共有

Bab 6. Tertangkap

作者: El Hawra
last update 最終更新日: 2025-08-17 17:44:27

“Si-siapa mereka, Nathany?” tanya Nina dengan gugup, ibu muda itu terlihat bingung bercampur takut.

“Entahlah, hon. Menurut Emmy dan Bill, mereka selalu mengawasi dan menguntit kita. Yang pasti mereka punya niat tidak baik.”

“Mengapa sulit sekali untuk bisa hidup tenang di sini, Nathany…” keluh Nina. Dia segera memerintahkan kedua pengasuh bayi membawa anak-anak ke dalam kamar. Mereka semua masuk kembali ke dalam rumah. 

Sementara itu di balik semak-semak di sekitar taman, seseorang baru saja menerima panggilan telepon, ia berbicara dengan suara yang rendah.

“Bagaimana? Apa bisa diekseskusi sekarang? Aku akan segera memerintahkan tim untuk bergerak ke taman, menunggu kabar darimu,” tanya suara berat di ujung telepon.

“Maaf boss, sepertinya misi harus kita batalkan.”

“Apa maksudmu?”

“Sepertinya mereka sudah mencium gerak-gerik kita. Dua pengawal Sir Nathan sangat jeli dalam membaca situasi. Mereka sekeluarga baru datang namun cepat-cepat dan tergesa-gesa kembali.”

“Bodoh! Cepat kamu kembali ke markas sebelum tertangkap mereka! Kita harus merubah strategi sampai mereka lupa dan lengah.”

“Baik, boss.”

Setelah menutup panggilan, pria itu terlihat mengutak atik ponselnya sebentar lalu menyimpan di balik jaketnya, dia bergegas hendak pergi ketika Bill menghentikannya. “Berhenti! Siapa, kamu?!”

Pria itu tetegun, namun kemudian berpura-pura santai. “Eh, bukan siapa-siapa, tuan. Saya juga pengunjung taman seperti yang lainnya.”

“Kami sudah dengar semua percakapanmu, siapa bossmu?!” tanya Emmy yang tiba-tiba muncul sambil menodongkan pistol. Namun pria itu tak menjawab, ia bungkam dan hanya mengikuti Bill dan Emmy yang menggiringnya..

Emmy dan Bill segera membawa pria itu ke pos keamanan dan menginteroasi, namun pria itu tetap tidak mau bicara. Akhirnya mereka membawanya ke kantor polisi. Namun seseorang yang menyaksikan kejadian itu diam-diam menyelinap pergi, dan memberikan laporan kepada komplotan mereka.

Bill segera melapor pada Nathan dan menceritakan semua detail kejadian itu. Nathan memerintahkan Bill memperketat keamanan rumah, memasang kamera di setiap sudut dalam dan luar mansion. Ia juga segera menghubungi Mike untuk mengurus dan mengusut kasus itu,dan mencari tahu siapa dalang dibaliknya.

“Nathany… aku takut…Apa kita tinggal di kastil Meiscill aja Nathany… di sana kita aman.”

Nina terlihat ketakutan begitu mendengar laporan dari Bill dan Emmy. Masalah apa lagi yang akan mereka jumpai, bukankah selama ini mereka sudah hidup tenang. Pikiran Nina berkecamuk, ia hanya ingin hidup damai dengan suami dan anak-anak yang sangat ia cintai.

“Tenang my love. Masalah ini sudah ditangani yang berwajib,” jawab Nathan sambil memeluk Nina yang terlihat syok. “Mike juga sedang mengusut kasus ini. Selain itu, kita tidak bisa membawa anak-anak ke kastil Meiscill saat ini, mereka masih terlalu lemah untuk melakukan perjalanan jauh, kamu juga masih butuh pemulihan pasca persalinan.”

Tidak lama berselang, Mike datang dengan beberapa polisi penyeidik. Nathan dan Bill serta Emmy memberikan penjelasan dan juga dilakukan pemeriksaan kamera keamanan. Memang benar terlihat gerak-gerik pelaku yang sempat tertangkap kamera.

“Siapa mereka, Mike?” tanya Nathan setelah para polisi pergi. Dia mengajak Mike berbicara di ruang kerja Nathan, sedangkan Nina sedang bersama Laura di kamar bayi.

“Belum ada informasi yang jelas, pelaku sudah diinterogasi namun tetap bungkam.”

“Ah, kuat sekali mentalnya,” gumam Nathan yang diiyakan oleh Mike.

“Sepertinya mereka bukan penjahat biasa,” timpal Mike.

“Maksudmu?” tanya Nathan.

“Kalau penjahat kelas teri, tidak akan kuat jika diinterogasi dan disiksa. Hanya penjahat-penjahat dalam jaringan tertentu yang punya kode etik kuat untuk menjaga rahasia. Bagi mereka, mati lebih terhormat daripada membocorkan rahasia.”

