Share

05. Cemburu?

Perempuan itu menunduk melihat perban yang melingkar membalut kakinya. Luka yang ditimbulkan dari keganasan Sean semalam. Hadiah malam pertama dari pria itu meninggalkan bekas pada tubuhnya.

Namun, meski luka itu membuat cara jalannya tertatih, Valerie tetap memaksakan diri untuk masuk bekerja. Dia tentu saja masih butuh pekerjaan ini, meskipun kesempatannya untuk kembali bertemu pria gila itu bisa saja terjadi.

‘Semoga hari ini aku tidak bertemu pria gila itu lagi,’ batinnya di dalam hati.

Karena terlalu tenggelam dalam lamunannya, Valerie sampai tidak menyadari ada sesuatu di hadapannya hingga tabrakan kecil tak bisa dielakkan.

Byurr~~

Minuman dingin dengan warna cokelat itu tumpah mengenai rok pensil yang dikenakannya dan jatuh ke kakinya yang diperban. Rasa perih langsung menyeruak dari luka yang terkena air dingin, namun Valerie tidak mempedulikan itu karena di detik berikutnya suara anak kecil menangis langsung menggema.

“Akhh ... ayah ....”

Tangisan melengking itu langsung menarik perhatian di sekitar, membuat Valerie langsung panik dan berusaha menolong bocah laki-laki berumur 5 tahun itu.

“Hei, maafkan, Aunty!” ucap Valerie yang sudah berjongkok di hadapan bocah kecil itu. “Apa kau baik-baik saja?”

“Minumanku tumpah ...” lirihnya dengan sedih dan menatap ke arah bekas minuman kesukaannya yang sudah berserakan di lantai.

Dengan lemah lembut, Valerie membelai pipi gembul itu. “Biar Aunty ganti, asal anak ganteng ini berhenti menangis. Bagaimana?”

Bola mata berair itu seketika membulat dan menatap Valerie dengan tatapan berharap. “Benarkah? Minuman Kevin mau diganti yang baru?”

Valerie tersenyum semringah. “Tentu saja! Ayo!”

“Maaf karena kelalaianku menjaga anakku!” Suara berat itu seketika menghentikan Valerie yang berusaha menarik tangan anak laki-laki itu. “Astaga, kau basah. Biar aku yang mengganti atas kerugian ini,” lanjutnya kembali saat menyadari bahwa rok yang dikenakan Valerie basah.

Valerie spontan mendongak untuk menemukan wajah tampan yang tampak sudah dewasa. Kesan yang dilihat Valerie pada pertemuan pertama ini bahwa pria itu sopan dan ramah.

Belum lagi dengan gentle pria itu membuka jas yang dikenakannya kemudian menyampirkan ke tubuh Valerie yang menegang karena kedekatan ini.

“Ah ... astaga, ini tidak perlu,” ucap Valerie dengan gelagapan karena mendapat perhatian seperti ini.

Pria itu tersenyum kecil. “Itu untuk menutupi noda cokelat di kemeja Anda, Nona.”

Segera Valerie menunduk dan meneliti tubuhnya dan benar saja kemejanya juga terkena cipratan noda di kemeja.

“Terima kasih! Aku akan segera mencuci dan mengembalikannya kepada Anda.”

Pria itu hanya mengangguk, sebelum perban di kaki Valerie mengambil alih perhatiannya. “Ya ampun! Perban kakimu juga ikut basah. Bisa infeksi jika tidak ditangani cepat. Sebaiknya kita ke dokter sekarang,” ucap pria itu penuh perhatian.

Valerie segera menggeleng. “Tidak perlu, lagi pula ini masih jam kerja. Aku akan mengobatinya sendiri nanti. Terima kasih atas perhatiannya.”

Pria itu terdiam, tampak tak setuju dengan keputusan Valerie. Tetapi dia tidak memaksa, dan kali ini beralih menatap putranya. “Kevin, minta maaf sama Aunty karena telah membuatnya basah,” ucap pria itu dengan nada tegas pada anaknya.

“Kevin minta maaf Aunty, aku tidak sengaja,” ucapnya dengan kalimat cadelnya yang menggemaskan.

Valerie tersenyum, “Tidak apa-apa, Sayang. Aunty juga yang salah karena jalannya tidak hati-hati.”

“Ohiya, saya akan mengganti kerugian yang diperbuat putraku. Tolong berikan nomor rekeningmu.”

“Tidak perlu, tidak ada yang perlu diganti. Kalau begitu saya permisi, Pak.”

Valerie lalu berlalu dari sana dengan langkah tertatih, perih di kakinya semakin terasa ngilu setelah terkena air dingin. Dia harus segera mengganti perban yang baru agar tidak infeksi.

Dengan terburu-buru, Valerie masuk ke dalam lift tanpa memperhatikan siapa di dalam sana. Sehingga suara dingin yang mengalung mengejutkan Valerie.

“Apa pria itu tahu jika profesi sampinganmu adalah wanita murahan?”

Valerie dengan cepat menoleh ke samping dan benar saja pria gila itu yang sekali lagi menghinanya.

“T—tuan Sean ....”

“Jangan kegatelan pada pria itu, kau harus tahu bahwa dia sudah punya anak dan itu tandanya ia memiliki istri. Jangan merusak pernikahannya, seperti pernikahanku yang kau rusak dengan masuk menjadi orang ketiga.”

Valerie menghela napas pelan, tidak bisakah pria itu melihat dengan positif sisi dirinya yang lain, bukannya melihat apa yang dilakukannya dengan negatif.

“Aku tidak ada niatan untuk menggodanya jika itu yang Anda takutkan!”

Mendengar jawaban berani itu, Sean langsung menoleh ke arah Valerie dengan tajam. Belum sempat dia kembali melontarkan kemarahannya suara dentingan lift terdengar, membuat Valerie buru-buru keluar dari ruangan sempit menyesakkan itu.

Kedua tangan Sean mengepal karena keberanian Valerie, namun matanya tertuju pada langkah perempuan itu yang terseok-seok karena kakinya yang diperban.

Luka perban apa itu? Apa itu luka yang disebabkannya semalam?

Tanpa berpikir panjang, Sean kembali menarik tangan Valerie memasuki lift dan menutupnya dengan cepat agar tidak terlihat oleh karyawan.

“Apa yang Anda lakukan—“

“Bawa perempuan ini ke rumah sakit, Andre!” perintahnya kepada sekretarisnya yang sejak tadi hanya menjadi pengamat di antara mereka.

“Maksud Anda Valerie, Tuan?” tanyanya memastikan.

“Hum, dan pastikan lukanya ditangani dengan baik,” ucapnya sekali lagi dengan nada datar.

Sean kemudian menatap Valerie dengan kilat mata hitam tak ingin wanita itu salah paham yang membuat Valerie gugup. “Jangan terlalu percaya diri, saya tahu luka itu disebabkan oleh saya semalam. Aku hanya tidak ingin kamu malas-malasan bekerja dengan alasan sakit, perusahaanku tidak menerima orang pemalas.”

Setelah mengatakan kalimat bodoh itu, Sean keluar dari lift begitu saja.

Namun langkahnya tiba-tiba berhenti, dan sesuatu yang tidak disangka-sangka terjadi. Sean melepas jasnya dengan cepat.

“Aku tidak suka melihatmu menggunakan barang dari pria lain.” Sean kemudian melempar jasnya dengan kasar ke arah Valerie yang terbengong-bengong bagai patung. “Ganti dan pakai itu untuk menutupi tubuh jelekmu!”

Oh Tuhan? Apa-apaan pria gila itu?

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status