Share

Bab 8 ~ Kecurigaan Ivana

last update Last Updated: 2024-08-11 20:08:57

          “Nyonya,” panggil Brant yang merupakan detektif yang disewa oleh Ivana.

          Ivana berjalan mendekatinya dan mengambil duduk di hadapan pria itu.

          “Bagaimana, apa ada perkembangan dari penyelidikanmu?” tanya Ivana tanpa basa-basi.

          Brant terdiam beberapa saat di sana. “Entah hanya kecurigaanku atau apa. Tapi, pergerakanku seakan di awasi, bahkan aku datang ke sini pun harus dengan cara sembunyi-sembunyi,” jelas Brant membuat Ivana terdiam beberapa saat. Dia jadi teringat bagaimana Arsenio berkata mengenai detektif sewaannya.

          “Saya curiga kalau ada yang membocorkan atau mengawasi gerak-gerik anda, Nyonya. Makanya, orang itu langsung tau kalau sedang di selidiki latar belakangnya. Hingga saat ini, saya tidak mendapatkan bukti apa pun, termasuk orang tuanya yang beralamat di Alamat yang anda berikan saat itu. Rumah itu kosong,” ucap Brant membuat Ivana tertegun di sana.

          “Aku sudah menduga, ada mata-mata di dekatku. Kalau dia tau kamu yang aku sewa menjadi detektif untuk mencari tau identitas aslinya, berarti orang yang mungkin membocorkan hal ini-“ Ivana terdiam beberapa saat. “Anna?” batin Ivana.

          Ivana sangat ingat kalau yang tau dia menyewa detektif adalah Anna, karena dia yang di minta untuk mencari Detektif. Tunggu? Kalau mungkin Brant juga adalah salah satu orang suruhan Arsenio, berarti ini jebakan.

          “Maaf, aku harus pergi sekarang!” ucap Ivana bangkit dari duduknya.

          “Kenapa buru-buru, Nyonya? Kita belum membahas masalah yang saya selidiki,” ucap Brant terkejut dengan sikap Ivana.

          “Aku ingin kamu berhenti menyelidiki pria itu. Sudah cukup sampai di sini,” ucap Ivana dengan tegas.

          “Tapi Nyonya. Saya sudah dibayar full, bagaimana mungkin saya berhenti di tengah jalan?” tanya Brant. “Kali ini saya akan berusaha lagi menyelidikinya.”

          “Tidak. Sudah cukup! Anggap saja, semua biaya itu bonus untukmu,” ucap Ivana bergegas pergi dari sana.

          Baru saja, dia akan keluar dari restoran itu, dia melihat Arsenio sedang berjalan ke arah restoran itu.

          “Sial! Sudah aku duga ini jebakan,” gumam Ivana berlari ke arah belakang restoran. Sebelum benar-benar pergi, Ivana bersembunyi di salah satu dinding dan mengintip ke mana Arsenio pergi.

          Sesuai dugaan, Arsenio berjalan mendekati Brant, dan mereka mulai berbincang dengan serius di sana, seolah-olah dunia di sekitar mereka menghilang sejenak. Ivana, yang dari posisi persembunyiannya hanya bisa memperhatikan, merasakan ada yang berbeda dalam cara Brant berbicara. Tidak ada tanda-tanda ketegangan atau pertikaian di wajah mereka, malah sepertinya, Brant lebih terlihat seperti orang yang sedang menyampaikan laporan penting. Meskipun suara mereka tidak sampai ke telinganya, Ivana bisa menebak dari gerak-gerik mereka berdua.

          “Jadi aku benar-benar ditipu dan dibodohi selama ini. Anna dan Brant, mereka adalah orang suruhan Arsenio, pantas saja, tidak ada hasil dari penyelidikan Brant selama ini. Ternyata mereka hanya terus membodohiku,” batin Ivana benar-benar merasa geram sekaligus kesal bukan main. Hidupnya seakan dipermainkan dengan sempurna oleh suaminya, Arsenio.

          Dengan bergerak cepat, Ivana pergi dari sana melalui jalan belakang restoran, dia bergegas menuju mobilnya.

          Ivana hendak masuk ke dalam mobilnya tetapi seseorang menahan pintu itu.

          “Mau ke mana, kamu?” suara bariton itu membuat Ivana terkejut. Dia menoleh ke sumber suara dan ternyata itu adalah Arsenio yang sudah berdiri di sana. “Mau sampai kapan kamu berlari dariku, Ivana?”

