damar langsung menjewer telinga Danish.
“Aduh, Pak! Saya lupa nyimpen kunci mobil saya di mana. Karena gak ketemu-ketemu, akhirnya terpaksa kegantengan saya luntur karena saya harus nyetir motor di tengah panasnya Kota Jakarta ini,” kata Danish dengan polosnya.
“Saya engga percaya! Kamu pasti kebanyakan main game, kan? Cepat kamu siap-siap atau gak saya hukum kamu!” Pak Damar berteriak marah.
Danish hanya mengangguk pasrah dan langsung bersiap-siap untuk shooting hari ini. Pak Damar memang mengakui Danish Adelio sebenarnya memiliki bakat istimewa dalam dunia akting, namun terkadang Danish itu sifatnya sangat tengil, bandel, dan sulit diatur.
Setelah melihat Pak Damar sudah berjalan menjauh darinya, Danish langsung kembali cengar-cengir dan langsung menyemprotkan kembali parfum miliknya. Hanya sedikit saja, semerbak harum parfum maskulin Danish sudah memenuhi seisi ruangan. Beberapa kru wanita di sana langsung senyum-senyum, berbisik-bisik, dan memandangi Danish. Melihat kejadian itu, Danish malah memasang tampang sok kerennya kemudian pura-pura tidak melihat sekelilingnya.
“Emang susah kalau punya wajah super ganteng kayak gue!” Danish tersenyum dengan begitu percaya diri.
Danish yang sedang asik senyum-senyum sendiri langsung kembali memasang tampang seriusnya saat kembali mendengar teriakan Pak Damar. Danish berharap semoga Pak Damar tidak memarahinya lagi.
Alexa sudah tiba di kantor Wear Me Clothing. Di sana, Alexa disambut oleh Sisi sebagai salah satu kru yang bertugas pada pemotretan hari ini“Selamat sore, Mbak Alexa! Saya Sisi salah satu kru yang bertugas hari ini.” Sisi menyapa Alexa ramah.“Halo,salam kenal, Mbak Sisi!” Alexa tersenyum ramah. Alexa menjabat tangan Sisi, lalu Sisi memberikan pengarahan kepada Alexa. Setelah memastikan Alexa paham, Sisi mempersilahkan Alexa untuk bersiap-siap. Sementara itu, di ruangan lain Danish sedang marah-marah tidak jelas.“Aduh, bajunya jelek banget!” Danish menatap Sisi dengan tatapan sadisnya segalak setan.“Eh, Mas Lio! Emang begini kali. Ya udah deh, Mas Lio pilih aja pakaian yang dirasa cocok. Saya gak akan berkomentar lagi.” Sisi hanya menunduk pasrah.“Hmmm, Ya udah, gue pilih dulu! Awas, loe jangan komentar atau gue gak mau ikut pemotretan!” Danish semakin sadis memberikan ancaman kepada Sisi. Danish marah-marah karena pakaian yang dipilihkannya untuk pemotreta
Danish sedang duduk berhadapan dengan Lyra di sebuah restoran. Lyra adalah seorang gadis yang diduga kuat salah satu korban aksi playboy kelas lele Danish Adelio. Lyra menatap Danish dengan kesal dan tiba-tiba menamparnya.“Kamu jahat, Lio!” Lyra sudah tidak mampu menahan emosinya.“Loe bilang gue jahat? Eh, selama ini kita engga pacaran. Makanya, jangan kebanyakan halu, deh!” Danish terlihat santai.“Udah berapa cewek yang kamu deketin dan engga pernah dijadiin pacar. Dasar playboy kelas lele! Aku benci kamu, Lio!” Lyra benar-benar marah pada Danish.“Eh, gue terlalu tampan buat cewek biasa aja kayak loe! Terserah loe mau pergi atau apa, gue masih punya sejuta cewek lagi yang cinta mati sama gue,” kata Danish dengan santainya. Lyra sudah tidak mampu menahan emosinya lagi dan hendak kembali menampar pipi Danish. Danish masih nampak santai dan tidak menunjukkan sedikit pun rasa bersalahnya. Tiba-tiba, terdengar suara seorang gadis lagi bernama Kiara yang diduga kuat adalah
Alexa masih tidak mengerti dengan dirinya sendiri sekarang. Alexa selalu saja senyum-senyum sendiri saat terbayang aroma parfum yang dikenakan oleh Lio. Alexa juga menyadari bahwa Lio memiliki wajah yang sangat tampan dan layak dikategorikan sebagai pangeran. Lamunan Alexa terhenti saat Belle memanggilnya.“Ra, gimana pemotretannya kemarin?” tanya Belle.“Seru! Terus aku juga ketemu sama …” kata Alexa. Alexa belum sempat menyelesaikan kalimatnya dan memilih untuk diam sejenak. Belle menatap Alexa heran dan menyadari perubahan raut wajah Alexa.“Ketemu sama siapa, Ra?” tanya Belle penasaran.“Ah, engga-engga. Gak ketemu sama siapa-siapa,” kata Alexa. Belle masih menatap Alexa. Belle berpikir pasti Alexa sedang menyembunyikan sesuatu dan tidak ingin menceritakannya. Alexa nampak salah tingkah. Untungnya, Kayla datang membawa cireng yang dibelinya di kantin.“Nih, cireng. Kalian mau, kan?” Kayla menyimpan cirengnya di atas meja.“Mau, ya! Makasih banyak.” Alexa me
