Share

Bertemu

Kita seperti sajak yang berbicara

saat nada tak lagi mampu melantunkan suara

ketika kata tak cukup mampu mengutarakan rasa

*****

“Ya udah, kita makan dulu yuk, Beib. Di bawah ada warung bambu. Menu andalannya rica-rica mentok pedas. Enak banget. Udah lama gue nggak makan di sana,” ajak Al.

“Wait, aku geli dengan semua panggilan-panggilan sayang. Never do that. Biasa aja panggil Embun,” ujar gadis itu.

Embun memang jijik dengan panggilan-pangilan mesra semacam yang, beib, cin, dan lain-lain.

“Hahaha. Lo emang beda banget ma cewek lain, Mbun,” kata Al sembari tertawa.

“Justru karena itu kan kamu suka ma aku. Coba aku sama kayak cewek-cewek lain, bakalan kamu pakai sehari dua hari terus dibuang.” Embun mencibir pada Al.

“Dih, itu kan masa lalu-“

“Iya masalahlu, bukan masalah gue,” potong

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status