Share

Ayo, Nikah!

Masa cuti aku pergunakan dengan baik. Sengaja mengajak tubuh bermalas-malasan karena ingin meregangkan otot dan urat syaraf. Kapan lagi coba aku melakukannya? Mungkin untuk tiga hari mendatang, aku tidak akan bisa menjadi manusia malas karena harus dipertemukan dengan rutinitas pekerjaan.

Ponsel sedari tadi sudah seperti aku musuhi. Sengaja tidak dimainkan karena terlalu kesal menunggu pesan masuk dari seseorang. Bagas belum bisa dihubungi, belum membaca bahkan membalas pesan terakhir yang aku kirimkan padanya.

Kesal karena tak kunjung menyala, aku lantas membawa ponsel itu ke pangkuan. Layarnya yang kini menyala tidak sedikitpun menunjukkan perubahan. Ibu jari kembali menekan layar, memilih icon pesan online untuk melihat perkembangan yang ada. Mataku sontak membulat. Tanda checklist dalam pesan yang kukirim sudah berubah warnanya. Bagas terpantau membaca pesan. Hah! Ke mana saja dia?

Bertepatan dengan pertanyaan itu, deru motor yang tak asing dalam pendengaran pun terdengar. Aku ber
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status