          “Lepaskan aku!” pinta Ivana dengan tatapan tajam.

          “Kamu pikir, aku akan melepaskan tanganmu begitu saja? Ikut denganku pulang ke rumah, berhenti bersikap kekanakan!” ucap Arsenio.

          “Bersikap kekanakan katamu? Sampai kapan kamu akan membodohiku, Arsen?” tanya Ivana menatap tajam pria di depannya.

          “Kita bisa bicarakan hal ini. Apa dengan kamu kabur-kaburan dan terus menghindariku, masalah ini akan selesai?” tanya Arsenio penuh penekanan.

          “Aku tidak mau bicara lagi denganmu. Aku akan segera mengurus perceraian kita, jadi berhentilah menggangguku!” ucap Ivana.

          Beberapa orang yang melewat, melihat ke arah mereka berdua dengan tatapan penasaran dengan keributan yang terjadi di sana.

          “Kamu akan menyesal kalau terus keras kepala seperti ini, Ivana!” ucap Arsenio penuh penekanan.

          “Menyesal? Justru, aku sangat menyesal karena hidup bersamamu!” ucap Ivana penuh penekanan membuat Arsenio tertegun di sana dengan tatapan yang sulit diartikan.

          “Dengar Arsenio. Aku sudah muak terus dibodohi seperti ini. Entah apa yang kamu rencanakan di belakangku. Yang jelas aku mulai terganggu dengan keberadaanmu dan semua hal yang berhubungan denganmu!”

          Degh!

          Arsenio benar-benar terkejut dengan apa yang di katakana Ivana di sana.

          Tiba-tiba saja Arsenio terkekeh membuat Ivana mengernyitkan dahinya di sana.

          “Baiklah, aku tidak akan berpura-pura lagi kali ini,” ucap Arsen semakin kuat mencengkeram lengan Ivana membuatnya kesakitan.

          “Kamu muak dan merasa terganggu dengan keberadaanku?” bisik Arsenio. “Tapi, aku tidak akan pernah pergi dari hidupmu! Ivana, kamu akan terus berhubungan denganku, suka maupun tidak, aku akan membuatmu semakin muak, tetapi tidak bisa lepas dariku. Camkan itu!”

          Ivana menatap Arsen dengan tatapan nanar dan menahan kesakitan di lengannya. Pria di hadapannya benar-benar semakin asing. Semakin dia menunjukkan sikap aslinya, semakin Ivana tidak mengenalinya. Ternyata sosok suami yang perhatian, hangat dan bersikap manis, hanya topeng yang meracuni Ivana. Kini racun itu sudah bekerja dan mulai menggerogoti tubuh dan hati Ivana.

          “Aku memberimu kesempatan terakhir, Ivana. Pulanglah ke rumah, kalau tidak ingin terjadi sesuatu pada Ayahmu.”

          Degh!

          Tatapan Ivana semakin melebar mendengar ancaman dari Arsen barusan. Pria itu melepaskan cengkeramannya dan beranjak pergi meninggalkan Ivana yang mematung di tempatnya.

          "Kenyataannya, baik di masa depan maupun sekarang, aku masih tidak memiliki kekuatan untuk melawan Arsen. Lalu, kalau hasilnya tetap sama, untuk apa aku diberi kesempatan kembali ke masa lalu. Apa yang harus aku perbaiki dengan kembali ke masa lalu?” batin Ivana merasa hatinya sakit seakan diremas-remas oleh tangan tidak kasat mata.

***

          “Ivana? Kamu ini ke mana saja?” Joseph langsung menyapa Ivana yang baru saja sampai di rumahnya. Dia terpaksa kembali pulang karena mengkhawatirkan keadaan Ayahnya.

          Di saat bersamaan, mobil Arsen datang dan berhenti di sana. Ivana dan Joseph melihat ke arah mobil Arsen yang sudah berhenti di sana dan sang empu menuruni mobilnya.

          “Kamu juga sudah pulang, Arsen?” tanya Joseph.

          “Iya, Ayah. Akhirnya Ivana mau pulang,” ucap Arsen.

          “Kalian ini. Kalau ada masalah segera selesaikan. Dan kamu Ivana, kalau ada masalah jangan menghindar dan lari dari masalah. Bicarakan dan diskusikan masalahmu dengan suamimu, jangan mengambil keputusan bodoh lagi,” ucap Joseph tersenyum di sana.

