Dan Rain mendengar itu dia kecewa, ini tidak seuai yang dia harapkan, Bunda Laura malah menyukainya dan tidak ada masalah dengan itu, ini membuat Rain salah membuat keputusan
“Jadi mulai sekarang Rain adalah anak Bunda sama seperti Tania, dan Rain harus memanggil dengan sebutan Bunda ya Rain” Ucap Bunda Laura dengan senyum
Dan Rain hanya mengangguk pelan saja, tanpa bicara karena hal ini yang dia tidak ingin kan,
“Coba Bunda ingin dengan Rain menyebut Bunda sama Bunda” Pinta Bunda Laura dengan senyum
Dan Rain dengan trpaksa memanggil Bunda dengan pelan “Bunda” Ucap Rain dengan suara pelan yang membuat Bunda Laura dan Tania tersenyum
Dan setelah itu tiba-tiba saja ada sesuatu yang berbunyi, yaitu perut Rain, karena dari emarin siang Raian belum sempat makan, sampai dia harus kelelahan melawan para penjahat yang ingin merampok dan melecehkan Bunda Laura dan itu membuat Bunda Laura dan Tania tersenyum.
“Tania suruh Bi Inah untuk membuat kan makanan untuk Rain, dan suruh dia melayani Rain dengan baik” Ucap Bunda Laura
“Tidak usah Bunda, biar Tania saja yang merawat Rain” Ucap Tania dengan senyum
“Ya udah kalau begitu,” Ucap Bunda Laura
“Rain, kalau begitu Bunda tinggal dulu yah, Bunda mau ke kamar dulu nanti ke sini lagi” Ucap Bunda Laura dengan senyum
“Iya” Jawab Rain singkat
“Bundanya mana ?” Tanya Bunda Laura
“Iya Bunda” Jawab Rain sambil tersenyum
Dan Bunda Laura pun keluar kamar, menemui Bi inah, dan setelah bertemu Bi Inah Bunda Laura meminta Bi Inah untuk menyiapkan kamar untuk Tuan muda Rain.
“Bi Inah” Ucap Bunda Laura
“Iya Bu” Jawab Bi Inah
“Habis ini tolong siapkan satu kamar yang besar yang ada di rumah ini untuk Tuan Muda baru di rumah ini” Ucap Bunda Laura dengan senyum yang membuat Bi Inah bingung karena setahu dia di sini cuman ada Non Tania
“Siapa Bu ?” Tanya Bi Inah dengan penasaran
“Nanti juga Bi Inah tahu” Ucap Bunda Laura
“Baik Bu, saya laksanakan” Ucap Bi Inah
Dan setelah itu baru Bunda Laura ke kamarnya, sementara Tania yang mengambil makanan sudah kembali ke kamar rawat membawa nampan yang berisi makanan sehat dan air putih
“Hai” Ucap Tania dengan senyum mambawa makanan
Dan Tania pun menaruh makanannya di atas meja terlebih dahulu, setelah itu menyenderkan Rain di kasur hingga membuat posisinya duduk sambil bersender di ujung kasur, dan setelah itu baru Tania mengambil makanannya dan menyuapinya pada Rain
“Aku bisa makan sendiri” Ucap Rain
“Yakin ?, kamu engga lihat itu tangan kamu saja masih belum bisa apa-apa, bagaimana caranya kamu bisa makan sendiri” Ucap Tania
Rain berpikir yang di bilang Tania benar, saat ini tangannya saja masih lemah dan tidak memungkinkan untuk dia makan sendiri, dari pada nasinya nanti tumpah, lebih baik dia di suapi oleh Tania.
Rain diam cukup lama, namun karena kelamaan, Tania dengan gemas langsung menyuapi Rain lebih dulu
“Udah jangan kebanyakan mukir, kata dokter kamu tidak boleh terlalu banyak berpikir” Ucap Tania sambil mengambil satu sendok makan yang berisi makanan dan menyuapinya ke mulut Rain
Dan Rain pun menerima suapan dari Tania, karena saat ini dia sangat lapar. Tania menyuapi Rain dengan senang.
Hari pertama Rain di rumah Laura, dia di layani dengan sangat baik, dan bahkan Laura dan Tania benar-benar menganggapnya bagian dari mereka, Rain terasa ini sangat aneh untuknya, begitu pun pula hari-hari berikutnya dan Rain di layani dengan sangat baik, dan hari ini kondisi dia sudah membaik dan bahkan bisa di katakan Rain sudah sembuh dari sakitnya.