Nathan membeku mendengar ucapan Mike, jaringan tertentu… Apa mungkin dia dan keluarganya menjadi incaran mafia? Tapi apa motif mereka?

“Apa tidak ada petunjuk sama sekali, Mike?” tanya Nathan khawatir.

“Belum, Nate. Orang itu bahkan tidak mempunyai kartu identitas. Satu-satunya yang dia punya hanya ponsel, itu pun isinya kosong. Bahkan dia sudah menghapus history panggilan masuk terbaru yang diterimanya, dan nomor yang dia gunakan pun nomor palsu.”

“Oh, benarkah?” tanya Nathan terkejut, “berarti mereka memang sangat siap.”

“Benar, orang itu sangat profesional. Kerjanya rapi termasuk dalam menjaga rahasia.” Mike menambahkan.Tiba-tiba ponselnya berdering, Mike berbicara dengan penelepon, wajahnya sangat tegang.

“Shit!” gerutunya kesal setelah menutup panggilan.

“Ada apa, Mike? Siapa yang menelepon?”

この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード

最新チャプター

  • Rahasia Yang Terungkap   Bab 51. Pertemuan Rahasia

    “Hallo, siapa ini—”“Malam, Liv. Apa aku mengganggu?” terdengar jawaban seorang wanita di ujung sana.“Ini dengan….”“Vla. Apa kamu tidak mengenali suaraku?”“Oh, iya. Aku memang baru menebak kamu. Kamu dan Pedro sudah sampai di tempat?”“Ya, ini lagi santai juga. Kamu belum tidur? Apa aku mengganggu?”“Oh nggak. Sama sekali nggak mengganggu kok, Vla. Santai aja.”“Uhm, gini Liv. Aku ingin ketemu sama kamu, berdua aja. Tapi ini rahasia, hanya kita berdua.”“Rahasia? Apa sangat penting?”“Ya sangat penting. Tapi kamu harus janji dulu untuk merahasiakan ini, termasuk pada kedua orang tuamu. Apa kamu bisa?”“Hmm, oke. Tapi soal apa?”“Nanti akan aku jelaskan. Yang penting kamu atur supaya pengawalmu juga tidak tahu.”Livy terdiam sejenak. “Kalau di kampusku bagaimana? Biasanya mereka nggak masuk kedalam. Kita bisa ketemu di taman belakang kampus.”“Oke, aku setuju.”Setelah berbincang-bincang ringan keduanya pun menutup panggilan. Livy tertegun, rahasia apa yang dimaksud Vla? Mengapa ked

  • Rahasia Yang Terungkap   Bab 50. Rahasia Vla

    Pedro menatap Vla dengan penuh rasa penasaran. Sesuatu yang sudah lama ingin dia tanyakan, namun selalu terbentur hal-hal lain yang lebih mendesak.“Jangan sembunyikan apapun dariku, Vale.”Vla tersenyum, dia kembali menyesap kopinya. “Aku tidak akan menyembunyikan apapun darimu, Pedro. Bukankah kita sudah berjanji untuk saling terbuka satu sama lain dan tidak ada hal apapun yang kita sembunyikan?”Vla menatap sekeliling, lalu berdiri dan menarik tangan Pedro. Keduanya pun pindah ke kamar. “Maaf Pedro, ini sangat penting dan rahasia. Aku hanya mengantisipasi dari dinding bertelinga.” Vla berbisik. Pedro mengangguk, ia duduk di sofa. “Di kamar ini aman, tidak ada yang bisa masuk, tidak juga Victor. Karena aku selalu menguncinya.”Vla melangkah ke jendela, menatap kelap-kelip pemandangan kota di kejauhan. Cukup lama terdiam sebelum akhirnya dia berkata pelan. “Sebenarnya nama Lucas adalah Antonio Luca Russo.”Pedro mengernyitkan kening, mencoba mengingat. “Russo? Apa hubungannya dia d

  • Rahasia Yang Terungkap   Bab 49. Menyusun Rencana

    Pedro segera melempar wig dan mencuci wajahnya dari make-up tebal yang terasa seperti topeng. Ia juga segera mengganti pakaian yang menggelikan itu.“Huh, akhirnya wajahku bisa terbebas dari makeup menjijikkan itu,” ujar Pedro lega, dia segera ke pantry untuk membuat kopi.Vla hanya tersenyum melihat sikap Pedro. “Makeup kok menjijikkan, itu kan bisa membuat wajah cantik dan menutupi kekurangan.”Pedro menoleh pada Vla. “Iya kalau makeup yang normal dan yang memakai wanita. Kalau tadi, aku sudah seperti mayat hidup.” Ia terdiam sebentar dan menatap Vla. “Sana bersihkan makeup horormu itu. Bibirmu malah jadi hitam gitu, seperti hantu.”Vla terkekeh mendengar ucapan Pedro, namun dia segera ke kamar mandi untuk membersihkan wajahnya.Tidak lama berselang Vla keluar dengan wajah yang sudah bersih, dia juga sudah mengganti bajunya dengan pakaian santai. Pedro sedang duduk di sofa sambil menikmati kopi.“Nah begini lebih baik, lebih fresh lebih menggairahkan, dibanding tadi seperti zombie.”

