Share

3. Bertemu Lagi

Rasen sedang berada di mall besar di kotanya, tepatnya di toko alat musik dan sedang bersama Rizki. Mereka sedang mencari gitar baru untuk Rizki beli. Anggara Rizki Purnama, sahabat Rasen dari SMA sampai sekarang.

Sayangnya tempat kuliah mereka harus terpisah sekarang. Rasen kekeuh ingin masuk ke kampus yang ia janjikan dengan sahabat masa kecilnya dulu, Universitas Dwirasa. Padahal Rasen mampu masuk universitas negeri yang lebih baik. Rizki sedikit menyayangkan keputusan Rasen, tapi apa boleh buat? Rasen sudah memutuskannya sedari dulu.

Rasen dan Rizki memang memiliki hobi yang sama yaitu bermain alat musik dan bernyanyi. Saat mereka SMA, duo mereka dikenal dengan Double R. Posisi Rasen dan Rizki sama-sama memainkan gitar dan menjadi vokalis. Keduanya sering muncul di acara pentas musik di sekolahnya dulu dan selalu mengikuti lomba-lomba di dalam maupun di luar sekolah. Tak heran mereka berdua agak terkenal karena duet mereka yang sangat bagus dan wajah mereka yang tampan.

"Sen, kita jadi ikut lomba di kampus gue?" tanya Rizki sambil mencoba memetik senar salah satu gitar yang sedikit menarik perhatiannya.

"Boleh tuh, saya tertarik. Hadiahnya juga lumayan." Rasen membalas tanpa menatap Rizki karena sedang melihat-lihat ukulele, ia juga merasa sedikit tertarik.

Gaya bicara Rasen yang kaku karena selalu menggunakan panggilan saya dan kamu ini sudah biasa di dengar Rizki. Rizki selalu menyuruhnya untuk tidak seperti itu, tapi Rasen bilang sudah terbiasa dan lebih sopan terdengar katanya. Aneh memang. Tapi Rizki sudah tidak memperdulikannya karena sudah terbiasa, malah untuk saat ini akan terdengar aneh bila Rasen tidak seperti itu.

"Lumayan 'kan, jadi nambah terkenal kita," balas Rizki dengan senyum sumringahnya yang bisa membuat perempuan-perempuan yang melihatnya tergila-gila. Untung saja di toko itu hanya ada pegawai laki-laki yang berjaga.

Sedang mengobrol ringan, Rasen sedikit menyadari seperti ada seseorang mengintip mereka dari balik kaca dekat pintu keluar, wajar saja semua toko disini hanya ditutup oleh kaca karena ini pusat pertokoan yang sedikitnya harus menarik minat pembeli dari orang-orang yang lewat.

Tapi Rasen tidak mau menghiraukannya, karena takut makhluk itu bukan manusia dan akan mengikuti Rasen sampai rumah. Rasen mencoba berpikir positif, mungkin itu salah satu gadis yang tertarik dengan Rizki dan hanya bisa melihatnya dari luar toko, pikirnya.

Wajar saja Rasen bisa berpikir seperti itu, karena tidak sekali dua kali ada kejadian para gadis-gadis memerhatikan mereka setiap mereka berada di tempat umum. Bahkan sampai para gadis mengikuti kemana mereka pergi.

Rasen kembali fokus mencoba beberapa ukulele, sepertinya ia juga ingin membeli salah satu dari ukulele tersebut.

***

"Saya mau beli boba dulu buat Arsha, kamu duluan aja kalau mau pulang, Ki," ujar Rasen menghentikan langkahnya dipersimpangan jalan menuju parkiran.

"Wah, Arsha apa kabar, Sen? Udah lama gue gak liat dia, makin cantik pasti," ujar Rizki dengan senyuman cerahnya. Rizki memang sedikit tertarik dengan adiknya Rasen. Tapi dia tidak berani dekat-dekat karena perbedaan umur mereka, juga karena Rasen yang selalu galak jika ia membahas soal Arsha, seperti sekarang ini contohnya.

"Baik kok, pastinya makin cantik. Makanya saya sembunyiin dari kamu biar dia ga tergoda sama pedofil," balas Rasen mendelik.

"Haha, santailah, tau diri gue, Sen. Lagian mana berani gue sama kakaknya yang galak." Rasen memelototi Rizki dan Rizki hanya tersenyum mengacungkan dua jari telunjuk dan tengahnya bertanda piece.

