Share

Bab 5. Cincin

Author: Runayanti
last update Last Updated: 2024-09-09 17:52:11

Jason tetap tenang, menyeka mulutnya dengan serbet. “Kamu tahu, Damian, ini bukan lelucon. Ini adalah kenyataan. Dan aku tidak ingin mendengar lagi keberatanmu.”

Damian mendengus, tapi memilih untuk tidak melawan lebih jauh. Dia mengangkat gelas dan meneguk anggur di dalamnya sampai habis lalu menatap Savanah yang masih diam. 

"Dan kau?" tanyanya tiba-tiba, nadanya mengejek. "Apa kau akan duduk di sini selamanya dengan ekspresi ketakutan itu, atau setidaknya berpura-pura menikmati makanan ini?"

Savanah mengangkat matanya, tatapannya tajam. "A-aku." Savanah tidak berani melanjutkan kalimatnya. Ketakutannya kembali mencuat tatkala Damian menatapnya dengan tajam.

Di benaknya, berputar pikiran kalut tentang cara bagaimana menjelaskan kondisi yang menimpanya sekarang. Dia bukan seorang gadis yang suci lagi!

Damian tertawa kecil, tapi tawa itu tanpa kegembiraan. Jason memotong pembicaraan mereka, suaranya tenang namun penuh otoritas. "Cukup," ujarnya.

"Kita di sini untuk membicarakan masa depan, bukan untuk bertengkar seperti anak kecil. Kalian berdua perlu belajar untuk saling memahami."

"Savanah, kalian akan hidup bersama sebagai pasangan suami istri. Saya sudah memutuskan demikian. Mengenai uang muka, tidak usah dikembalikan lagi. Karena ini sudah sebuah kesepakatan mutlak," lanjutnya.

Makan siang itu terus berlangsung dalam keheningan yang dingin. Masing-masing dari mereka tenggelam dalam pikirannya sendiri, mempertimbangkan langkah selanjutnya. 

Savanah merasa perutnya bergejolak, bukan karena makanan, tetapi karena perasaan terperangkap dalam situasi yang tidak diinginkannya. Damian tampaknya berusaha keras menahan komentar sarkastis yang ingin dilontarkannya.

Pelayan datang lagi, menuangkan anggur ke dalam gelas mereka, seakan-akan tidak menyadari ketegangan di ruangan itu. Jason melanjutkan makannya dengan santai, seolah-olah ini adalah makan siang yang biasa.

Namun, bagi Savanah dan Damian, makan siang ini bukan hanya sekedar makan. Ini adalah awal dari sesuatu yang jauh lebih rumit dan sulit diprediksi, seperti badai yang datang tanpa peringatan, membawa serta rahasia dan dendam yang belum sepenuhnya terungkap.

"Pernikahan kalian akan dilangsungkan tiga hari lagi. Pergilah memilih pakaian pengantin!"

"TIGA HARI!" Damian dan Savanah berseru secara bersamaan karena terkejut.

Jason berdiri dengan elegan setelah menyeka mulutnya. "Bersiaplah!" Seusai mengatakan demikian, dia meninggalkan ruangan itu.

Damian menatap Savanah dengan wajah penuh kebencian. Menyadari hal itu, Savanah juga ikut berdiri dan membungkukkan tubuhnya. "Permisi, saya akan kembali ke tempat kerja saya!"

Savanah segera berlari keluar dari mansion itu dan memacu sepeda motor tuanya menuju ke bar tempat dia bekerja.

***

"Kau terlambat lagi!" sapa Keisha Manson sambil berkacak pinggang di dekat loker.

Savanah muak melihat keberadaan senior yang suka bertutur kata tajam tersebut. Dia hanya fokus untuk menukar pakaian dan ingin segera membersihkan ruangan karaoke sebelum pelanggan tiba.

Tiba-tiba tangannya tidak sengaja merogoh kantong bajunya dan menemukan cincin yang asing baginya. "Ini..."

Belum sempat dia mengatakan apa pun, Keisha yang kebetulan melihat cincin mewah itu langsung merebut dan memakainya. "Hei!" pekik Savanah.

"Wah, sekarang sudah mulai beli perhiasan mahal ya? Apa ini pemberian pria-pria hidung belang yang menyewamu?"

Namun, Keisha sudah buru-buru keluar dari ruangan karyawan dengan setengah berlari kecil dan mengejek Savanah.

"Kembalikan!" pekik Savanah.

Saat Keisha keluar dari ruangan, dia menubruk tubuh Damian yang berada di sana secara tiba-tiba. Cincin yang dipegangnya terjatuh dan berguling di lantai.

Damian membungkuk dan memungut cincin itu lalu menatap Keisha dengan sorot mata yang tajam dan penuh tanya. "Ternyata cincin ini berada di tanganmu," katanya dengan nada suara rendah, namun penuh arti.