Dan sudah bisa jalan dan bahkan kondisi dia sudah seperti biasanya, dia sudah bisa jalan dan lengan bekas kena pisau itu pun sudah sembuh karena di rawat langsung oleh dokter keluarga Laura dengan sangat baik dan bahkan sesekali Tania membantu dokter tersebut mengganti perban yang membungkus lengan Rain yang terkena pisau.
Tania merasa sangat senang, dia sangat senang dengan kehadiran Rain di keluarganya, namun Rain sebaliknya, dia tidak ingin berada dalam keluarga ini, ini terlalu mengejutkan untuknya.
Rain memang ingin menjadi orang sukses, namun dia tidak ingin masuk ke keluarga ini, Rain tidak mengenal seperti apa keluarga ini, dia juga berpikir kalau keluarga ini ada maksud tertentu padanya, karena itu Laura ingin mengangkatnya sebagi anaknya dan menjadi bagian dari mereka.
Rain tidak tahu kalau Laura benar-benar dengan tulus ingin mengangkat Rain menjadi anaknya, begitu pun juga Tania dia sangat senang bila Rain menjadi anak Bunda Laura.
Namun Rain menganggap kalau Laura ingin mengangkatnya menjadi anak itu karena ada tujuan tertentu dari Laura.
Hari berikutnya Rain memutuskan untuk pergi dari rumah itu, karena dia merasa kondisinya sudah memungkinkan untuk berjalan jauh lagi seperti sebelumnya, Rain bersiap-siap untuk pergi dari rumah itu secara diam-diam.
Namun Rain tidak mengethui kalau rumah mewah tersebut di penuhi dengan alat kecanggihan, termasuk CCTV yang terpasang di seluruh penjuru rumah Laura yang tersambung langsung ke ponselnya, jadi Laura bisa kapan saja memantau apa yang terjadi di rumahnya tanpa orang-orang rumah mengethuinya.
Laura melihat Rain sedang berjalan ngendap-ngendap untuk keluar dari rumah itu lewat pintu depan. Rain baru pertama kali di sini dan dia tidak tahu harus lewat mana untuk keluar dari rumah mewah tersebut.
Laura membiarkan Rain berkelana di rumahnya dan ingin melihat apa yang akan di lakukan Rain sambil membawa tas besar di punggungnya.
Rain berkelana di rumah besar itu dengan sangat hati-hati sambil melihat keadaan sekitar, setelah dia rasa cukup aman, dia mencari jalan keluar dari rumah itu.
Sedangkan Laura melihat Rain tidak melakukan apa-apa, dan malah melihat Rain berjalan keluar dari rumahnya, dia langsung menghubungi Bibi Fetrin lewat HT dan bilang “Fetrin tahan Rain jangan sampai dia keluar dari rumah ini” ucap Laura
“Baik Bos” Jawab Fetrin dengan tegas
“Kamu mau ke mana Rain?, Bunda sudah bilang kalau sekarang kamu adalah anak Bunda dan sekarang rumah kamu adalah di sini” Ucap Laura sendiri setelah malihat Rain ingin pergi dengan tas besarnya itu.
Rain terus berjalan seolah-olah sedang tidak terjadi apa-apa, namun sayang Laura telah mengethuinya, dan dia sudah menyuruh Fetrin untuk menghentikan Rain dan tidak membiarkan Rain keluar dari rumah ini.
Rain berhasil keluar dari rumah mewah itu, hanya tinggal keluar gerbang saja dan dia akan bisa pergi, namun sayang di sana sudah ada Bibi Fetrin dengan Bodyguard yang lain juga sedang berdiri menunggu Rain datang.
