Rain terus merenungkan semua ini, karena terlalu merenung dia pun kelelahan dan dia tertidur di depan kaca besar itu dengan di saksikan oleh hujan yang baik itu.
Dan karena kelelahan ke esokan harinya Rain belum juga terbangun padahal sang mentari telah terbit dan menyapanya, namun Rain masih tidur dengan nyenyaknya di depan kaca besar di kamarnya tersebut.
Kemudian Rain terbangun ketika dia di bangunkan oleh Tania dan Bunda laura karena dia ingin berangkat bekerja.
“Rain” Ucap Tania dengan lembut sambil menggoyang-goyangkan bahu Rain dengan lembut dan dengan mata yang masih mengantuk dia terbangun sambil mengucek matanya dan bertanya “Ada apa ?” tanya Rain yang masih mengantuk
“Bunda mau berangkat bekerja, dia mau pamit sama kamu” Ucap Tania
“Iya” Ucap Rain setelah itu dia bangun lalu dia mencium tangan Bunda Laura yang membuat Bunda Laura dan Tania terdiam sejenak karena sebelumnya, Bunda Laura tida
“Apa uang yang setiap bulan di kirim ke kamu kurang ? Bunda bisa tambahin kok” Ucap Bunda Laura sambil menatap Rain dengan dekat sambil tersenyum“Bukan begitu Bunda, bahkan uang yang Bunda asih itu kebanyakan Bunda” Ucap Rain yang masih bisa berharap kalau Rain bisa ikut Bunda bekerja“Terus apa dong sayang, kan enakan juga di rumah tuh kaya Tania, dia aja senang” Ucap Bunda dengan senyum“Tapi aku sangat bosan Bunda, aku ingin mengerjakan suatu hal yang ingin aku lakukan, boleh yah aku ikut Bunda kerja ke kantor” Ucap Rain dengan tatapan memohonMelihat Rain yang memohon Bunda pun tidak tega dia pun mengiyakan untuk Rain pergi ke kantor bersamanya“Oke kalau begitu, Bunda akan bolehkan kamu pergi ke kantor Bunda bersam Bunda, tapi kaau untuk bekerja Bunda pikir-pikir dulu yah” Ucap Bunda dengan senyum dan Rain pun senang sekali dan tanpa sadar dia memelu Tania yang lagi asik dengan
Dan setelah manaiki mobil tiga puluh menit Rain dan yang lainnya pun sampai, dan sebenarnya jara antara rumah dan kantor Bunda juga lumayan jauh, tapi karena di jalan tidak ada kendala dan bahkan lampu merah pun di terobos, jadi hanya memaan waktu tiga puluh menit saja sudah sampai di kantor Bunda Laura yang sangat besar, dan jika di lihat dari beberapa sudut pandang, kantor Bunda Laura adalah yang terbesar dan terluas, bahkan kantor-kantor yang ada di sekitarnya hanya lah semut-semut di banding dengan kantor Bunda Laura yang sekarang Rain lihat, ini baru pertama kali Rain keluar rumah dan ke kantor Bunda Laura setelah beberapa waktu dia hanya di rumah yang membuatnya sangat membosankan.Tania, Rain, dan Bunda Laura keluar di kawal oleh beberapa bodyguard terbaiknya dan setelah itu mereka berjalan, lalu setelah hampir sampai pintu masuk, Rama berhenti dan berbalik lagi, karena ponsel terbaru yang di berikan oleh Bunda Laura tertinggal di mobil, jadi Rain terpaksa harus kembal
Dan semua orang pun langsung melihat ke arah penjaga tersebut, lalu dia yang tadinya santai menjadi panik melihat Bunda Laura marah besar karena sebelumnya dia belum pernah marah seperti ini, namun sekarang mereka semua melihatnya Bunda Laura marah besar karena perkara kecil saja, namun buat Bunda Laura ini bukan perkara kecil karena anaknya terluka“Fetrin” Panggil Bunda Laura“Iya Bos” Jawab Bibi Fetrin sambil menghadap Bunda Laura“Bawa orang yang sudah membuat Rain terluka, bawa dia ke tengah laut dan tenggelamkan, dan birakan dia mtai perlahan!” Ucap Bunda Laura dengan tegasMendengar itu Rain pun langsung mencegahnya “Bund a tidak perlu seperti ini, lagian kan ini juga salah aku yang asal masuk saja, dia hanya melakukan tugasnya untuk mengusir orang asing yang ingin masuk ke kantornya Bunda” Ucap Rain dengan lembut“Kamu anak Bunda, dan kamu bukan orang asing, jadi ini salah dia, dan juga
