Share

Rahasia Suami Terbongkar di Meja Pendaftaran
Rahasia Suami Terbongkar di Meja Pendaftaran
Author: Jeremy

Bab 1

Author: Jeremy
Mobil Bentley hitam milik Eric perlahan-lahan berhenti di depan gerbang sekolah.

Setelah pintu mobil terbuka, Eric langsung keluar dengan setelan jas yang rapi dan wajah penuh senyum.

Hatiku seketika menjadi senang, baru saja aku ingin menyambutnya.

Namun, begitu pintu penumpang bagian depan terbuka, Viona pun melangkah turun dengan gaya anggun.

Viona adalah mitra penting Eric, sekaligus putri dari Grup Hakana.

Begitu turun dari mobil, Viona langsung merangkul lengan Eric dengan mesra.

Viona mengangkat dagunya dan melihatku, seolah-olah ingin menunjukkan siapa yang berkuasa di sini.

Sebelum aku sempat bertanya, mata putraku, Edy tiba-tiba berbinar. Dia melepaskan tanganku dan berlari ke arah mereka dengan penuh semangat.

"Mama Viona! Apa mainan transformer edisi terbatas sudah dibawa?"

Viona segera memperlihatkan wajah penuh senyuman penuh sayang. Kemudian, dia mengeluarkan sebuah kotak hadiah dari tas Hermes-nya dan menyerahkannya pada Edy.

"Tentu saja! Mana mungkin mama lupa janji dengan Edy? Kelak apa pun yang kamu mau, mama pasti akan membelikannya untukmu."

"Terima kasih, Mama Viona! Mama jauh lebih baik daripada ibu rumah tangga yang ada di rumah!"

Edy memeluk kotak hadiah itu sambil berdiri di sebelah Viona tanpa menoleh ke arahku lagi.

Aku seketika tercengang. Darah di tubuhku seakan membeku.

Ketika aku melihat putraku, putraku malah memutar bola matanya ke arahku dan kemudian memeluk kaki Viona dengan erat.

Eric berjalan mendekatiku dengan wajah tanpa rasa bersalah, sebaliknya malah penuh ketidaksabaran.

"Siapa suruh kamu datang tanpa izinku? Bukankah aku sudah bilang diriku akan mengurusnya?"

"Lihat saja! Gaya pakaianmu benar-benar sangat memalukan! Tidak pantas untuk datang ke sini, itu hanya membuat pihak sekolah menertawakan kita!"

Aku langsung menundukkan kepalaku dan melihat pakaianku, gaun yang dibuat khusus tanpa logo yang mencolok.

Aku mengerutkan alis sambil melihatnya. "Eric, apa maksudmu? Kenapa dia bisa datang ke sini?"

Sebelum Eric berbicara, Viona langsung tersenyum dengan penuh ejekan.

"Nona Anida sepertinya tidak paham dengan soal bisnis, kamu hanya tahu mengerjakan pekerjaan rumah dan jaga anak seharian."

"Bahkan tidak tahu Grup Sudrian secara resmi masuk bursa hari ini. Aku sudah lama bekerja sama dengan Eric, tentu saja dia butuh pasangan yang pantas di acara sebesar itu."

"Jadi aku menemaninya menghadiri pesta, wajar saja kami datang terlambat. Nona Anida seharusnya tidak keberatan, 'kan?"

Viona sengaja memanggilku dengan sebutan Nona Anida, sebaliknya bukan Nyonya Anida. Terlihat jelas bahwa dia sedang meremehkanku.

Setelah menekan amarah yang hampir meledak, aku langsung melihat Eric. Kenapa aku tidak tahu Grup Sudrian masuk bursa hari ini?

Pada saat ini, seorang guru yang bertugas dalam urusan pendaftaran berjalan menghampiri kami. Kemudian, dia mengingatkan kami dengan nada sopan.

"Tuan Eric, Nyonya Anida, wawancara akan segera selesai, mohon segera menyerahkan berkas."

Eric hanya menggumam dengan nada tidak sabar, tapi pandangannya justru melihat ke arah Viona.

Aku langsung mengerutkan alis dengan erat, hatiku seketika merasa sangat tidak senang.

Ini masa depan anakku, sekaligus hasil kerja kerasku selama setahun. Apakah Eric ingin membiarkan Viona yang menikmati hasil dari semua jerih payahku?

