Home / Fantasi / Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun / Bab 116 - Tahap Awal Pembalasan Dendam II

Share

Bab 116 - Tahap Awal Pembalasan Dendam II

Author: Murlox
last update Last Updated: 2025-06-06 14:35:30

Ribuan bilah menyerupai bulu phoenix menyala merah membara, memenuhi langit malam layaknya badai api yang hendak melahap segalanya.

Udara bergetar hebat, tekanan spiritual dari serangan itu cukup untuk membuat manusia biasa pingsan di tempat.

Namun Zhu Long, berdiri di tengah halaman yang porak-poranda itu, hanya menatap ke atas dengan sorot mata dingin dan penuh ketenangan.

Tidak ada sedikit pun rasa gentar dalam sorot matanya. Justru sebaliknya, seolah ia tengah menyambut datangnya hujan api itu dengan semacam penghinaan tersembunyi.

"Hmm," desisnya pelan.

Dalam satu hentakan, kakinya menjejak keras ke tanah. Retakan menyebar dari titik ia berdiri, dan aura pembunuh yang menakutkan memancar hebat dari tubuhnya, membungkus dirinya seperti pusaran badai keemasan. Udara sekitar berguncang, dedaunan beterbangan, dan bebatuan ringan terangkat ke udara oleh tekanan yang muncul.

Lalu dengan satu gerakan tangan membentuk segel yang rumit, sebuah lingkaran spiritual raksasa muncul di atas
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
makin seru
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 221 - Niat Membunuh

    Di dalam aula utama klan Ye, di tengah keheningan yang mencekam setelah aura menindas Tetua Ye Hong di sapu bersih, bisikan-bisikan gugup mulai terdengar. "S-siapa pemuda ini!? Kenapa auranya begitu kuat?" gumam salah satu tetua klan, matanya membelalak tak percaya. Mereka semua yang hadir di sana merupakan kultivator berpengalaman, namun kekuatan yang terpancar dari Zhu Long sungguh di luar jangkauan pemahaman mereka.Sementara itu, Ye Hong menatap Zhu Long dengan mata bergetar, ekspresinya menunjukkan rasa gugup yang samar, bercampur dengan keangkuhan yang menolak untuk mengakui kekalahan. Ia adalah seorang tetua terhormat, bagaimana mungkin seorang pemuda tak dikenal bisa menepis kekuatannya semudah itu? Amarahnya kembali membara, kali ini dicampur dengan harga diri yang terinjak."Dari mana datangnya bocah sombong ini!? Beraninya kau menunjukkan taring di tengah aula utama klan Ye!" seru Ye Hong, suaranya dipenuhi amarah yang meluap, menunjuk Zhu Long dengan jari gemetar.Zhu L

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 220 - Seperti Debu Tertiup Angin

    Shan Rong menggeleng pelan, menambah ketegangan di raut wajah kepala klan dan para tetua lainnya. Suasana di aula semakin mencekam, heningnya pecah oleh desahan napas tegang yang terdengar di mana-mana."Maaf karena mengecewakan kepala klan dan para tetua..." ucapnya, suaranya lirih namun setiap kata terdengar jelas di keheningan aula yang megah itu. Ia berhenti sejenak, mengumpulkan semua keberanian yang ia miliki, menarik napas dalam-dalam. Mata Zhu Long yang sedikit terbuka, memberinya kekuatan yang ia butuhkan.Setelah menghela napas sesaat, Shan Rong melanjutkan, nada suaranya kini lebih mantap, meskipun masih ada sedikit kegugupan. "Tujuanku datang kemari adalah untuk mengatakan bahwa aku... Mulai sekarang, aku bukan lagi bagian dari klan Ye. Aku sudah memutuskan kemana aku akan pergi tanpa harus terikat dengan siapapun, termasuk klan Ye atau klan Mu." Kata-kata itu, diucapkan dengan lembut namun tegas, bagaikan guntur di tengah badai.

