Share

BAB 6: PLAYBOY KELAS LELE

Danish sedang duduk berhadapan dengan Lyra di sebuah restoran. Lyra adalah seorang gadis yang diduga kuat salah satu korban aksi playboy kelas lele Danish Adelio. Lyra menatap Danish dengan kesal dan tiba-tiba menamparnya.

“Kamu jahat, Lio!” Lyra sudah tidak mampu menahan emosinya.

“Loe bilang gue jahat? Eh, selama ini kita engga pacaran. Makanya, jangan kebanyakan halu, deh!” Danish terlihat santai.

“Udah berapa cewek yang kamu deketin dan engga pernah dijadiin pacar. Dasar playboy kelas lele! Aku benci kamu, Lio!” Lyra benar-benar marah pada Danish.

“Eh, gue terlalu tampan buat cewek biasa aja kayak loe! Terserah loe mau pergi atau apa, gue masih punya sejuta cewek lagi yang cinta mati sama gue,” kata Danish dengan santainya.

            Lyra sudah tidak mampu menahan emosinya lagi dan hendak kembali menampar pipi Danish. Danish masih nampak santai dan tidak menunjukkan sedikit pun rasa bersalahnya. Tiba-tiba, terdengar suara seorang gadis lagi bernama Kiara yang diduga kuat adalah korban lainnya dari aksi playboy kelas lele Danish.

“Oh, jadi kamu di sini? Pantesan telepon aku gak diangkat! Kamu asik ngobrol sama cewek lain rupanya!” Kiara berdiri tepat di belakang Danish.

            Danish menatap Kiara dengan kaget. Danish berusaha menyembunyikan kepanikannya dan masih memasang tampang cuek seolah tidak bersalah.

“Kiara, kamu gak lihat aku lagi sibuk? Lagi pula, handphone aku habis baterai.” Danish menunjukkan ponselnya kepada Kiara.

            Sialnya, jelas-jelas Kiara melihat ponsel Danish masih memiliki baterai 80% alias masih cukup penuh. Kiara langsung kembali berteriak pada Danish.

“Bohong! Jelas-jelas itu baterainya masih 80%. Kamu mau bilang baterai handphone kamu habis?” Kiara semakin kesal karena kebohongan Danish.

“Aduh, Kiara sayang, kamu ngapain nyariin aku? Lagian, kamu gak punya hak untuk nyariin aku. Kita gak pernah pacaran! Ngerti kamu?” Danish melirik Kiara.

“Alasan! Jadi, dugaan aku gak pernah salah. Dasar kamu playboy kelas lele!” Kiara menampar pipi Danish tanpa aba-aba.

            Danish terdiam sejenak dan menatap Lyra dan Kiara secara bergantian. Begitu pula Kiara dan Lyra yang saling bertatapan bingung sekaligus kesal karena tahu bahwa keduanya adalah korban playboy kelas lele Danish.

“Oh, jadi betul, kan? Kiara siapa lagi? Dasar kamu playboy kelas lele!” seru Lyra.

“Aku bisa jelasin. Aku bisa jelasin semuanya,” kata Danish.

            Bukannya memberi penjelasan, Danish langsung berdiri dari kursinya dan berlari secepat kilat untuk kabur menghindari serangan Lyra dan Kiara. Untungnya suasana restoran tersebut sedang sangat sepi, sehingga tidak ada pengujung lain yang menonton kejadian ini. Lyra dan Kiara tidak tinggal diam, tetapi ikut mengejar Danish dan membuat Danish semakin panik.

“Aduh, matoy gue! Perasaan hari ini seharusnya hari keberuntungan untuk para orang ganteng,” kata Danish.

            Danish berusaha mengatur napasnya dan berlari sekencang mungkin hingga sampai di depan toilet pria. Danish segera masuk ke dalam toilet pria dan mengunci pintu salah satu bilik toilet rapat-rapat. Danish berpikir inilah tempat paling aman karena Lyra dan Kiara pasti tidak akan masuk ke dalam. Danish berusaha mengatur napasnya dan masih terdengar suara teriakan Kiara dan Lyra dari luar sana.

“Lio, open the door!” Lyra mengetuk pintu dengan kasar.