"Ampun, Sen. Ya udah deh gue balik duluan ya. Lu hati-hati, katanya parkiran bawah angker haha. Lu parkir di bawah 'kan?" tanya Rizki.

"Iya tadi di depan penuh, jadi disuruh ke bawah sama tukang parkirnya."

"Hati-hati, nanti lu ada yang ngikutin haha, gue duluan yaa." Rizki pamit sambil sedikit berlari meninggalkan Rasen yang terlihat sangat kesal mendengar akhir ucapan dari Rizki yang sompral.

Rasen berbalik mencoba tidak peduli dan tidak mau memikirkan ucapan Rizki. Rasen melirik jam tangan di pergelangan tangannya, segera ke tempat boba favorit adiknya karena jam sudah menunjukkan pukul setengah empat sore. Terlalu asik mereka di toko musik sehingga membuat mereka tidak sadar menghabiskan banyak waktu di sana.

***

Di parkiran bawah, Rasen mengingat ucapan Rizki tentang parkiran bawah yang angker. Rasen terpaksa memarkirkan motor kesayangannya di parkiran bawah karena saat dia sampai tadi di parkiran atas sudah penuh, entah memang lahannya tidak cukup luas di sana atau mungkin pengunjung sedang ramai-ramainya.

Rasen sedang memakai helmnya, dia merasa ada yang mengawasi. Sialnya, parkiran di sini sedang sepi. Rasen hanya bisa menepis pikiran-pikiran buruknya. Tapi tidak bisa karena merasa ada seseorang yang terus menatap ke arahnya. Rasen melihat sekitar, kosong. Tidak ada orang, hanya ada barisan motor dan mobil yang berjejer rapih, tidak terlalu penuh. Perasaannya semakin tidak karuan.

Rasen merasa ada seseorang mendekat ke arahnya. Rasen gugup, tidak berani melihat ke arah sekitarnya lagi. Dia mencari kunci motornya di dalam tas selempangnya tapi karena sedikit panik, alhasil dia tidak menemukannya. Rasen merasa seseorang itu sudah berada di dekatnya dan membuat perasaan Rasen semakin tidak karuan.

Hingga akhirnya Rasen terperanjat saat ada seseorang yang menepuk bahunya. Sangat terkejut, itu yang Rasen rasakan. Dia berbalik dan melihat seorang gadis berdiri tepat di hadapannya.

"Wah jodoh kali ya, kita bisa ketemu disini," ujar gadis itu santai dengan cengiran yang membuat dia terlihat cantik. Rasen diam karena masih terkejut.

"Lo kenapa? Kok kaget banget kayanya, kaya abis liat setan aja sih? Apa lo pikir gue setan, ya? Haha," tanya gadis itu mengejek diiringi tawa. Rasen melihat ke arah belakang gadis itu, ada sosok lain yang bersembunyi di balik mobil yang berada beberapa meter di depan mereka. Sepertinya sosok gadis yang ada di rooftop kampusnya kemarin.

Benar, sosok itu masih mengikutinya. Tapi tiba-tiba sosok itu perlahan mundur dan menghilang saat Rasen menyadari keberadaannya.

"Woi, kok lo diem aja sih? Liat apaan sih di belakang gue?" tanya gadis itu lagi karena tidak dapat jawaban dari Rasen, ia pun menengok ke belakang tidak mendapati apa-apa kecuali sepasang kekasih yang baru keluar dari lift.

"Oh, lo lagi liat mantan lo sama pacar barunya?" tanya gadis itu lagi sok tahu.

"Apa sih, sok tau! Lagian kamu sok kenal banget sama saya." Akhirnya Rasen bersuara. Rasen sudah sedikit tenang karena sosok hantu gadis itu sudah menghilang, tapi di sisi lain Rasen jadi tau bahwa sosok itu benar-benar masih mengikuti Rasen.

"Ya abisnya, lo itu gue tanya baik-baik gak jawab. Lo lagi ngapain di sini?"

"Lagi mancing. Emang kamu gak liat saya lagi ngapain?" Suara Rasen terdengar kesal. Entah mood Rasen sepertinya sedang buruk. Gadis itu sedikit sebal, tapi dia tidak menunjukkannya.

Perasaan tidak tenang Rasen kembali muncul. Rasen sedikit gugup, ia berpikir sepertinya semua ini gara-gara sosok hantu gadis itu yang masih mengikutinya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status