Aku melangkah dengan cepat, kemudian menyerahkan akta nikah pada guru itu.

"Permisi, Pak. Ini akta nikah kami dan berkas lainnya sudah saya serahkan sebelumnya."

Guru itu pun mengambil akta nikah dan mengangguk dengan sopan, kemudian berjalan masuk ke gedung sekolah.

Wajah Eric seketika makin muram.

Sementara itu, Viona hanya menyilangkan tangannya di depan dada dan tersenyum dengan penuh ejekan.

Hatiku penuh dengan rasa penasaran. Apa maksud dari sikap dua orang itu?
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Rahasia Suami Terbongkar di Meja Pendaftaran   Bab 8

    Pada saat ini, Eric tiba-tiba merangkak ke arahku dan bersujud padaku tanpa henti. Bam! Bam! Bam!Tak lama kemudian, lantai sudah dipenuhi dengan noda darah."Anida! Anida, aku sudah salah! Aku benar-benar sudah tahu salah! Tolong maafkan aku, mohon beri aku satu kesempatan lagi!" Eric menangis tersedu-sedu dan memegang pergelangan kakiku dengan erat. "Ini semua salah Viona! Wanita pelacur itu yang menggodaku! Dia bilang setiap pria seharusnya punya ambisi! Anida, aku seketika kehilangan diri! Kamu adalah orang yang aku cintai, hanya kamu yang ada di hatiku!" Eric mengakui kesalahannya, seolah-olah ingin memperlihatkan isi hatinya padaku.Mendengar kata-kata itu, Viona yang berada di sebelahnya tiba-tiba mendongak.Viona melihat pria yang baru saja mengungkapkan cinta padanya dengan tatapan tidak percaya. Kini, pria itu malah melemparkan semua kesalahan padanya.Viona sangat marah hingga seluruh tubuhnya gemetar, tapi dia sudah tidak punya tenaga untuk membantah.Sekarang melihat p

  • Rahasia Suami Terbongkar di Meja Pendaftaran   Bab 7

    Wajah Eric Sudrian seketika memucat.Sementara itu, Viona sepenuhnya menjadi gila. Dia bergumam, "Tidak mungkin… ini sama sekali tidak mungkin! CEO Grup Tianta jelas seorang pria berusia lima puluhan! Aku pernah melihatnya!"Aku tersenyum acuh tak acuh sambil berkata, "Pria tua yang kamu lihat itu Paman Sandra, bukan? Dia bawahan yang sangat dipercayai ayahku. Dia hanya menggantikanku untuk tampil di depan umum. Bagaimanapun, sebelumnya aku masih sangat polos dan hanya ingin hidup sederhana."Pada saat ini, ponsel Eric berdering tanpa henti.Di ujung telepon, terdengar suara sekretarisnya yang panik dan menangis."Tuan Eric! Gawat! Semua mitra bisnis kita, termasuk Grup Kusuma mendadak membatalkan kerja sama sepihak!""Ketua direksi sedang rapat darurat, semua pemegang saham menyarankan agar Anda dicopot dari jabatan sebagai presdir!"Setelah ragu-ragu sejenak, sekretaris itu berteriak, "Harga saham kita… menurun drastis! Hanya dalam waktu sepuluh menit!"Ponsel langsung jatuh dari tan

  • Rahasia Suami Terbongkar di Meja Pendaftaran   Bab 6

    Rafiq memperlihatkan ekspresi muram. Setelah melirik Eric dan Viona dengan tatapan ganas, dia segera menarik pandangannya.Di bawah kawalan para pengawal, Rafiq menembus kerumunan dan bergegas menghampiriku.Setelah itu, semua orang membelalakkan mata mereka. Sosok penguasa bisnis yang pernah menggetarkan dunia itu berjalan ke depanku dan membungkukkan badannya padaku. Dia berkata dengan suara gemetar dan takut, "Bu Anida!" "Maaf! Saya tidak bisa mendidik anak dengan baik, sehingga membuat Anda menderita penghinaan seperti ini!""Mohon Anda tenang dulu! Mohon Anda tenang dulu!"Semua orang langsung tercengang.Wajah Eric seketika memucat. Melihat adegan di depannya dengan tidak percaya, Eric langsung berkata, "Papa! Kamu sudah gila?! Apa kamu sudah pikun?"Pikiran Eric menjadi kosong. Dia berteriak seperti orang kehilangan akal, kemudian bergegas ke depan untuk memapah Rafiq. "Kenapa kamu berlutut padanya?! Dia bukanlah apa-apa!”"Sebutan apa yang kamu panggil untuknya? Bu Anida?

