Share

RHMD 191

Author: Ziya_Khan21
last update Huling Na-update: 2025-08-11 20:00:20

Nio tidak menjawab langsung. Ia hanya menatap keluar jendela, melihat lampu-lampu pelabuhan di kejauhan. “Untuk orang-orang yang tidak seharusnya menjadi korban dari permainan ini.”

Keheningan sejenak memenuhi ruangan, hanya terdengar bunyi detak jam di dinding.

Komisaris akhirnya berdiri, berjalan ke arah lemari arsip, dan mengambil sebuah map hitam tebal. Ia menaruhnya di meja di depan Nio. “Ini salinan semua dokumen yang kau berikan, ditambah hasil penyelidikan kami. Simpan ini. Kau mungkin membutuhkannya nanti.”

Nio menatap map itu, lalu kembali menatap Komisaris. “Kau benar-benar yakin memberikannya padaku?”

“Kalau aku tidak yakin, kau tidak akan duduk di sini sekarang,” jawab Komisaris mantap.

Senyum tipis kembali terukir di wajah Nio. Ia meraih map itu, lalu kembali mengangkat cangkir teh untuk tegukan terakhir. “Kalau begitu, semoga kita berdua sama-sama selamat sampai akhir.”

Komisaris menatap Nio cukup lama setelah
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (3)
goodnovel comment avatar
ida Sari
syukur lah rencana Nio berjalan dengan lancar dan Sarah skr sdh menikmati dinginnya penjara,, mngkn di kira nya Nio ga akan melakukan hal ini tp dia salah Nio ga akan lagi melakukan kesalahan yg akan membuat nya dalam bahaya.
goodnovel comment avatar
Yanti5699
di kira nio bakal diem dan nurut sama permainan mu Sarah..gak lah kamu udah kelewatan wajar nio membalaskan dendam nya kepadamu..rencana yg luar biasa 3 orang sekaligus langsung kena jebakan..
goodnovel comment avatar
Novi M Q
ini udah akhir dari Sarah belum yaa ?? udah seneng sih darma, Gerry, Nikolai, Sarah dan Tuan Yakuza udah berada pada tempat nya.
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Rahasia Hati Mafia Dingin   RHMD 194

    Untuk sesaat, mereka hanya saling menatap. Mata Ruby seakan mencari jaminan bahwa ini bukan bayangan yang akan menghilang, sementara Nio membiarkan dirinya tenggelam dalam tatapan wanita yang selalu menjadi rumah baginya.Tanpa sadar, Ruby kembali memeluknya, kali ini lebih tenang tapi tetap erat. “Aku janji… tidak akan ngelepasin kamu lagi,” ucapnya di sela-sela isak kecil.Nio mengusap rambut Ruby lembut, merasa dadanya hangat sekaligus berat karena menyadari betapa dalamnya luka yang ia tinggalkan. “Dan aku janji… aku tidak akan ninggalin kamu lagi, Ruby.”Ruby tersenyum di pelukan itu, meski air matanya masih mengalir. Rasanya semua penantian, kesepian, dan rasa sakit itu terbayar lunas hanya dengan satu pagi ini.Ia memejamkan mata, mendengar detak jantung Nio yang menenangkan, lalu menarik napas panjang, mencoba menyerap kenyataan ini sepenuhnya. Di luar, cahaya pagi semakin terang, burung-burung berkicau seakan ikut merayakan kepulangan ses

  • Rahasia Hati Mafia Dingin   RHMD 193

    Saat Ruby berdiri di ambang pintu kamar, menatap hasil kerjanya, ia menghela napas lega. Semua tampak jauh lebih baik. Rumah ini, yang beberapa hari lalu terasa dingin dan sepi, kini perlahan berubah menjadi tempat yang penuh harapan.Di ruang tamu, ia duduk sebentar di sofa, memandang keluar jendela. Matanya menatap jalan di depan rumah, membayangkan suara motor Nio yang khas, membayangkan sosoknya turun dengan jas hitam dan tatapan tenang.Ruby tahu, ia mungkin harus menunggu lama. Tapi menunggu dengan rumah yang bersih dan hati yang gembira terasa jauh lebih mudah daripada menunggu dalam kesedihan.“Kalau kau pulang, Nio… semua ini sudah siap untukmu,” bisiknya pelan, sambil tersenyum.Lalu, ia berdiri lagi, mengambil kain lap untuk mengelap meja terakhir yang belum tersentuh. Hari ini, Ruby memilih untuk percaya. Dan kepercayaan itu membuat segalanya terasa lebih hidup.***Sore mulai merayap masuk, langit di luar berubah jin

