Mendengar kata-kata yang keluar dari mulut kepala klan Qin, suasana aula mendadak berubah drastis. Para tetua klan Zhu yang semula masih menaruh kepercayaan besar pada klan Qin, kini terlihat agak kaku.
Beberapa dari mereka mulai berbisik satu sama lain, mencoba memahami situasi yang terjadi. Sementara itu, Zhu Jiang yang awalnya tampak tenang, ekspresinya perlahan berubah. "Apakah aku mendengar dengan benar, Tuan Qin?" tanyanya, suaranya terdengar penuh kejutan tak percaya. Namun, Qin Xiao tetap tenang. "Ya, Tuan Zhu. Ini adalah keputusan yang telah kami pikirkan dengan matang, Lan'er sendiri setuju akan hal ini." Kata-kata itu seperti petir yang menyambar aula. Sementara hanya Zhu Long yang tersenyum tipis. Bukan senyum kebahagiaan, melainkan senyum dingin penuh ejekan, seolah telah menduga akan hal ini. Tatapannya menembus Qin Lan, seakan membaca isi pikirannya. Namun, gadis itu tetap diam. Di dalam hatinya, Qin Lan sendiri merasakan kegelisahan yang sulit ia jelaskan. 'Apa yang sebenarnya terjadi? Harusnya Zhu Long sudah mati sekarang!' batinnya antara keterkejutan dan kekesalan. Sementara itu, di balik kursinya, Zhu Jiang menggenggam sandaran dengan erat. "Tuan Qin," ujarnya dengan suara berat. "Aku ingin mendengar alasan kalian membatalkan pertunangan ini." Semua orang menahan napas. Benar-benar tak menduga akan kejadian seperti ini. Apalagi semua tetua yang semulanya berharap pertunangan ini akan menjadi awal yang baik antara kedua klan mereka, namun nyatanya itu sebaliknya. Kedatangan klan Qin dengan tujuan membatalkan pertunangan berarti mereka telah siap kehilangan sekutu dekat mereka, atau mungkin mereka punya alasan yang lebih menguntungkan daripada sekedar hubungan kekeluargaan dengan klan Zhu. Para tetua yang duduk dengan ekspresi serius beberapa kali menggeleng pelan. Niat mereka menjalin hubungan untuk memperkuat klan Zhu sepertinya tak tercapai. Beberapa saat kemudian Qin Xiao akhirnya berdiri dari tempat duduknya. Ekspresinya tetap tenang, meski jelas ia tahu bahwa kata-kata yang akan diucapkannya akan mengguncang suasana. "Keputusan ini memang mendadak, dan kami meminta maaf atas hal itu, Tuan Zhu," ucap Qin Xiao. Suaranya terdengar sopan, tapi dingin tanpa celah. "Alasannya sederhana. Lan'er tidak lagi jatuh cinta pada Tuan Muda Zhu Long... Sebagai orang tua, aku tak bisa memaksakan kehendakku pada satu-satunya putriku." Mendengar itu seketika seluruh anggota klan Zhu tertegun. Para tetua saling berpandangan, seolah ingin memastikan bahwa mereka tidak salah dengar. Bagaimana mungkin pertunangan penting antar dua klan besar dibatalkan hanya karena alasan 'tak lagi jatuh cinta'? Sebagian besar anggota klan Zhu bahkan menolak untuk mempercayai kata-kata Qin Xiao. Alasan itu terlalu kekanak-kanakan. Jikapun ada permasalahan di antara kedua belah pihak, bukankah seharusnya ada jalan untuk memperbaikinya? Tapi klan Qin justru memilih keputusan sepihak yang terlalu drastis. Hal ini menimbulkan kecurigaan yang mulai merayap dalam benak semua orang. "Keputusan semacam ini terlalu gegabah, Tuan Qin," ujar Zhu Jiang dengan nada menekan. Keningnya berkerut dalam, menunjukkan ketidaksenangan yang jelas. "Mau bagaimana lagi, Tuan Zhu. Bagaimana jika kita mendengar langsung pendapat dari kedua anak kita terlebih dahulu?" Zhu Jiang mengangguk pelan meengikuti saran itu. "Baik, mari kita dengar langsung dari Lan'er," ucap Qin Xiao, kemudian melirik putrinya dengan ekspresi halus, seolah memberinya izin untuk berbicara. Qin Lan pun berdiri perlahan. Tatapan matanya tajam saat ia menatap ke arah Zhu Long, seolah menyimpan banyak hal yang ingin dikatakannya sejak lama. "Memang alasan yang dikatakan ayahku terdengar kekanak-kanakan," ujarnya. Suaranya terdengar datar, tapi ada tekanan di setiap katanya. "Namun, sejak