          “Baiklah, Ayah akan masuk duluan, kalian baik-baiklah. Arsen, bujuklah istrimu,” ucap Joseph.

          “Iya, Ayah.”

          Joseph pun membawa langkahnya memasuki rumah besar itu, meninggalkan Ivana dan Arsen di sana.

          “Keputusan yang bagus, Sayang.” Arsen tersenyum puas di sana walau Ivana hanya menunjukkan ekspresi datarnya. “Kalau begitu, ayo kita masuk.”

          Arsen merengkuh pinggang Ivana dan menggiring Ivana masuk ke dalam rumah. Walau wanita itu berusaha bergerak menjauh dan melepaskan pelukannya, Arsen tetap memaksa untuk merengkuh pinggang Ivana dan membuat wanita itu berjalan di dekatnya.

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Jeon Shanty
ivana knp kamu nggak mau coba jujur sama bokap kamu soal kecurigaan kamu walaupun kamu blm ada bukti kuat tpi setidaknya bokap kamu bisa lbh waspada
goodnovel comment avatar
anadesiana
semangat ivana,semoga diberi kekuatan melawan arsen.ayah ivana blm tau niat buruk arsen,jd masih bersikap baik sm arsen.
goodnovel comment avatar
Yanti Wijaya
knp ivana g cerita ajh sch ma ayahnya tentang keburukan Arsen dan kejahatannya. mungkin dgn bgtu ivana bisa dilindungi dgn kekuasan ayh y.
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Rahasia Di Balik Sikap Manis Suamiku   Bab 116 ~ Ending

    Acara dilanjut dengan resepsi di halaman gereja yang meriah. Zeeya sibuk menikmati banyak camilan dan dessert yang tersaji di sana.Resepsi di halaman gereja berlangsung meriah, dengan nuansa taman yang indah, dihiasi lampu-lampu berkelip dan bunga-bunga berwarna cerah. Meja-meja penuh dengan berbagai jenis hidangan lezat, dari makanan pembuka hingga hidangan penutup yang menggugah selera. Sambil berdiri di sekitar area dengan pemandangan danau yang tenang, para tamu menikmati kebersamaan dan suasana yang penuh kebahagiaan.Zeeya yang tak bisa menahan rasa ingin tahunya, sudah berada di meja dessert, dengan wajah ceria dan penuh semangat. Camilan-camilan kecil, kue-kue manis, dan es krim berwarna-warni menarik perhatian balita tersebut. Dengan riang, dia memilih beberapa kue kecil dan memakannya satu per satu sambil tertawa kecil.

  • Rahasia Di Balik Sikap Manis Suamiku   Bab 115 ~ Pernikahan Doly dan Veronica

    Saat mereka melangkah masuk ke dalam gereja, suasana penuh kehangatan menyambut. Hiasan bunga putih dan hijau menghiasi altar, sementara cahaya matahari yang masuk melalui kaca patri memberikan nuansa sakral. Para tamu, yang sebagian besar adalah kerabat dekat dan teman, sudah menempati tempat duduk mereka.Cedric dan istrinya, yang sedang berbincang di dekat pintu masuk, langsung melambai begitu melihat Arsen, Ivana, dan Zeeya. Cedric tersenyum lebar, lalu menghampiri mereka. "Akhirnya kalian sampai juga. Zeeya, kamu terlihat sangat cantik hari ini!" katanya sambil bercanda.Zeeya tersenyum malu-malu sambil merapat ke Ivana. "Terima kasih, Uncle Cedlic."Tak lama kemudian, Elmer dan Grasella datang menghampiri. Elmer tersenyum sopan, sementara Grasella tampak anggun dengan gaun biru muda. "Senang sekali bertemu kalian di sini," sapa Elmer. "Doly pasti bahagia melihat kalian hadir.""Iya, ini acara yang tidak mungkin kami lewatkan," balas Arsen sambil menjabat tangan Elmer. "Bagaiman