“Lio, playboy kelas lele! Jangan anggap kita kalah!” Kiara berteriak marah.

            Danish memilih untuk diam dan menunggu hingga Lyra dan Kiara lelah. Namun, ternyata Kiara dan Lyra tidak menyerah sampai di situ saja. Danish benar-benar putus asa sekarang. Tiba-tiba, ponselnya berdering karena Garry meneleponnya. Danish tersenyum karena berpikir Garry akan menolongnya.

“Halo, Garry! Ah, loe dateng tepat waktu. Loe pasti mau nolongin gue saat gue lagi bener-bener putus asa dan gue baru sadar kalau kunci mobil gue ketinggalan di meja,” kata Danish.

“Lio! Udah berapa ribu cewek yang hatinya loe patahin termasuk Lyra? Gila! Lyra itu sepupu gue tau!” seru Garry.

“Hah, apa loe bilang? Eh, tapi-tapi … gue sama Lyra emang gak pernah pacaran tau.” Danish masih membela dirinya.

“Alasan aja! Dasar playboy kelas lele! Sekarang urus diri loe sendiri. Mau kunci mobil loe ketinggalan atau apa juga, gue gak peduli!” Garry menutup sambungan telepon.

“Garry … Garry …” kata Danish panik.

            Garry benar-benar mematikan sambungan teleponnya. Danish panik dan putus asa dan melirik jam tangannya. Danish seharusnya sudah berada di lokasi shooting, namun kini masih harus terjebak di sini karena kesialannya. Danish langsung bisa menebak bahwa setelah ini pasti akan kena ceramah Pak Damar karena terlambat shooting. Lagi-lagi, terdengar suara teriakan Lyra.

“Lio, kalau kamu mau kunci mobil kamu balik, sini hadepin kita dulu!” teriak Lyra.

            Danish benar-benar panik dan tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Danish akhirnya menekan nomor ponsel Pak Damar dan berharap Pak Damar adalah satu-satunya orang yang bisa membantunya sekarang.

--

            Danish duduk berhadapan dengan Pak Damar. Danish memberikan isyarat permohonan maaf dan ucapan terima kasih kepada Pak Damar yang telah menyelamatkannya hari ini. Tidak lupa, Danish ingin mengambil kunci mobilnya yang kini berada di tangan Pak Damar.

“Ah, kamu pasti mau ambil ini, kan?” Pak Damar memperlihatkan kunci mobil Danish.

“Iya, Pak. Boleh?” Danish sedikit membungkukkan badannya.

            Baru saja Danish hendak mengambil kunci mobilnya, Pak Damar langsung menarik kembali kunci mobil Danish. Danish langsung cemberut bagaikan seekor anak kucing yang gagal mendapatkan makanan kesukaannya. Pak Damar melayangkan tatapan sadis kepada Danish.

“Lio, udah berapa kali saya bilang? Kamu jangan buat ulah! Bikin malu aja kerjaannya!” Tatapan Pak Damar begitu mengerikan.

“I-iya, Pak,” kata Danish pelan.

“Apa? Kamu cuma bisa bilang iya? Kamu ngerti engga sama semua yang saya omongin? Nih, kamu itu sekarang seorang model dan aktor naik daun. Sudah sepantasnya kamu jadi teladan yang baik. Kalau tadi restoran itu rame dan banyak yang lihat gimana? Sudah pasti reputasi kamu rusak, Lio!” Pak Damar menceramahi Danish.

“I-iya, Pak. Saya bukan …” kata Danish.

            Danish berusaha meneruskan kalimatnya, namun sepertinya Danish tidak mampu berbicara lagi. Hari ini adalah hari paling menyebalkan bagi Danish.

“Kamu bukan apa? Kamu memang tetep playboy kelas lele!” Pak Damar asal berbicara.

            Danish hanya nyengir kuda. Pak Damar geleng-geleng kepala dan pergi meninggalkan Danish. Sementara itu, banyak kru wanita di lokasi shooting yang sedang asik berbisik-bisik karena menonton insiden kemarahan Pak Damar kepada Danish si tampan. Bisa-bisanya, seorang aktor dan model tampan bernama Danish Adelio dimarahi seperti itu oleh produser legendaris seperti Pak Damar.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status