awal aku memang tidak pernah tertarik pada pertunangan ini. Dan selain itu..." Ia menghentikan ucapannya sejenak, membiarkan suasana menjadi tegang sebelum akhirnya melanjutkan dengan nada lebih kuat. "Aku baru tahu ternyata Zhu Long memiliki kepribadian yang buruk. Ia beberapa kali ketahuan tidur dengan gadis-gadis muda di sekte Linjian!" "Tindakannya jelas melanggar aturan sekte dan juga merupakan sesuatu yang kubenci!" Tatapan Qin Lan menusuk tajam ke arah Zhu Long. Keheningan yang hadir sebelumnya kini pecah menjadi gelombang keterkejutan. Beberapa tetua klan Zhu tampak membelalakkan mata, sementara yang lain mulai berbisik di antara mereka sendiri. "Tidak mungkin..." salah seorang tetua bergumam pelan. Sementara itu, Zhu Jiang langsung berdiri, wajahnya merah padam karena rasa malu dan amarah. "Bagaimana bisa kau menuduh Long'er seperti itu?!" serunya, suaranya bergetar karena kemarahan yang ditahan. "Long'er adalah anak yang baik. Tak mungkin ia melakukan hal seperti itu!" Tetua ketiga, Zhu Xigong, segera ikut menyela. "Benar! Aku mengenal Tuan Muda Zhu sejak kecil. Dia anak yang disiplin dan penuh tanggung jawab. Tak mungkin dia memiliki kebiasaan seburuk itu!" Namun sebelum siapa pun bisa menanggapi lebih lanjut, seorang pemuda yang duduk di samping Qin Lan akhirnya berdiri. Ia melangkah maju dengan tenang, sikapnya anggun dan penuh percaya diri. Senyum tipis tersungging di sudut bibirnya. "Apa yang dikatakan Nona Qin adalah kebenaran, Kepala klan Zhu, para tetua," ucap Niu Feng dengan suara santai namun jelas. Ia memandang Zhu Jiang dengan sikap hormat yang dibuat-buat, tetapi ada sesuatu dalam sorot matanya yang terasa meremehkan. "Zhu Long bahkan pernah ketahuan tidur seranjang dengan seorang pelayan sekte. Tanpa perlu kujelaskan pun, kalian pasti tahu apa yang terjadi." Kata-kata Niu Feng seperti pisau yang menusuk langsung ke dalam jantung setiap anggota klan Zhu. Membuat atmosfer ruangan itu seketika terasa beku. Zhu Jiang, yang sedari tadi menahan marah, kini semakin terlihat geram. Ekspresinya mengeras, kedua tangannya mengepal kuat di samping tubuhnya. Seluruh tatapannya kini tertuju pada Zhu Long. "Long'er..." suaranya lebih rendah, tetapi setiap katanya mengandung tekanan besar. "Apakah itu benar?" tanyanya, suaranya berat dan penuh tekanan. Zhu Long tak langsung menjawab. Ia hanya menatap dingin ke arah Qin Lan dan Niu Feng, lalu mengalihkan pandangannya ke arah Zhu Jiang. "Ayah, maaf... aku sendiri tidak mengingat pernah melakukan hal seperti itu." Jawaban yang terdengar tenang itu justru semakin menambah berat suasana. Pasalnya Zhu Long sendiri tak mengiat semua hal tentang ingatan asli tubuh itu. Ia bergumam dalam hati dengan ekspresi masam, 'Ini adalah kelemahan dari siklus rankarnasi, dimana ingatan asli tubuh ini tampak kabur hingga batas tertentu. Namun, akan pulih kembali setelah beberapa waktu.' Alis Zhu Jiang berkerut dalam, rahangnya mengatup rapat. Ia memejamkan mata sejenak, berusaha menenangkan pikirannya. Namun di dalam hatinya, ia tak bisa menutupi perasaan kecewa. "Kau mungkin lupa karena pada saat itu kau sebenarnya tengah mabuk setelah minum tanpa henti." Niu Feng menyela dengan nada santai, namun kata-katanya seperti bara api yang dilempar ke dalam tumpukan jerami kering. "Itu benar," Qin Lan menambahkan dengan suara dingin, "Sekte Linjian melarang murid-muridnya meminum atau membawa alkohol ke dalam sekte. Tapi kau justru melanggar aturan itu tanpa rasa bersalah." Zhu Long tetap diam. Ia tidak menyangkal, karena ia sendiri tak mengingat apakah tuduhan itu benar adanya atau tidak. Diamnya justru semakin membuktikaan bahwa tuduhan itu mungkin memang benar adanya. Para tetua klan Zhu yang semula ragu, kini mulai menunjukkan ekspresi murka. "Tidak disangka, Tuan Muda