Share

BAB 18

MUSUH DALAM SELIMUT

"Pagi sayang, halo anak papah yang cantik", ungkap mas Ardi menyapa aku dan Nindya.

"Pagi juga mas", jawabku malas.

"Halo sayang anak papa yang cantik",

Mas Ardi menggendong Nindya lalu mengecup kening dan pipinya. Mereka berjalan menuju halaman meninggalkan aku yang sedang sibuk membuat sarapan.

Setelah semua selesai, aku berjalan keluar untuk menghampiri mereka.

"Mas sarapan dulu", ungkapku tanpa ekspresi, bagaimana bisa aku bersikap manja dan manis kepadanya setelah mengetahui segala kebusukannya.

"Iya sayang, anak papah yang cantik kita makan dulu ya", mereka berjalan masuk, aku mengambil alih untuk menggendong Nindya.

"Sayang", suara mas Ardi memecah kesunyian.

"Ya", jawabku singkat.

"Hari ini mas ada acara dengan orang kantor, pergi jalan jalannya di cancel saja tidak apa apa ya? mas janji minggu depan kita jadi jalan jalannya", ungkapnya menatapku ragu

Entah mengapa perasaanku mengatakan bahwa saat ini dia sedang menipuku lagi. Perasaan seorang
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status