  • Rahasia Di Balik Sikap Manis Suamiku   Bab 114 ~ Kembali ke Mansion Manley

    “Ini lumah siapa, Mom, Dad? Besal sekali!” ujar Zeeya yang ada di gendongan Arsen. “Ini, rumah keluarga Daddy. Selama di sini, kita akan tinggal di sini,” ucap Arsen. “Asyik… Zeeya bisa main lali-lali dan ke tempat bunga,” ucap Zeeya dengan lucunya. Arsen tertawa kecil sambil mencium pipi Zeeya yang penuh semangat di gendongannya. "Tentu saja, Sayang. Nanti Daddy ajak Zeeya lihat semua tempat di sini. Ada taman bunga yang besar, ada air mancur juga. Kamu pasti suka."Ivana tersenyum melihat kegembiraan putrinya. Dia mengamati mansion megah yang sudah direnovasi itu dengan perasaan campur aduk. Tidak banyak yang berubah, Arsen dan Doly tidak ingin menghilangkan momen penuh kenangan di sini. Berada di sini secara langsung tetap memberinya kesan yang berbeda. Besar, mewah, dan penuh aura nostalgia."Mommy juga bisa ikut main sama Zeeya?" tanya Zeeya dengan mata berbinar, memeluk leher Arsen erat-erat."Tentu saja," jawab Ivana sambil mengusap lembut kepala putrinya. "Mommy dan Daddy a

  • Rahasia Di Balik Sikap Manis Suamiku   Bab 113 ~ Doly Mau Nikah?

    2 Tahun Kemudian….. “Apa ini serius?” tanya Arsen mendengar ucapan Doly di sana. “Ya, kamu pikir aku berbohong,” ujar Doly. “Apa kamu sudah bertemu dengan wanita yang akan dinikahi Doly, Ric?” tanya Arsen. “Ya, sudah. Ini sih beneran pawangnya si Doly,” kekeh Cedric. “Dia langsung tunduk sama omongan calon istrinya.”Cedric dan Arsen terkekeh mendengarnya. “Itu bukan tunduk. Tapi, bentuk rasa cinta,” ucap Doly. Arsen tertawa kecil mendengar pembelaan Doly yang terdengar tulus namun juga sedikit defensif. "Rasa cinta, ya?" ucap Arsen menggoda. "Jadi, siapa wanita hebat yang berhasil menjinakkan si Doly ini?"Cedric, yang masih terkekeh, menyela lebih dulu. "Percayalah, dia tipe yang nggak main-main. Elegan, cerdas, tapi juga punya aura tegas. Doly langsung berubah total kalau di dekat dia. Serius banget."Arsen menatap Doly dengan senyum penuh arti. "Wah, kalau sampai Cedric bilang begitu, berarti dia benar-benar istimewa. Aku penasaran ingin bertemu dengannya. Kapan kamu memper

  • Rahasia Di Balik Sikap Manis Suamiku   Bab 112 ~ Veronica

    Doly sudah berpenampilan rapi dengan setelan jasnya. Dia bersiap untuk datang ke sebuah undangan pesta salah satu kliennya. “Uh... pesona Doly memang tidak terkalahkan,” gumamnya penuh percaya diri sambil merapikan jas yang dikenakannya.Doly menatap dirinya sendiri di cermin besar, senyum puas menghiasi wajahnya. Dengan gaya khasnya, ia mengangkat dagu sedikit, memiringkan kepala, dan mengedipkan satu mata ke pantulan dirinya. "Siapa yang bisa menolak daya tarik ini?" ujarnya sambil tertawa kecil.Dia mengambil parfum mahal dari meja rias, menyemprotkannya dengan gerakan anggun ke pergelangan tangan dan lehernya. Setelah itu, dia memeriksa kembali dasinya untuk memastikan segalanya sempurna."Klien pasti akan terkesan. Lagi pula, bukan Doly namanya kalau tidak mencuri perhatian," gumamnya sambil tersenyum penuh percaya diri.Sebelum melangkah keluar, ia mengambil ponselnya dan melihat sekilas undangan di layar. "Saatnya membuat malam ini lebih berwarna," katanya s

  • Rahasia Di Balik Sikap Manis Suamiku   Bab 111 ~ Perampok Hati...

    “Wah, ada kue ikan,” ucap Doly menghentikan mobilnya di pinggir jalan. Pria itu turun dari mobil dan berjalan mendekati pedagang kue ikan yang berjualan di sebuah gerobak pinggir jalan. “Bungkuskan kue ikannya, sepuluh biji,” pinta Doly. Pedagang tersebut menoleh ke arah Doly sambil menganggukkan kepalanya. “Baik, Tuan.” Sambil menunggu, Doly memainkan ponselnya. Dan saat itu, dia terkejut karena ponselnya dirampas oleh seseorang yang berada di atas motor bersama rekannya. Doly yang terkejut pun langsung berteriak, “Perampok! Perampok!” teriak Doly di sana membuat semua orang melihat ke arahnya. Sayangnya, motor yang dikendarai perampok itu sudah cukup jauh, sampai ada sebuah motor sport berwarna hitam melaju cepat mengejar perampok tersebut. Doly masih berdiri di tempatnya dengan tatapan yang penuh kegelisahan.Kejadian itu membuat suasana sekitar menjadi tegang sejenak. Doly berdiri terpaku, pandangannya mengikuti motor spo