  • Rahasia Suami Terbongkar di Meja Pendaftaran   Bab 5

    Setelah aku melontarkan kata-kata itu, wajah Pak Gino sudah memucat.Pak Gino sadar bahwa dirinya telah menyinggung penguasa tertinggi sekolah ini. Jabatannya sebagai kepala sekolah seharusnya akan segera dicopot. Setelah sadar kembali dari keterkejutan, Viona langsung berteriak, "Tidak mungkin! Kamu bicara omong kosong! Kamu hanya seorang ibu rumah tangga, mana mungkin bisa jadi CEO sekolah unggulan ini? Eric, dia sedang berbohong, 'kan?!"Viona melihat Eric dengan tatapan seakan-akan menunggu jawaban yang bisa menenangkannya. Eric menatapku dengan tatapan penuh kaget, tapi dia segera tersenyum sinis. "Anida, tadi kepalamu terbentur di pintu hingga menjadi bodoh, ya? Bisa-bisanya tidak punya uang tetapi suka pamer. Hanya melihat inisial yang sama, kamu langsung berpura-pura bahwa sekolah ini milikmu? Kalau begitu, aku juga bisa bilang diriku orang terkaya di Kota Coasla!" Mendengar kata-kata Eric, Viona langsung menjadi sombong lagi. "Bagus sekali, ternyata kamu juga pelacur yang

  • Rahasia Suami Terbongkar di Meja Pendaftaran   Bab 4

    Setelah menutup telepon, Pak Gino bahkan tidak bisa berdiri dengan stabil. Saat menoleh ke arahku, tatapan meremahkan di matanya sudah menghilang. Akan tetapi, wajahnya penuh kehormatan dan ketakutan. "Pak Gino, kenapa kamu masih bengong di sana? Cepat uruskan! Waktuku sangat berharga, setiap menit bisa bernilai miliaran." Melihat Pak Gino tidak bergerak, Eric memerintahnya dengan nada penuh ketidaksabaran.Pak Gino tiba-tiba berdiri tanpa menjawab Eric, gerakannya terlalu terburu-buru sampai kursinya terjungkal ke lantai.Setelah berjalan mengitari meja kerjanya, Pak Gino langsung bergegas menghampiriku.Kemudian, Pak Gino melakukan sesuatu yang mengejutkan semua orang.Pak Gino membungkukkan badannya padaku. "Bu CEO…! Kenapa… Anda datang sendiri ke sini?! Saya… benar-benar tidak tahu diri, mohon maafkan kelalaian saya!”Begitu kata-kata itu terucap, suasana di ruangan langsung menjadi sunyi.Senyuman di wajah Eric pun seketika menjadi kaku.Viona bahkan tidak berani percaya hing

  • Rahasia Suami Terbongkar di Meja Pendaftaran   Bab 3

    Aku tersenyum sambil berkata, "Eric, kalau aku orang rendahan, itu berarti kamu hanya pantas jadi pelayan orang rendahan!""Aku menantu yang dipilih ayahmu sendiri. Kamu yakin ingin memperlakukanku seperti ini?!"Kepanikan seketika terlintas di wajah Eric, tetapi dia segera menenangkan dirinya dan kemudian tersenyum dengan penuh ejekan. "Memangnya kenapa kalau ayahku yang memilihmu? Jangan bertindak seperti katak naik junjung. Apa kamu pikir aku menikahimu karena cinta?"Mendengar bantahan Eric, Viona menjadi semakin sombong."Anida, jangan salahkan Eric, tapi salahkan dirimu yang terlalu polos.""Dengan latar belakangmu yang biasa-biasa saja, mana mungkin kamu cocok bersama Eric? Aku bisa memberinya seluruh sumber daya dari Grup Hakana dan membantunya naik pangkat lebih tinggi. Tapi, apa yang bisa kamu berikan? Cintamu, 'kah? Itu sama sekali tidak ada nilainya!"Aku sangat marah hingga seluruh tubuh gemetar, darah sudah mengalir ke kepalaku. Aku mengangkat tangan dan hendak menampar

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status