Zhu ternyata memiliki sikap tercela seperti ini!" Tetua keempat berseru, wajahnya menegang karena amarah dan rasa malu. "Kepala klan, tolong berikan hukuman yang pantas untuknya!" "Aku setuju," sahut tetua kelima dengan ekspresi penuh kekecewaan. "Ia telah mencoreng nama baik klan Zhu! Tak bisa dibiarkan begitu saja!" Namun, sebelum emosi para tetua memuncak, Zhu Jiang mengangkat satu tangan. Gerakan itu cukup untuk membuat semua orang terdiam. Matanya menatap tajam ke arah Zhu Long. Ada campuran kemarahan, kekecewaan, dan keraguan dalam tatapan itu. Namun sebelum Zhu Jiang sempat berbicara, Zhu Long lebih dulu menyela. "Nona Qin dan Senior Niu sepertinya sudah datang dengan persiapan yang matang, ya?" Nada sindirannya terdengar jelas, meskipun raut wajahnya tetap tenang dan penuh keyakinan.“Apa mungkin ini terlalu berlebihan, Tuan Muda?” suara Xian Taizun pecah di tengah aula utama yang masih berlumuran sisa darah dan bau logam. Tubuhnya tegap, tapi wajahnya tampak diliputi kecemasan. “Kelima pria itu berasal dari sekte Zhimo. Jika kabar kematian mereka menyebar, ini akan menjadi masalah besar. Sekte itu… bukan lawan yang bisa diremehkan.”Suasana di dalam aula terdiam seketika. Hanya suara embusan angin dari celah jendela yang terdengar, membawa serta aroma bunga dari luar halaman, seolah berusaha menetralkan jejak pembantaian yang baru saja terjadi.Zhu Long duduk di kursinya. Ia tak segera menjawab, matanya terpejam sesaat, seperti sedang menimbang sesuatu di kedalaman pikirannya.“Sekte Zhimo memang tidak akan tinggal diam,” akhirnya ia membuka suara, nada bicaranya tenang, namun tegas.“Mereka adalah kelompok pemuja iblis. Bagi mereka, setiap nyawa hanyalah bahan bakar untuk ambisi. Kematian lima pengikutnya akan menyalakan dendam. Aku tahu itu. Tapi…” Zhu Long men
Satu tebasan pedang mengakhiri segala dendam.Qin Lan datang menuntut balas dengan cara yang kotor, kini musnah layaknya debu hitam. Nafas terakhirnya hilang bersama kebencian.Di sisi lain, lima pria berpakaian hitam masih berdiri tegak. Wajah mereka keras dan tatapan yang tajam, tubuh penuh dengan aura iblis. Walau baru saja menyaksikan bagaimana mudahnya Zhu Long menumbangkan lawan yang penuh dendam, tak ada sedikitpun kegoyahan dalam diri mereka.Mereka adalah pengikut sekte Zhimo, sekte yang terkenal bengis, penuh tipu daya, dan tak pernah benar-benar memandang hidup manusia biasa sebagai sesuatu yang berharga.Zhu Long berdiri tenang, aura keemasan yang memancar darinya seperti matahari di tengah badai. Matanya menyapu kelima pria tersebut dengan ketenangan yang menusuk.“Kalian berasal dari sekte Zhimo, bukan?” tanyanya dengan nada rendah, dingin, dan tanpa intonasi berlebihan.Pertanyaan itu lebih terdengar sebagai vonis daripada sekadar konfirmasi.Kelima pria itu saling ber
Denting logam itu bergema seperti ledakan kecil di udara. Titik di mana tombak Qin Lan hendak menancap ke jantung Zhu Long terhenti oleh satu jari telunjuk Zhu Long yang menahan bilah hitam itu dengan selubung energi tipis, cahaya keemasan yang menyelubungi kulitnya seperti sarung kecil.Qin Lan terhenti, keningnya berkerut. Ia mencoba menarik mundur, namun tombaknya tak mau bergeser. Dalam matanya, ada kilatan kegugupan samar yang diselubungi oleh kebencian. “Ke—kenapa… tak bisa… bergerak!” gumamnya, suaranya serak bukan karena napasnya tetapi karena kebanggaan yang rapuh mulai retak.Zhu Long menatapnya tanpa ekspresi berlebih. Di raut wajahnya tak tampak kegembiraan, hanya ketenangan dingin yang lebih menakutkan daripada geraman binatang buas. “Kalau kau mau pergi dan hidup tenang, aku akan mengampuni nyawamu… Qin Lan.” suaranya nyaris berbisik namun jelasKata-kata itu seperti angin dingin yang mengiris. Qin Lan menahan marah, deru napasnya cepat. “Cih! Kau mengasihaniku, ya?