Keisha tertegun, senyum perlahan memudar. "Ini... ini hanya kebetulan," jawabnya terbata-bata, mencoba mengalihkan pandangannya dari tatapan Damian yang menusuk. 

Keisha terpana dengan ketampanan pria berjaket kulit yang berdiri di hadapannya. "Aku hanya ..."

Namun, belum sempat dia mengatakan apapun, Damian sudah menarik tangannya keluar dari ruangan pekerja tersebut. “Eh!”

Melihat pemandangan itu, Savanah tertegun melihat pria yang ia kenal sebagai calon suaminya itu menarik tangan Keisha. Dia sendiri tidak mengerti bagaimana cincin itu bisa berada di kantungnya

Namun, tindakan Damian yang menarik Keisha begitu saja membuat dadanya tak nyaman.

"Seenaknya menarik perempuan lain. Apakah dia pacar Keisha?" Savanah berharap sebuah jawaban tetapi di sana hanya ada dirinya seorang dengan sebuah gagang sapu yang dipegangnya.

Tiba-tiba, ponselnya berdering. Layar ponselnya menunjukkan nama "Pinjol". Savanah mengembuskan napas dengan kesal lalu menekan tombol jawaban.

"Maaf, tidak jadi pinjam uang. Saya sudah mendapatkan pinjaman dari tempat lain," ucap Savanah setengah berbohong.

"Wah, tidak bisa. Uang sudah ditranfer ke rekeningmu. Silakan periksa dan lakukan pembayaran sesuai persyaratan."

"Tapi ini, saya tidak jadi meminjam. Apakah bisa ditransfer kembali?"

Keheningan sesaat sebelum pihak dari seberang menjawab, "Bisa. Transfer kembali ke rekening yang akan saya berikan. Tetapi jangan memberitahukan kepada siapa pun. Karena saya hanya membantumu."

"B-baik. Saya akan kirim nanti setelah pulang dari bekerja."

"Eh, tidak bisa. Justru kamu harus ke ATM sekarang dan mengirimnya segera sebelum penagihan mulai diproses berdasarkan jatuh tempo!"

Tanpa curiga, Savanah pun menganggukkan kepalanya, "Baiklah. Saya akan ke ATM. Tunggu!"

Panggilan diputuskan. Pria gempal di ujung panggilan tersenyum dengan penuh misteri. Jambang tipis yang tidak beraturan dan mengelilingi bibirnya yang berwarna kehitaman menambah penampilan ala premannya.

"Gadis bodoh yang sangat cantik," gumamnya sambil melihat ke layar ponselnya. Foto Savanah terlihat lugu tapi mempersona karena dia memang sangat cantik dengan kulit putih dan senyum yang sederhana.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Rahasia Pernikahan Paksa: Malam Yang Membara   Bab 238. Tamat

    Bab 238Saat bulan-bulan berlalu, Damian dan Savanah semakin mantap menghadapi masa depan bersama. Mereka tahu bahwa perjalanan mereka masih panjang, tetapi dengan cinta dan komitmen yang telah mereka bangun, mereka merasa siap untuk menghadapi apa pun yang datang.Pada akhirnya, cinta mereka yang diuji oleh waktu dan rintangan akhirnya menemukan jalannya kembali. Mereka tidak hanya menjadi pasangan suami istri, tetapi juga menjadi keluarga yang utuh, siap menyambut anggota baru yang akan membawa kebahagiaan lebih besar dalam hidup mereka.Malam itu, mereka berdua tertidur dalam pelukan yang tenang tetapi penuh dengan emosi yang belum sepenuhnya terselesaikan.Damian merasa lebih yakin bahwa ia harus melindungi keluarga kecilnya, sementara Savanah berusaha menguatkan dirinya untuk menghadapi masa depan bersama pria yang ia cintai, meskipun penuh dengan tantangan dan keraguan.Dalam keheningan malam, hanya s

  • Rahasia Pernikahan Paksa: Malam Yang Membara   Bab 237. Keretakan hubungan

    "Dia mengandung anakku, dia istriku dan tidak ada bagian darimu di sana! Kau paham?!" Damian mengatakan semua gundahan hatinya dengan suara keras dan tegas.Roni menarik napas dalam, mencoba menenangkan dirinya. “Damian, aku tidak ingin membuat masalah. Jika itu yang kau inginkan, aku akan menjauh. Tapi bukan karena aku takut padamu. Aku melakukannya karena aku peduli pada Savanah, dan aku ingin yang terbaik untuknya.”Cuih!Damian membuang salivanya ke samping dengan rasa jijik. "Akhirnya kau paham!""Ingat ucapanmu! Jangan pernah dekat dengannya lagi!"Roni mengangguk perlahan dengan perasaan terpuruk.“Bagus!" lanjut Damian. "Tapi ingat, jika aku melihatmu mendekati istriku lagi, kau tidak akan mendapatkan peringatan kedua.”Dengan itu, Damian berbalik dan meninggalkan gym, meninggalkan Roni dengan wajah penuh kekecewaan dan rasa sakit yang mendalam. Ke