Rain pun bingung kenapa mereka ada di sana, Rain pun berpikir kalau rumah sebesar ini pasti di pasangin CCTV, dia pun lengah dalam masalah ini, dan ternyata ini tidak semudah yang dia bayangkan.Namun dia tetap berusaha untuk keluar dari tempat ini, Rain berusaha tetap tidak terjadi apa-apa dan dia jalan dengan santai menuju Bibi Fetrin dan lainnya yang sudah menunggu di gerbang untuk menghalangi Rain keluar dari rumah besar dan mewah ini.“Hai” ucap Rain dengan senyum ramah, namun muka mereka semua sangat tegang dan bahkan sangst serius menatap Rain.Beberapa hari cukup untuk Bibi Fetrin mengenal Rain karena dia selalu membantu Rain karena itu perintah dari Laura, karena sekarang Rain adalah anak Bosnya yaitu Laura, mangkanya dia selalu membantu Rain untuk semua masalah ketika Rain di rawat, namun tidak untuk kali ini.“Mau ke mana Rain ?” tanya Bibi Fetrin dengan santai“Mau pergi Bi” jawab Rain dengan santai
Melihat Rain terdiam berdiri di depan pintu, Tania bertanya “Rain ada apa ?’ Tanya TaniaRain pun masih terdiam dan bahkan dia tidak sadar kalau dari tadi Tania memanggilnya“Rain” panggil Tania lagi dan Rain masih belum sadar jugaRain tersadar ketika pandangannya terhalang oleh wajah cantiknya Tania yang berada sangat dekat dengan wajahnya, Rain pun langsung kaget dan mundur beberapa langkah.“Kamu kenapa kok diam ?” Tanya Tania“Engga apa-apa” Jawab Rain yang sudah tersadar dari keterkejutannyaDan setelah itu Tania menjelaskan kamar canggih ini, kalau Rain membutuhan sesuatu dia tinggal menggunakan telefon yang ada di samping tempat tidurnya dan juga Tania menunjukan lemari yang sudha penuh dengan baju-baju yang sangat bagus dan pasti sangat mahal-mahal dan keluaran terbaru dari berbagai brand terkenal yang ada di dunia.“Ini baju-baju kamu” Ucap Tania menunjukan baju-baj
“Aku tidak ingin makan, yang aku ingin sekarang adalah keluar dari rumah ini” Ucap Rain tanpa melihat ke Tania“Kalau kamu engga makan, nanti kamu sakit loh” Ucap Tania dengan lembut sambil duduk bersama Tania di depan kaca besar yang menghadap pemandangan yang indah di luar“Aku tidak peduli, biarkan aku mati di sini” Ucap Rain dengan putus asa yang masih melihat daun-daun yang seolah tersenyum padanya dan memberi tahu kalau ini adalah takdir kamu“Kamu jangan bicara seperti itu, itu tidak baik” Ucap Tania menasihati Rain“Aku tidak bisa menerima ini semua, ini bukan yang aku harapkan” Ucap Rain dengan mata yang berkaca kaca“Ini takdir kamu Rain” Ucap Tania dengan serius dan lanjut bilang “Rain dengar aku,” Ucap Tania namun tidak di tanggapi oleh Rain. Karena melihat dirinya di tanggapi oleh Rain, Tania langsung memalingkan wajahnya Rain hingga menghadap persis ke
Dan Dokter tersebut juga menjelaskan tentang Medical Xpress mejelaskan bahwa kmatian bisa terjadi pada hari ke empat puluh sampai enam puluh, tergantung daya tahan tubuh seseorang. Dan dokter itu bilang kematian dapat terjadi perlahan dan menyakitkan aibat kegagalan fungsi organ tubuh.Dan Bunda Laura yang mendengarkan itu pun menangis karena Rain hampir saja mati jia tidak mendapatkan pertolongan medis dengan cepat.Lalu Bunda Laura menyuruh dokter untuk merawat Rain dengan perawatan yang terbaik yang ada di rumah sakitnya dan doketr pun mengiyakan dan menyanggupi.Dan setelah itu Dokter tersebut mengebarkan rumah sakit miliknya langsung dan menyuruh mereka membawa alat-alat terbaik dan perawat terbaik yang ada di rumah sakitnya, dan juga rumah sakit yang dokter ini miliki adalah rumah sakit ternama di Indonesia dan bahkan rumah sakit terbagus yang ada di indonesia dan Asia.Dan setelah itu tidak lama kemudian semua yang di pesan dokter tersebut dan dokt