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 219 - Kembali Ke Klan Ye

    Negara Tian Gu.Setelah beberapa hari perjalanan yang melelahkan, mengarungi hutan lebat di wilayah Seribu Pegunungan, Zhu Long akhirnya membawa Shan Rong keluar dari kedalaman rimba yang menyesakkan dan penuh bahaya tak berarti itu. Kemunculan mereka di sekitar daerah Seribu Pegunungan adalah sebuah kebetulan yang sebenarnya bisa diprediksi. Setelah melintasi portal pada Cermin Empat Penjuru Langit di jantung wilayah Laut Mati, mereka tanpa sengaja muncul kembali di tempat ini, sebuah daerah rawan yang dihuni binatang buas tingkat tinggi, bahkan sempat mereka lewati saat perjalanan ekspedisi berlangsung.Namun, bagi Zhu Long, yang telah hidup sebagai jiwa pengembaara selama ribuan tahun, kekuatan binatang-binatang buas di sekitar wilayah Seribu Pegunungan ini tak cukup kuat untuk mengancamnya, bahkan setelah energi spiritualnya lumayan terkuras.Niat awal Zhu Long setelah keluar dari hutan itu adalah untuk kembali ke Negara Qingli, atau mungkin

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 218 - Cermin Empat Penjuru Langit II

    Di belakang, beberapa meter dari mereka, Ye Xin hanya diam menatap interaksi kedua orang itu yang menurutnya tak terduga sekali. Sebuah desahan pelan keluar dari bibirnya. Ia tahu dan mengenal Shan Rong sebagai gadis pendiam, lembut, dan tanpa banyak ambisi, yang selalu patuh pada perintah klan Ye. Namun, begitu Shan Rong bertemu dengan pemuda itu, rasanya Ye Xin melihat Shan Rong bukan seperti dirinya yang dulu—gadis itu kini memiliki ekspresi yang lebih hidup, tawa yang lebih lepas, dan keberanian yang tak terduga."Jangan-jangan pemuda ini... adalah orang yang selama ini adik Rong cari," batin Ye Xin, terkejut dengan pemikiran itu. Ia teringat akan sesuatu dari masa lalu. "Aku ingat, dulu dia pernah meminta bantuan Ayah untuk mencari seseorang, sebuah permintaan yang Ayah terima namun tak benar-benar menurutinya karena dianggap tidak penting. Tak kusangka orang itu adalah pria ini. Sungguh sebuah kebetulan yang aneh mereka bisa bertemu di tempat seperti ini, di

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 217 - Cermin Empat Penjuru Langit

    Setelah berjalan selama beberapa saat, menembus kabut yang semakin pekat seolah tak pernah surut dan melewati jejak-jejak kuil-kuil kuno yang kini hanya tinggal puing, Zhu Long akhirnya menemukan apa yang ia cari. Sebuah struktur kolosal yang menjulang tinggi di tengah reruntuhan, tak jauh dari kuil bobrok yang mereka tempati sebelumnya. Ini adalah titik terang di tengah kegelapan tak berujung wilayah Laut Mati."Seperti yang kuduga, Cermin Empat Penjuru Langit memang benar-benar ada dan tersebar di banyak tempat di wilayah Laut Mati," gumam Zhu Long, senyum tipis merekah di wajahnya yang masih menunjukkan sedikit keletihan. Matanya memancarkan kepuasan atas penemuannya. "Beruntung aku memiliki ingatan tajam soal ini, ingatan-ingatan dari ahli kuno yang telah kuakumulasi dari ribuan tahun mengembara. Jika tidak, mungkin aku terpaksa harus mengambil risiko kembali ke pintu masuk sebelumnya, menghadapi rintangan yang tak kalah berbahaya." Desahan lega yang nyaris tak terdengar keluar

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 216 - Keluar Dari Wilayah Laut Mati

    "Aku tak akan mengatakan semuanya, tapi yang jelas klan Mu mencoba menjadikan Shan Rong sebagai tumbal untuk membuka makam kuno yang tersembunyi jauh di kedalaman wilayah Laut Mati ini, sebuah makam yang menyimpan misteri yang tak seorang pun dari kalian pahami," ucap Zhu Long, suaranya dingin dan penuh penekanan, namun tetap menjaga kerahasiaan lebih detail. Sebelum Ye Xin sempat bereaksi, Zhu Long sudah berbalik, langkahnya tenang, menunjukkan bahwa ia tidak akan menunggu balasan wanita itu lebih lama lagi.Ye Xin yang mendengar itu seolah dihadapkan pada potongan teka-teki berantakan yang harus ia susun sendiri. Otaknya berputar cepat, mencoba mencerna informasi yang baru saja ia dengar. Tumbal? Makam kuno? Apa maksud semua ini? Ia tak begitu memahami apa yang Zhu Long maksud, apalagi motif di balik tindakan klan Mu. Ia hanya diam terpaku menatap punggung pemuda itu, sebuah bayangan yang kini tampak lebih misterius dari sebelumnya. Niat memb

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status