  • Rahasia Di Balik Sikap Manis Suamiku   110 ~ Memutuskan Tidak Bekerja Lagi

    “Kamu mau menanam apa, Sayang?” tanya Arsen saat melihat melihat taman yang sudah di rapihkan oleh Ivana. “Aku ingin menghias taman dengan nuansa yang bagus. Apalagi, sebentar lagi musim dingin akan segera berakhir, dan aku ingin menyambut musim baru dengan suasana yang baru. Aku ingin menanam bunga dan tanaman hias,” jelas Ivana penuh semangat.Arsen tersenyum melihat semangat Ivana yang menggebu-gebu. Dia berjalan mendekat dan meraih tangan Ivana lembut, memandangnya dengan penuh perhatian.“Bunga dan tanaman hias? Itu ide yang bagus. Kamu sudah memutuskan bunga apa yang ingin kamu tanam?” tanyanya sambil mengusap punggung tangan Ivana.Ivana mengangguk kecil, matanya berbinar. “Aku ingin menanam tulip, mawar, dan lavender. Mereka akan membuat taman ini penuh warna dan harum. Oh, dan aku juga ingin beberapa pohon kecil untuk memberikan sedikit keteduhan.”Arsen tertawa pelan. “Kamu memang selalu punya rencana besar, Sayang. Tapi aku suka itu. Aku akan membantumu

  • Rahasia Di Balik Sikap Manis Suamiku   Bab 109 ~ Kedatangan Baby Sister

    “Wah, Zee udah wangi, ya... “ Ivana membawa Zee ke dalam gendongannya dengan wajah yang ceria. Dia berjalan keluar dari kamar Zee, seorang pelayan berjalan mendekatinya. “Nyonya, ada tamu untuk anda. Dia adalah baby sister yang di kirim kantor penyedia,” tuturnya. “Oh iya, baiklah. Aku akan turun dan menemuinya,” ujar Ivana dengan menggendong Zee, dia pun turun ke bawah dan melihat sosok wanita di ruang tamu. Wanita itu terlihat masih muda, tetapi wajahnya cukup mirip dengan Ana, sekretarisnya dulu yang menjadi mata-mata Arsen. “Selamat siang, Nyonya Manley,” sapa wanita itu. “Saya Laila, yang di kirim oleh pihak penyedia untuk menjadi baby sister putri Anda,” ucap Laila tersenyum ramah.Ivana mengamati Laila dengan cermat. Ada sesuatu di mata Laila yang terasa familiar, meskipun ia tidak bisa langsung mengingat apa."Selamat siang, Laila," jawab Ivana dengan senyuman hangat tapi hati-hati. "Silakan duduk. Saya ingin tahu lebih banyak

  • Rahasia Di Balik Sikap Manis Suamiku   Bab 108 ~ Hal Kecil yang Sering Terlupakan

    Oek… Oek… Oek… Ivana bergegas bangun dari tidurnya saat mendengar tangisan Zee. Dia bangkit dari posisinya dan mendekati ranjang bayi yang berada di samping ranjang tempatnya dan Arsen tiduri. “Uh… putri cantik Mommy bangun, ya,” ucap Ivana tersenyum merekah menyapa Zee yang sudah mulai berhenti menangis. “Kenapa? Zee menangis?” tanya Arsen yang ikut terbangun di sana. “Sepertinya, popoknya basah. Aku akan menggantinya,” ucap Ivana. “Kamu pasti lelah. Istirahatlah, aku yang akan menggantikannya,” ucap Arsen bangkit dari posisinya mendekati ranjang bayi. “Apa tidak apa-apa?” tanya Ivana menatap Arsen. “Kenapa kamu ragu? Kamu takut aku tidak bisa melakukannya, ya?” kekeh Arsen. “Tenang saja, aku bisa melakukannya dengan baik. Lihatlah nanti,” ucap Arsen tersenyum dengan penuh rasa percaya diri.Ivana tersenyum kecil melihat kepercayaan diri Arsen yang jarang ia lihat dalam momen seperti ini. Ia mengangguk pe

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status