Dan setelah semua orang berkumpul di satu ruangan besar, Bunda Laura menyuruh Fetrin untuk mengumumkan itu, dan kebetulandia baru saja kembali dari mengurus penjaga yang membuat Rain terluka itu.Bibi Fetrin membuka suara sebagai permulaan, lalu setelah itu dia memulai dengan agak sedikit berpidato sebelum masuk ke inti dari kenapa mereka semua di kumpulkan, dan setelah berpidato sebentar, Bibi Fetrin pun langsung memberitahu ke mereka semua kenapa mereka semua di kumpulkan di ruangan besar iniDan setelah itu Bibi Fetrin memperkenalkan aku, Rain Aksara sebagai anak dari Bunda Laura, dan setelah itu mereka semua pun bertepuk tangan segaligus bingung, namun mereka tidak ada yang berani bertanya kenapa tiba-tiba Rain muncul dan menjadi anak Bunda Laura.Rain pun berdiri malu-malu dengan di dorong oleh Tania, dan setelah itu bunda Laura juga memberitahu mereka semua harus menuruti semua apa yang Rain mau, apa pun itu.Dan Rain pun kaget dengan itu, dia langs
engga kaya elu, dan dia adalah pacar idaman gua, Rain Aksara, jadi berhenti untuk gangu gua” Ucap Tania memperkenalkan Rain sambil menggandeng lengan Rain dan Rain pun sudah mengerti apa yang di maksud dan dia pun langsung berakting seperti pacarnya Tania“Oh, jadi gara-gara cowok jelek dan ga jelas ini, kamu ninggalin aku” Ucap Kevin dengan nada marah dan dia tidak menyadiri dirinya sendiri yang telah meingalkan Tania demi orang lain“Dia pacar gua dan engga ada urusannya sama elu!” Ucap Tania dengan kesal dan langsung mengajak Rain pergi, namun sebelum pergi tangannya Tania di tarik oleh Kevin.“Kamu engga bisa lepas dari aku, karena aku masih pacar kamu” Ucap Kevin dengan lantang“Elu engga usah mimpi, gua bukan pacar elu lagi, dan sekarang gua sudah punya pacara baru, jadi jangan ganggu hidup gua lagi” Ucap Tania dengan tegas sambil meringis kesakitan karena tangan yang di pegang dengan erat oleh K
Dan Tania pun memaksa Rain untuk memilih sepatu yan di inginkan, Rain menoaknya karena barang-barang yang di sediakan Bunda Laura masih banyak yang belum terpakai dan itu semua masih baru, jadi Rain menolaknya untuk membei sepatu baru lagi, namun Tania tetap memaksa Rain untuk memiih sepatu dan akhirnya Rain memilih satu sepatu yang paling murah di tempat tersebut.“Ya sudah ini saja” Ucap Rain pada Tania“Sepatu apaan ini, kok jelek banget, ganti jangan yang ini” Ucap Tania karena melihat kalau sepatu tersebut sangat jelek dan tidak cocok untuk Rain pakai“Ini sepatu yang paing murah di sini” Jawab Rain dengan santai“Ngapain kamu belanja lihat harga Rain, cari sepatu yang kamu suka, nggak usah melihat harga” Ucap Tania dan lanjut bilang “Aatau aku saja ya yang pilihin buat kamu” Ucap Tania yang berniat ingin mencarikan sepatu yang bagus buat Rain“Terserah kamu deh, aku ikut aja&rd
Tania mengajak Rain ke tempat sesuai apa yang di minta Rain, mereka duduk dengan santai dan ada satu pelayan dengan sopan menghampiri mereka berdua dan bertanya“Siang Kak, Mas, mau pesan apa ?” tanya pelayan tersebut dengan sopan sambil pelayan tersebut memberikan buku menu pada Rain dan juga Tania.Tania tidak tahu makanan apa yag ada di menu tersebut, namun Rain mengetahuinya dan karena Tania tidak tahu makanan apa yang akan dia pesan, jadi dia mengikuti apa yang di pesan Rain, supaya Rain tidak tahu kalau dia sama sekali tidak pernah makan di tempat murah sepert ini.Dan setelah memesan pelayan tersebut pergi untuk membuatkan apa yang di pesan Rain dan juga Tania, Tania melihat sekitar dan di tempat itu sangat ramai, namun dia melihat Rain dan dia pun menikmatinya, Rain melihat ke sekelilingnya dengan senang di tambah lagi di sana ada live musik yang membuat Rain semakin senang, dia mendengarkan perempuan yang nyanyi di atas stage tersebut dengan
“Dia lagi keluar sebentar ada urusan yang harus dia lakukan, kenapa memang ?” tanya Bunda Laura pada Rain dengan penasaran kenapa Rain menanyakan pengurus rumah Abigail itu“Tidak ada Bunda, aku sudah tidak sabar untuk latihan seni bela diri sama Bibi Fetrin” jawab Rain dengan santai“Gi mana kalau latihan sama Bunda” ucap Bunda Laura dengan bercanda dan senyum“Tidak mau, bahkan Bunda saja tidak bisa berkelahi” ucap Rain yang meremehkan Bundanya itu“Di jalanan memang Bunda tidak bisa” ucap Bunda Laura, lalu lanjut berbisik di telinga Rain dengan pelan yang bisa di dengan oleh Rain saja “Tapi di ranjang Bunda sangat jago dalam berkelahi” Bisik Bunda Laura dengan senyum ke Rain yang membuat dirinya kaget karena mendengar Bunda berbisik seperti itu“Bunda” ucap Rain dengan manja sambil memprotesnya pada bunda karena Bunda bicara seperti itu“Apa mau di c