Mendengar itu Kak Ara pun langsung masuk ke kamar mandi dan menangis karena tidak menyangka kalau adik-adiknya akan melakukan itu, karena tadi pada saat mereka memberi uang itu mereka bilang mereka punya simpanan, ternyata itu hanya tipu daya mereka saja supaya Kak Ara mengambil uang yang mereka beri.Mengingat itu semua Kak Ara pun tidak tahan dan menangis kembali lalu di tenangkan oleh Mira kembali.Kak Ara menyesali karena dia tidak bisa menahan adiknya itu untuk tidak pergi, sementara Om Erik yang baru pulang entah dari mana itu melihat kalau Kak Ara menangis dan dia langsung masuk ke kamar Kak Ara dan bilang “Sudah lah engga usah anak engga berguna seperti itu di tangisin, orang kaya Rain itu tidak pantas di tangisin” Ucap Om Erik yang tidak sadar diri kalau dirinya lah beban keluarga sebenarnya dan bahkan dia selalu meminta uang pada Kak Ara.Dan Kak Ara hanya bilang “Ini bukan urusan Om Erik, jadi om Erik tidak usah ikut campur, lagian j
Lalu Bibi Fetrin menghampiri Tania dan Rain lalu bertanya pada mereka “Non Tania dan Tuan muda Rain ada yang bisa saya bantu ?” tanya Bibi Fetrin“Tidak ada Bi, Rain mau melihat kalian berlatih” Jawab Tania dengan senyum“Bi, apa Bibi fetrin hebat dalam bela diri ?” tanya Rain penasaran karena tadi Rain melihat kalau yang melatih para pria berjas itu adalah Bibi Fetrin“Rain, Bibi Fetrin ini sangat hebat dalam bela diri, di sini dia yang melatih mereka semua hingga mereka bisa hebat dan tak terkalahkan oleh bodyguard lain, dan bisa di bilang mereka adalah para bodyguard terbaik di Indonesia dan bahkan Asia” Ucap Tania dengan lembut sambil berjongkok di depan Rain“Benarkah ?” tanya Rain yang masih ragu“Iya” Jawab Tania dengan senyum sambil mengusap tangannya Rain dengan lembut“Bibi Fetrin” Ucap Rain“Iya, kenapa Tuan Muda Rain ?” tanya Bi
Rain kembali menyendiri lagi di kamarnya melihat daun-daun itu yang selalu menunggu sang fajar tiba, Rain selalu melihat dan memperhatikan daun-daun tersebut sampai sang fajar benar-benar tenggelam dan tidak meninggalkan warna jingganya yang indah.Hingga sang fajar berganti dengan bintang-bintang dan purnama yang sangat indah dan lagi-lagi Rain melihat kalau purnama itu tersenyum padanya sama seperti daun-daun saat menunggu sang fajar tiba , purnama itu seolah-olah bilang kalau ini takdir yang harus kamu jalani dan seoalh purnama itu bilangBerbahagialah Rain, meskipun segala kenyataan ini tak berjalan dengan baik sesuai kehendakmu. Tetap berbahagialah letika kamu mendapati keaikan dari sisi berbeda. Dari beberapa atau di setiap kejadian.Tetaplah teguh Rain, menenangkan, dan damai dia antara derasnya arus kehidupan. Dan percaya bahwa kamu bisa menghadapinya bukan menghuindarinya.Cahaya akan terbit di masa mendatang, jejak harapan terlimpahkan bagi mere
Rain memikirkan kata-kata itu, kemarin dia mengetahui kalau Tania menangis sepanjang hari karena Rain yang hampir mati karena tidak makan, Rain kasihan dengan Tania di tambah lagi dengan dia cerita tentang Papahnya yang selalu bermain dengannya dan membuat momen bahagia dengan Papahnya, Rain sebagai laki-laki dia tidak ingin membuat Tania bersedih lagi, jadi dia menuruti apa kata Tania, dia memakan makanan yang di bawa oleh Tania tadi.“Ya sudah aku makan, tapi aku makan sendiri saja” Ucap Rain sambil mengambil piring yang berisi makanan itu dari tangan Tania“Ya sudah” Jawab Tania dengan senyum dan senang akhirnya Rain mau makan jugaLalu Rain memakan makanan itu sambil dia memperhatikan langit yang di isi oleh bintang dan urnama yang indah yang membuat malam ini terang menderang, sementara Tania dia menunggu dan memastikan kalau Rain memakan makanannya dan menghabiskan makananya.Mereka menatap langit yang sama dengan senyuman ya