Share

#2. Sumber Malapetaka

"Apa itu tadi!" Ucap Zhao Ning yang benar-benar kaget dengan apa yang baru saja dia lihat.

Sosok besar yang dilihatnya begitu hebat hingga dapat menghancurkan siapapun hanya dengan satu tatapan matanya.

"Sa-sangat hebat, kekuatan yang luar biasa, siapa orang itu?" Pikir Zhao Ning dengan perasaan bergejolak dalam hatinya.

"Andaikan aku sekuat itu, tidak-tidak! Andai aku punya sedikit saja kekuatan orang itu, aku mungkin ... Heh," Zhao Ning mengendus pahit lalu melanjutkan, "apa sih yang kupikirkan, harapan hanya akan menjadi harapan, dan khayalan mana mungkin jadi nyata," gumamnya.

Zhao Ning pun kembali melanjutkan pekerjaannya dan mengabaikan apa yang baru saja dia lihat. Meski sedikit, hatinya masih berharap pada sesuatu yang menurutnya akan mustahil terjadi.

Dalam kehampaan matanya, sorotan penuh kepedihan, Zhao Ning kembali teringat akan pahitnya perlakuan yang kejam yang terus ia terima, di mana pun dia berada. Bayangan penghinaan, penindasan, dan ejekan tanpa henti menghantui dirinya. Tatapan kebencian dan serangan fisik yang tak kenal ampun meninggalkan bekas yang tak hanya terlihat pada tubuhnya, tetapi juga merajam jiwanya.

"Hentikan, hentikan, hentikan!" Zhao Ning memegang kepalanya dengan erat, rasa sakit dari luka fisik dan mental yang dia tanggung selama ini sangat menyiksa.

Dalam bayang-bayang siksaan yang diterimanya, Zhao Ning menghadapi cemoohan dan kebencian tanpa akhir, karena tanda hitam yang terukir di dahinya.

Tanda yang dianggap semua orang sebagai sumber malapetaka. Mereka selalu menyalahkan Zhao Ning atas musibah yang terjadi. Dan karena itulah, Zhao Ning selalu memakai balutan kain hitam untuk menyembunyikan tanda itu dari pandangan orang lain.

Zhao Ning sejenak menyentuh balutan kain hitam itu, lalu menggeleng dan berbicara pada dirinya sendiri. "Zhao Ning apa yang kau pikirkan! Hentikan itu!" Ia pun kembali mngayunkan cangkulnya pada kristal-kristal hitam di dinding gunung hitam.

Kemudian, datang beberapa orang dengan sikap kasar dan sengaja menabrak tubuh Zhao Ning.

"Akh!"

Brak!

Zhou Ning seketika jatuh dan tubuhnya terhempas oleh benturan yang keras.

Siapa yang menabrakku? Pikirnya dalam kebingungan.

Saat Zhao Ning menoleh dan pandangannya mendarat pada wajah orang-orang yang baru saja menabraknya. Mata Zaho Ning melebar seketika, dia mengenal orang-orang itu. Mereka adalah warga kota awan, yaitu Wang Bo dan beberapa pengikutnya yang tak sengaja terjebak di Gunung Hitam bersama Zhao Ning.

"Kalian!" serunya dengan suara yang penuh kemarahan dan kekecewaan.

Kenangan akan penghianatan mereka terukir jelas dalam ingatannya. Saat itu, Wang Bo dan para pengikutnya menghajar Zhao Ning tanpa belas kasihan setelah mengusirnya, padahal Zhao Ning menganggap mereka sebagai teman-teman yang ia percayai. Tetapi, kepercayaannya dihancurkan begitu saja.

"Oh, ternyata si pembawa sial," ucap Wang Bo dengan nada meremehkan, sambil melipat tangannya di dada dengan ekspresi angkuh. Ekspresi sinisnya semakin membuat Zhao Ning merasa terhina dan marah.

"Apa hah! Kau mau marah! Apa hakmu! Kamulah yang menyebabkan kami menjadi sial! Dasar terkutuk!" seru salah satu dari mereka dengan suara mengancam.

"Jangan salahkan kami Zhao Ning, salahkan saja dirimu sendiri! kau terlalu mengganggu!"

"Dasar manusia terkutuk!"

Ketika Zhao Ning hendak menyela, beberapa warga kota awan lainnya bergabung dan menatapnya dengan sikap tidak suka. Dalam pandangan mereka, Zhao Ning adalah sosok yang terkutuk dan membawa sial. Pandangan sinis dan tatapan dingin yang datang dari segala arah membuat Zhao Ning semakin tersudut dan terhina.