Di dalam aula utama, suasana masih dipenuhi riuh rendah tamu yang gelisah setelah ledakan-ledakan dari luar mengguncang bangunan. Namun, di kursinya, Zhu Long tetap duduk dengan wajah datar. Sorot matanya tak bergeming, seolah hanya menunggu saat yang tepat. Di sampingnya, Shan Rong menggenggam erat lengan gaunnya, berusaha menyembunyikan rasa takut yang merayap di balik senyumnya.“Aku seperti pernah merasakan energi bengis itu, Zhu Long. Tapi yang keluar dari mereka jauh lebih kotor daripada apa yang pernah kulihat.” Suara Shan Rong lirih, namun cukup jelas terdengar di tengah kebisingan.Zhu Long menoleh sebentar, matanya sedikit melembut, tetapi tak ada jawaban cepat darinya. Ia terdiam, seolah sedang mencari kata yang tepat. “Mungkin hanya perasaanmu saja. Dunia ini luas, dan penuh dengan hal-hal misterius. Apa yang kau rasa mungkin hanya sekadar bayangan… atau mimpi.”Shan Rong menatapnya ragu. “Benarkah begitu?”Zhu Long hanya mengangguk singkat, tidak menambahkan sepatah ka
Halaman depan kediaman klan Zhu berubah menjadi medan perang dalam sekejap.Xian Taizun melangkah maju dengan penuh keyakinan. Langkahnya bergema seperti guntur.Ia mengangkat pedangnya tinggi, lalu menghunuskan gerakan tajam. Kilatan hijau giok memancar, membentuk busur cahaya raksasa yang membelah udara menuju ke arah Qin Lan.Gadis itu merendahkan tubuhnya, tombak hitam di tangannya berputar bagai pusaran maut. Aura gelap menyelimuti tubuhnya, menggerogoti energi spiritual lawan yang mendekat. Dentuman keras terdengar ketika busur cahaya itu bertabrakan dengan lingkaran hitam pekat yang diciptakan Qin Lan. Gelombang energi menyapu pohon plum di sekitar, menumbangkan beberapa batang besar hanya dengan gelombang kejut.Xian Taizun menekan, tubuhnya bergerak lincah dengan pola pedang yang rumit. Setiap tebasan pedangnya meninggalkan bekas retakan di tanah, seolah bumi tak mampu menahan bobot serangannya. Qin Lan di awal sempat terdesak. Tubuh rampingnya melayang mundur, gaun gelapnya
Di dalam aula utama klan Zhu, suasana penuh sukacita masih bergema. Hidangan beraneka ragam tersaji di atas meja panjang. Semua anggota klan Zhu larut dalam kebahagiaan, merayakan hari bersejarah di mana cinta dan harapan baru dipersatukan.Namun, hanya Zhu Long yang merasakan ketidakwajaran di balik kegembiraan itu.Tatapan matanya yang semula tenang perlahan berubah. Alisnya mengerut tipis, kesadarannya menangkap sesuatu yang tak bisa dideteksi orang lain. Kesadaran spiritualnya merambat jauh menembus halaman, hingga ke luar gerbang klan. Dalam sekejap ia mengetahui apa yang terjadi di luar sana. Hawa asing yang pekat, aroma kebencian yang menusuk, dan niat membunuh yang jelas menodai udara.Sorot matanya berubah tajam, seperti teringat pada masa-masa ia tenggelam dalam dendam. Namun hanya sebentar. Nafas panjang ia hembuskan, lalu ketegangan itu berganti dengan ketenangan.Shan Rong, yang duduk di sampingnya dengan senyum lembut, segera menangkap perubahan itu. Ia menoleh, wajahny