Alexa sudah tiba di kamarnya, lalu melemparkan barang-barangnya secara asal ke seluruh penjuru kamar. Jantung Alexa berdebar sangat kencang dan Alexa tidak tahu apa yang harus dilakukannya sekarang.“Omaygad, omaygad, omaygad! Aku harus gimana sekarang? Apa aku telepon aja, ya? Danish Adelio si manusia super tampan itu. Astaga!” Kedua pipi Alexa bersemu kemerahan. Alexa hendak langsung menekan nomor ponsel Danish, namun menghentikan aksinya sejenak. Danish memang yang terlebih dahulu meminta nomor ponsel Alexa, namun Danish tidak pernah menghubungi Alexa. Sepertinya, Danish meminta nomor ponsel Alexa hanya sebagai formalitas saja.“Tapi, dia gak pernah nelepon atau chat aku,” kata Alexa kecewa. Alexa menghela napasnya dan bermaksud untuk melupakan Danish. Namun, Danish tetap saja sangat tampan dan sayang untuk dilewatkan begitu saja. Ini adalah peluang paling menyenangkan dan sangat sayang sekali untuk dilewatkan begitu saja. Hitung-hitung iseng-iseng berhadiah
Alexa sudah tiba di depan Warung Pecel Lele Pak Sabar yang dipilihnya sebagai tempat untuk kencan perdananya dengan Danish. Alexa berkali-kali melirik jam tangannya dan merasa ragu akan kehadiran Danish. Alexa takut kalau Danish menganggapnya aneh dan memilih untuk tidak datang menemui Alexa. Kecemasan Alexa berubah menjadi keceriaan saat terdengar sebuah suara maskulin menyebut nama lengkapnya.“Alexandra Adrienne Amora!” Danish berdiri di belakang Alexa. Alexa membalikkan badannya dan melihat Danish berdiri tepat di belakangnya. Alexa terdiam dan mengamati penampilan Danish yang sangat istimewa, serta wajahnya yang begitu tampan lengkap dengan aroma parfum maskulin yang dikenakannya. Alexa tidak mampu berkata apa-apa kepada Danish. Danish menatapnya heran.“Alexa? Ada yang salah dari gue?” tanya Danish.“Engga! Kak Danish cuma …” kata Alexa. Sial! Rupanya Alexa kehabisan kata-katanya dan tidak kuasa melihat ketampanan paripurna Danish. Alexa ingat kalau semal
Danish terus menarik lengan Alexa hingga tiba di depan mobilnya. Alexa mengerang kesakitan karena perlakuan Danish yang kasar dan tidak berakhlak seperti itu.“Kak Danish, lepasin!” Alexa kesal bukan main.“Salah sendiri loe yang bikin gue kesel duluan,” kata Danish.“Jadi, Kak Danish marah sama aku? Oke, aku bakal minta maaf. Maafin aku, ya, Kak Danish yang paling tampan dan paling keren sedunia,” kata Alexa. Danish hanya mampu menggelengkan kepalanya dan menghela napasnya berkali-kali. Danish menatap Alexa lekat-lekat. Alexa terdiam dan benar-benar takut kalau Danish marah padanya.“Alexa, ikut gue sekarang!” Danish kembali menarik lengan Alexa untuk masuk ke dalam mobilnya.“Hah?” Alexa hanya bisa pasrah.-- Danish menyalakan mesin mobilnya dan mulai mengemudi dalam diam. Alexa yang duduk di sebelah Danish tidak hentinya menatap Danish. Alexa takut kalau Danish marah padanya, apalagi Danish langsung diam seribu bahasa seperti ini. Alexa berdeham
Alexa berjalan keluar Nice Sushi sambil tidak hentinya tersenyum seperti habis meraih nilai sempurna untuk ujian Matematika. Danish menatap Alexa heran dan bertanya kepada Alexa.“Ra, ngapain loe senyum-senyum sendiri kayak gitu? Aneh banget!” Danish menatap Alexa heran.“Engga! Aku cuma terharu ternyata aku bisa pergi kencan sama Kak Danish dan dibayarin makan,” kata Alexa.“Hah? Loe pikir yang tadi gratis? Nih!” Danish memberikan struk Nice Sushi kepada Alexa. Alexa menerimanya dan balas menatap Danish bingung. Danish melayangkan tatapan sadisnya kepada Alexa hingga membuat Alexa langsung cemberut.“Loe lihat yang tadi loe pesan! Baked dragon roll sushi sama ocha dingin. Loe hitung jumlahnya jadi berapa terus loe transfer ke gue! Enak aja loe bilang ini gratis,” kata Danish.“Hah? Jadi aku harus bayar?” Alexa tidak percaya.“Iya, karena gue bukan pacar loe! Sekarang, loe tolong beliin gue kopi sama croissant di sana! Gue males antre,” kata Danish. Danish menu
Danish menghentikan mobilnya tepat di depan rumah Alexa. Danish mempersilahkan Alexa untuk turun dari mobilnya, tetapi Alexa malah diam dan tersenyum penuh makna.“Alexa, what are you waiting for? Cepat turun!” kata Danish.“Nothing, aku cuma mau bilang terima kasih buat hari ini. Apa Kak Danish pikir ini kencan pertama kita?” Alexa terlihat percaya diri.“Hah? Kencan?” Danish bingung.“Iya, aku bercanda. Terserah Kak Danish mau anggap apa,” kata Alexa.Alexa tertawa terbahak-bahak melihat Danish kebingungan. Danish tetap saja ganteng dan menggemaskan dalam segala situasi. Alexa hendak membuka pintu mobil Danish, namun pandagannya tertuju pada sebuah benda di hadapannya. Benda tersebut tidak lain adalah parfum milik Danish yang tergeletak tidak jauh dari tas selempang Danish di atas jok mobil. Tanpa permisi, Alexa langsung mengambilnya dan tersenyum puas.“Nah, ketemu! Akhirnya, aku tahu juga parfum Kak Danish,” kata Alexa.“Eh, kembaliin! Itu parfum mahal dari Perancis,” kata Danish.