"Hemmph! Sial! Ayo, jangan lama-lama di sini! Nanti kita terkena kesialan makhluk terkutuk ini!" Ucap yang lainnya lagi dengan tawa sinis. Wajah mereka penuh dengan kebencian yang terang-terangan, seakan memancarkan energi negatif yang menghantam hati Zhao Ning.

"Ayo! Cih!"

Meskipun hatinya terluka oleh kata-kata dan tatapan sinis dari warga kota awan, Zhou Ning memilih untuk bersabar dan mengabaikan mereka. Dia sadar bahwa, sebanyak apapun dia berteriak, mereka tidak akan mendengarkannya.

Setelah Zhou Ning mengabaikan mereka, Wang Bo dan para pengikutnya malah tidak berhenti dan terus mengganggunya. Mereka dengan santainya menendang dan menginjak hasil jerih payah Zhou Ning sambil tersenyum puas dengan wajah yang angkuh.

Melihat hasil jerih payahnya diinjak-injak begitu saja, hatinya merasa marah dan terluka, "kalian!" Ia menatap mereka dengan tatapan nanar dan kecewa.

Namun, orang-orang itu hanya menatapnya dengan sinis dan acuh tak acuh sejenak, lalu melenggang pergi dengan santainya.

"Cih, pembawa sial! Minggir sana!" bentak mereka pada Zhao Ning, seolah menunjukkan dominasi mereka atas kelemahan dan penderitaan yang ia alami.

"Kenapa kau tidak mati saja! Sialan!" ucap yang lainnya dengan penuh kebencian, terus menghina dan merendahkan Zhao Ning dengan kata-kata yang kasar.

Setiap kata-kata kasar yang terucap semakin melukai hati Zhao Ning, membuatnya semakin terpuruk dalam kesedihan dan kekecewaan.

"Rasakan! Manusia terkutuk!"

"Pffft, lucu sekali, haha!"

"Ayo pergi, nanti dilihat pengawas lagi!"

"Ayo."

Setelah diperlukan buruk dan dihina seperti itu, Zhao Ning hanya bisa menerimanya. Memang benar tanda di dahinya seperti kutukan, bahkan ketika dia lahir, desanya terbakar, dan kedua orangtuanya mati dalam kebakaran itu.

Sambil memendam kesedihan dalam hatinya, Zhao Ning melanjutkan pekerjaannya. "Kalian benar, aku memang pantas dibenci, tapi kalian adalah temanku." Batinnya terasa sakit.

Apakah aku benar-benar pantas dibenci oleh kalian semua? Apakah aku benar-benar pantas?

Tanpa sadar air matanya keluar begitu saja, namun Zhou Ning segera menyeka air matanya dan melanjutkan pekerjaannya dengan rasa sakit yang mengguncang.

Sambil pergi, orang-orang masih menggerutu dan menghina Zhao Ning.

"Pasti kita tertangkap karena dia!"

"Kenapa pembawa sial seperti itu ada di kota awan?"

"Seharusnya dia menghilang saja!"

Dalam kelelahan yang membebani hidup Zhou Ning, teriakan penyiksaan kembali bergema di Tanah kekuasaan raja iblis Levanor. Suara histeris seorang budak melanda, menusuk telinga dengan rasa sakit yang tak terbayangkan.

"Aaaaaa! Aaaaaa! Ampuni aku, ini sangat menyakitkan! Bunuh saja aku!" teriaknya dengan putus asa.

Teriakan itu mengguncang hati Zhao Ning, raut wajah benci dan tak suka yang dalam tergambar jelas di wajahnya. Dua bibirnya gemetar, perasaan kesal dan geram yang terpendam seakan meluap dari lubuk hatinya.

'Para iblis ini telah melampaui batas! Kalian pasti akan mendapatkan hukuman setimpal dari langit!'

Meskipun hidupnya penuh dengan kesedihan, hati Zhao Ning tak pernah berharap akan penderitaan yang menimpa orang lain. Melihat umat manusia disiksa dengan kejam, hatinya membara oleh kemarahan dan kebencian.

'Meningkatkan kekuatan dengan membunuh dan menyiksa? Raja iblis ini benar-benar keji!' Rasa kesalnya semakin menggelora saat ia meraih kristal hitam yang terletak di dekatnya. Namun, ketika jarinya menyentuh permukaan kristal itu, sesuatu yang aneh terjadi.

"Ha! Apa ini?" Zhao Ning terkejut saat merasakan aura gelap yang misterius dari kristal hitam, mengalir masuk ke dalam tubuhnya.

Sebelum ia bisa mencerna apa yang sedang terjadi, suara riuh terdengar. Tanah di sekitarnya bergetar, dan para budak berhamburan panik, wajah mereka dipenuhi dengan ketakutan dan kengerian.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status