  • Rahasia Yang Terungkap   Bab 48. Mengelabui Penguntit

    “Apa? Rencana apa, Vale?”Pedro menatap Vla penuh tanda tanya. Nadanya terdengar mendesak, seolah ia takut Vla akan menahan sesuatu darinya.Vla menghela napas, kemudian duduk lebih dekat, menatap Pedro dengan serius. “Rencanaku sederhana, Pedro. Kita harus bicara langsung dengan Livy. Tentu bukan dalam pertemuan biasa, melainkan untuk menyocokkan kalung kalian berdua. Dari sana, kita bisa lanjut ke tahap berikutnya—tes DNA. Diam-diam. Tidak ada yang tahu, bahkan Nathan dan Nina sekalipun.”Pedro menegang. Kata-kata itu seolah menohok tepat di dadanya. “Tes DNA? Vale… apa kau tahu apa risikonya? Kalau ternyata aku bukan Oliver, apa yang akan terjadi? Bagaimana dengan Livy? Dia mungkin akan kecewa, atau bahkan membenciku karena sudah menaruh harapan.”Vla menggeleng, ekspresinya penuh keyakinan. “Justru sebaliknya. Kalau memang bukan, maka rasa penasaranmu akan berhenti. Kamu tidak akan terus dihantui kemungkinan yang tak berujung. Dan bagi Livy, dia akan mengerti bahwa semua ini hanyal

  • Rahasia Yang Terungkap   Bab 47. Tirai Kebenaran Akan Terkuak

    “Putar arah, kita ke Hudson Yards Hotel.” Vla memberikan intruksi kepada sopir. Ucapan Vla mengejutkan dan membuyarkan lamunan Pedro.“Ada apa? Bukannya harusnya kita ke Broklyn?” tanya Pedro heran.Alih-alih menjawab Vla menatap rear vision mirror, Pedro mengikuti arah tatapan Vla. Seketika wajahnya menjadi serius sambil terus melihat. Dari spion dalam itu, jelas terlihat gerak-gerik mobil di belakang yang mencurigakan.“Ada yang membuntuti kita,” gumam Pedro pelan. Vla mengangguk. “Mereka sudah mengikuti begitu kita keluar dari N&N Hotel.”“Hmm, berarti banyak yang pasang mata saat kita di gala tadi,” sahut Pedro, matanya menyipit namun tak berpindah dari spion itu. “Kita jebak, dan cari tahu siapa mereka.”“Tidak perlu,” sahut Vla sambil tersenyum.“Maksudmu,” tanya Pedro menatap Vla.“Mereka hanya orang-orang yang penasaran tentang siapa sebenarnya kita, terutama kamu. Kemunculanmu dan OIL malam ini cukup membuat banyak pihak yang penasaran.”“Hmm, jadi kita akan menginap di hote

  • Rahasia Yang Terungkap   Bab 46. Permintaan Seorang Ibu

    "Pedro, maukah kamu menjadi kakakku?" tanya Livy sambil menatap Pedro. Tatapannya sendu, penuh luka dan kerinduan, matanya berkaca-kaca. Ada gumpalan awan yang siap tumpah di kedua mata cantik kehijauan itu.Pedro dan Vla terkejut mendengar perubahan sikap Livy. Pedro merasakan hantaman besar di dadanya, bukan hanya karena ucapan Livy tapi melihat gadis itu yang terlihat merasakan kesedihan dan luka yang dalam. Entah mengapa hatinya merasakan sakit dan teriris.“A-apa? Kamu bercanda, Liv. Aku Pedro bukan Oliver kakakmu.” Pedro menjawab dengan gugup, namun dia segera mengalihkan tatapannya ke arah lain, merasa tidak sanggup jika menatap wajah cantik yang sedang menatapnya dengan penuh kesedihan dan harapan.“Aku tahu. Aku tidak peduli siapa kamu. Tapi, hatiku mengatakan kalau kamu mirip Ollie.” Livy terdiam sejenak, matanya tak lepas dari menatap Pedro, meskipun Pedro telah membuang pandangannya. “Dan, secara fisik, kamu mirip daddy sewaktu muda.”Pedro menegang, ia mengepalkan tangann

続きを読む
無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status