“Apakah tempatnya aman dari orang-orang itu ?” tanya Diana pada Anna dengan serius, karena pasti orang-orang itu setelah bangun pasti akan mencari mereka
“Belum di pastikan itu akan aman dari orang-orang itu setelah kejadian ini, tapi kita tidak punya pilihan, untuk sekarang tempat itu adalah tempat yang tepat bos untuk memulihkan keadaan” jawab Diana dengan serius pada Anna karena mereka tidak ada tempat lagi, jadi mereka harus kembali ke tempat semalam, untuk memulihkan kondisi Rain dan juga Anna, terutama Anna yang masih sangat lemah.
“Elu yakin ?” tanya Tania untuk memastikan lagi apakah itu benar atau tidak “Iya, gua juga akan balas dendam sama orang yang berani melakukan ini sama gua, jadi gua akan ikut kalian lagi” ucap Anna dengan serius pada mereka semua “Oke kalau begitu” ucap Tania dengan santai dan setelah itu mereka semua memikirkan keluar dari tempat itu tanpa ketahuan sama orang-orang itu, karena mereka merasa kalau hutan itu sange
sementara Rain, dia turun dengan santai dan mengikuti gerakan yang tadi Diana peragakan, Rain berdiam sambil menunggu ikan mendekat pada dirinya, dan setelah beberapa menit ikan pun ada yang mendekat dan langsung saja dia menyambar ikan tersebut, namun sayangnya ikan itu lebih cepat dari gerakan tangan Rain yang menyebabkan ikan tersebut kabur, dan hal itu tidak semudah apa yang Rain bayangkan “Ternyata susah yah, nggak semudah saat melihatnya” ucap Rain dengan santai dan sedikit kesal. “Coba lagi pasti bisa” ucap Diana dengan santai dan itu sekaligus dia mendapatkan ikan lagi dan ukurannya sedikit lebih bes
“Nah itu ada pohon pisang, pakai daunnya aja yah buat wadah” ucap Rain pada Diana, Diana yang mendengar itu pun kaget, karena semalam dia tidak melihat ada pohon pisang di sekitar situ saat mengambil air di sungai “Loh kok ada pohon pisang, semalam aku ambil air di sini nggak melihat ada pohon pisang, apa karena malam yah, jadi nggak kelihatan” ucap Diana dengan bingung, karena dia benar-benar tidak melihat pohon pisang tadi malam
“Aku yang nyalain” jawab Alana sambil tersenyum pada Rain “Wah, hebat banget, nyalain pakai apa ? bukannya nggak ada korek api” ucap Rain dengan bingung “Dulu aku pernah ikut kemping sama orang tua aku, jadi aku di ajarin buat nyalain api saat nggak ada korek api atau pemantik” ucap Alana dengan santai pada Rain
“Itu yang harus kita cari tahu, tujuannya dia apa, dari ada ikan besar di sungai, hujan yang tiba-tiba berhenti, dan adanya kebun bawang dan cabai di tengah hutan seperti ini, hal ini sangat mencurigakan, dan mungkin aja ada hal aneh lagi yang belum kita ketahui” ucap Rain dengan serius pada yang lainnyaMereka tidak sadar mereka mengobrol dengan serius dengan cukup lama, sampai melupakan ikan yang sedang mereka bakar, ikan bakar sudah matang, hal itu di sadari oleh Rain saat melihat ke arah api yang sedang membakar ikan tersebut.“Alana, ikannya sudah matang itu, cepat angkat, jangan sampai gosong” ucap Rain pada Alana dengan santai“Oh iya, hampir lupa aku, untung kamu ingatin” ucap Alana yang hampir lupa kalau dia sedang membakar ikan, dan setelah itu Alana mengangkat ikan yang sudah matang itu, lalu dia menaruhnya di atas daun pisang, dan yang lain juga sudah tidak sabar untuk memakannya karena mereka juga sudah lapar, di
“Oke, jadi aku mau, apapun yang terjadi kedepannya, entah kamu kembali lagi ke kak Ara, atau menikah dengan Alana, atau hal lainnya yang tidak pernah kita tahu, aku mohon kamu jangan pernah ninggalin aku yah, aku nggak mau kamu niggalin aku, ninggalin dalam arti kata kamu tidak boleh memutus hubungan dengan aku” ucap Tania dengan serius sambil menatap Rain, di tatap seperti itu Rain pun langsung menghindar karena dia tidak tahu apa yang harus dia bilang sama Tania“Rain lihat aku, kamu sudah janji sama aku,” ucap Tania dengan serius sambil dia memalingkan pandangan Rain kembali ke dirinya dan Rain masih terdiam, dia tidak tahu harus bilang apa, setelah cukup lama terdiam, dia berpikir kalau dia juga nggak mau meninggalkan Tania begitu saja, dia sangat nyaman saat berada di dekat Tania, dia merasa sama seperti saat dia dekat dengan kak Ara, karena itu juga selama ini dia bertahan dan tidak melawan, dia mendapatkan kehangatan dan keyamanan dari Tan
“Bos ada-ada aja sih” ucap Diana dengan senyum karena pemikiran bosnya yang seperti itu “Jadi kamu suka tidak sama Rain ?” tanya bosnya lagi untuk memastikan kalau Diana tidak suka sama Rain “Enggak lah bos, nggak mungkin saya suka sama cowok kaya dia” jawab Diana yang sangat yakin
“Karena kalian sudah berani masuk ke dalam hutan ini, berarti kalian semua harus mati, itu peraturan tak tertulis di hutan ini” ucap orang itu dengan serius“Karena peraturan itu tidak tertulis, maka perarturan itu tidak sah, lagian kenapa kita harus mati hanya karena kita masuk ke dalam hutan, itu sangat tidak masuk akal” ucap Rain dengan santai pada orang itu, dan dia juga ingin tahu apa yang terjadi di tempat yang mereka injak sekarang sampai bisa seperti ini“Kalian tidak perlu tahu kenapa itu, yang jelas karena kaian sudah menginjakan kaki di dalam hutan ini, maka kalian harus mati di hutan ini dan kalian tidak akan bisa keluar dari hutan ini” ucap orang itu dengan sangat serius, namun itu tidak membuat Diana dan Rain takut dan malah mereka berdua sangat penasaran dan yang pasti ada sesuatu yang terjadi di hutan ini dan karena itu orang yang masuk ke dalam hutan ini tidak akan bisa selamat“Kalau kami tidak boleh ta