Share

Bab 3

“Aku rindu ibu Bi," Ucap Saryn dengan air matanya sedikit lebih deras dari semula.

 

“Tolong maafkan tindakan Tuan tadi nona," Ucap miss Ririn yang salah paham, sampai akhirnya Saryn bercerita secara lengkap.

 

“Bukan itu Bi, sebenarnya Bu Nonik bukalah ibu kandungku," ucap Saryn yang kemudian masih melanjutkan ucapannya:

“Ibuku sudah meninggal 10 tahun lalu, dan setahun setengah setelah ibuku meninggal ayahku menikah dengan Bu Noni," jelas Saryn.

 

“Jadi begitu," Ucap miss Ririn yang sekarang sudah mengerti.

 

“Iya Bi, diperlakukan seperti ini oleh Bibi aku jadi ingat semasa kecil diwaktu aku duduk dipangkuan ibuku, dengan begitu lembut ibu menyisir rambutku." Terang Saryn lagi dan kini dia tak lagi membohongi perasaannya, kini dia mulai menangis lirih.

 

“Maafkan saya nona, jika saya membuat nona merasa sedih," ucap miss Ririn kepada Saryn yang sedang dia sisir rambutnya.

 

“Tidak apa-apa Bi, justru aku akan senang jika Bibi seperti ini kepadaku, karena jujur Bu Nonik seolah membenciku, dia tidak pernah memperhatikan aku," Ucap Saryn dengan terisak dalam tangisan.

 

Setelah berkata seperti itu Saryn memutar tubuhnya menghadap miss Ririn dan memeluk pinggul wanita itu.

 

Dengan menangis Saryn berkata lagi, “Tolong Bibi ijinkan aku seperti ini untuk sebentar."

 

Mendapati dirinya dipeluk Saryn miss Ririn lantas mengelus rambut gadis itu dan berkata, “Nona bisa melakukan selama yang nona inginkan."

 

“Nona jangan sedih saya akan menjaga nona layaknya seorang ibu," ucap miss Ririn.

 

“Dari laki-laki jahat itu?” Ucap Saryn bertanya,

yang dimaksutkannya adalah Arga, orang yang sudah membantai ibu tirinya sekaligus ayah kandungya.

 

“Kalau untuk hal itu saya Cuma bisa bilang Nona salah paham dangan Tuan," Ucap miss Ririn.

 

Saryn hanya terdiam menatap sayu kepada miss Ririn, dan miss Ririn lanjut berkata kembali, “Suatu saat nanti Nona akan mengerti bagaimana sikap Tuan yang sebenarnya."

 

“Temani aku selalu ya, 'Bi! Saryn mengeratkan pelukannya kepinggul miss Ririn.

 

“Iya Nona." Jawab miss Ririn,

“Mari Nona saya lanjutkan menyisirnya," ucap miss Ririn,dan kini mereka langsung kembali melakukan aktifitasnya yang tadi.

 

Sementara itu Arga kini sedang berada di bar pribadinya, dengan meminum koktailnya dia berpikir sendirian, dia merasa jika sebenarnya dia tidak ingin melakukan itu kepada Rusnah dan Nonik.

 

Dia sebenarnya tidak ingin melakukan itu, tapi karena bagaimanapun juga dia tidak bisa bersikap lunak untuk menjaga pamornya.

 

Memang ini terdengar kejam, tapi setatusnya yang selain pemimpin suatu perusahaan sekaligus boss mafia paling ditakuti, membuatnya kadang harus bertindak kejam pada orang yang berbuat salah kepadanya.

Beberapa hal yang dia lakukan kadang harus berbeda dengan tabiatnya, hanya untuk menjaga yang namanya pamor, agar tidak direndahkan oleh pesaingnya.

 

Dia sebenarnya dalah orang yang penyayang, dia harus menjadi seperti ini karena di haruskan melanjutkan setatus ayahnya.

 

Sebagai seorang anak tentu saja dia melakukanya, dan kini dia menjadi seperti ini, dikala siang menjadi Arga sebagai pemimpin sebuah perusahaan dan malam menjadi Vlad, seorang boss mafia yang ditakuti.

 

Disela-sela dia memikirkan semua yang sudah dia lakukan tiba-tiba sebuah suara terdengar dari arah depannya tepat dari pintu masuk bar.

 

“Maaf Tuan," Ucap Medy yang baru saja sampai di kediaman Arga.

 

“Ada apa?" Tanya Arga kepadanya.

 

“Ini ada sedikit masalah," ucap Medy dengan menunduk.

 

“Masalah apa?, bilang dengan jelas!”, ucap Arga dengan meletakkan gelas koktailnya.

 

“Maafkan saya tuan, tapi ada satu masalah di wilayah pelabuhan”, ucap Medy dengan masih menunduk.

 

“Apa?" Ucao Arga dengan sedikit emosi.

“Masalah apa yang terjadi? Jelaskan lebih terinci!"

 

Kini Arga yang ekspresinya menjadi sangat dingin, seolah siap menembak kepala siapapun yang ada didepannya.

 

“Orang saya menemukan beberapa wanita sedang di sekap di gudang pelabuhan, sepertinya mereka akan di jual," ucap Medy dengan menunduk.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status