  • Rahasia Hati Mafia Dingin   RHMD 192

    Sementara itu, di rumahnya yang sunyi, Ruby duduk di sofa dengan ponsel di tangan. Jari-jarinya sudah lelah menekan tombol panggil, mencoba menghubungi Nio untuk entah keberapa kalinya. Setiap kali, hanya nada sambung panjang yang terdengar, diikuti pesan suara yang seolah mengejeknya.Thomas pun sama saja. Sudah seminggu berlalu sejak terakhir kali mereka berbicara di kantor, dan hingga kini tidak ada kabar lanjutan tentang hasil pencarian Nio. Tidak ada lokasi baru, tidak ada petunjuk, bahkan tidak ada tanda-tanda bahwa Nio masih berada di negara yang sama. Ruby mulai merasa kesal bukan hanya pada Thomas, tapi juga pada dirinya sendiri yang tak bisa berbuat lebih.Ia bersandar di sofa, mengusap wajahnya kasar. Matanya terasa panas karena kurang tidur, sementara pikirannya terus dihantui satu pertanyaan.“Ke mana sebenarnya Nio pergi?”Tiba-tiba, suara TV yang tadinya hanya menjadi latar belakang kesunyiannya berubah menjadi sumber perhatian. Sebuah breaking news muncul di layar, tay

  • Rahasia Hati Mafia Dingin   RHMD 191

    Nio tidak menjawab langsung. Ia hanya menatap keluar jendela, melihat lampu-lampu pelabuhan di kejauhan. “Untuk orang-orang yang tidak seharusnya menjadi korban dari permainan ini.”Keheningan sejenak memenuhi ruangan, hanya terdengar bunyi detak jam di dinding.Komisaris akhirnya berdiri, berjalan ke arah lemari arsip, dan mengambil sebuah map hitam tebal. Ia menaruhnya di meja di depan Nio. “Ini salinan semua dokumen yang kau berikan, ditambah hasil penyelidikan kami. Simpan ini. Kau mungkin membutuhkannya nanti.”Nio menatap map itu, lalu kembali menatap Komisaris. “Kau benar-benar yakin memberikannya padaku?”“Kalau aku tidak yakin, kau tidak akan duduk di sini sekarang,” jawab Komisaris mantap.Senyum tipis kembali terukir di wajah Nio. Ia meraih map itu, lalu kembali mengangkat cangkir teh untuk tegukan terakhir. “Kalau begitu, semoga kita berdua sama-sama selamat sampai akhir.”Komisaris menatap Nio cukup lama setelah

  • Rahasia Hati Mafia Dingin   RHMD 190

    Polisi mendorong mereka semua menuju mobil tahanan yang menunggu di sisi dermaga. Suara mesin crane berhenti total, pelabuhan yang tadi sibuk kini hening, hanya menyisakan cahaya lampu sorot dan riuh langkah kaki para petugas. Sebelum masuk ke mobil, Nio sempat menoleh pada kapal yang setengah muatannya masih berada di atas dek. Senyum tipis muncul di sudut bibirnya, senyum kemenangan dan senyum yang menyimpan rahasia. Mobil tahanan pun melaju meninggalkan pelabuhan. Di belakang, para pekerja masih berbisik-bisik, bertanya-tanya siapa yang cukup berani menjebak Nio, Nikolai, dan bahkan Tuan Yakuza di tanah Jepang. Di dalam mobil, tatapan Nio menembus gelap malam, seolah pikirannya sudah melangkah jauh melampaui borgol di tangannya. Sesuatu di matanya mengatakan permainan ini belum selesai. *** Di kantor polisi Jepang. Lampu putih menyilaukan menerangi koridor sempit yang dipenuhi suara langkah petugas. Nio, S

  • Rahasia Hati Mafia Dingin   RHMD 189

    Menjelang tengah malam, pelabuhan Jepang semakin sunyi, hanya diwarnai suara ombak yang memecah dermaga dan derit baja kapal yang sesekali terdengar. Lampu-lampu sorot dari menara pelabuhan memantulkan cahaya pucat ke permukaan laut, menciptakan bayangan panjang di sepanjang jalur bongkar muat.Sarah duduk di sebuah peti kayu, tangannya tak henti-henti meremas ujung jaketnya. Nikolai mondar-mandir di tepi dermaga, menghisap cerutu yang sudah hampir habis, wajahnya tegang. “Ini sudah hampir tengah malam, Ethan,” gumamnya sambil menatap Nio yang berdiri menghadap kapal. “Tak ada tanda-tanda mereka akan mulai menurunkan barang. Kau yakin orang itu akan datang?”Nio hanya diam. Tatapannya tertuju pada kapal barang mereka yang masih terikat di dermaga, kontainer-kontainer berwarna biru dan merahnya berdiri seperti menara tak tersentuh. Sejak tadi sore, ia memang tak banyak bicara. Bagi Sarah, keheningan Nio terasa menyesakkan.Waktu terus bergulir. Jam digital di ponsel Sarah menunjukkan p

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status