  • Rahasia Pernikahan Paksa: Malam Yang Membara   Bab 236. Menghadapi Roni

    Damian tidak terpengaruh. “Kau bebas mencoba, Keisha. Tapi aku tidak akan membiarkanmu menghancurkan keluargaku lagi.”Keisha meninggalkan lokasi pertemuan dengan wajah penuh amarah, tetapi Damian merasa lega. Untuk pertama kalinya, ia merasa telah mengambil kendali penuh atas hidupnya.***Setelah mengetahui kebenaran tentang malam di Salvastone, Damian masih merasakan amarah yang tertahan di dalam dirinya. Ia tidak hanya marah kepada Keisha yang mencoba memanipulasi kenyataan, tetapi juga kepada Roni, pria yang berani mendekati istrinya dan bahkan mengklaim hubungan yang tidak pernah ada.Damian memutuskan untuk menghadapi Roni secara langsung. Ia tahu di mana pria itu biasanya berada—gym kecil di pinggiran kota tempat Roni melatih tubuhnya.Dengan langkah cepat, Damian melajukan motornya ke sana, wajahnya mencerminkan ketegasan dan kemarahan yang ia rasakan.Ketika

  • Rahasia Pernikahan Paksa: Malam Yang Membara   Bab 235.Menghadapi Keisha

    Savanah tersenyum kecil, meskipun wajahnya masih memerah. “Ya, Damian. Kau tidak melepaskanku bahkan sesudah berulang kali kamu mendapatkan pelepasan, dan aku… aku tidak bisa mengatakan tidak. Aku tanpa sadar sudah mencintaimu, bahkan saat itu.”Damian menarik napas panjang, rasa bersalah yang selama ini menghantui dirinya perlahan menghilang, digantikan oleh kelegaan dan kebahagiaan yang tak terkira.“Aku bodoh,” katanya dengan suara rendah. “Aku membiarkan Keisha memanipulasiku dengan kebohongannya, sementara wanita yang aku cari selama ini adalah kamu, istriku sendiri.”Savanah menggeleng. “Semua sudah berlalu, Damian. Yang penting sekarang adalah kita tahu kebenarannya.”Damian kembali memeluk Savanah, membiarkan air mata kecil jatuh di pipinya. “Aku mencintaimu, Savanah. Aku tidak akan membiarkan siapa pun memisahkan kita lagi. Kamu ad

  • Rahasia Pernikahan Paksa: Malam Yang Membara   Bab 234. Keisha mengambil shift pagi saat itu

    Damian menyebut tanggalnya, dan Savanah membekap mulutnya sendiri. Hatinya berdebar keras."Damian… itu aku. Aku juga berada di sana malam itu. Aku… aku merasa semuanya begitu aneh, tapi aku ingat. Aku mengalami pelecehan. Lalu Roni mengaku bahwa dia yang melakukannya. Tanggal dan harinya sama! Itu aku.""Kau?""Keisha tidak hadir di malam itu, dia mengambil shift pagi!" pekik Savanah tak percaya.Damian menatapnya dengan penuh kebingungan. "Apa? Savanah, maksudmu…""Ya," potong Savanah dengan tegas. "Wanita itu adalah aku. Aku bahkan memiliki bukti. Petugas sekuriti yang berjaga malam itu melihat kita. Dia mencatat bahwa aku masuk ke ruang ganti untuk mengambil sesuatu. Selain itu, aku menemukan cincin di kantung kemeja kerjaku. Lalu Keisha merampasnya dan saat itu kamu datang lalu...""Astaga!" Savanah menutup bibirnya dengan tangan, dia baru mengerti bahwa Damian mengira Keisha adalah wanit

  • Rahasia Pernikahan Paksa: Malam Yang Membara   Bab 233. Rahasia yang terbongkar

    Savanah mencoba melawan, tetapi kekuatan Damian terlalu besar. Bibir pria itu sudah mencium lehernya dengan rakus, kembali lagi meninggalkan jejak merah yang tidak mungkin disembunyikan.Gigitannya yang intens terasa seperti tanda kepemilikan yang ingin ia tunjukkan kepada dunia. Tangannya memeras bagian depan Savanah dengan kuat sehingga Savanah merasa kesakitan.“Damian, berhenti!” Savanah memohon, suaranya gemetar. “Ini terlalu banyak. Cukup!”Namun, Damian tidak mendengarkan. Tubuhnya terus menekan tubuh Savanah, seolah-olah ia ingin memastikan bahwa wanita itu tidak pernah lupa siapa yang memiliki dirinya sepenuhnya."Damian, ini menyakitkanku!" teriak Savanah, berusaha melepaskan diri dari tangan Damian yang menyakiti beberapa bagian sensitif miliknya.Dengan cepat, Damian membuka kemeja tidurnya sehingga bagian depannya terekspos dengan indah dan Damian segera melahapnya denga

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status