Share

32. Kecupan Secepat Angin

Renata merasakan napas hangat dan harum menyentuh kulit wajahnya. Seperti Samudera Biru, darahnya pun berdesir dan jantungnya bertalu dengan hebat.  

Ia tahu ini salah. Namun rasa mendamba yang kuat membuatnya menjadi linglung. Sejenak lupa jika berbeda alam.

Hanya tinggal sedikit lagi bibir mereka akan bertaut tiba-tiba pintu diketuk dari luar.

“Yang Mulia, hamba membawa informasi yang Anda minta.”

Suara Ratansa dalam sekejap menyentak kesadaran Renata. Menghancurkan atmosfer intim yang tercipta di antara mereka berdua.

Renata mendorong Samudera Biru. Sialnya karena terlalu gugup ia menggunakan sedikit energi lotus sehingga peri itu terjengkang menabrak walk in closet, menghasilkan suara berdebam kencang.

“Astaga!” seru Renata panik.

Meski pada dasarnya kamar itu kedap suara namun telinga sensitif Ratansa masih bisa mendengar keributan di dalam secara sayup-sayup.

“Yang Mulia, Anda tidak apa-

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status